Jumat, 23 Maret 2018

The Time We Were Not In Love (Chapter 3)



TITLE        :  THE TIME WE WERE NOT IN LOVE

AUTHOR  : KIM & HAN PROJECT

CHAPTER : 3


CAST :

-          Han Raewoo as Oh Hana

-          Jung Jinyoung as Choi Won

-          Park Chanyeol as Cha Seohoo

-          Lee Hyena as Soeun (Choi Won’sHoobae)

-          Kang Minra as Kang Nayeong (Hana’s Friend)

-          Lee Sungyeol as Hoojoon

-          Yoon Youngshin as Yoon Minji

-          Lee Minhyuk as Gi Seongjae (L)

-          Jung Illwoo as Oh Daebok (Choi Won Hyung)

-          Cha Baro as Choi Won’s Friend 1

-          Shinwoo as Choi Won’s Friend 2

-          Gong chansik as Choi Won’s Friend 3

-          Nam Gyuri as Sekretaris Hong Eunjung

-          Na Haeryung as Lead Team Designer

-          Kim Hyuli as Jongmi (Hana’s Friend 2)

-          Yook Sungjae as Changsoo (Jongmi’s Couple)

-          Kim Hyojung as Presdir Min

-          Choi Minho as Daeyeon
 


 ==========================
Chapter sebelumnya...

FLASBACK 1 ON

2 tahun yang lalu

keluarga Han sarapan pagi bersama, Mr. Han, Mrs. Han, dan seorang putrinya Han Raewoo. “apa kau mau menambah lagi yeobeo?” tanya Mrs. Han pada suaminya. “aniya aniya, aku sudah kenyang.” Tolak Mr. Han dengan baik. Raewoo tersenyum melihat kedekatan kedua orang tuanya ini, ia pun menyodorkan piringnya pada eommanya.

“aku ingin nambah eomma, masakan eomma memang enak sekali. Tidak ada yang bisa menandingi masakan eomma.” Puji Raewoo. “aigoo aigoo, lihatlah putri eomma ini. Dari mana kau belajar memuji seperti itu eoh?” canda eomma nya seraya mengambilkan nasi untuk putrinya itu. Dan mereka bertiga pun melanjutkan aktivitasnya lagi.

FLASHBACK 1 OFF

Ya, Raewoo dan Jinyoung sudah berteman dari kecil dan bertetangga. Raewoo sangat akrab dengan keluarga Jinyoung karena dari kecil ia sering bermain di rumah Jinyoung, begitupun dengan Jinyoung. Namun setelah SMA keluarga Raewoo lebih tepatnya eomma nya mulai mengikuti bisnis tas ilegal yang membuat keharmonisan keluarga Raewoo hilang, bahkan dengan keluarga Jinyoung juga. #intinya, mulai SMA yang akrab hanya keluarga jung dan Raewoo serta appanya. Bukan eomma nya!

~~~~~~~~~~~~
FLASHBACK OFF

===========================
The time we were not in love chap 3
By chuchuchu
Project by kim dan han

===========================
Pagi hari, Raewoo berlari terburu – buru dari rumahnya dan berhenti di depan gerbang. Ia melihat jam tangannya. Jam 8, ia telat. Pikir Raewoo. Namun tidak lama setelah itu, ia melihat Jinyoung berlari terburu – buru juga dari rumahnya menuju tempat ia berdiri sekarang ini.
“kau terlambat jung Jinyoung!” ujar Raewoo setelah Jinyoung berhenti dan mengatur nafasnya. Jinyoung menatap Raewoo. “yeay! Kau harus mentraktirku hari ini tuan jung! Yuhuuu!” Raewoo kegirangan dan berjalan mendahului Jinyoung. “aish!” Jinyoung pun mengikuti Raewoo dan membelikannya sepotong roti di pinggir jalan.

Mereka berjalan berdampingan sambil memakan sepotong roti yang dibeli Jinyoung barusan. “ah kau ingat kan, mulai nanti kita tidak bisa pulang bersama lagi.” ujar Jinyoung setelah memakan rotinya. “gieokhna, kau tidak perlu khawatir.” Balas Raewoo lalu memakan rotinya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Yah, Kini Raewoo dan Jinyoung sudah masuk ke sebuah universitas yang sama sekaligus mengambil jurusan yang sama pula, yaitu kedokteran. Saat ini mereka sudah menginjak semester keempat di universitas itu.

Selesai kuliah, mereka berjalan bersama, namun harus berpisah saat sudah di luar kampus. Karena Jinyoung bilang dia ada urusan. “anyeong Jinyoung – aa!” Raewoo melambaikan tangannya. “kau yakin kau bisa pulang sendiri? Jika kau mau aku bisa.....”

“sudah berapa kali ku bilang? Aku tidak apa – apa, aku berani pulang sendirian. Apa kau begitu mengkhawatirkanku? Kau kira aku ini anak kecil apa?” kata Raewoo. Jinyoung yang mendengarnya hanya bisa tersenyum.

Memang benar yang dikatakan Raewoo tadi, hampir setiap hari ia mengatakan hal tersebut. Ia tidak lupa, karena setiap hari ia mengucapkannya. Benar, ia hanya terlalu khawatir dengan yeoja ini.
“geurae, aku hanya takut saja. Anak kecil ini nanti tersesat karena tidak tahu arah jalan pulang ke rumahnya.” Cibir Jinyoung. Raewoo sedikit melotot dan mulutnya sedikit terbuka, “ya! Hwaa! Jinjja ne? Kau benar – benar menganggapku sebagai anak kecil?” tanya Raewoo.

“geurae, memang kau mau aku menganggapmu seperti apa?” tanya balik Jinyoung. “anggap apa? Aku ini kan chingu mu, tentu saja harus menganggapku chingu. Memang apa lagi.” jawab Raewoo. “ah ne ne, aku mengaku kalah. Baiklah baiklah, sekarang pulanglah!” suruh Jinyoung. Raewoo tersenyum penuh kemenangan, “kalau kau mengaku kalah, kau harus membeli ayam goreng dan colla nanti malam. Aku tunggu kau dirumah! Arrasseo?” peringat Raewoo.

“arrasseo arrasseo! Jadi cepat pergi sana!” usir Jinyoung seraya mendorong tubuh Raewoo. Raewoo pun sedikit berdecak namun akhirnya pergi. Jinyoung hanya bisa melihat punggung Raewoo yang semakin jauh dan jauh. Namun tanpa Jinyoung pikirkan, Raewoo berbalik hanya untuk melambaikan tangannya.
“jangan lupa nanti malam dirumahku? Kau ingat kan!” teriak Raewoo karena jaraknya yang sudah cukup dari Jinyoung. “ne, arrasseo. Aku mengingatnya!” balas Jinyoung seraya melambaikan tangannya.

Saat Raewoo sudah tidak terlihat lagi, Jinyoung baru membalikkan badannya dan berjalan menuju cafe tempatnya bekerja. Namun baru beberapa langkah, ada sebuah mobil yang baru saja berhenti tidak jauh darinya. Seseorang keluar dari mobil itu.

Laki – laki, tinggi, tampan, memiliki tubuh yang atletis dan menawan. Yeoja – yeoja yang berada disekitarnya langsung terpesona dengan namja itu dan langsung berbisik – bisik. Sedangkan Jinyoung lebih sibuk mengamati namja itu, sampai akhirnya ia mengingat sesuatu. Matanya membulat seketika, “Park Chanyeol!” lirihnya.

FLASHBACK ON

Saat menginjak kelas 2 SMA, Raewoo mulai dekat dengan senior nya bernama Park Chanyeol. Mereka dekat melalui kegiatan OSIS, saat itu Chanyeol yang menjabat sebagai ketua OSIS memberi pengarahan kepada anggota osis yang masih baru dan salah satunya adalah Raewoo.
Sedangkan Jinyoung, ia tidak suka menjadi anggota osis. Ia lebih suka bermain basket. Karena itu ia lebih memilih untuk mengikuti ektra basket.

***

Hari sudah menjelang sore, Raewoo masih berkutat dengan pekerjaannya sebagai sekretaris osis yang baru. Ia baru saja menyelesaikan beberapa proporsal kegiatan yang akan dilakukan osis selama beberapa bulan kedepan. Setelah mengetik dan mencetaknya ke kertas, ia segera memasukkannya kedalam map dan menyimpannya di lemari ruang osis.

ia menutup lemari setelah meletakkan beberapa map didalamnya. Dan ia sedikit kaget melihat sosok park Chanyeol tiba – tiba berdiri didekat pintu lemari sambil memandangnya. “kenapa seonbae belum pulang?” tanya Raewoo berusaha menutupi rasa gugupnya entah karena apa.
Chanyeol menyilangkan tangannya dan menatap Raewoo lagi. “seharusnya aku yang bertanya padamu? Ini sudah hampir malam, dan kau? Seorang yeoja kenapa kau masih disini? Apa pekerjaanmu belum selesai? Apa terlalu berat? Jika terlalu berat kau bisa bilang padaku, aku bisa membantumu.” Balas Chanyeol dengan cepat dan panjang.

Raewoo sedikit bengong, karena tidak bisa menangkap kata – kata Chanyeol sepenuhnya, hanya beberapa saja. “nde?” tanya Raewoo. Chanyeol terlihat merasa malu,ia pun mengalihkan pandangannya sambil berkata, “apa tugasmu sudah selesai? Jika sudah khajja kita pulang!”
“ne, aku baru saja selesai.” Jawab Raewoo. Raewoo pun memberesi barang – barangnya namun tanpa ia sangka Chanyeol membantunya dan membawakan tasnya. “ah, chogi, seonbaenim. Kau tidak perlu........” “aku tidak tega melihat seorang yeoja membawa tas berat, apalagi setelah bekerja cukup keras.” Ujar Chanyeol memotong kalimat Raewoo, setelah itu ia berjalan mendahului Raewoo keluar dari ruangan osis.

Raewoo hanya memandang aneh punggung ketua nya itu, sampai sebuah suara menyadarkannya dari pikirannya. “palli! kau tidak mau kemalaman bukan?” kata Chanyeol setengah berteriak. Raewoo pun segera berlari kecil menyusul Chanyeol.
Dan setelah itu, hubungan Raewoo dan Chanyeol semakin dekat dan dekat saja. Hal itu sempat membuat Jinyoung merasa kesal dan rasanya ingin marah. Tapi siapa yang harus ia marahi? Tidak ada. Ia tidak punya hak untuk itu. Dan akhirnya ia hanya menghabiskan waktunya untuk bermain basket agar rasa kesal dan marahnya itu bisa sedikit berkurang atau bahkan hilang.

********

Sepulang sekolah, osis mengadakan rapat untuk acara pensi sekolah minggu depan. Chanyeol selaku ketua osis, memberikan pengarahan dan membagi tugas serta menyusun panitia untuk acara tersebut. Setelah ia selesai berceramah didepan anggotanya, ia mengakhirinya dengan senyuman. Dan mungkin ia menatap Raewoo kalau mata Raewoo tidak salah lihat.
Tapi memang, Chanyeol tengah tersenyum lembut ke arahnya. Raewoo pun membalasnya dengan senyum juga.

**********

Setelah rapat selesai, semua anggota osis pun pulang, namun ada beberapa yang menyelesaikan tugasnya dulu. Dan Raewoo kini, berjalan keluar ruang osis dan menyusuri koridor yang cukup panjang.
“kau langsung pulang?” tanya Chanyeol tiba – tiba yang sudah berjalan disampingnya. “omo kapjagi – aa. Seonbaenim, kau mengagetkanku saja! ” kaget Raewoo. “ah, mian! Sudah berapa lama kita kenal? Kenapa kau masih terlihat kaku begitu, kau bisa memanggilku oppa seperti yang lain. Kenapa kau suka sekali memanggilku seonbae? Aku tidak suka mendengarnya.” Jelas Chanyeol mengabaikan perkataan Raewoo.

“Tapi kau kan memang seonb.........” Chanyeol berhenti didepan Raewoo dan menghadap Raewoo, lalu memegang kedua pundak Raewoo. “dengar! Mulai sekarang kau harus bisa membiasakan diri untuk memanggilku oppa. Arrachi?” perintahnya dan Raewoo seperti tersihir, ia hanya mengangguk menurut.

“apa kau mau pulang bersama?” tawar Chanyeol setelah ia melepaskan tangannya dari pundak Raewoo. “aniyo, bukankah kau masih harus menemui kepala sekolah? Aku bisa pulang sendiri, seonbaeni.. ah maksutku.. oo....pp..a.” ujar Raewoo sedikit membiasakan dengan panggilan barunya itu untuk Chanyeol setelah melihat tatapan Chanyeol yang menyuruhnya untuk memanggilnya ‘oppa’.

Chanyeol tersenyum mendengar Raewoo memanggilnya ‘oppa’ walaupun ia yakin Raewoo belum terbiasa dan nyaman dengan panggilan itu, namun ia tetap memaksanya. “aku bisa mengantarmu dulu, jika kau mau.” Tambah Chanyeol. Raewoo tersenyum, “aniyo, sebaiknya kau segera menemui kepala sekolah untuk mengurus acara pensi minggu depan. Dan aku harus pergi ke suatu tempat dulu sebelum pulang. Jadi akan memakan waktu lama, jika kau mengantarku kau bisa terlambat menemui kepala sekolah. Oppa.” Raewoo nampaknya mulai membiasakan diri dengan panggilan ‘oppa’.

Chanyeol sedikit terkekeh mendengarnya namun entah kenapa ia malah senang. “geurae? Baiklah kalau begitu, kau bisa pulang sekarang! Hati – hati ne! Kalau kau sudah sampai rumah, jangan lupa kabari aku ne!” kata Chanyeol. “ne!” Raewoo mengangguk dan ia hendak melangkah pergi namun tangannya ditahan Chanyeol dan dengan sekali tarikan ia sudah ada dipelukan Chanyeol.
“aku tidak tega membiarkanmu pergi sendirian, tapi mau bagaimana lagi. benar yang kau katakan tadi, tugasku masih terlalu banyak untuk acara pensi. Jadi mianhae, aku tidak bisa mengantarmu. Gwenchanna?” tanya Chanyeol seraya melepaskan pelukannya.

“apa yang kau lakukan?” tanya Raewoo karena terlalu kaget dengan tindakan Chanyeol yang tiba – tiba memeluknya. “aku terlalu mengkhawatirkanmu saja mungkin.” Ujar Chanyeol disertai senyum garing. Raewoo pun juga ikut tersenyum akhirnya.

---*****-----

Malam harinya, Raewoo baru pulang setelah dari perpustakaan kota dan mampir ke minimarket untuk membeli beberapa makanan ringan. Ia berjalan santai sambil menikmati udara di malam hari, tidak lupa barang belanjaannya ia bawa di tangan kanan.
Samar – samar ia melihat Jinyoung didepannya yang berjarak beberapa langkah darinya. Ia tersenyum dan segera menghampiri Jinyoung lalu menepuk pundaknya. “Jinyoung – aa!” panggilnya lalu berjalan kedepan Jinyoung namun ia kaget melihat wajah Jinyoung yang penuh lebam dan sedikit keungu – unguan.

“neo? Apa yang terjadi dengan wajahmu? Apa kau habis bertengkar? Animyeon, siapa yang melakukan hal ini padamu?” tanya Raewoo khawatir dan hendak menyentuk wajah Jinyoung namun Jinyoung menahannya. “wae?” tanya Raewoo. “aku...benar – benar menyesal berteman denganmu, aku benar – benar menyesal. Seharusnya aku tidak berteman denganmu, seharusnya aku tidak mengenalmu.” Kata Jinyoung yang membuat Raewoo sedikit memutar otaknya.

“mworagun?” tanya Raewoo. “ini semua salahmu han Raewoo. Dan aku benar – benar menyesal!” tanpa menjelaskan apapun lagi, Jinyoung segera pergi meninggalkan Raewoo. Raewoo yang merasa kesal,membalikkan badannya dan berteriak kepada Jinyoung. “kau bilang apa? Kau bilang menyesal berteman denganku? Huh, wae? Apa karena ada yang memukulmu seperti itu? Apa itu karena aku? Jika iya aku benar – benar minta maaf. Dan kau dengar baik – baik jung Jinyoung. Aku juga menyesal berteman denganmu, kau kira kau ini siapa huh?” kesal Raewoo setengah berteriak. Ia berusaha menahan air matanya namun gagal, karena sekarang air matanya tengah mengalir di pipinya. Pandangannya terus tertuju pada Jinyoung yang terus berjalan semakin jauh darinya.

FLASHBACK OFF

Tbc....
See you next chapter guya.. Jgn bosen" ya.. Thank you.. https://static.xx.fbcdn.net/images/emoji.php/v9/fce/1/16/1f600.png😀

Tidak ada komentar:

Posting Komentar