Rabu, 07 Maret 2018

SENIOR HIGH SCHOOL PART 3

PART 1 2 
Main Cast :


  1. Kim Taeyeon
  2. Jung Jinyoung
  3. Jung Jessica
  4. Choi Minho
  5. Park Chanyeol
Other Cast :
  1. Oh Yeonseo as Jung Inyoung (Ibu Jessica, Guru Bahasa inggris)
  2.  Joowon as Jung Joowon (Ayah Jinyoung)
  3. Leejoon as Jung Joonyoung (Ayah Jessica)
  4. Kim Taehee as Ibu Jinyoung Jung Illwoo as Paman Jinyoung (Saudara Joowon) 
  5.  Nam Gyuri as Bibi Jinyoung (Istri Illwoo)
  6. Ahn jaehyun as Wali Kelas 10 – 2 di SMA Busan (kelas Taeyeon)
#################################################################






PART 3
“KAU MERUSAK SEGALANYA”
           
Keesokan harinya, saat pelajaran Bahasa inggris berlangsung. Kelas 10 – 2 menjadi sangat tenang sekali. Karena guru Bahasa inggris disini terkenal galak, dan guru Bahasa inggris itu adalah ibu dari Jessica. Setelah pelajaran Bahasa inggris berakhir, seluruh kelas 10 – 2 merasa lega, mereka serasa bisa menghirup udara segar lagi setelah sekian lama. Dan jam istirahat pun dimulai, chanyeol dari kelas sebelah sengaja masuk ke kelas 10 – 2 untuk menjemput sang kekasih, Jessica. Sontak hal itu membuat semua murid bersorak dan menggoda chanyeol dan Jessica. 

Sedangkan Minho menatap Taeyeon khawatir, “kau tidak apa – apa?” tanya Minho khawatir. “sejak kapan kita menjadi dekat? Kau harus tahu batasanmu” Taeyeon menggambar garis lurus dengan spidol di mejanya yang berbatasan dengan Minho.

Minho merasa heran dengan sikap Taeyeon. “tapi kemarin kau..” “jangan salah paham, aku hanya tidak ingin kau mencampuri urusanku mulai sekarang. Kelak, jika kau terluka lagi karenaku. Aku tidak akan pernah membantumu. Karena aku tidak pernah memintanya.” Potong Taeyeon dengan cepat. Setelah itu Taeyeon bangkit dan pergi. Saat melewati sela – sela bangku, ia berpapasan dengan chanyeol. Namun Taeyeon tidak menatapnya sama sekali, Taeyeon seolah – olah tidak melihat orang didepannya.

“kau masih melihatnya?” tanya Jessica dengan kesal. “jika kau masih melihatnya, kenapa sekarang kau bersamaku huh?” Jessica yang marah pun segera pergi meningglkan kelas. Chanyeol masih terdiam sesaat, namun detik berikutnya ia keluar menyusul Jessica. Namun  Jessica sudah tidak terlihat.

!!!!!!!!!!!!!!!!

Jessica mengikuti Taeyeon yang menuju toilet. Saat Taeyeon masuk ke salah satu toilet. Jessica dengan sengaja menyiramkan air pada Taeyeon yang menyebabkan Taeyeon basah kuyup. Taeyeon yang kaget pun segera membuka pintu dan keluar dari dalam. Ia melihat Jessica tengah menatapnya tajam. “kenapa? Apa lagi masalahnya sekarang?” tanya Taeyeon langsung.

“kau masih melirik chanyeol? Kenapa? Kenapa kau melakukan hal ini padaku?” tanya Jessica dengan kesal. “aku tidak pernah meliriknya sama sekali, jadi kau tidak berhak memperlakukanku seperti ini!” jawab Taeyeon. Jessica semakin kesal saja dengan semua jawaban yang diberikan Taeyeon padanya. “kau sadar, kau itu orang yang tidak berguna. Orang tuamu saja tahu kau tidak berguna, makanya mereka membuangmu. Sama seperti chanyeol yang membuangmu. Jadi kau tidak usah berlagak seperti kau itu hebat hanya karena peringkatmu bagus. Kau harus ingat, aku tidak akan membiarkanmu hidup dengan tenang disini. Jadi sebelum hal itu terjadi, kenapa kau tidak enyah sekarang juga eoh dari sekolah ini? Toh kau juga tidak mempunyai teman satu pun disini. Jadi apa yang kau andalkan disini? Tidak ada.” Kata Jessica. Mata Taeyeon memanas mendengar semua kata – kata Jessica. 

“kau benar, mungkin aku tidak berguna. Tapi masalah orang tuaku, jangan pernah kau melibatkannya dalam hal ini. Jika kau punya masalah denganku, lakukan semaumu padaku. Jangan membawa – bawa nama orang tua, dan apa lagi melimpahkannya pada orang lain yang tidak bersalah.” Tegas Taeyeon.  “kenapa tidak? Karena itulah cara satu – satunya agar kau cepat enyah dari sini. Bukan begitu?” kini Jessica tersenyum senang. Taeyeon mengepalkan tangannya berusaha menahan amarahnya dan detik berikutnya Taeyeon pergi begitu saja.

“benar, pergilah seperti ini ketika kau mengalami kesulitan. Lama – lama kau tidak akan tahan, lalu pergi dari sini.” Ujar Jessica lalu tersenyum miring. Taeyeon keluar dari toilet dan menyusuri koridor dengan basah kuyup, banyak murid yang mengamatinya begitupun dengan chanyeol, Seohyun, Jinyoung dan juga Minho. Minho hendak membantu Taeyeon tapi ia teringat kata – kata Taeyeon tadi di kelas yang menyuruhnya untuk tidak membantunya. Minho pun akhirnya hanya bisa menatap Taeyeon yang tengah berlari menyusuri koridor sekolah.

Tidak lama kemudian, Jessica keluar dari toilet dan mendapati banyak orang di sepanjang koridor, pasti mereka menatap Taeyeon yang kebasahan tadi. Jessica tersenyum dalam hatinya. “khajja, bukankah kita akan pergi ke kantin?” tanya Jessica pada Seohyun dan chanyeol. “apa kau yang melakukannya?” tanya chanyeol. “kenapa?” tambah chanyeol. “kau masih bertanya padaku alasannya? Kenapa kau tidak tanya pada dirimu sendiri huh?” marah Jessica. “ehei, sudahlah. Kalian tidak harus bertengkar seperti ini. Khajja kita pergi.” Seohyun pun mencoba melerai pasangan ini. 

Sedangkan Taeyeon kini mengambil seragam olahraganya di loker, namun saat membuka lokernya banyak sampah di yang kelaur dari lokernya dan berjatuhan  ke lantai. Taeyeon menatapnya dengan menghela nafasnya. Ia pun tidak berniat mengambil sampah – sampah itu. Ia hanya mengambil seragam olahraganya dan menutup kembali lokernya. 

“hei, setidaknya kau harus membersihkan lantai ini yang kotor karenamu.” Kata Jinyoung yang Sudah bersender di loker dekat Taeyeon. Taeyeon menatap Jinyoung. “apa?” tanya Jinyoung. “jika kau mau, kau bisa membersihkannya.” Balas Taeyeon. Jinyoung berdiri tegak mendengar jawaban Taeyeon itu. “apa katamu? Aku? Hei kau kira kau siapa menyuruh – nyuruhku seperti itu?” kesal Jinyoung seraya mendorong – dorong bahu Taeyeon dan membuatnya sedikit demi sedikit mundur.

Namun tiba – tiba, sebuah tangan menghentikan tangan Jinyoung. Jinyoung menatap chanyeol yang ternyata pemilik tangan itu. Begitupun dengan Taeyeon. “kenapa? Apa kau mau membelanya? Lalu bagaimana dengan pacarmu itu? Apa dia tidak akan marah padamu jika dia tahu kau membela gadis yang sangat dibencinya?” kata Jinyoung. chanyeol segera menepis tangan Jinyoung dari bahu Taeyeon. “jangan pernah kau mengganggunya lagi.” Kata chanyeol. 

“apa kau bilang?” tanya Jinyoung. “hei dengarkan aku ya? bukan aku yang mengganggunya, tapi sikapmu inilah yang mengganggunya. kau membelanya itu sama saja dengan kau menambah beban masalahnya, apa kau tidak tahu hal itu?” tanya Jinyoung. chanyeol terdiam sesaat. Lalu ia menatap Taeyeon.

“yang dikatakannya benar. Kau tidak perlu membelaku, jika sikapmu seperti ini terus. Kau hanya akan menambah beban masalahku saja. Mulai  sekarang jangan pernah muncul dihadapanku lagi, karena kau sudah merusak segalanya. Dan aku muak denganmu.” Kata Taeyeon tanpa memandang chanyeol. Jinyoung mendengar hal itu tersenyum miring.

“setidaknya aku benar dimatanya.” Jinyoung menyindir chanyeol lalu dia pergi, namun baru saja dia membalikkan badannya. Chanyeol menahan lengan Jinyoung dan membalikkan badan Jinyoung seketika lalu memukul wajah Jinyoung hingga membuatnya jatuh tersungkur. “aku peringatkan sekali lagi padamu ya! jangan pernah kau mengganggunya! atau aku akan membunuhmu!” ancam chanyeol.
“hei kalian! Apa kalian sedang bertengkar? Jangan lari kalian!” seorang guru etika tengah mempergoki chanyeol dan Jinyoung. guru etika pun menghampiri keduanya. “hei, apa yang kalian tahu hanyalah bertengkar saja huh?” kata guru etika seraya menepuk – nepuk pundak chanyeol. “kau! Murid pindahan, kemarin wali mu sudah dipanggil kemari dan kau ingin mengundang walimu lagi huh?” tunjuk guru etika pada Jinyoung yang masih duduk di lantai. “kalain berdua, ikut aku ke ruang guru sekarang.” Perintah guru etika dengan tegas dan berjalan lebih dulu. Sedangkan Jinyoung dan chanyeol hanya saling pandang dengan tatapan tajam. Chanyeol pun berjalan lebih dulu menyusul pak guru. Sedangkan Jinyoung, baru bangkit dan sedikit mengelap sudut bibirnya yang sedikit berdarah. “ah, apa ini? Luka kemarin belum sembuh, dan aku mendapatkan pukulan lagi karena Taeyeon. Hwa, ini tidak bisa dibiarkan. Aku akan memberinya pelajaran.” Ujar Jinyoung lalu menyusul guru etika dan chanyeol.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Jinyoung kini diam menunduk ketika bibinya sudah berada di ruang guru. “murid pindahan, kulihat catatan di sekolahmu dulu prestasi sangat buruk. Setidaknya kau harus mempunyai prestasi bagus jika ingin membuat masalah, sudah tidak mempunyai prestasi, hanya bisa membuat keributan saja. Kemarin dengan Minho siswa dengan presatasi yang sedang – sedang saja. Sekarang kau membuat masalah pada ketua tim bakset huh?” tanya guru etika itu. “maafkan Jinyoung pak, saya berjanji akan mendidiknya menjadi anak yang lebih baik lagi.” Bibi Jinyoung meminta maaf pada guru etika. 

“bibi, kenapa bibi minta maaf? Aku tidak bersalah bi.” Kata Jinyoung. “sudahlah, sebaiknya kau diam saja.” Tegas bibi Jinyoung. tidak lama kemudian ayah chanyeol datang. “eoh, tuan Park anda sudah datang. Silahkan duduk.” Guru etika mempersilahkan ayah chanyeol untuk duduk.

“maaf sudah memanggil anda kemari, padahal anda sedang sibuk tuan park.” Kata guru etika. Jinyoung menatap sikap guru etika dengan tidak suka, sepertinya dia bersikap tidak adil sekarang. Dia tadi tidak memperlakukan bibinya dengan sopan saat bibinya datang, tapi saat ayah chanyeol yang datang, kenapa sikapnya sangat masis seperti ini. Memuakkan. Batin Jinyoung.

“jadi apa yang dibuat chanyeol disini?” tanya ayah chanyeol to the point. “ah begini, tadi anak anda terlibat sedikit pertengkaran dengan murid pindahan ini. Anda tahu sendiri kan peraturan disekolah ini, sedikit saja seorang murid membuat kesalahan, kami pihak sekolah akan menelfon walinya untuk datang ke sekolah.” Jelas guru etika. 

“benarkah itu chanyeol? Kau terlibat perkelahian dengannya?” tanya ayah chanyeol seraya menunjuk Jinyoung. chanyeol hanya diam. Tiba – tiba ayah chanyeol mendapat telfon dan segera menerimanya.
“halo..”
“….”
“baik aku mengerti, aku akan segera kesana.”

Ayah chanyeol segera menutup telfonnya dan segera pamit. “aku ada rapat penting hari ini, jadi anda urus saja masalah ini. Aku mempercayakan masalah ini pada anda Guru Hwang.” Kata ayah chanyeol lalu pergi diikuti 2 anak buah nya yang tadi ikut masuk ke ruang guru.

“ah iya baiklah ayah chanyeol, aku mengerti. Aku akan mengurus ini untuk anda.” Kata Guru Hwang. Setalah ayah chanyeol pergi, Guru Hwang menatap bibi Jinyoung yang masih berada disana. “sekali lagi saya minta maaf atas tingkah keponakan saya ini pak, saya berjanji hal ini tidak akan terulang kembali.” Kata bibi Jinyoung. “baiklah bibi Jinyoung, saya juga akan mengurus hal ini. Tapi anda harus memastikan bahwa hal ini tidak akan terulang kembali. Anda bisa pergi kalau begitu.” Guru Hwang mempersilahkan bibi Jinyoung pamit.

Kini hanya tinggal Guru Hwang dan chanyeol serta Jinyoung. “kalian berdua! Bersihkan lapangan basket sepulang sekolah nanti.” Perintah Guru Hwang.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Jinyoung berjalan dengan kesal menuju kelas, ia mengepalkan tangannya. Saat sudah berada di kelas, kelas Bahasa inggris hampir dimulai. Dan Jinyoung sudah mendapat peringatan dari Guru Jung. “lain kali jangan terlambat datang ke kelasku, jika tidak ingin keluar dari kelasku.” Kata Guru Jung. Jinyoung hanya diam dan langsung duduk di bangkunya, tatapan tajamnya tertuju pada Taeyeon. “baiklah, bagikan soalnya kebelakang.” Perintah Guru Jung. Murid – murid di depan yang sudah mendapatkan soalnya segera memberikan nya ke teman – temannya yang lain yang duduk di belakangnya. 

“ssaem! Bukankah anda harus mengecek satu per satu murid anda agar tidak ada yang mencontek?” kata Jinyoung seraya mengangkat tangannya. “ah apa – apaan ini” bisik murid – murid yang lain.
Guru Jung tampak memikirkannya, kemudian menyetujui pendapat Jinyoung. “baiklah, taruh tas kalian di atas meja.” Perintah Guru Jung. Murid – murid pun meletakkan tas mereka di atas meja. Dan Guru Jung mulai berkeliling menggeledah tas mereka satu per satu. Hingga Guru Jung menemukan sebuah kertas di dalam tas Taeyeon yang berisi materi ulangan hari ini. Taeyeon terkejut melihat hal itu.

“apa ini?” tanya Guru Jung, “aku tidak tahu bu, itu bukan milikku.” Kata Taeyeon. “jika bukan punyamu, lalu kenapa kertas ini bisa ada pada tasmu?” tanya Guru Jung. Saat Taeyeon tengah sibuk mencari kebenaran, Jinyoung tersenyum miring melihat hal itu. Ia teringat kata – kata Seohyun kemarin ingin memasukkan kertas contekan pada tas Taeyeon ketika ulangan Bahasa inggris, karena guru Bahasa inggris disini sangat terkenal keras, disiplin dan dan tidak akan mentoleransi murid yang membuat masalah pada jam pelajarannya. Jinyoung pun melancarkan aksinya Seohyun karena ia merasa kesal pada Taeyeon. Karena Taeyeon ia harus menerima 2 kali pukulan di wajahnya, dan juga bibinya harus meminta maaf atas kesalahan yang tidak diperbuatnya.

“tunggu dulu.” Kata Guru Jung, ketika menemukan sesuatu yang lain di tas Taeyeon. Guru Jung mengambil sebuah flashdisk yang sangat ia kenal. “bukankah ini milik Guru Hwang? Kenapa bisa ada padamu?” tanya Guru Jung. Taeyeon terkejut mellihat hal itu, ini bahkan lebih membuatnya terkejut dari pada melihat kertas yang ada pada tasnya.

“kenapa kau mencuri flashdisk milik Guru Hwang?” tanya Guru Jung. “tidak, sungguh itu bukan aku ssaem.” Taeyeon berusaha membela dirinya. “apa mungkin kau yang selama ini mencuri soal – soal ujian itu huh?” tuduh Guru Jung. “tidak ssaem, bukan seperti itu.” Kata Taeyeon. “baiklah, akan kulihat isinya dulu, dan kita akan mengetahui apa yang kau curi.” Guru Jung pun mengambil flashdisk itu dan mencolokkannya ke laptopnya untuk melihat isi file dari flashdisk itu. Dan ternyata benar dugaan Guru Jung, isi file itu adalah kumpulan soal – saol ujian mendatang. 

“jadi kau pencuri soal itu ya.” kata Guru Jung seraya menatap tajam ke arah Taeyeon. Semua murid pun menatap Taeyeon, tidak menyangka Taeyeon akan melakukan hal seperti itu. Minho tidak percaya kalau Taeyeon yang melakukannya, sedangkan Jinyoung terkejut. Mengapa bisa seperti ini, bukankah Seohyun bilang hanya akan memasukkan kertas contekkan. Kenapa bisa sampai masalah soal – soal ujian saja. “cepat pergi ke ruang guru Taeyeon. Sekarang juga.” Perintah Guru Jung yang sudah lebih dulu menginggalkan kelas. Taeyeon pun mengikuti Guru Jung ke ruang guru dan mencoba tidak memperhatikan semua umpatan teman – teman sekelasnya.

“kalian diamlah, Taeyeon tidak mungkin melakukan hal serendah itu. Dia itu murid paling pintar, tidak mungkin dia yang melakukannya.” Bentak Minho ketika Taeyeon sudah menghilang. “apa kau tidak berpikir? Mungkin saja kepintarannya itu karena dia mencuri soal – soal itu.” Kata Jessica. Minho pun menatap tajam pada Jessica. “akan kupastikan bahwa Taeyeon memang tidak bersalah.” Tegas Minho.

“kerja yang bagus Jinyoung - ssi” kata Seohyun. “hei tunggu dulu, bukankah kau hanya memasukkan kertas contekkan saja? Kenapa bisa ada flashdisk disana? Bukan kau kan yang melalukannya?” bisik Jinyoung agar tidak didengar yang lainnya. “aku yang melakukannya. Aku benar – benar muak dengannya, dan aku ingin dia segera pergi dari sekolah ini.” Kata Jessica lalu pergi dari kelas itu.


!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Di jalan, nenek Taeyeon berjalan dengan buru – buru menuju ke sekolah Taeyeon setelah mendapat kabar kalau Taeyeon ketahuan mencuri soal ujian. Sesampainya di ruang guru, nenek Taeyeon segera menyapa wali kelas Taeyeon dan seorang guru lagi di samping wali kelas Taeyeon. Nenek Taeyeon terkejut mengetahui orang itu, begitupun dengan orang itu. 

“begini nek, sebelumnya saya minta maaf karena sudah menyuruh nenek kesini pada siang hari yang panas seperti ini.”kata wali kelas Taeyeon, pak ahn. Dan hal itu membuat nenek Taeyeon mengalihkan pandangannya pada pakk ahn. “ah, iya tidak apa – apa pak. Jadi benarkah cucu saya mencuri soal?” tanya nenek Taeyeon. “tidak nek, bukan aku yang mencurinya. Aku juga tidak tahu kenapa flashdisk itu pada tasku.” Sanggah Taeyeon.

“tapi bukti sudah ada, dan buktinya memang benda ini ada pada tasmu. Pantas saja kau selalu mendapatkan peringkat bagus, ternyata ini alasan dibalik peringkatmu yang bagus ya?” kata Guru Jung. Nenek Taeyeon langsung menatap Guru Jung, “kenapa anda bisa bicara seperti itu. Anda tidak mempercayainya?” tanya nenek Taeyeon pada Guru Jung. 

“orang yang bersalah harus dihukum, kenapa aku harus mempercayai seorang pencuri sepertinya?” kata Guru Jung. “benarkah? Orang yang bersalah harus dihukum? Kalau begitu, yang salah bukanlah Taeyeon. Tapi orang tuanya yang telah menelantarkannya hingga membuatnya seperti ini. Jadi apa menurutmu orang tua Taeyeon pantas mendapatkan hukuman? Hukuman seperti apa kira – kira yang pantas untuknya?” desak nenek Taeyeon dengan menatap tajam pada Guru Jung. Guru Jung sedikit tertegun dengan ucapan nenek Taeyeon. 

“ah, maaf nek. Saya sendiri juga sulit mempercayai bahwa cucu nenek yang melakukan hal ini. Saya akan mencari tahu kebenarannya nek, sebelum bukti ditemukan saya akan berusaha menyelidikinya lebih lanjut.” Kata pak ahn.

“bukti apa? Jelas – jelas buktinya sudah ada, pak ahn mau mencari tahu bukti apalagi?” kata Guru Jung. “maafkan saya nek, saya juga percaya Taeyeon tidak akan pernah melakukan hal ini. Jadi nenek tenang saja.” Kata Guru Ahn. “Guru Ahn!” kesal Guru Jung. “sebaiknya nenek pulang dan istirahat, Taeyeon – aa, antarkan nenekmu keluar.” Perintah Guru Ahn. “baik ssaem.” Taeyeon pun membantu neneknya berjalan dan keluar dari ruang guru.

“Guru Ahn, anda tahu apa yang sedang anda perbuat? Jika anda membela murid yang salah, anda bisa dikeluarkan dari sekolah ini!” kata Guru Jung. “aku tahu Guru Jung, tapi aku juga tidak bisa membiarkan muridku yang tidak bersalah mendapatkan masalah.” Bela Guru Ahn. “meskipun anda harus keluar dari sekolah ini?” tanya Guru Jung. “meskipun aku harus keluar dari sekolah ini, aku akan tetap akan menegakkan kebenaran.” Ucap Guru Ahn dengan sungguh – sungguh.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Kini Taeyeon dan neneknya sudah berada di halaman sekolah, “sudahlah, kau cepat masuk sana. Jangan sampai kau telat masuk pelajaran dan membuat nenekmu yang Sudah tua ini harus kesini lagi.” Kata nenek Taeyeon. Taeyeon pun memeluk neneknya dengan erat. “nenek percaya padaku kan?” tanya Taeyeon yang sudah menitikkan air matanya. Nenek Taeyeon melepaskan pelukan cucunya itu, dan mengusap air mata Taeyeon. “aku percaya padamu, kau tidak mungkin melakukan hal itu.” Kata neneknya. “aku senang karena nenek percaya padaku, sekarang tidak akan ada masalah lagi, karena nenek mempercayaiku.” Kata Taeyeon. 

“sekarang kembalilah ke kelas.” Perintah nenek Taeyeon. “baik nek.” Taeyeon menuruti perkataan neneknya dan segera pergi ke kelasnya setelah memeluk neneknya sekali lagi. Nenek Taeyeon tersenyum dengan tingkah cucunya itu. Namun setelah Taeyeon tidak terlihat lagi, senyum nenek Taeyeon hilang seketika ketika mengingat Guru Jung, “kenapa dia bisa disini? Apa dia tidak tahu kalau Taeyeon adalah anaknya? Kenapa bisa dia bersikap begitu keras pada anaknya sendiri.” Kata nenek Taeyeon. Namun sedetik kemudian, nenek Taeyeon merasakan nyeri di dadanya. Ia pun segera pulang ke rumah dan istirahat.

Saat kembali ke kelas, Taeyeon banyak menerima cibiran dari teman – temannya. Dibangku nya bahkan sudah ada coretan yang mengejeknya seorang pencuri. Taeyeon mencoba menerima hal ini dan segera duduk di bangkunya. Minho baru saja datang ke kelas dan melihat Taeyeon sudah duduk dimejanya, ia segera menghampirinya dan juga duduk disampingnya. Taeyeon sengaja menutupi tulisan dibangkunya agar Minho tidak bisa melihatnya. Ia tidak mau Minho membuat masalah lagi karenanya.

Dan guru etika pun masuk, karena memang saat ini adalah jam pelajaran etika. Guru etika itu sempat menatap Taeyeon. “Taeyeon – ssi, kenapa kau masih disini? Bukankah kau sudah diijinkan untuk pulang ke rumah lebih cepat?” sindir Guru Hwang. “aku tidak melakukan kesalahan apapun, jadi kenapa aku harus menghindar ssaem?” balas Taeyeon. Murid – murid lain pun saling membicarakan Taeyeon yang tidak tahu malu. “ah, sudahlah. Terserah apa maumu, yang jelas aku tidak akan menganggapmu ada dikelas ini. Aku juga tidak akan memberi nilai pada pencuri sepertimu.” Tegas Guru Hwang. 

Taeyeon pun mencoba sebisa nya untuk bertahan, karena memang dirinya tidak bersalah. Sangat sulit, karena ia terus saja mendengar ocehan – ocehan teman – temannya tentangnya. Dan Taeyeon berhasil menahannya sampai bel pulang sekolah berbunyi.

Sontak semua murid bersorak senang karena pelajaran telah berakhir. “tenanglah anak – anak. Kalian harus melanjutkan tugas ini dirumah karena jam pelajaran sudah berakhir. Baiklah, sampai jumpa minggu depan.” Guru Hwang pun pergi.

Taeyeon pun bersiap – siap untuk pulang. Namun saat di koridor, Taeyeon mendapat tatapan tajam dari murid – murid lain. Bahkan ada yang mendorongnya hingga mundur beberapa langkah. “kau tahu? Perbuatanmu itu sangat memalukan!” ujar murid yang mendorong Taeyeon. 

Tiba – tiba Minho datang dan memegang tangan Taeyeon dengan erat. Tanpa berkata apapun, Minho segera menggandeng tangan Taeyeon untuk menjauh dari murid – murid itu. Namun saat sudah berada diluar sekolah dan keadaan cukup sepi, Taeyeon segera menghempaskan tangan Minho. 

“kenapa?” tanya Minho. “kau Sudah lupa peringatanku?” tanya Taeyeon. “tidak, aku tidak pernah lupa dengan hal itu. Tapi aku juga tidak bisa membiarkanmu diperlakukan seperti ini.” Jelas Minho. “kenapa tidak bisa?” tanya Taeyeon. “karena aku menyukaimu, bukankah kau juga Sudah tahu hal itu?” kata Minho yang berhasil membuat Taeyeon terdiam.

“kau tahu aku menyukaimu, jadi inilah alasanku kenapa aku ingin menjagamu.” Tambah Minho lagi. “kau juga tahu jika aku membencimu, jadi kenapa kau masih menyukaiku? Jangan ikuti aku!” setelah itu Taeyeon pergi. Minho pun hanya bisa terdiam di tempatnya dan menatap kepergian Taeyeon. Tidak jauh di belakang Minho, Jinyoung sempat melihat pertengkaran kecil Minho dan Taeyeon. 


!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Jinyoung pulang sekolah dengan lemas, namun bibinya segera menyambutnya dengan hangat. “kau sudah pulang, kemarilah sebentar. Biar kuobati luka mu Jinyoung – aa.” Kata bibi Jinyoung. Jinyoung menatap bibinya itu, “kenapa hanya berdiri disitu? Ayo cepat kemari!” perintah bibi Jinyoung untuk segera duduk disampingnya.

Jinyoung pun menurut dan segera duduk disamping bibinya. Bibi Jinyoung pun membuka kotak P3K dan segera mengobati luka Jinyoung di sudut bibirnya. Jinyoung sedikit meringis karena perih, namun bibi Jinyoung begitu perhatian dengan meniup – niup luka Jinyoung agar tidak terlalu perih saat ia obati. 

Jinyoung pun merasa tersentuh dengan tindakan kecil bibinya ini, setidaknya bibinya ini perhatian padanya. Ia jadi merasa bersalah pada bibinya karena sudah 2 kali membuat ulah disekolah dan harus membuat bibinya dipanggil ke sekolah. “maafkan aku bi.” Sesal Jinyoung. bibi Jinyoung tersenyum. “tidak apa – apa, bibi yakin kau punya alasan tersendiri kenapa kau melakukan hal itu. Sekarang makanlah, bibi Sudah menyiapkan makan siang untukmu.” Kata bibinya setelah membereskan kotak P3K nya. Jinyoung benar – benar tersentuh dengan sikap bibinya ini.

Di kedai ramen nenek Taeyeon.  

Taeyeon yang baru saja pulang sekolah dan masuk ke dalam kedai terkejut ketika mendapati neneknya tergeletak di lantai tidak sadarkan diri. “nenek! Nenek bangun nek!” panggil Taeyeon. “nenek kumohon buka matamu nek….”

Tbc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar