Jumat, 02 Maret 2018

SENIOR HIGH SCHOOL PART 2





Main Cast :

  1. Kim Taeyeon
  2. Jung Jinyoung
  3. Jung Jessica
  4. Choi Minho
  5. Park Chanyeol
Other Cast :
  1. Oh Yeonseo as Jung Inyoung (Ibu Jessica, Guru Bahasa inggris)
  2.  Joowon as Jung Joowon (Ayah Jinyoung)
  3. Leejoon as Jung Joonyoung (Ayah Jessica)
  4. Kim Taehee as Ibu Jinyoung Jung Illwoo as Paman Jinyoung (Saudara Joowon) 
  5.  Nam Gyuri as Bibi Jinyoung (Istri Illwoo)
  6. Ahn jaehyun as Wali Kelas 10 – 2 di SMA Busan (kelas Taeyeon)
#################################################################





PART 2
 “PENGAGUM RAHASIA”




Keesokan harinya, di kelas Taeyeon. Wali kelasnya bernama Ahn Jaehyun, masuk dan menenangkan sedikit keadaan kelas yang bisa dibilang ricuh. Setelah dirasa cukup tenang. Guru Ahn memperkenalkan murid baru kepada seluruh murid kelas 10 – 2. “murid baru, cepat masuk dan perkenalkan dirimu di depan teman – temanmu.” Perintah Guru Ahn. Murid yang dipanggil Guru Ahn itu pun masuk dan langsung membuat para yeoja di kelas itu berteriak histeris melihat ketampanan murid baru itu.

Sedangkan Taeyeon hanya menggeleng – gelengkan kepalanya melihat tingkah teman – teman sekelasnya itu. Ia pun melihat ke depan berniat melihat wajah murid baru itu, dan seketika ia membulatkan matanya. “diakan yang semalam ingin memerasku?” lirih Taeyeon. Laki – laki yang duduk di samping Taeyeon dengan nametag ‘Choi Minho’ langsung menoleh pada Taeyeon. “apa kau bilang? Dia memerasmu? Kapan? Jadi kau pernah bertemu dengannya?” tanya Minho bertubi – tubi. Taeyeon melirik sekilas pada Minho, lalu berdecak. Tanpa berniat menanggapi ucapan Minho. Minho pun hanya bisa mempoutkan bibirnya karena Taeyeon tidak menanggapinya, sebenarnya Minho sudah tidak heran dengan sikap Taeyeon yang seperti ini. Karena dari awal Taeyeon memang tidak ingin berteman dengannya dan tidak pernah menganggap kehadiran Minho yang duduk disampingnya sejak pertama masuk ke kelas ini.


Sedangkan Jinyoung yang selesai mengamati penjuru kelas itu, terhenti dan tersenyum miring saat ia mengingat wajah Taeyeon. “selamat pagi, aku Jinyoung murid pindahan dari Seoul. Semoga kita bisa berteman dengan baik.” Kata Jinyoung. “yah, baiklah apa ada pertanyaan anak – anak?”  tanya sang guru pada murid – muridnya. Namun murid – muridnya sepertinya tidak punya pertanyaan. Jadi ia mempersilahkan Jinyoung untuk duduk di bangku paling belakang dekat jendela, karena memang yang tersisa hanya itu.

Seohyun yang ternyata juga berada di kelas itu, terlihat senang dengan murid baru itu yang tidak lain adalah namja yang ia temui kemarin malam di minimarket. Seohyun yang kebetulan duduk di depan Jinyoung, segera menoleh kebelakang dan menyapa Jinyoung. “hai, kita bertemu lagi. Aku Seohyun, semalam kita belum sempat berkenalan.” Seohyun mengulurkan tangannya. Jinyoung tersenyum dan membalas uluran tangan Seohyun. “Jinyoung.”

“Jessica, ayo berkenalan.” Senggol Seohyun pada yeoja disampingnya itu. Yeoja yang dipanggil Jessica tadi pun terpaksa meladeni permintaan temannya itu dan berkenalan dengan Jinyoung. setelah itu, Jinyoung menatap Taeyeon yang duduk di barisan sebelahnya agak depan. Seohyun yang sempat menangkap Jinyoung menatap Taeyeon, segera memperingatkan Jinyoung.

“sebaiknya kau jauhi gadis itu jika tidak ingin mendapat masalah.” Kata Seohyun. “kenapa?” tanya Jinyoung heran. “dia itu yeoja yang aneh, dingin. Dia bahkan tidak punya teman satu pun disekolah ini karena sikapnya itu.” Jawab Seohyun. “tapi namja yang duduk dengannya itu..” “dia Minho, sepertinya hanya Minho yang bisa bertahan disampingnya. Tapi sayangnya, dia tidak pernah menganggap kehadiran Minho. Kasihan sekali Minho itu.” Potong Seohyun. Jinyoung mengangguk, namun tidak lama kemudian dia tersenyum miring. “sepertinya ini menarik.” Ujarnya.
“baiklah anak – anak, sekarang buka buku kalian halaman 75” perintah sang guru.



                                                                      !!!!!!!!!!!!!!


Saat jam istirahat, Jessica menyusul chanyeol di kelasnya dan mengajaknya ke kantin. Sementara Seohyun dan Jinyoung Sudah menunggu Jessica di kantin. Saat di kantin, semua yeoja berbisik – bisik dan saling membicarakan ketampanan Jinyoung. Jinyoung yang sempat mendengarnya, merasa bangga. 

Chanyeol yang sudah bergabung dengan Seohyun dan Jinyoung bersama Jessica dan teman – temannya yang lain, menatap Jinyoung dengan tatapan tidak suka. Karena ia merasa Jinyoung Sudah merebut perhatian yeoja – yeoja di sini darinya. Jinyoung yang ditatap chanyeol pun menatap chanyeol ganti, “kenapa?” tanya nya to the point. 

“jadi kau murid pindahan itu?” tanya chanyeol dan berusaha memperbaiki sikapnya agar tidak ketahuan yang lainnya. “benar, dia murid pindahan itu. Namanya Jinyoung.” sahut Seohyun. Dan mereka pun mengobrol di sela – sela makan mereka.



                                                           !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!


Saat berjalan di koridor sendiri, Jinyoung tidak lepas dari lirikan para yeoja – yeoja disana. Dan tentu saja hal itu membuat para namja disana merasa kesal dengan kehadiran Jinyoung. dan kesenangan Jinyoung tidak sampai disana saja, diujung koridor ia melihat Taeyeon tengah membawa buku yang cukup banyak. Ia pun semakin mempercepat langkahnya, dan kesempatan emas datang padanya karena sepertinya Taeyeon tidak menyadari kehadiran Jinyoung. Jinyoung pun menjegal kaki Taeyeon hingga membuat Taeyeon jatuh tersungkur dan buku – bukunya jatuh berserakan. Sontak semua orang yang melihat hal itu tertawa, mereka mentertawakan Taeyeon.

Taeyeon berusaha menahan amarahnya, ‘tenang Taeyeon. Ini bukan yang pertama kalinya untukmu. Kau pasti bisa mengatasinya seperti biasanya.’ Batin Taeyeon. Tanpa berniat melihat orang yang menjegalnya, Taeyeon segera memunguti bukunya dan bangkit. Ia hendak melangkah namun sebuah tangan menahannya, Jinyoung menoleh pada orang yang tengah memegang lengannya yang tengah menahan lengan Taeyeon.

“hentikan! Jangan pernah kau menganggunya.” Ujar orang itu. Taeyeon menoleh dan mendapati Minho tengah membelanya. Jinyoung tersenyum sinis pada Minho, “kenapa tidak boleh? Apa urusannya denganmu? Apa dia pacarmu?” tanya Jinyoung. Minho terdiam, “kenapa kau selalu ikut campur urusanku huh? Sudah berapa kali ku bilang, jangan pernah ikut campur urusanku.” Tegas Taeyeon pada Minho. Jinyoung tersenyum mengejek mendengar ucapan Taeyeon untuk Minho. Taeyeon pun menghempaskan tangannya Jinyoung yang menahannya tadi. Setelah itu ia pergi meninggalkan Minho dan Jinyoung.

“hwa, apa ini? Jadi kau dicampakkan gadis itu ya? kasihan sekali, katakan padaku. Apa cintamu ditolak gadis itu? Apakah dia mantan pacarmu? Kenapa sikapnya dingin sekali padamu ya?” ejek Jinyoung. Minho yang geram dan tidak tahan pun segera melemparkan tinjunya pada wajah Jinyoung hingga membuatnya jatuh tersungkur.
Jinyoung mengusap sudut bibirnya yang berdarah, ia juga merasa kesal. Ia pun membalas perbuatan Minho dan hingga akhirnya mereka sampai pada ruangan guru dengan sudah ada wali mereka masing – masing.
Minho dengan ibunya, Jinyoung dengan bibinya kini menghadap wali kelas 10 – 2. “jelaskan pada bapak sekarang, kenapa kalian tadi bertengkar?” tanya Guru Ahn. “tanya saja dia, dia yang memukulku lebih dulu.” Sahut Jinyoung dengan kesal. Ibu Minho menatap anaknya, “benarkah itu?” tanya ibunya Minho memastikan kebenarannya. “itu karena dia mengganggu Taeyeon bu, aku tidak tahan dengan sikapnya jadi..” “jadi kau memukulnya?” potong ibunya.

“astaga anakku, kau tahu kau tidak harus melakukan hal itu. Berapa kali ibu bilang kalau kau jangan pernah berkelahi dan menggunakan tinju mu ini.” Nasihat ibunya dengan nada sedikit kecewa. Minho pun hanya bisa diam dan menunduk.

“memangnya Jinyoung menganggu Taeyeon seperti apa Minho – aa sampai kau memukulnya seperti itu?” tanya Guru Ahn. “dia menjegal Taeyeon dan membuatnya terjatuh pak. Bukankah itu keterlaluan?” kata Minho. “tapi aku berniat bercanda pak, dia saja yang terlalu menganggapnya serius. Taeyeon saja tidak mempermasalahkannya.” Sahut Jinyoung dengan entengnya.
“meskipun itu hanya candaan, tapi menjegal temanmu itu tidak baik Jinyoung. apalagi sampai membuatnya jatuh seperti itu. Dia itu yeoja, tidak pantas kau bercanda seperti itu padanya.” Nasihat Guru Ahn pada Jinyoung.

“baiklah ssaem, saya minta maaf atas kelakukan Jinyoung. di hari pertamanya masuk sekolah sudah berkelahi. Maafkan Jinyoung pak, aku mohon.” Pinta bibi Jinyoung pada sang guru. Sang guru pun tidak tega melihat kedua wanita paruh baya di depannya ini dengan wajah yang sedih karena kelakuan anak mereka. “tidak apa – apa  nyonya, saya juga minta maaf belum bisa mendidik mereka dengan baik dan malah menyuruh anda untuk datang ke sekolah ini siang – siang yang panas ini. Kalau begitu anda bisa pulang dan istirahat, aku akan mengurus masalah ini dengan baik.” Kata Guru Ahn. Ibu Minho dan bibi Jinyoung pun segera undur diri setelah meminta maaf.

Dan kini, pak choi memberi hukuman pada Jinyoung dan Minho untuk membersihkan lapangan basket. Jinyoung membuang alat pelnya begitu saja setelah kepergian Guru Ahn. “ah, kenapa aku harus melakukan hal ini. Aku tidak pernah melakukan hal – hal kecil bahkan mengepel seperti ini. Aku tidak mau melakukannya. Jika ada orang yang melakukan ini, itu harusnya kau karena kau yang memulai perkelahian itu.” Jinyoung pergi begitu saja meniggalkan Minho dan tidak mengindahkan teriakan Minho yang memanggilnya untuk kembali. 

                                                                     !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Jinyoung berjalan menyusuri koridor sekolah untuk mengisi waktunya. Hingga ia menangkap objek yang menarik baginya, ia masuk ke dalam perpustakaan dan mendekati Taeyeon yang tengah serius membaca buku. Jinyoung duduk disamping Taeyeon dan langsung merampas buku Taeyeon. Taeyeon yang tersentak memandang Jinyoung. “cepat kembalikan buku ku!” perintah Taeyeon. “hei, kau seharusnya membantu orang yang sudah menolongmu kan. Kenapa kau membiarkannya membersihkan lapangan basket sendirian. Kau benar – benar tidak punya hati nurani, apa kau bisa disebut sebagai manusia huh?” kata Jinyoung menyindir perkataan Taeyeon yang diucapkannya pada Seohyun kemarin.

“apa maksutmu?” Taeyeon tahu Jinyoung sedang membicarakan Minho, tapi ia tidak tahu kenapa Minho bisa membersihkan lapangan bakset. “kau tidak lihat wajahku ini? Dia sudah memukul wajahku yang tampan ini, karena itulah dia berakhir membersihkan lapangan bakset. Ah, ibunya bahkan dipanggil kemari tadi karena dia memukulku.” Jelas Jinyoung. “dia itu bodoh atau bagaimana sih, sudah berapa kubilang untuk tidak ikut campur masalahku.” Lirih Taeyeon. 

Taeyeon pun menatap tajam pada Jinyoung, “dia tidak salah. Karena wajahmu itu memang pantas mendapatkan pukulan. Jika aku jadi dia, aku juga akan memukulmu bahkan lebih dari ini. Aku akan membuat wajahmu ini menjadi jelek sehingga tidak akan ada yeoja yang mau denganmu. Apa kau paham!” kesal Taeyeon lalu mengambil bukunya dan pergi meninggalkan Jinyoung yang tengah tertawa  karena ucapan Taeyeon. “dia itu sangat menarik, kurasa aku mempunyai cara untuk bisa keluar dari sekolah ini secepatnya dan membersihkan namaku di seoul.” Ujar Jinyoung sungguh – sungguh.

Sedangkan Taeyeon menghampiri Minho yang tengah mengepel lapangan basket sendirian. Minho melihat kedatangan Taeyeon, dia diam. Ia tahu pasti Taeyeon akan menceramahinya lagi karena membantu Taeyeon lagi kali ini.

“aku tahu, kau tidak perlu mengatakannya lagi. Baik aku mengaku salah karena ikut campur dalam masalahmu lagi. Kau tidak perlu menceramahiku lagi.” Kata Minho tanpa menatap Taeyeon. Taeyeon menghela nafas mendengar jawaban Minho. Ia pun meletakkan bukunya dan mengambil pel yang tadi dijatuhkan Jinyoung, lalu mulai membantu Minho menyelesaikan pekerjaannya. “cepat selesaikan ini, tinggal 30 menit lagi bel masuk.” Kata Taeyeon. Minho menoleh pada Taeyeon dan melihat Taeyeon membantunya, ia tersenyum. “baik, aku mengerti.” Minho pun bersemangat menyelesaikan hukumannya.

                                                                         !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Selesai membantu Minho mengepel lapangan basket, Taeyeon membantu Minho mengobati luka di wajahnya setelah bertengkar dengan Jinyoung tadi. Taeyeon dengan hati – hati mengobati luka disudut bibir Minho dan dahinya. Walaupun sedikit meringis karena perih, namun Minho senang bisa mengamati wajah Taeyeon dari dekat seperti ini. Dalam hati Minho bersyukur, tidak apa wajahnya babak belur sekalipun asalkan Taeyeon bisa mengobati lukanya seperti ini.

“kau tidak harus melukai wajah tampanmu ini hanya karena terpancing emosi, kau tahu murid pindahan itu sangat nakal di sekolahnya dulu? Jadi mulai sekarang kau jangan meladeninya lagi, mengerti?” peringat Taeyeon dan Minho hanya mengangguk.

Setelah itu, Taeyeon dan Minho kini keluar dari lapangan basket. Di ujung koridor chanyeol sempat menangkap sosok Taeyeon keluar dari lapangan basket bersama Minho. Ia melihat kedua nya tampak akrab dan berjalan berdampingan. Jinyoung juga melihatnya, ia berada di belakang chanyeol. “sepertinya, ada hal menarik yang harus kukulik mengenai Taeyeon.” Ujarnya menatap chanyeol dan Taeyeon serta Minho bergantian.

                                                          !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Sepulang sekolah, Seohyun dan Jessica tengah membicarakan sesuatu. Jinyoung yang melihatnya dan tertarik pun menghampiri mereka. “kenapa belum pulang?” tanya Jinyoung yang baru saja bergabung. “sstt, jangan berisik. Begini, aku sedang mempersiapkan sesuatu untuk Taeyeon. Apa kau bergabung?” tawar Seohyun. “apa memangnya?” tanya Jinyoung. “begini, dia sudah membuat Jessica kesal karena chanyeol selalu memadang Taeyeon. Jadi aku ingin memberikannya pelajaran agar ia sadar ia siapa?” jelas Seohyun dengan mantap.
“ah, masalah yeoja ya.” kata Jinyoung. “lalu apa rencanamu?” tanya Jinyoung. Seohyun tersenyum miring memikirkan rencananya.

                                                        !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

“aku pulang.” Ujar Jinyoung ketika sampai di rumah paman dan bibinya. Yah, setelah kejadian dia dikeluarkan dari sekolahnya di seoul, Jinyoung diungsikan ke rumah paman dan bibi nya yang ada di Busan.

Paman Jinyoung yang menyadari keberadaan Jinyoung siap memukul Jinyoung namun istrinya berhasil menahannya. “kau itu tidak tahu malu ya, kau sudah dikeluarkan dari sekolahmu dulu dan diusir kedua orang mu kemari itu karena mereka ingin kau berubah menjadi anak yang baik. Tapi apa? Baru sehari kau disini, kau sudah membuat masalah disekolah, sampai – sampai bibi mu ini harus pergi kesekolah untuk menemui wali kelasmu. Dasar kau ini!” marah sang paman. Jinyoung mendengarnya merasa risih, ia pun segera pergi meninggalkan rumah paman dan bibinya itu tanpa mengganti seragam sekolahnya. “hei kau mau kemana? Dasar anak tidak berbakti!” teriak sang paman melihat kepergian Jinyoung begitu saja. “sudahlah sayang, mungkin dia belum bisa beradaptasi dengan lingkungan sini. Jadi biarkan saja dia beradaptasi dengan lingkungan ini, mungkin lambat laun dia akan mengerti.” Kata sang istrinya alias bibi Jinyoung. “kau jangan terus – terusan membelanya, jika sikapmu seperti ini terus, dia bisa menjadi manja dan tidak akan berubah.” Balas suaminya.

Sedangkan Jinyoung yang merasa kesal, ia pergi meninggalkan rumah karena merasa kesal dengan pamannya itu. Dan kini ia berjalan begitu saja mengikuti langkah kakinya tanpa tahu arah karena ia belum mengerti dan hafal jalan – jalan di daerah tempat tinggal pamannya itu. Yang ia tahu saat ini, ia hanya berjalan dan berjalan entah kemana.

                                                                     !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Sedangkan Taeyeon, ia tetap pada rutinitasnya yaitu membantu nenek di kedai. Kali ini karena pelanggan sudah cukup sepi, Taeyeon membantu nenek di dapur untuk mencuci piring. Taeyeon menyuruh neneknya untuk istirahat karena tidak ada pelanggan. Jadi Taeyeon menggantikan neneknya di dapur, sedangkan neneknya beristirahat di salah satu meja pelanggan. Nenek Taeyeon duduk seraya memandang kearah luar. Hingga nenek Taeyeon menangkap seorang namja dengan berseragam dan seragam nya sama dengan seragam cucunya, Taeyeon. Nenek Taeyeon keluar dan menghampiri namja itu.

Kembali ke Jinyoung.

Jinyoung yang kesal menendang – nendang batu – batu kecil yang tidak bersalah disepanjang jalan. “kenapa ayah dan ibu tega membuangku kesini, mereka benar – benar tidak percaya padaku? Apa mereka bisa disebut orang tua? Dimana – mana orang tua itu percaya pada anaknya dan selalu mendukung anaknya. Tapi mereka? Ash, menyebalkan! Mereka bahkan tidak memberiku kartu ATM pula, jika aku ingin mendapat uang jajan, maka aku harus membantu paman dan bibi. Apa – apaan itu. Sangat tidak adil.” Ketika Jinyoung tengah asyik mengomel sendiri, hujan tiba – tiba turun dengan sangat deras. Jinyoung yang sedikit terkejut segera berlari mencari tempat berteduh.

                                                                     !!!!!!!!!!!!!!!!!!

Nenek Taeyeon menghampiri namja itu dan menepuk pundaknya. “hei anak muda, apa kau teman cucuku? Seragammu sama dengan cucuku.” Kata nenek Taeyeon. “Taeyeon – aa, kemarilah nak. Disini ada temanmu, cepat kemari dan buatkan ramen untuknya.” Panggil nenek Taeyeon dari dari luar, Taeyeon sedikit heran mendengar perkataan neneknya. Teman? Taeyeon tidak pernah merasa punya teman. Lalu siapa yang dimaksut neneknya itu. Karena penasaran pun, akhirnya Taeyeon berlari keluar menemui neneknya. 

Dan betapa terkejutnya Taeyeon saat melihat orang yang bersama neneknya itu, begitupun dengan orang itu.
‘Jinyoung?’
‘Taeyeon?’
“Taeyeon – aa, kenapa kau tidak bilang jika temanmu akan datang eoh? Cepat siapkan ramen dan minuman hangat untuknya. Tunggu apa lagi, ayo cepat!” perintah sang nenek. “tapi nenek, dia bukan temanku.” Sanggah Taeyeon. “bagaimana bisa, seragamnya sama persis dengan punyamu. Kau tidak bisa mengelak lagi Taeyeon. Sekarang cepat buatkan!” perintah neneknya lagi dengan tatapan tajam. Taeyeon pun hanya bisa pasrah menuruti sang nenek.

“ayo nak, mari masuk. Kau pasti kedinginan diluar.” Nenek Taeyeon mengajak Jinyoung masuk ke kedainya dan mempersilahkan Jinyoung duduk dengan nyaman. Tidak lama kemudian, Taeyeon datang dengan senampan ramen dan kimchi serta minuman teh hangat. Jinyoung hanya memandangi makanan di depannya ini. Nenek Taeyeon tersenyum, “ayo dimakan, nanti kalau sudah dingin tidak enak lo.” Kata nenek Taeyeon. Dengan ragu Jinyoung menyentuh sendoknya dan menatap nenek Taeyeon. “ayo dimakan, tidak apa – apa.” Kata nenek Taeyeon. Jinyoung pun merasa nyaman dengan kata – kata nenek Taeyeon, ia pun mulai mencicipinya. 

Nenek Taeyeon menatap Jinyoung, meminta pendapat Jinyoung. “bagaimana? Enak?” tanya nenek Taeyeon. “enak, ini enak sekali nek. Sungguh, aku baru merasakan ramen yang seenak ini. Hwah, sungguh enak nek.” Kata Jinyoung dengan senangnya. “tentu saja enak, karena saat aku membuatnya aku memikirkan perasaan orang – orang yang akan memakannya. Aku harus menyesuaikan dengan lidah mereka. Dan karena sudah berpengalaman 20 tahun lebih aku menggeluti bisnis ramen.” Kata sang nenek.
“benarkah? 20 tahun lebih? Hwaah, pantas saja. Aku yakin tidak aka nada yang menandingi ramen buatan nenek. Nenek yang terbaik!” puji Jinyoung seraya mengacungkan jempolnya. 

Taeyeon diam – diam tersenyum melihat neneknya senang seperti ini. Baru pertama kali ini neneknya bersikap seperti itu pada temannya, yah karena kenyataannya Taeyeon tidak pernah punya teman karena itu tidak pernah ada teman yang datang ke kedai milik neneknya ini. Taeyeon pun memutuskan kembali ke dapur dan meninggalkan neneknya bercengkerama dengan murid pindahan itu.
 
                                                                     !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Malam pun tiba, dan hujan sudah berhenti. Nenek Taeyeon bertanya dimana rumah Jinyoung. dan Jinyoung menjawab kalau rumahnya ada di seoul. Disini ia tinggal bersama paman dan bibinya, tapi karena ia baru pindah disini, Jinyoung tidak tahu jalan pulang. Akhirnya nenek Taeyeon menyuruh cucunya untuk mengantar Jinyoung pulang ke rumah pamannya Jinyoung yang letaknya tidak begitu jauh dari rumah nenek Taeyeon, nenek Taeyeon mengenal paman Jinyoung karena paman Jinyoung juga merupakan salah satu pelanggan setianya.

                                                                      !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Kini Taeyeon dan Jinyoung berjalan berdampingan. Keadaan yang sunyi dan kaku tidak membuat Taeyeon ingin bicara. Namun berbeda dengan Jinyoung yang tidak tahan dengan kedaan kaku seperti ini. Akhirnya ia pun bersuara.

“jadi kau hanya tinggal dengan nenekmu?” tanya Jinyoung. “lalu dimana orang tua mu?” tambahnya. “aku tidak perlu menjawab pertanyaan darimu.” Kata Taeyeon. “kenapa tidak? Memangnya ada apa?” tanya Jinyoung yang semakin penasaran. “karena kau adalah orang asing bagiku, aku tidak mempunyai orang terdekat dan jika pun ada aku tidak akan menceritakannya padanya.” Jelas Taeyeon. “kenapa?” desak Jinyoung.

Taeyeon berhenti, membuat Jinyoung ikut berhenti dan menatap Taeyeon menunggu jawabannya. Taeyeon menunjuk sesuatu dengan dagunya, dan Jinyoung mengikuti arah yang dimaksut Taeyeon. “kita sudah sampai, pulanglah mungkin paman dan bibimu sudah menunggumu.” Kata Taeyeon lalu pergi begitu saja, meninggalkan Jinyoung yang masih berdiri di tempatnya dan terus menatap Taeyeon.

Setelah tidak melihat Taeyeon lagi, Jinyoung memutuskan untuk masuk dan ia menemukan paman dan bibinya tengah tertidur di kursi ruang tamu, mungkin benar mereka sedang menunggunya pulang. Jinyoung tersenyum tipis. “setidaknya disini ada yang menungguku pulang.” Lirih Jinyoung lalu masuk ke dalam kamarnya.

Di dalam kamarnya, Jinyoung memflashback kejadian saat orang tua nya memarahinya terutama ayahnya.

FLASHBACK ON

Sepulang sekolah, ayah Jinyoung sempat memukul Jinyoung. namun ibunya berhasil menghalangi, jadi ayah Jinyoung tidak sempat memukul Jinyoung berkali – kali. “aku tidak tahu obat – obatan itu ayah. Sungguh itu bukan milikku.” Bela Jinyoung pada dirinya sendiri. “aku Sudah tidak mempercayaimu lagi, ayah bahkan sudah banyak mendengar kelakuan burukmu disekolah. Kau kan yang menyebabkan semua guru baru di kelasmu pindah? Kau juga selalu bolos di jam – jam pelajaran. Apa aku salah?” tanya ayahnya. Jinyoung diam, karena masalah bolos dan menyebabkan guru baru pindah itu memang dia. Ibunya memandangnya dengan nanar, “benarkah itu?” tanya sang ibu. Jinyoung hanya bisa menunduk.
“lihatkan sekarang kau tahu tingkah anakmu ini yang kau sayang. Mulai sekarang kau akan tinggal bersama paman Jung Ill Woo di Busan. Aku tidak akan mengunjungimu, tidak akan memberimu kartu ATM. Jika kau ingin mendapat uang, kau harus membantu paman jung. Nikmatilah hidupmu sendiri mulai sekarang tanpa kami.” Kata ayah Jinyoung membuat Jinyoung menatap ayahnya.
“tapi ayah…” “pak han cepat siapkan mobil dan antarkan Jinyoung ke Busan setelah ia menyiapkan barang – barangnya.” Perintah ayah Jinyoung pada sopirnya. “baik tuan.” Jawab pak han.

FLASHBACK OFF

Jinyoung duduk di meja belajarnya yang menghadap jendela, ia menopang dagunya dengan tangannya. “aku akan mencari bukti kalau barang itu bukan milikku.” Ucap Jinyoung dengan tegas. “tapi bagaimana aku bisa menghubungi teman – temanku, ponsel saja aku tidak punya. Ah, ayah menyebalkan!” kesal Jinyoung lalu membaringkan dirinya di Kasur dan mulai menutup matanya.

Tbc.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar