Minggu, 24 November 2019

The Time We Were Not In Love (Chapter 6)




CAHPTER 6

CHAPTER SEBELUMNYA
‘apakah anda tuan park? Maaf sebelumnya, tapi aku tidak akan magang di RS anda sebelum aku bertemu dengan anda dan anda menjelaskan semuanya.’
                        ‘dangsin-i chucheon uisa’
                        (dokter yang anda rekomendasikan)
Namja itu tersenyum membacanya dan menengok ke samping, ia masih melihat sosok yang baru saja menulis surat ini.
@play song : kyuhyun – the time we were not in love
CHAPTER 6…
Raewoo berjalan menyusuri jalanan yang sudah cukup sepi karena hari sudah malam. Ia melewati jalanan yang dulu pernah menjadi kenangan indah untuknya dengan seseorang. Dimana ia dan orang itu dulu pergi bersama. Raewoo hanya bisa bisa tersenyum mengingatnya. Ia pun berdiri di halte untuk menunggu bus yang sudah dekat. Setelah bus itu berhenti, ia segera masuk dan duduk di kursi nomor 2 dari belakang dekat kaca. Ia menyamankan posisinya dan mulai bersandar.
Raewoo tidak menyadari jika sedari  tadi seseorang mengikutinya, saat ia menunggu bus seseorang berdiri diseberang jalan dan saat ia sudah berada dalam bus, seseorang mengikutinya dengan mobil dan melaju pelan mengikuti bus yang ditumpangi Raewoo. Orang itu sesekali melihat Raewoo yang mendengarkan musik dari headseat  nya. Orang itu tersenyum melihat keadaan Raewoo yang sepertinya baik – baik saja.
~~
Setelah sekitar 20 menit, bus yang ditumpangi Raewoo sampai di halte yang cukup dekat dengan rumahnya. Ia turun dan berjalan kaki lagi untuk sampai ke rumahnya.
Ia berjalan cukup santai dan terkadang menundukkan kepalanya melihat jalanan yang ia lewati. Hingga akhirnya beberapa langkah lagi ia sampai di rumahnya, ia mendongak dan mendapati Jinyoung tengah duduk di depan pagar rumahnya. Tanpa pikir panjang lagi, Raewoo segera menghampiri Jinyoung.
Jinyoung mendengar suara derap langkah yang mendekatinya. Ia mendongak untuk melihat siapa orang itu, dan ternyata orang itu adalah Raewoo. Ia tersenyum lalu bangkit dari duduknya.
“apa yang kau lakukan malam –malam begini?” tanya Raewoo. “kau baru pulang? Aku ada kabar baik untukmu.” Tanpa menjawab pertanyaan Raewoo Jinyoung malah makah balik bertanya. “mwoga?” tanya Raewoo agak penasaran.
“mulai besok aku akan magang di RS Haewon.” Jawab Jinyoung dengan sumringah nya, namun tidak dengan Raewoo.
“wae? Apa kau tidak senang mendengarnya?” tanya Jinyoung yang melihat raut wajah Raewoo biasa saja tanpa ekspresi. “apa kau mekakukan ini karena aku?” bukannya menjawab Raewoo balik bertanya. Jinyoung mengangguk.
“aih, eotteokhae? Aku baru saja menolak tawaran magang di sana.” Balas Raewoo dengan wajah paniknya. Jinyoung membulatkan matanya, “MWO?? kau menolaknya? Apa kau sudah menemui pemilik RS itu?” tanya Jinyoung penasaran. “aniyo, aku belum bertemu dengannya. Tapi aku menulis sebuah memo bahwa aku menolak untuk magang disana. Dan kutempel di gerbang pintu rumah milik tuan park.” Jelas Raewoo.
“nugu tuan park?” tanya Jinyoung merasa penasaran dengan tuan park. “pemilik RS Haewon, tuan park.” Jawab Raewoo. “ah, apa aku harus mengambil kembali kertas yang kutempel tadi?” Raewoo hendak berbalik pergi namun Jinyoung menahan lengannya saat ia melihat seseorang yang sangat ia kenali sedang memperhatikannya dengan Raewoo saat ini.
Jinyoung menatap datar ke arah orang itu, sedangkan orang itu tersenyum melihat Raewoo, namun senyumnya hilang ketika ia melihat Jinyoung. Jinyoung mengalihkan padangannya ke Raewoo. “wae?” tanya Raewoo setelah Jinyoung melepas pergelangan tangannya. “apa kau tidak mau tahu bagaimana aku tiba – tiba bisa pindah kesana?” tanya Jinyoung mencoba mengalihkan perhatian Raewoo agar ia tidak berbalik. “mwonde? Otte?” tanya Raewoo. Jinyoung tersenyum namun tatapannya tertuju ketempat dimana orang tadi berdiri, yang kini sudah tidak ada.
FLASHBACK ON
Saat Jinyoung menemui Presdir Lee tadi pagi, ia meminta pada Presdir Lee agar ia juga dipindahkan ke RS Haewon. Awalnya Presdir Lee tidak mengijinkannya tapi karena Jinyoung pandai merayu (?) atasan barunya  itu, akhirnya Presdir Lee luluh dan mengijinkan Jinyoung untuk pindah ke RS Haewon. Jinyoung tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih pada atasannya itu atas kemurahan hatinya.
FLASHBACK OFF
“ah geuraekkuna..” Raewoo mengerti penjelasan Jinyoung barusan. “mwoya? Ada apa dengan ekspresi itu? Apa kau tidak suka?” tanya Jinyoung karena melihat wajah Raewoo yang datar – datar saja, tidak menunjukkan rasa senang sedikitpun.
“mwo?  Na gwenchanna, waeyo?” tanya balik Raewoo. “dwasseo! Kau bilang kau menolaknya? Wae? Kenapa kau menolaknya? Apa ini karena anak Presdir Lee itu? Kkeutchi?” tebak Jinyoung yang terdengar agak kesal. Raewoo menatap Jinyoung..
Pagi harinya Raewoo berangkat ke RS Haesung. Ia tidak bersama Jinyoung karena RS tempat mereka magang berbeda. Dan Jinyoung sudah menghubungi nya tadi pagi kalau ia berangkat berangkat dulu karena jarak RS Haewon tempatnya magang agak jauh dari rumahnya, jadi ia memutuskan untuk berangkat terlebih dahulu.
~~
Sesampainya di RS, Raewoo sempat melihat sungyeol turun dari mobil dengan sebuah bingkisan di tangan kanannya, sedangkan di kirinya ada sebuket bunga. Saat itu, Raewoo yang hendak memanggil sungyeol membatalkan niatnya. Karena ia pikir sungyeol akan memberinya kejutan. Raewoo tersenyum membayangkannya.
~~
Siang harinya, saat jam istirahat dan pekerjaan Raewoo sudah selesai. Ia mengistirahatkan sejenak tubuhnya di ruang magangnya. Ia merenggangkan tubuhnya lalu mengambil ponselnya. Dan ia mendapat banyak kiriman video dari teman – temannya.
Lee Minra
‘anyeong chingu, saengil chukkae ne. Wish you all the best. Kapan kita bisa berkumpul lagi seperti dulu. Bogoshipeoyo, chuchuchu. Saranghae Han Raewoo!’
“ah ne ne, gomawo chingu. Ne nado bogoshipeoyo Minra – yya. Nado saranghaeyo” Kata Raewoo melihat pesan video dari Minra.
Kim Hyuli
‘chingu, long time no see. Cepat sekali hari lahirmu tiba, seingatku kemarin baru merayakannya bersama saat perpisahan SMA. Dan sekarang hari itu sudah datang lagi. saengil chukkae nae chingu, Han Raewoo. Love you!’
“menurutmu begitu? Nado, hari ini begitu cepat datangnya. Love you too hyuli – aa.” Kata Raewoo pada video hyuli.
SUNGJAE
‘hwaahh, apakah hari ini Han Raewoo ulang tahun? Mana kue nya? Kenapa aku tidak dapat? Ahaha, chukkae nae chingu.’
“kau ini, apa kau hanya mau kue dariku saja? Hahhaa, arrasseo. Gomawo SUNGJAE - aa” kata Raewoo melihat video dari SUNGJAE.
Jinyoung
‘sudah dari kecil kita selalu bersama, dan aku tidak pernah melupakan hari spesial ini. Hari dimana seorang Han Raewoo lahir untuk menjadi teman sekaligus tetanggaku. Untuk orang yang sudah lahir pada hari itu, Gomawo karena kau sudah lahir dan menjadi teman terbaikku. Keurigu, saengil chukkae! Dan ingat satu hal! Jangan mudah percaya pada seorang namja, kau itu selalu saja tertipu dengan mereka jika mereka melakukan sesuatu hal yang manis untukmu. Apa terlalu panjang? Ah, pokoknya selamat ulang tahun. Anyeong!’
Raewoo tersenyum melihat video yang terakhir, “mwoya! Kau juga namja, apa kau tidak sadar? Berarti aku juga harus berhati – hati denganmu. Ck, dasar!” kekehnya.  Namun tiba – tiba ia ingat, sungyeol. Namjachingu nya, ia belum memberinya ucapan selamat ulang tahun. Apa dia lupa? Tapi bingkisan tadi pagi yang ia lihat apa? Ia pun memutuskan untuk menelfon Jinyoung.
“Jinyoung - aa”
“eoh, wae?” balas Jinyoung dari seberang telfon sana.
“kenapa kau tidak mengucapkannya tadi pagi saat berpamitan denganku. Kenapa malah mengirim video seperti mereka(Minra, hyuli, Sungjae)? Ckck, dasar kekanak – kanakan.” Kata Raewoo.
“yya! Apa kau menelfonku karena hal itu?” tanya Jinyoung dengan nada sewot, Jinyoung berjalan menyusuri koridor RS Haewon itu sambil terus berbincang – bincang dengan Raewoo melalui telfon.
“ani, shashil..Lee Seungyeol, dia belum mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Menurutmu bagaimana? Apa dia lupa atau tidak tahu? Atau aku yang terlalu berharap saja?” tanya Raewoo dengan wajah yang agak sedih.
Sedangkan Jinyoung yang mendengarnya, langsung menghentikan langkahnya dan mencoba mencerna kata – kata Raewoo. Ia pun mencoba berjalan lagi dan mencoba memberi nasihat pada temannya itu.
“ani, jika dia memang menyukaimu dia pasti tahu hal ini. Jika sampai nanti malam dia tidak juga mengucapkan selamat padamu, yah.. kau tahu sendiri apa artinya bukan?”
“dia bermain – main denganku? Geurae, menurutmu begitu?” tanya Raewoo.
“ah geundae, apa yang sedang kau lakukan? Kau tidak sibuk? Kenapa bisa menelfonku , eoh? Apa kau sudah makan siang?”
“......”
Jinyoung bingung karena tidak ada respon sama sekali. “kau masih disana?” tanya nya.
“eoh, ajik” jawab Raewoo sekenanya.
“....”
“Jinyoung – aa,..”
“eoh, wae?”
“aku sibuk saat ini, kalau begitu sampai jumpa nanti di rumah. Anyeong!” Raewoo segera menutup telfonnya. Begitupun dengan Jinyoung. Meskipun Jinyoung sedikit merasa aneh dengan sikap Raewoo, namun ia tidak begitu mempedulikannya karena masih banyak hal yang harus ia kerjakan sebagai dokter magang di RS Haewon ini.
Sedangkan Raewoo duduk memikirkan sesuatu di ruangannya. Tidak lama setelah itu, ponselnya berdering dan Raewoo begitu senang melihat nama yang tertera di layar ponselnya itu. ‘Lee Seungyeol’.
“yeobseo sungyeol – ssi. Mwoyeyo?” tanya Raewoo dengan senangnya. “............”
“jigeumeun?” Raewoo sedikit terkejut tapi juga senang.
“.........”
“arrasseo, na khalke! Emm, anyeong!”
Raewoo tersenyum setelah menutup telfon dari Seungyeol. “ibwayo? Dia bukanlah namja seperti itu, apa yang akan dia katakan ya nanti? Kira – kira apa isi bingkisan tadi? Apa itu untukku?” Raewoo terus saja berkhayal dengan pikirannya sendiri. Ia pun segera pergi ke atap untuk menemui Seungyeol.
TBC..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar