Cha, part 7 sudah release nih chingu-deul.. Ayo ayo kita merapat dan mencari tahu cerita selanjutnya tentang kisah Taeyeon dan Jinyoung serta Jessica. Maaf jika masih banyak typo yang bertebaran ya chingu - deul..Khajja..
Main Cast :
- Kim Taeyeon
- Jung Jinyoung
- Jung Jessica
- Choi Minho
- Park Chanyeol
Other Cast :
- Oh Yeonseo as Jung Inyoung (Ibu Jessica, Guru Bahasa inggris)
- Joowon as Jung Joowon (Ayah Jinyoung)
- Leejoon as Jung Joonyoung (Ayah Jessica)
- Kim Taehee as Ibu Jinyoung
- Jung Illwoo as Paman Jinyoung (Saudara Joowon)
- Nam Gyuri as Bibi Jinyoung (Istri Illwoo)
- Ahn jaehyun as Wali Kelas 10 – 2 di SMA Busan (kelas Taeyeon)
#################################################################
PART 7
Kini Jinyoung dan ayahnya saling terdiam di dalam mobil saat dalam
perjalanan menuju rumah Illwoo. “ayah benarkah itu? Jadi aku adalah penyebab
hubungan ayah dan Guru Jung menjadi rusak?” tanya Jinyoung dan memulai
percakapan, karena sedari tadi ia menahannya dan kini ia tidak tahan jadi ia
menanyakannya untuk mengetahui kebenarannya.
“tidak, bukan seperti itu.
Ayahmu ini sangat mencintai ibumu Jinyoung, jadi mana mungkin ibumu dan kamu
adalah perusak hubunganku dan Guru Jung. Dengarkan ayah, kami bercerai dulu
karena kami merasa tidak ada lagi kecocokan diantara kami. Jadi kami memutuskan
untuk berpisah waktu itu.” Jelas ayahnya. “tapi tadi Guru Jung bilang…” “jangan
dengarkan apa katanya emm, yang terpenting adalah sekarang kau adalah anak ayah
dan kau bukanlah penyebab hubungan ayah dan Guru Jung berakhir. Kau mengerti
itu!” kata ayahnya. Dan mobil itu sudah berhenti di depan rumah bibi dan paman Jinyoung.
Ayah Jinyoung turun diikuti anaknya. “kenapa rumah ini sepi sekali?
Apa paman dan bibimu pergi ke suatu tempat?” tanya ayahnya. “mungkin mereka ada
di kedai Taeyeon, temanku.” Jawab Jinyoung. “kedai? kenapa mereka disana? Apa
mereka kesana untuk makan? Bukankah bibimu pintar memasak? Kenapa harus makan
diluar.” Sahut ayahnya. “dia membantu Taeyeon membuka kedainya setelah
ditinggal neneknya meninggal. Karena dia tidak mempunyai siapa – siapa lagi,
akhirnya paman dan bibi memutuskan untuk membantu Taeyeon.” Jelas Jinyoung.
“ayo ikuti aku.” Jinyoung pun memberi isyarat pada ayahnya untuk mengikutinya
ke kedai Taeyeon. Sedangkan ayahnya masih terdiam ditempat, ia teringat kata –
kata mantan istrinya tadi yang mengatakan kalau anaknya baru saja kehilangan
neneknya. Dan barusan Jinyoung bilang, …
“ayah! Apa yang ayah lakukan? Ayo cepat!” panggil Jinyoung
membuyarkan lamunan ayahnya. Ayahnya pun segera mengikuti anaknya itu.
Sesampainya disana, ayah Jinyoung segera disambut oleh jung Illwoo
dan nam Gyuri (paman dan bibi Jinyoung). ayah Jinyoung pun duduk di salah satu
meja pelanggan bersama anaknya dan juga jung Illwoo. “ah jadi kau benar – benar
akan membawanya kembali ya?” tanya Illwoo. “benar, karena dia tidak bersalah
dan aku akan membawanya kembali.” Jawab ayah Jinyoung.
“bagaimana jika tidak ada bukti yang membuktikan anakmu tidak
bersalah? Apa kau akan tetap membiarkannya hidup disini eoh?” celetuk Illwoo. Jinyoung
pun menatap ayahnya, ia ingin mendengar jawaban ayahnya itu. “tentu saja aku
tetap akan membawanya kembali, aku hanya
ingin dia berubah. Dia sudah banyak membuat masalah disekolahnya.” Jelas ayah Jinyoung.
Illwoo tertawa kecil mendengarnya.
“hei dengarkan aku ya, yang harusnya berubah itu adalah kau. Bukan Jinyoung,
kau tahu kenapa Jinyoung membuat masalah disekolahnya? Kau tidak tahukan?
Karena kau tidak pernah punya waktu untuknya. Dia kecewa padamu, karena itulah
dia melampiaskan semua kekesalannya di sekolah.” Jelas Illwoo membuat ayah Jinyoung
menatap anaknya seolah berkata, ‘benarkah itu?’. Jinyoung pun hanya mengalihkan
pandangannya dan ia malah melihat Taeyeon yang baru saja kembali mengantar
pesanan.
“kim Taeyeon!” seru Jinyoung. mendengar nama Taeyeon, ayah Jinyoung
merasa gemetar. “eoh, kau sudah datang? Apa dia ayahmu?” tanya Taeyeon yang
melihat seorang lelaki paruh baya duduk dengan paman jung dan Jinyoung. “eoh dia ayahku, beri salam!” perintah Jinyoung,
Taeyeon pun segera menundukkan kepalanya memberi salam pada ayah Jinyoung. “selamat
siang paman, aku kim Taeyeon.” Ujarnya ramah. Setelah menegakkan kembali
tubuhnya, Taeyeon melihat ayah Jinyoung
menatapnya dengan mata yang sudah berkaca – kaca.
“paman, anda tidak apa – apa? Apa anda merasa tidak enak badan?”
tanya Taeyeon khawatir. Jinyoung dan Illwoo yang mendengar pertanyaan Taeyeon
segera mengecek keadaan ayah Jinyoung. “anakku.. kau tumbuh dengan baik kan
selama ini?” tanya ayah Jinyoung yang sudah menangis. “apa?” tanya Taeyeon
tidak mengerti. Berbeda dengan Jinyoung yang sangat terkejut mendengarnya.
‘anak? Jadi Taeyeon adalah anak dari ayahnya dan Guru Jung? Jadi selama ini ia
yang sudah merebut kebahagiaan Taeyeon. Ia sudah merebut ayahnya.’ Jinyoung
terdiam mematung di kursinya. Illwoo yang melihat keponakannya terkejut itu
segera menenangkannya.
“aku adalah ayahmu, aku ayahmu Taeyeon – aa.” Kata ayah Jinyoung
yang membuat Taeyeon, Jinyoung, Illwoo dan Gyuri terkejut. Taeyeon membekap
mulutnya karena tidak mempercayai hal ini. Tidak beda jauh dengan Jinyoung yang
sama terkejutnya dengan Taeyeon. “tidak paman, aku sudah tidak mempunyai orang
tua. Anda tidak perlu berkata seperti itu.” Taeyeon berusaha menampiknya.
Jiyoung pun tiba – tiba berdiri membuat semuanya menoleh padanya.
Jinyoung menatap tajam Taeyeon, Taeyeon yang tidak mengerti sedikit
merasa takut dengan tatapan Jinyoung. “kau mau tahu kebenaran yang
sebenarnya terjadi? Baiklah aku akan
menjelaskan semuanya padamu.” Tegas Jinyoung.
“kau adalah anak dari lelaki ini, dan ibumu? Ibumu adalah Guru Jung,
guru Bahasa inggris itu. Dan alasan kenapa kau ditinggalkan orang tua mu
adalah…”
“hentikan Jinyoung!” serga ayahnya dengan nada lirih. Namun Jinyoung
tidak mendengarnya, ia kembali meneruskan penjelasannya. “ayahmu ini telah
berselingkuh dengan ibuku, dan ia lebih memilih ibuku dari pada ibumu. Karena
ibumu marah dengan ayahmu, ia berpikir ia tidak bisa mengasuhmu sendirian. Jadi
ia juga memutuskan untuk meninggalkanmu dengan nenekmu. Apa kau mengerti
sekarang?” jelas Jinyoung, jujur hatinya sangat sakit saat mengatakan hal ini.
“aku.. akulah penyebab kau ditinggilkan…”
PLAK
Tiba – tiba ayahnya menampak Jinyoung dengan keras hingga
menimbulkan bekas merah dipipinya. “kubilang hentikan! Kau tidak tahu keadaan
yang sebenarnya, jadi jangan membuat masalah ini tambah runyam.” Marah ayahnya.
“tapi memang itu kan ayah kebenarannya? Aku ini adalah anak dari…”
“sekali lagi kau bicara yang tidak – tidak, aku benar – benar akan
memukulmu.” Potong ayahnya. “pukul saja aku sepuasmu ayah. Jika itu bisa
membuatmu tenang. Silahkan.” Jinyoung kini memajukan wajahnya, siap menerima
pukulan dari ayahnya, namun ayahnya hanya diam. Jinyoung pun mengalihkan
tatapannya pada Taeyeon. “percaya atau tidak, tapi itulah yang ku tahu. Aku
baru mengetahuinya hari ini. Maafkan aku.” Kata Jinyoung untuk Taeyeon, setelah
itu ia pergi meninggalkan kedai dan berlari entah kemana.
“Jinyoung – aa.,” panggil Illwoo, ia berusaha mengejar keponakannya
itu, namun Jinyoung sudah keburu menghilang. “Taeyeon – aa..” panggil ayah Jinyoung.
“sebentar.. aku butuh waktu untuk mencerna semua ini.” Kata Taeyeon seraya
mengangkat kedua tangannya berniat menyuruh ayah Jinyoung agar tidak mendekat.
“maafkan ayah Taeyeon – aa..” lirih ayah Jinyoung.
“tidak! AKU BILANG AKU BUTUH WAKTU UNTUK MEMIKIRKANNYA. KENAPA KAU
MALAH MINTA MAAF!” teriak Taeyeon dengan kesal.
PLAY SONG : INFINITE – WHY ME
Ia pun juga pergi seperti Jinyoung. berlari entah kemana, ia hanya
menuruti kakinya dan berlari menjauh mungkin dari kedai itu.
Illwoo yang baru kembali ke kedai, menepuk pundak saudaranya itu.
“biarkan saja, kurasa mereka belum bisa menerima kenyataan ini. Seharusnya kau
tidak terlalu terburu – buru mengatakan hal ini.” Nasihat Illwoo. “lalu sampai
kapan aku harus menyimpannya? Aku sudah terlalu lama meninggalkannya. Aku
merasa menjadi ayah yang buruk untuk mereka berdua.” Kata ayah Jinyoung. “jika
merasa menjadi ayah yang buruk, lalu kenapa selama ini kau tidak muncul
setidaknya menjenguknya disini?” tanya Illwoo, ayah Jinyoung terdiam. Benar
kata Illwoo, kenapa ia selama ini tidak menjenguk Taeyeon disini. Ia benar –
benar ayah yang buruk. Ayah Jinyoung pun hanya menangis menyesali perbuatannya.
Sedangkan saudaranya, Illwoo hanya bisa menepuk – nepuk punggungnya berusaha menenangkannya.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Jinyoung saat ini berada di tepi sungai, tempat yang biasa Ia
datangi sejak tinggal disini. Ia meluapkan amarahnya disana, sesampainya
disana, ia berteriak untuk melepaskan amarahnya, ia juga menendang apapun yang
ada disekitarnya sana. Setelah dirasa rasa kesal dan marahnya sedikit
menghilang, akhirnya Jinyoung pun duduk di tepi sungai dan dengan perlahan
airmata nya menetes.
“aku merasa buruk padamu karena sikapku waktu itu kau dihukum
disekolah dan sekarang apa? Sekarang akulah penyebab kau ditinggalkan orang tua
mu? Aku tidak ingin mempercayai ini, tapi…..”
“sekarang aku benar – benar menjadi orang yang paling buruk di
dunia ini. Sekarang bagaimana aku bisa hidup dan menghadapimu? Aku benar –
benar tidak mempunyai keberanian untuk menatapmu lagi. Apa yang harus kulakukan
sekarang?” celoteh Jinyoung pada dirinya sendiri.
“kau hanya perlu berhenti menangis dan segera pulang, karena ini
sudah malam.” Tiba – tiba ada seseorang yang berdiri disamping Jinyoung.
mendengar suara orang, jiyoung menoleh dan mendapati orang tadi sudah duduk
disampingnya.
“kau mudah sekali mengatakan hal itu, apa kau tahu masalah apa yang
kuhadapi saat ini?” tanya Jinyoung. “tentu saja aku tidak tahu, karena kau
tidak menceritakannya padaku. Jadi bagaimana bisa aku tahu.” Kata orang itu.
Jinyoung sedikit kesal dengan perempuan disampingnya ini. “baiklah,
jika aku menceritakannya padamu, apakah kau bisa membantuku?” tanya Jinyoung.
“aku tidak janji akan bisa membantumu, tapi aku janji akan memberimu saran.”
Jawab perempuan itu.
“baiklah, bagaimana jika kau adalah anak dari hasil ayahmu
berselingkuh dengan wanita lain. Dan kau telah merusak keluarga orang lain.
Bagaimana menurutmu?” tanya Jinyoung dan menatap tajam perempuan disampingnya
ini. “yahh, itu masalah yang sangat serius. Bagaimana ya ini? Aku tidak pernah
mengalami hal seperti itu, memikirkannya bahkan tidak pernah.” Kata perempuan
itu dengan tersenyum pada Jinyoung, yang membuat Jinyoung malah makin kesal
dengan tanggapan perempuan itu. Ia pun mengalihkan pandangannya dari perempuan
disampingnya itu.
Perempuan itu tetap tersenyum melihat Jinyoung yang mengalihkan
pandangannya. “apa kau sudah memastikannya? Kalau kau adalah anak dari hasil
perselingkuhan?” tanya perempuan itu tiba – tiba. Sontak Jinyoung menoleh
padanya kembali. “tapi dari perkataanmu tadi, kau tinggal bersama ayahmu dan
ibumu kan? Itu artinya ayahmu memilih tinggal bersamamu dan ibumu dari pada
keluarganya yang dulu? Bukankah itu sebuah keberuntungan?” tanya perempuan itu.
“kau gila ya? bagaimana bisa itu disebut keberuntungan?” kesal Jinyoung
lagi. “kau harusnya merasa bersyukur karena ayahmu memilihmu. Bayangkan
bagaimana jika ayahmu menginggalkan ibumu? Pasti hal itu akan sulit untuk ibumu
kan? Juga kamu, jika hal itu terjadi mungkin kamu tidak akan seperti ini.”
Jelas perempuan itu lagi.
Jinyoung diam, memang ada benarnya juga. Jika ayahnya meninggalkan
ibunya dulu mungkin ibunya akan mengalami hal yang sulit karena harus
mengurusnya sendirian dan menghadapi kerasnya hidup karena ia adalah anak dari
hasil perselingkuhan.
“dan mengenai masalah kalau kau telah merusak keluarga orang lain.
Itu benar, dan jika kau merasa bersalah pada keluarga itu. Kau tidak harus
menjauhinya, sebaliknya. Kau harus meminta maaf pada mereka, meskipun mereka
nanti tidak langsung memaafkanmu. Tapi setidaknya kau harus memperhatikan
mereka, selalu ada untuk mereka apapun yang terjadi karena selama ini mereka
ditinggalkan kepala keluarga mereka.”
“pikirkan kembali, kau bukanlah satu – satunya orang yang terluka
disini. Mereka yang ditinggalkan ayahmu lah yang paling terluka. Kau tidak
seharusnya berada disini dan marah – marah. Sebaiknya kau menemui mereka dan
meminta maaf secepat mungkin. Setidaknya itu yang bisa kau lakukan saat ini.”
Jinyoung menatap perempuan disamping nya ini, dilihat – lihat dia
masih muda dibandingkan Jinyoung, tapi kenapa pemikirannya bisa sedewasa ini,
pikir Jinyoung. lama Jinyoung mengamati wajah perempuan disampingnya, ia
teringat sesuatu, sepertinya ia pernah melihat perempuan ini sebelumnya.
“raewoo – aa! Han raewoo kau dimana?” teriak seseorang. Perempuan
tadi menoleh dan segera bangkit lalu mengambil kantong kresek disampingnya.
“eoh won – aa, aku akan pergi. Sebentar!” balas perempuan itu. “aku pergi dulu
ya, aku sudah ditunggu. Sebaiknya kau juga cepat pergi. Disini terlalu bahaya
saat malam hari.” Nasihat perempuan itu sebelum pergi. “won – aa, aku datang!”
kata perempuan itu seraya berlari menuju suara yang tadi memanggilnya.
‘han raewoo? Bukankah tadi siang perempuan yang menolongnya juga
bernama han raewoo?’ ah Jinyoung mengingatnya sekarang. Setelah berhasil
mengingat perempuan itu, tiba – tiba Jinyoung terpikirkan dengan perkataan
perempuan tadi kalau keluarga yang ditinggalkan ayahnya saat ini
membutuhkannya. Taeyeon? Benar. Ia harus mencari Taeyeon segera. Jinyoung
berlari untuk menemui Taeyeon.
Jinyoung berlari dengan kencang untuk segera menemui Taeyeon. Cukup
lama ia berlari karena jarak tepi sungai
tadi dengan kedai cukup jauh. Saat lelah, Jinyoung pun berhenti dan memegang
lutunya seraya mengambil nafas dalam – dalam. Setelah dirasa tidak lelah, Jinyoung
bediri dan melanjutkan tujuannya mencari Taeyeon. Namun belum sempat ia
melangkah, Taeyeon sudah ada didepannya. Taeyeon berjalan dengan menunduk yang
berjarak cukup jauh dengannya. Ia bisa menangkap raut wajah Taeyeon yang masih
sedih.
Dalam hati Jinyoung merasa senang bisa menemukan Taeyeon, namun
melihat wajahnya seperti itu membuat hatinya sakit. Ia pun mengumpulkan
keberanian dan melangkah mendakati Taeyeon yang masih saja menunduk. Ia terus
melangkah dan melangkah hingga akhirnya sampai di depan Taeyeon. Taeyeon yang
menangkap sepasang sepatu didepannya segera mendongak dan mendapati Jinyoung
tengah berdiri didepannya. Mereka pun hanya bisa saling menatap satu sama lain.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Kini Taeyeon dan Jinyoung berjalan berdampingan untuk kembali ke
kedai. “aku tadi bertemu dengannya.” Kata Taeyeon membuat Jinyoung sedikit
bingung.
FLASHBACK ON
Ketika Taeyeon berlari keluar
kedai tadi, dijalan sebuah mobil hampir saja menabraknya. Dan orang itu adalah Guru
Jung. Guru Jung segera turun dan meminta maaf pada Taeyeon juga menanyakan
keadaan Taeyeon.
“Taeyeon – aa, kau tidak apa
– apa?” tanya Guru Jung. Sedangkan Taeyeon hanya menatap Guru Jung, dan ia
sedikit mundur ketika Guru Jung mendekat. “benarkah itu? Benarkah kau adalah
ibuku?” tanya Taeyeon dan Guru Jung seketika
membeku ditempatnya. Jessica yang ada didalam mobil itu terkejut dengan
pertanyaan Taeyeon.
“darimana kau mendengar hal
itu?” tanya Guru Jung. “tidak penting dari mana aku tahu, jawab saja benarkah
kau adalah ibuku?” tanya Taeyeon dengan lantang. Guru Jung sedikit merasa
sedih, namun ia menjawabnya kalau itu benar. Dan hal itu membuat Taeyeon sangat
kecewa.
“anda tahu kalau nenekku
meninggal, dan aku berusaha mencari kedua orang tuaku walau tidak pernah
kuperlihatkan. Anda juga tahu hal itu, anda tahu kalau aku adalah anak anda.
Tapi kenapa anda tidak pernah mengatakannya? Apa anda merasa malu mempunyai
anak sepertiku? Apa dengan mengaku anda sebagai ibuku itu adalah hal yang
sulit?” marah Taeyeon.
Guru Jung pun hanya bisa
menangis, “maafkan aku Taeyeon, aku tida bermaksud seperti itu. Aku bisa
menjelaskan hal itu..” kata Guru Jung. “anda bisa menjelaskan? Tapi bagaimana
ini? Aku tidak ingin mendengarnya, karena aku sudah kecewa pada anda. Disaat
aku membutuhkan seseorang karena ditinggal nenek, anda datang padaku tapi anda
tidak mengatakan yang sebenarnya. Aku benar – benar kecewa.” Setelah itu, Taeyeon
segera pergi meninggalkan Guru Jung. “Taeyeon – a, dengarkan ibu. Ibu mohon!”
panggil Guru Jung. “setelah apa yang kau lakukan padanya, kau masih bisa
menyebut dirimu ibu?” kini Jessica sudah keluar dari mobil dan berdiri di
samping pintu.
Guru Jung pun menoleh, “apa
ayah tahu hal ini?” tambah Jessica. “Jessica, kumohon. Aku tidak ingin keluarga
kita hancur, ayahmu tidak mengetahui hal ini. Jadi jangan beritahu dia, kumohon
emm!” pinta Guru Jung dan mendekati anaknya itu. Jessica segera menampik tangan
ibunya saat menyentuh tangannya. “jangan bicara padaku mulai sekarang, aku
benar – benar malu mengenal orang sepertimu. Jika kau tidak bisa menyelesaikan
masalah ini dengan cepat, aku akan memberitahu ayah.” Setelah itu Jessica
segera masuk ke dalam mobil tanpa menghiraukan
ibunya.
Guru Jung serasa kehilangan
kekuatannya karena kedua anaknya sekarang membencinya. Tapi bagaimanapun juga,
ia tetap ingin mempertahankan keluarganya saat ini. “apa yang kau lakukan?
Cepat masuk dan pulang. Ayah pasti sudah menunggu.” Kata Jessica membuyarkan
lamunan Guru Jung. Guru Jung menatap Jessica yang tidak mau menatapnya, ia pun
akhirnya masuk ke mobil dan segera menyalakan mesinnya.
FLASHBACK OFF
“jadi kau sudah bertemu dengan Guru Jung dan memastikan semuanya?”
tanya Jinyoung hati – hati. Taeyeon mengangguk. “kau marah padanya? Kenapa?
Yang seharusnya kau marahi disini adalah aku dan ibuku? Kenapa kau malah marah
pada ibumu sendiri?” bentak Jinyoung. Taeyeon berhenti melangkah dan menghadap Jinyoung.
“aku mengerti posisimu saat ini, pasti itu sangat sulit juga
untukmu. Jadi aku tidak bisa marah begitu saja padamu, karena memang sepenuhnya
ini bukan salahmu. Mungkin aku hanya kurang beruntung saja, benar. Anggap saja
aku kurang beruntung.” Kata Taeyeon lalu melanjutkan kembali langkahnya.
“kau benar – benar tidak akan memarahiku?” tanya Jinyoung yang
masih ditempatnya. “tidak akan.” Jawab Taeyeon seraya terus melangkah tanpa
berniat berbalik menatap Jinyoung. Jinyoung pun hanya bisa menatap punggung Taeyeon
yang berjalan didepannya. Detik berikutnya, ia berjalan dengan cepat dan
menarik tangan Taeyeon lalu memeluknya dengan erat.
“baiklah, jika kau tidak mau marah padaku. Tapi setidaknya kau
harus mengatakan apa yang bisa kulakukan untukmu. Katakan padaku, apa yang
ingin kau lakukan?” tanya Jinyoung yang masih tetap memeluk Taeyeon. “apa kau
ingin mengambil ayahmu kembali? Akan kukabulkan, lalu apa? Kau juga ingin
ibumu, akan kulakukan juga itu. Apa lagi?” tambah Jinyoung.
Taeyeon melepaskan pelukan Jinyoung, “apa? Kau ingin yang mana?”
tanya Jinyoung dan menatap Taeyeon. “tetaplah disampingku apapun yang terjadi.”
Kata Taeyeon dan berhasil membuat Jinyoung tersentuh. Ia menatap Taeyeon yang
tengah menatapnya dengan penuh harap dan matanya sedikit berkaca – kaca.
Jinyoung pun kembali memeluk Taeyeon lagi, “baiklah, aku akan
selalu berada disamping apapun yang terjadi.” Kata Jinyoung. ia merasakan tubuh
Taeyeon sedikit bergetar, ia yakin pasti Taeyeon menangis. Jinyoung pun semakin
mempererat pelukannya.
“menangislah jika kau ingin menangis, karena aku akan siap menjadi
sandaranmu. Dan akan kupastikan semuanya akan baik – baik saja. Aku janji.”
Kata Jinyoung. dan Taeyeon pun meluapkan tangisannya dipelukan Jinyoung,
sedangkan Jinyoung mengelus – elus punggung Taeyeon berusaha membuat Taeyeon
merasa nyaman.
Tbc….
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar