Main Cast :
- Kim Taeyeon
- Jung Jinyoung
- Jung Jessica
- Choi Minho
- Park Chanyeol
- Oh Yeonseo as Jung Inyoung (Ibu Jessica, Guru Bahasa inggris)
- Joowon as Jung Joowon (Ayah Jinyoung)
- Leejoon as Jung Joonyoung (Ayah Jessica)
- Kim Taehee as Ibu Jinyoung Jung Illwoo as Paman Jinyoung (Saudara Joowon)
- Nam Gyuri as Bibi Jinyoung (Istri Illwoo)
- Ahn jaehyun as Wali Kelas 10 – 2 di SMA Busan (kelas Taeyeon)
#################################################################
PART 2
“PENGAGUM RAHASIA”
Keesokan harinya, di kelas Taeyeon. Wali kelasnya bernama Ahn
Jaehyun, masuk dan menenangkan sedikit keadaan kelas yang bisa dibilang ricuh.
Setelah dirasa cukup tenang. Guru Ahn memperkenalkan murid baru kepada seluruh
murid kelas 10 – 2. “murid baru, cepat masuk dan perkenalkan dirimu di depan
teman – temanmu.” Perintah Guru Ahn. Murid yang dipanggil Guru Ahn itu pun
masuk dan langsung membuat para yeoja di kelas itu berteriak histeris melihat
ketampanan murid baru itu.
Sedangkan Taeyeon hanya menggeleng – gelengkan kepalanya melihat
tingkah teman – teman sekelasnya itu. Ia pun melihat ke depan berniat melihat
wajah murid baru itu, dan seketika ia membulatkan matanya. “diakan yang semalam
ingin memerasku?” lirih Taeyeon. Laki – laki yang duduk di samping Taeyeon
dengan nametag ‘Choi Minho’ langsung menoleh pada Taeyeon. “apa kau bilang? Dia
memerasmu? Kapan? Jadi kau pernah bertemu dengannya?” tanya Minho bertubi –
tubi. Taeyeon melirik sekilas pada Minho, lalu berdecak. Tanpa berniat
menanggapi ucapan Minho. Minho pun hanya bisa mempoutkan bibirnya karena Taeyeon
tidak menanggapinya, sebenarnya Minho sudah tidak heran dengan sikap Taeyeon
yang seperti ini. Karena dari awal Taeyeon memang tidak ingin berteman
dengannya dan tidak pernah menganggap kehadiran Minho yang duduk disampingnya
sejak pertama masuk ke kelas ini.
Sedangkan Jinyoung yang selesai mengamati penjuru kelas itu,
terhenti dan tersenyum miring saat ia mengingat wajah Taeyeon. “selamat pagi,
aku Jinyoung murid pindahan dari Seoul. Semoga kita bisa berteman dengan baik.”
Kata Jinyoung. “yah, baiklah apa ada pertanyaan anak – anak?” tanya sang guru pada murid – muridnya. Namun
murid – muridnya sepertinya tidak punya pertanyaan. Jadi ia mempersilahkan Jinyoung
untuk duduk di bangku paling belakang dekat jendela, karena memang yang tersisa
hanya itu.
Seohyun yang ternyata juga berada di kelas itu, terlihat senang
dengan murid baru itu yang tidak lain adalah namja yang ia temui kemarin malam
di minimarket. Seohyun yang kebetulan duduk di depan Jinyoung, segera menoleh
kebelakang dan menyapa Jinyoung. “hai, kita bertemu lagi. Aku Seohyun, semalam
kita belum sempat berkenalan.” Seohyun mengulurkan tangannya. Jinyoung
tersenyum dan membalas uluran tangan Seohyun. “Jinyoung.”
“Jessica, ayo berkenalan.” Senggol Seohyun pada yeoja disampingnya
itu. Yeoja yang dipanggil Jessica tadi pun terpaksa meladeni permintaan
temannya itu dan berkenalan dengan Jinyoung. setelah itu, Jinyoung menatap Taeyeon
yang duduk di barisan sebelahnya agak depan. Seohyun yang sempat menangkap Jinyoung
menatap Taeyeon, segera memperingatkan Jinyoung.
“sebaiknya kau jauhi gadis itu jika tidak ingin mendapat masalah.”
Kata Seohyun. “kenapa?” tanya Jinyoung heran. “dia itu yeoja yang aneh, dingin.
Dia bahkan tidak punya teman satu pun disekolah ini karena sikapnya itu.” Jawab
Seohyun. “tapi namja yang duduk dengannya itu..” “dia Minho, sepertinya hanya Minho
yang bisa bertahan disampingnya. Tapi sayangnya, dia tidak pernah menganggap
kehadiran Minho. Kasihan sekali Minho itu.” Potong Seohyun. Jinyoung
mengangguk, namun tidak lama kemudian dia tersenyum miring. “sepertinya ini
menarik.” Ujarnya.
“baiklah anak – anak, sekarang buka buku kalian halaman 75”
perintah sang guru.
!!!!!!!!!!!!!!
Saat jam istirahat, Jessica menyusul chanyeol di kelasnya dan
mengajaknya ke kantin. Sementara Seohyun dan Jinyoung Sudah menunggu Jessica di
kantin. Saat di kantin, semua yeoja berbisik – bisik dan saling membicarakan
ketampanan Jinyoung. Jinyoung yang sempat mendengarnya, merasa bangga.
Chanyeol yang sudah bergabung dengan Seohyun dan Jinyoung bersama
Jessica dan teman – temannya yang lain, menatap Jinyoung dengan tatapan tidak
suka. Karena ia merasa Jinyoung Sudah merebut perhatian yeoja – yeoja di sini
darinya. Jinyoung yang ditatap chanyeol pun menatap chanyeol ganti, “kenapa?”
tanya nya to the point.
“jadi kau murid pindahan itu?” tanya chanyeol dan berusaha
memperbaiki sikapnya agar tidak ketahuan yang lainnya. “benar, dia murid
pindahan itu. Namanya Jinyoung.” sahut Seohyun. Dan mereka pun mengobrol di
sela – sela makan mereka.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Saat berjalan di koridor sendiri, Jinyoung tidak lepas dari lirikan
para yeoja – yeoja disana. Dan tentu saja hal itu membuat para namja disana
merasa kesal dengan kehadiran Jinyoung. dan kesenangan Jinyoung tidak sampai
disana saja, diujung koridor ia melihat Taeyeon tengah membawa buku yang cukup
banyak. Ia pun semakin mempercepat langkahnya, dan kesempatan emas datang
padanya karena sepertinya Taeyeon tidak menyadari kehadiran Jinyoung. Jinyoung
pun menjegal kaki Taeyeon hingga membuat Taeyeon jatuh tersungkur dan buku –
bukunya jatuh berserakan. Sontak semua orang yang melihat hal itu tertawa,
mereka mentertawakan Taeyeon.
Taeyeon berusaha menahan amarahnya, ‘tenang Taeyeon. Ini bukan yang
pertama kalinya untukmu. Kau pasti bisa mengatasinya seperti biasanya.’ Batin Taeyeon.
Tanpa berniat melihat orang yang menjegalnya, Taeyeon segera memunguti bukunya
dan bangkit. Ia hendak melangkah namun sebuah tangan menahannya, Jinyoung
menoleh pada orang yang tengah memegang lengannya yang tengah menahan lengan Taeyeon.
“hentikan! Jangan pernah kau menganggunya.” Ujar orang itu. Taeyeon
menoleh dan mendapati Minho tengah membelanya. Jinyoung tersenyum sinis pada Minho,
“kenapa tidak boleh? Apa urusannya denganmu? Apa dia pacarmu?” tanya Jinyoung. Minho
terdiam, “kenapa kau selalu ikut campur urusanku huh? Sudah berapa kali ku
bilang, jangan pernah ikut campur urusanku.” Tegas Taeyeon pada Minho. Jinyoung
tersenyum mengejek mendengar ucapan Taeyeon untuk Minho. Taeyeon pun
menghempaskan tangannya Jinyoung yang menahannya tadi. Setelah itu ia pergi
meninggalkan Minho dan Jinyoung.
“hwa, apa ini? Jadi kau dicampakkan gadis itu ya? kasihan sekali,
katakan padaku. Apa cintamu ditolak gadis itu? Apakah dia mantan pacarmu?
Kenapa sikapnya dingin sekali padamu ya?” ejek Jinyoung. Minho yang geram dan
tidak tahan pun segera melemparkan tinjunya pada wajah Jinyoung hingga
membuatnya jatuh tersungkur.
Jinyoung mengusap sudut bibirnya yang berdarah, ia juga merasa
kesal. Ia pun membalas perbuatan Minho dan hingga akhirnya mereka sampai pada
ruangan guru dengan sudah ada wali mereka masing – masing.
Minho dengan ibunya, Jinyoung dengan bibinya kini menghadap wali
kelas 10 – 2. “jelaskan pada bapak sekarang, kenapa kalian tadi bertengkar?”
tanya Guru Ahn. “tanya saja dia, dia yang memukulku lebih dulu.” Sahut Jinyoung
dengan kesal. Ibu Minho menatap anaknya, “benarkah itu?” tanya ibunya Minho
memastikan kebenarannya. “itu karena dia mengganggu Taeyeon bu, aku tidak tahan
dengan sikapnya jadi..” “jadi kau memukulnya?” potong ibunya.
“astaga anakku, kau tahu kau tidak harus melakukan hal itu. Berapa
kali ibu bilang kalau kau jangan pernah berkelahi dan menggunakan tinju mu
ini.” Nasihat ibunya dengan nada sedikit kecewa. Minho pun hanya bisa diam dan
menunduk.
“memangnya Jinyoung menganggu Taeyeon seperti apa Minho – aa sampai
kau memukulnya seperti itu?” tanya Guru Ahn. “dia menjegal Taeyeon dan
membuatnya terjatuh pak. Bukankah itu keterlaluan?” kata Minho. “tapi aku
berniat bercanda pak, dia saja yang terlalu menganggapnya serius. Taeyeon saja
tidak mempermasalahkannya.” Sahut Jinyoung dengan entengnya.
“meskipun itu hanya candaan, tapi menjegal temanmu itu tidak baik Jinyoung.
apalagi sampai membuatnya jatuh seperti itu. Dia itu yeoja, tidak pantas kau
bercanda seperti itu padanya.” Nasihat Guru Ahn pada Jinyoung.
“baiklah ssaem, saya minta maaf atas kelakukan Jinyoung. di hari
pertamanya masuk sekolah sudah berkelahi. Maafkan Jinyoung pak, aku mohon.”
Pinta bibi Jinyoung pada sang guru. Sang guru pun tidak tega melihat kedua wanita
paruh baya di depannya ini dengan wajah yang sedih karena kelakuan anak mereka.
“tidak apa – apa nyonya, saya juga minta
maaf belum bisa mendidik mereka dengan baik dan malah menyuruh anda untuk
datang ke sekolah ini siang – siang yang panas ini. Kalau begitu anda bisa
pulang dan istirahat, aku akan mengurus masalah ini dengan baik.” Kata Guru Ahn.
Ibu Minho dan bibi Jinyoung pun segera undur diri setelah meminta maaf.
Dan kini, pak choi memberi hukuman pada Jinyoung dan Minho untuk
membersihkan lapangan basket. Jinyoung membuang alat pelnya begitu saja setelah
kepergian Guru Ahn. “ah, kenapa aku harus melakukan hal ini. Aku tidak pernah
melakukan hal – hal kecil bahkan mengepel seperti ini. Aku tidak mau
melakukannya. Jika ada orang yang melakukan ini, itu harusnya kau karena kau
yang memulai perkelahian itu.” Jinyoung pergi begitu saja meniggalkan Minho dan
tidak mengindahkan teriakan Minho yang memanggilnya untuk kembali.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Jinyoung berjalan menyusuri koridor sekolah untuk mengisi waktunya.
Hingga ia menangkap objek yang menarik baginya, ia masuk ke dalam perpustakaan
dan mendekati Taeyeon yang tengah serius membaca buku. Jinyoung duduk disamping
Taeyeon dan langsung merampas buku Taeyeon. Taeyeon yang tersentak memandang Jinyoung.
“cepat kembalikan buku ku!” perintah Taeyeon. “hei, kau seharusnya membantu
orang yang sudah menolongmu kan. Kenapa kau membiarkannya membersihkan lapangan
basket sendirian. Kau benar – benar tidak punya hati nurani, apa kau bisa
disebut sebagai manusia huh?” kata Jinyoung menyindir perkataan Taeyeon yang
diucapkannya pada Seohyun kemarin.
“apa maksutmu?” Taeyeon tahu Jinyoung sedang membicarakan Minho,
tapi ia tidak tahu kenapa Minho bisa membersihkan lapangan bakset. “kau tidak
lihat wajahku ini? Dia sudah memukul wajahku yang tampan ini, karena itulah dia
berakhir membersihkan lapangan bakset. Ah, ibunya bahkan dipanggil kemari tadi
karena dia memukulku.” Jelas Jinyoung. “dia itu bodoh atau bagaimana sih, sudah
berapa kubilang untuk tidak ikut campur masalahku.” Lirih Taeyeon.
Taeyeon pun menatap tajam pada Jinyoung, “dia tidak salah. Karena
wajahmu itu memang pantas mendapatkan pukulan. Jika aku jadi dia, aku juga akan
memukulmu bahkan lebih dari ini. Aku akan membuat wajahmu ini menjadi jelek sehingga
tidak akan ada yeoja yang mau denganmu. Apa kau paham!” kesal Taeyeon lalu
mengambil bukunya dan pergi meninggalkan Jinyoung yang tengah tertawa karena ucapan Taeyeon. “dia itu sangat
menarik, kurasa aku mempunyai cara untuk bisa keluar dari sekolah ini
secepatnya dan membersihkan namaku di seoul.” Ujar Jinyoung sungguh – sungguh.
Sedangkan Taeyeon menghampiri Minho yang tengah mengepel lapangan
basket sendirian. Minho melihat kedatangan Taeyeon, dia diam. Ia tahu pasti Taeyeon
akan menceramahinya lagi karena membantu Taeyeon lagi kali ini.
“aku tahu, kau tidak perlu mengatakannya lagi. Baik aku mengaku
salah karena ikut campur dalam masalahmu lagi. Kau tidak perlu menceramahiku
lagi.” Kata Minho tanpa menatap Taeyeon. Taeyeon menghela nafas mendengar
jawaban Minho. Ia pun meletakkan bukunya dan mengambil pel yang tadi dijatuhkan
Jinyoung, lalu mulai membantu Minho menyelesaikan pekerjaannya. “cepat
selesaikan ini, tinggal 30 menit lagi bel masuk.” Kata Taeyeon. Minho menoleh
pada Taeyeon dan melihat Taeyeon membantunya, ia tersenyum. “baik, aku
mengerti.” Minho pun bersemangat menyelesaikan hukumannya.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Selesai membantu Minho mengepel lapangan basket, Taeyeon membantu Minho
mengobati luka di wajahnya setelah bertengkar dengan Jinyoung tadi. Taeyeon
dengan hati – hati mengobati luka disudut bibir Minho dan dahinya. Walaupun
sedikit meringis karena perih, namun Minho senang bisa mengamati wajah Taeyeon
dari dekat seperti ini. Dalam hati Minho bersyukur, tidak apa wajahnya babak
belur sekalipun asalkan Taeyeon bisa mengobati lukanya seperti ini.
“kau tidak harus melukai wajah tampanmu ini hanya karena terpancing
emosi, kau tahu murid pindahan itu sangat nakal di sekolahnya dulu? Jadi mulai
sekarang kau jangan meladeninya lagi, mengerti?” peringat Taeyeon dan Minho
hanya mengangguk.
Setelah itu, Taeyeon dan Minho kini keluar dari lapangan basket. Di
ujung koridor chanyeol sempat menangkap sosok Taeyeon keluar dari lapangan
basket bersama Minho. Ia melihat kedua nya tampak akrab dan berjalan
berdampingan. Jinyoung juga melihatnya, ia berada di belakang chanyeol.
“sepertinya, ada hal menarik yang harus kukulik mengenai Taeyeon.” Ujarnya
menatap chanyeol dan Taeyeon serta Minho bergantian.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Sepulang sekolah, Seohyun dan Jessica tengah membicarakan sesuatu. Jinyoung
yang melihatnya dan tertarik pun menghampiri mereka. “kenapa belum pulang?”
tanya Jinyoung yang baru saja bergabung. “sstt, jangan berisik. Begini, aku
sedang mempersiapkan sesuatu untuk Taeyeon. Apa kau bergabung?” tawar Seohyun.
“apa memangnya?” tanya Jinyoung. “begini, dia sudah membuat Jessica kesal
karena chanyeol selalu memadang Taeyeon. Jadi aku ingin memberikannya pelajaran
agar ia sadar ia siapa?” jelas Seohyun dengan mantap.
“ah, masalah yeoja ya.” kata Jinyoung. “lalu apa rencanamu?” tanya Jinyoung.
Seohyun tersenyum miring memikirkan rencananya.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
“aku pulang.” Ujar Jinyoung ketika sampai di rumah paman dan
bibinya. Yah, setelah kejadian dia dikeluarkan dari sekolahnya di seoul, Jinyoung
diungsikan ke rumah paman dan bibi nya yang ada di Busan.
Paman Jinyoung yang menyadari keberadaan Jinyoung siap memukul Jinyoung
namun istrinya berhasil menahannya. “kau itu tidak tahu malu ya, kau sudah
dikeluarkan dari sekolahmu dulu dan diusir kedua orang mu kemari itu karena
mereka ingin kau berubah menjadi anak yang baik. Tapi apa? Baru sehari kau
disini, kau sudah membuat masalah disekolah, sampai – sampai bibi mu ini harus pergi
kesekolah untuk menemui wali kelasmu. Dasar kau ini!” marah sang paman. Jinyoung
mendengarnya merasa risih, ia pun segera pergi meninggalkan rumah paman dan
bibinya itu tanpa mengganti seragam sekolahnya. “hei kau mau kemana? Dasar anak
tidak berbakti!” teriak sang paman melihat kepergian Jinyoung begitu saja.
“sudahlah sayang, mungkin dia belum bisa beradaptasi dengan lingkungan sini.
Jadi biarkan saja dia beradaptasi dengan lingkungan ini, mungkin lambat laun dia
akan mengerti.” Kata sang istrinya alias bibi Jinyoung. “kau jangan terus –
terusan membelanya, jika sikapmu seperti ini terus, dia bisa menjadi manja dan
tidak akan berubah.” Balas suaminya.
Sedangkan Jinyoung yang merasa kesal, ia pergi meninggalkan rumah
karena merasa kesal dengan pamannya itu. Dan kini ia berjalan begitu saja
mengikuti langkah kakinya tanpa tahu arah karena ia belum mengerti dan hafal
jalan – jalan di daerah tempat tinggal pamannya itu. Yang ia tahu saat ini, ia
hanya berjalan dan berjalan entah kemana.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Sedangkan Taeyeon, ia tetap pada rutinitasnya yaitu membantu nenek
di kedai. Kali ini karena pelanggan sudah cukup sepi, Taeyeon membantu nenek di
dapur untuk mencuci piring. Taeyeon menyuruh neneknya untuk istirahat karena
tidak ada pelanggan. Jadi Taeyeon menggantikan neneknya di dapur, sedangkan
neneknya beristirahat di salah satu meja pelanggan. Nenek Taeyeon duduk seraya
memandang kearah luar. Hingga nenek Taeyeon menangkap seorang namja dengan
berseragam dan seragam nya sama dengan seragam cucunya, Taeyeon. Nenek Taeyeon
keluar dan menghampiri namja itu.
Kembali ke Jinyoung.
Jinyoung yang kesal menendang – nendang batu – batu kecil yang
tidak bersalah disepanjang jalan. “kenapa ayah dan ibu tega membuangku kesini,
mereka benar – benar tidak percaya padaku? Apa mereka bisa disebut orang tua?
Dimana – mana orang tua itu percaya pada anaknya dan selalu mendukung anaknya.
Tapi mereka? Ash, menyebalkan! Mereka bahkan tidak memberiku kartu ATM pula,
jika aku ingin mendapat uang jajan, maka aku harus membantu paman dan bibi. Apa
– apaan itu. Sangat tidak adil.” Ketika Jinyoung tengah asyik mengomel sendiri,
hujan tiba – tiba turun dengan sangat deras. Jinyoung yang sedikit terkejut
segera berlari mencari tempat berteduh.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Nenek Taeyeon menghampiri namja itu dan menepuk pundaknya. “hei
anak muda, apa kau teman cucuku? Seragammu sama dengan cucuku.” Kata nenek Taeyeon.
“Taeyeon – aa, kemarilah nak. Disini ada temanmu, cepat kemari dan buatkan
ramen untuknya.” Panggil nenek Taeyeon dari dari luar, Taeyeon sedikit heran
mendengar perkataan neneknya. Teman? Taeyeon tidak pernah merasa punya teman.
Lalu siapa yang dimaksut neneknya itu. Karena penasaran pun, akhirnya Taeyeon
berlari keluar menemui neneknya.
Dan betapa terkejutnya Taeyeon saat melihat orang yang bersama
neneknya itu, begitupun dengan orang itu.
‘Jinyoung?’
‘Taeyeon?’
“Taeyeon – aa, kenapa kau tidak bilang jika temanmu akan datang eoh?
Cepat siapkan ramen dan minuman hangat untuknya. Tunggu apa lagi, ayo cepat!”
perintah sang nenek. “tapi nenek, dia bukan temanku.” Sanggah Taeyeon.
“bagaimana bisa, seragamnya sama persis dengan punyamu. Kau tidak bisa mengelak
lagi Taeyeon. Sekarang cepat buatkan!” perintah neneknya lagi dengan tatapan
tajam. Taeyeon pun hanya bisa pasrah menuruti sang nenek.
“ayo nak, mari masuk. Kau pasti kedinginan diluar.” Nenek Taeyeon
mengajak Jinyoung masuk ke kedainya dan mempersilahkan Jinyoung duduk dengan nyaman.
Tidak lama kemudian, Taeyeon datang dengan senampan ramen dan kimchi serta
minuman teh hangat. Jinyoung hanya memandangi makanan di depannya ini. Nenek Taeyeon
tersenyum, “ayo dimakan, nanti kalau sudah dingin tidak enak lo.” Kata nenek Taeyeon.
Dengan ragu Jinyoung menyentuh sendoknya dan menatap nenek Taeyeon. “ayo
dimakan, tidak apa – apa.” Kata nenek Taeyeon. Jinyoung pun merasa nyaman
dengan kata – kata nenek Taeyeon, ia pun mulai mencicipinya.
Nenek Taeyeon menatap Jinyoung, meminta pendapat Jinyoung.
“bagaimana? Enak?” tanya nenek Taeyeon. “enak, ini enak sekali nek. Sungguh,
aku baru merasakan ramen yang seenak ini. Hwah, sungguh enak nek.” Kata Jinyoung
dengan senangnya. “tentu saja enak, karena saat aku membuatnya aku memikirkan
perasaan orang – orang yang akan memakannya. Aku harus menyesuaikan dengan
lidah mereka. Dan karena sudah berpengalaman 20 tahun lebih aku menggeluti
bisnis ramen.” Kata sang nenek.
“benarkah? 20 tahun lebih? Hwaah, pantas saja. Aku yakin tidak aka
nada yang menandingi ramen buatan nenek. Nenek yang terbaik!” puji Jinyoung
seraya mengacungkan jempolnya.
Taeyeon diam – diam tersenyum melihat neneknya senang seperti ini.
Baru pertama kali ini neneknya bersikap seperti itu pada temannya, yah karena
kenyataannya Taeyeon tidak pernah punya teman karena itu tidak pernah ada teman
yang datang ke kedai milik neneknya ini. Taeyeon pun memutuskan kembali ke
dapur dan meninggalkan neneknya bercengkerama dengan murid pindahan itu.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Malam pun tiba, dan hujan sudah berhenti. Nenek Taeyeon bertanya
dimana rumah Jinyoung. dan Jinyoung menjawab kalau rumahnya ada di seoul.
Disini ia tinggal bersama paman dan bibinya, tapi karena ia baru pindah disini,
Jinyoung tidak tahu jalan pulang. Akhirnya nenek Taeyeon menyuruh cucunya untuk
mengantar Jinyoung pulang ke rumah pamannya Jinyoung yang letaknya tidak begitu
jauh dari rumah nenek Taeyeon, nenek Taeyeon mengenal paman Jinyoung karena
paman Jinyoung juga merupakan salah satu pelanggan setianya.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Kini Taeyeon dan Jinyoung berjalan berdampingan. Keadaan yang sunyi
dan kaku tidak membuat Taeyeon ingin bicara. Namun berbeda dengan Jinyoung yang
tidak tahan dengan kedaan kaku seperti ini. Akhirnya ia pun bersuara.
“jadi kau hanya tinggal dengan nenekmu?” tanya Jinyoung. “lalu
dimana orang tua mu?” tambahnya. “aku tidak perlu menjawab pertanyaan darimu.”
Kata Taeyeon. “kenapa tidak? Memangnya ada apa?” tanya Jinyoung yang semakin
penasaran. “karena kau adalah orang asing bagiku, aku tidak mempunyai orang
terdekat dan jika pun ada aku tidak akan menceritakannya padanya.” Jelas Taeyeon.
“kenapa?” desak Jinyoung.
Taeyeon berhenti, membuat Jinyoung ikut berhenti dan menatap Taeyeon
menunggu jawabannya. Taeyeon menunjuk sesuatu dengan dagunya, dan Jinyoung
mengikuti arah yang dimaksut Taeyeon. “kita sudah sampai, pulanglah mungkin
paman dan bibimu sudah menunggumu.” Kata Taeyeon lalu pergi begitu saja,
meninggalkan Jinyoung yang masih berdiri di tempatnya dan terus menatap Taeyeon.
Setelah tidak melihat Taeyeon lagi, Jinyoung memutuskan untuk masuk
dan ia menemukan paman dan bibinya tengah tertidur di kursi ruang tamu, mungkin
benar mereka sedang menunggunya pulang. Jinyoung tersenyum tipis. “setidaknya
disini ada yang menungguku pulang.” Lirih Jinyoung lalu masuk ke dalam
kamarnya.
Di dalam kamarnya, Jinyoung memflashback kejadian saat orang tua
nya memarahinya terutama ayahnya.
FLASHBACK ON
Sepulang sekolah, ayah Jinyoung
sempat memukul Jinyoung. namun ibunya berhasil menghalangi, jadi ayah Jinyoung
tidak sempat memukul Jinyoung berkali – kali. “aku tidak tahu obat – obatan itu
ayah. Sungguh itu bukan milikku.” Bela Jinyoung pada dirinya sendiri. “aku Sudah
tidak mempercayaimu lagi, ayah bahkan sudah banyak mendengar kelakuan burukmu
disekolah. Kau kan yang menyebabkan semua guru baru di kelasmu pindah? Kau juga
selalu bolos di jam – jam pelajaran. Apa aku salah?” tanya ayahnya. Jinyoung
diam, karena masalah bolos dan menyebabkan guru baru pindah itu memang dia.
Ibunya memandangnya dengan nanar, “benarkah itu?” tanya sang ibu. Jinyoung
hanya bisa menunduk.
“lihatkan sekarang kau tahu
tingkah anakmu ini yang kau sayang. Mulai sekarang kau akan tinggal bersama
paman Jung Ill Woo di Busan. Aku tidak akan mengunjungimu, tidak akan memberimu
kartu ATM. Jika kau ingin mendapat uang, kau harus membantu paman jung.
Nikmatilah hidupmu sendiri mulai sekarang tanpa kami.” Kata ayah Jinyoung
membuat Jinyoung menatap ayahnya.
“tapi ayah…” “pak han cepat
siapkan mobil dan antarkan Jinyoung ke Busan setelah ia menyiapkan barang –
barangnya.” Perintah ayah Jinyoung pada sopirnya. “baik tuan.” Jawab pak han.
FLASHBACK OFF
Jinyoung duduk di meja belajarnya yang menghadap jendela, ia
menopang dagunya dengan tangannya. “aku akan mencari bukti kalau barang itu
bukan milikku.” Ucap Jinyoung dengan tegas. “tapi bagaimana aku bisa
menghubungi teman – temanku, ponsel saja aku tidak punya. Ah, ayah
menyebalkan!” kesal Jinyoung lalu membaringkan dirinya di Kasur dan mulai
menutup matanya.
Tbc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar