- Kim Taeyeon
- Jung Jinyoung
- Jung Jessica
- Choi Minho
- Park Chanyeol
- Oh Yeonseo as Jung Inyoung (Ibu Jessica, Guru Bahasa inggris)
- Joowon as Jung Joowon (Ayah Jinyoung)
- Leejoon as Jung Joonyoung (Ayah Jessica)
- Kim Taehee as Ibu Jinyoung Jung Illwoo as Paman Jinyoung (Saudara Joowon)
- Nam Gyuri as Bibi Jinyoung (Istri Illwoo)
- Ahn jaehyun as Wali Kelas 10 – 2 di SMA Busan (kelas Taeyeon)
#################################################################
PART 3
“KAU MERUSAK SEGALANYA”
Keesokan harinya, saat pelajaran Bahasa inggris berlangsung. Kelas
10 – 2 menjadi sangat tenang sekali. Karena guru Bahasa inggris disini terkenal
galak, dan guru Bahasa inggris itu adalah ibu dari Jessica. Setelah pelajaran
Bahasa inggris berakhir, seluruh kelas 10 – 2 merasa lega, mereka serasa bisa
menghirup udara segar lagi setelah sekian lama. Dan jam istirahat pun dimulai,
chanyeol dari kelas sebelah sengaja masuk ke kelas 10 – 2 untuk menjemput sang
kekasih, Jessica. Sontak hal itu membuat semua murid bersorak dan menggoda
chanyeol dan Jessica.
Sedangkan Minho menatap Taeyeon khawatir, “kau tidak apa – apa?”
tanya Minho khawatir. “sejak kapan kita menjadi dekat? Kau harus tahu batasanmu”
Taeyeon menggambar garis lurus dengan spidol di mejanya yang berbatasan dengan Minho.
Minho merasa heran dengan sikap Taeyeon. “tapi kemarin kau..”
“jangan salah paham, aku hanya tidak ingin kau mencampuri urusanku mulai
sekarang. Kelak, jika kau terluka lagi karenaku. Aku tidak akan pernah
membantumu. Karena aku tidak pernah memintanya.” Potong Taeyeon dengan cepat.
Setelah itu Taeyeon bangkit dan pergi. Saat melewati sela – sela bangku, ia
berpapasan dengan chanyeol. Namun Taeyeon tidak menatapnya sama sekali, Taeyeon
seolah – olah tidak melihat orang didepannya.
“kau masih melihatnya?” tanya Jessica dengan kesal. “jika kau masih
melihatnya, kenapa sekarang kau bersamaku huh?” Jessica yang marah pun segera
pergi meningglkan kelas. Chanyeol masih terdiam sesaat, namun detik berikutnya
ia keluar menyusul Jessica. Namun Jessica sudah tidak terlihat.
!!!!!!!!!!!!!!!!
Jessica mengikuti Taeyeon yang menuju toilet. Saat Taeyeon masuk ke
salah satu toilet. Jessica dengan sengaja menyiramkan air pada Taeyeon yang
menyebabkan Taeyeon basah kuyup. Taeyeon yang kaget pun segera membuka pintu
dan keluar dari dalam. Ia melihat Jessica tengah menatapnya tajam. “kenapa? Apa
lagi masalahnya sekarang?” tanya Taeyeon langsung.
“kau masih melirik chanyeol? Kenapa? Kenapa kau melakukan hal ini
padaku?” tanya Jessica dengan kesal. “aku tidak pernah meliriknya sama sekali,
jadi kau tidak berhak memperlakukanku seperti ini!” jawab Taeyeon. Jessica
semakin kesal saja dengan semua jawaban yang diberikan Taeyeon padanya. “kau
sadar, kau itu orang yang tidak berguna. Orang tuamu saja tahu kau tidak
berguna, makanya mereka membuangmu. Sama seperti chanyeol yang membuangmu. Jadi
kau tidak usah berlagak seperti kau itu hebat hanya karena peringkatmu bagus.
Kau harus ingat, aku tidak akan membiarkanmu hidup dengan tenang disini. Jadi
sebelum hal itu terjadi, kenapa kau tidak enyah sekarang juga eoh dari sekolah
ini? Toh kau juga tidak mempunyai teman satu pun disini. Jadi apa yang kau
andalkan disini? Tidak ada.” Kata Jessica. Mata Taeyeon memanas mendengar semua
kata – kata Jessica.
“kau benar, mungkin aku tidak berguna. Tapi masalah orang tuaku,
jangan pernah kau melibatkannya dalam hal ini. Jika kau punya masalah denganku,
lakukan semaumu padaku. Jangan membawa – bawa nama orang tua, dan apa lagi
melimpahkannya pada orang lain yang tidak bersalah.” Tegas Taeyeon. “kenapa tidak? Karena itulah cara satu –
satunya agar kau cepat enyah dari sini. Bukan begitu?” kini Jessica tersenyum
senang. Taeyeon mengepalkan tangannya berusaha menahan amarahnya dan detik
berikutnya Taeyeon pergi begitu saja.
“benar, pergilah seperti ini ketika kau mengalami kesulitan. Lama –
lama kau tidak akan tahan, lalu pergi dari sini.” Ujar Jessica lalu tersenyum
miring. Taeyeon keluar dari toilet dan menyusuri koridor dengan basah kuyup,
banyak murid yang mengamatinya begitupun dengan chanyeol, Seohyun, Jinyoung dan
juga Minho. Minho hendak membantu Taeyeon tapi ia teringat kata – kata Taeyeon
tadi di kelas yang menyuruhnya untuk tidak membantunya. Minho pun akhirnya
hanya bisa menatap Taeyeon yang tengah berlari menyusuri koridor sekolah.
Tidak lama kemudian, Jessica keluar dari toilet dan mendapati
banyak orang di sepanjang koridor, pasti mereka menatap Taeyeon yang kebasahan
tadi. Jessica tersenyum dalam hatinya. “khajja, bukankah kita akan pergi ke
kantin?” tanya Jessica pada Seohyun dan chanyeol. “apa kau yang melakukannya?”
tanya chanyeol. “kenapa?” tambah chanyeol. “kau masih bertanya padaku
alasannya? Kenapa kau tidak tanya pada dirimu sendiri huh?” marah Jessica.
“ehei, sudahlah. Kalian tidak harus bertengkar seperti ini. Khajja kita pergi.”
Seohyun pun mencoba melerai pasangan ini.
Sedangkan Taeyeon kini mengambil seragam olahraganya di loker,
namun saat membuka lokernya banyak sampah di yang kelaur dari lokernya dan
berjatuhan ke lantai. Taeyeon menatapnya
dengan menghela nafasnya. Ia pun tidak berniat mengambil sampah – sampah itu.
Ia hanya mengambil seragam olahraganya dan menutup kembali lokernya.
“hei, setidaknya kau harus membersihkan lantai ini yang kotor
karenamu.” Kata Jinyoung yang Sudah bersender di loker dekat Taeyeon. Taeyeon
menatap Jinyoung. “apa?” tanya Jinyoung. “jika kau mau, kau bisa
membersihkannya.” Balas Taeyeon. Jinyoung berdiri tegak mendengar jawaban Taeyeon
itu. “apa katamu? Aku? Hei kau kira kau siapa menyuruh – nyuruhku seperti itu?”
kesal Jinyoung seraya mendorong – dorong bahu Taeyeon dan membuatnya sedikit
demi sedikit mundur.
Namun tiba – tiba, sebuah tangan menghentikan tangan Jinyoung. Jinyoung
menatap chanyeol yang ternyata pemilik tangan itu. Begitupun dengan Taeyeon.
“kenapa? Apa kau mau membelanya? Lalu bagaimana dengan pacarmu itu? Apa dia
tidak akan marah padamu jika dia tahu kau membela gadis yang sangat
dibencinya?” kata Jinyoung. chanyeol segera menepis tangan Jinyoung dari bahu Taeyeon.
“jangan pernah kau mengganggunya lagi.” Kata chanyeol.
“apa kau bilang?” tanya Jinyoung. “hei dengarkan aku ya? bukan aku
yang mengganggunya, tapi sikapmu inilah yang mengganggunya. kau membelanya itu
sama saja dengan kau menambah beban masalahnya, apa kau tidak tahu hal itu?”
tanya Jinyoung. chanyeol terdiam sesaat. Lalu ia menatap Taeyeon.
“yang dikatakannya benar. Kau tidak perlu membelaku, jika sikapmu
seperti ini terus. Kau hanya akan menambah beban masalahku saja. Mulai sekarang jangan pernah muncul dihadapanku
lagi, karena kau sudah merusak segalanya. Dan aku muak denganmu.” Kata Taeyeon
tanpa memandang chanyeol. Jinyoung mendengar hal itu tersenyum miring.
“setidaknya aku benar dimatanya.” Jinyoung menyindir chanyeol lalu
dia pergi, namun baru saja dia membalikkan badannya. Chanyeol menahan lengan Jinyoung
dan membalikkan badan Jinyoung seketika lalu memukul wajah Jinyoung hingga
membuatnya jatuh tersungkur. “aku peringatkan sekali lagi padamu ya! jangan
pernah kau mengganggunya! atau aku akan membunuhmu!” ancam chanyeol.
“hei kalian! Apa kalian sedang bertengkar? Jangan lari kalian!”
seorang guru etika tengah mempergoki chanyeol dan Jinyoung. guru etika pun
menghampiri keduanya. “hei, apa yang kalian tahu hanyalah bertengkar saja huh?”
kata guru etika seraya menepuk – nepuk pundak chanyeol. “kau! Murid pindahan,
kemarin wali mu sudah dipanggil kemari dan kau ingin mengundang walimu lagi
huh?” tunjuk guru etika pada Jinyoung yang masih duduk di lantai. “kalain
berdua, ikut aku ke ruang guru sekarang.” Perintah guru etika dengan tegas dan
berjalan lebih dulu. Sedangkan Jinyoung dan chanyeol hanya saling pandang
dengan tatapan tajam. Chanyeol pun berjalan lebih dulu menyusul pak guru.
Sedangkan Jinyoung, baru bangkit dan sedikit mengelap sudut bibirnya yang
sedikit berdarah. “ah, apa ini? Luka kemarin belum sembuh, dan aku mendapatkan
pukulan lagi karena Taeyeon. Hwa, ini tidak bisa dibiarkan. Aku akan memberinya
pelajaran.” Ujar Jinyoung lalu menyusul guru etika dan chanyeol.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Jinyoung kini diam menunduk ketika bibinya sudah berada di ruang
guru. “murid pindahan, kulihat catatan di sekolahmu dulu prestasi sangat buruk.
Setidaknya kau harus mempunyai prestasi bagus jika ingin membuat masalah, sudah
tidak mempunyai prestasi, hanya bisa membuat keributan saja. Kemarin dengan Minho
siswa dengan presatasi yang sedang – sedang saja. Sekarang kau membuat masalah
pada ketua tim bakset huh?” tanya guru etika itu. “maafkan Jinyoung pak, saya
berjanji akan mendidiknya menjadi anak yang lebih baik lagi.” Bibi Jinyoung
meminta maaf pada guru etika.
“bibi, kenapa bibi minta maaf? Aku tidak bersalah bi.” Kata Jinyoung.
“sudahlah, sebaiknya kau diam saja.” Tegas bibi Jinyoung. tidak lama kemudian
ayah chanyeol datang. “eoh, tuan Park anda sudah datang. Silahkan duduk.” Guru
etika mempersilahkan ayah chanyeol untuk duduk.
“maaf sudah memanggil anda kemari, padahal anda sedang sibuk tuan
park.” Kata guru etika. Jinyoung menatap sikap guru etika dengan tidak suka,
sepertinya dia bersikap tidak adil sekarang. Dia tadi tidak memperlakukan
bibinya dengan sopan saat bibinya datang, tapi saat ayah chanyeol yang datang,
kenapa sikapnya sangat masis seperti ini. Memuakkan. Batin Jinyoung.
“jadi apa yang dibuat chanyeol disini?” tanya ayah chanyeol to the
point. “ah begini, tadi anak anda terlibat sedikit pertengkaran dengan murid
pindahan ini. Anda tahu sendiri kan peraturan disekolah ini, sedikit saja
seorang murid membuat kesalahan, kami pihak sekolah akan menelfon walinya untuk
datang ke sekolah.” Jelas guru etika.
“benarkah itu chanyeol? Kau terlibat perkelahian dengannya?” tanya
ayah chanyeol seraya menunjuk Jinyoung. chanyeol hanya diam. Tiba – tiba ayah
chanyeol mendapat telfon dan segera menerimanya.
“halo..”
“….”
“baik aku mengerti, aku akan segera kesana.”
Ayah chanyeol segera menutup telfonnya dan segera pamit. “aku ada
rapat penting hari ini, jadi anda urus saja masalah ini. Aku mempercayakan
masalah ini pada anda Guru Hwang.” Kata ayah chanyeol lalu pergi diikuti 2 anak
buah nya yang tadi ikut masuk ke ruang guru.
“ah iya baiklah ayah chanyeol, aku mengerti. Aku akan mengurus ini
untuk anda.” Kata Guru Hwang. Setalah ayah chanyeol pergi, Guru Hwang menatap
bibi Jinyoung yang masih berada disana. “sekali lagi saya minta maaf atas
tingkah keponakan saya ini pak, saya berjanji hal ini tidak akan terulang
kembali.” Kata bibi Jinyoung. “baiklah bibi Jinyoung, saya juga akan mengurus
hal ini. Tapi anda harus memastikan bahwa hal ini tidak akan terulang kembali.
Anda bisa pergi kalau begitu.” Guru Hwang mempersilahkan bibi Jinyoung pamit.
Kini hanya tinggal Guru Hwang dan chanyeol serta Jinyoung. “kalian
berdua! Bersihkan lapangan basket sepulang sekolah nanti.” Perintah Guru Hwang.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Jinyoung berjalan dengan kesal menuju kelas, ia mengepalkan
tangannya. Saat sudah berada di kelas, kelas Bahasa inggris hampir dimulai. Dan
Jinyoung sudah mendapat peringatan dari Guru Jung. “lain kali jangan terlambat
datang ke kelasku, jika tidak ingin keluar dari kelasku.” Kata Guru Jung. Jinyoung
hanya diam dan langsung duduk di bangkunya, tatapan tajamnya tertuju pada Taeyeon.
“baiklah, bagikan soalnya kebelakang.” Perintah Guru Jung. Murid – murid di
depan yang sudah mendapatkan soalnya segera memberikan nya ke teman – temannya
yang lain yang duduk di belakangnya.
“ssaem! Bukankah anda harus mengecek satu per satu murid anda agar
tidak ada yang mencontek?” kata Jinyoung seraya mengangkat tangannya. “ah apa –
apaan ini” bisik murid – murid yang lain.
Guru Jung tampak memikirkannya, kemudian menyetujui pendapat Jinyoung.
“baiklah, taruh tas kalian di atas meja.” Perintah Guru Jung. Murid – murid pun
meletakkan tas mereka di atas meja. Dan Guru Jung mulai berkeliling menggeledah
tas mereka satu per satu. Hingga Guru Jung menemukan sebuah kertas di dalam tas
Taeyeon yang berisi materi ulangan hari ini. Taeyeon terkejut melihat hal itu.
“apa ini?” tanya Guru Jung, “aku tidak tahu bu, itu bukan milikku.”
Kata Taeyeon. “jika bukan punyamu, lalu kenapa kertas ini bisa ada pada tasmu?”
tanya Guru Jung. Saat Taeyeon tengah sibuk mencari kebenaran, Jinyoung
tersenyum miring melihat hal itu. Ia teringat kata – kata Seohyun kemarin ingin
memasukkan kertas contekan pada tas Taeyeon ketika ulangan Bahasa inggris,
karena guru Bahasa inggris disini sangat terkenal keras, disiplin dan dan tidak
akan mentoleransi murid yang membuat masalah pada jam pelajarannya. Jinyoung
pun melancarkan aksinya Seohyun karena ia merasa kesal pada Taeyeon. Karena Taeyeon
ia harus menerima 2 kali pukulan di wajahnya, dan juga bibinya harus meminta
maaf atas kesalahan yang tidak diperbuatnya.
“tunggu dulu.” Kata Guru Jung, ketika menemukan sesuatu yang lain
di tas Taeyeon. Guru Jung mengambil sebuah flashdisk yang sangat ia kenal.
“bukankah ini milik Guru Hwang? Kenapa bisa ada padamu?” tanya Guru Jung. Taeyeon
terkejut mellihat hal itu, ini bahkan lebih membuatnya terkejut dari pada
melihat kertas yang ada pada tasnya.
“kenapa kau mencuri flashdisk milik Guru Hwang?” tanya Guru Jung.
“tidak, sungguh itu bukan aku ssaem.” Taeyeon berusaha membela dirinya. “apa
mungkin kau yang selama ini mencuri soal – soal ujian itu huh?” tuduh Guru Jung.
“tidak ssaem, bukan seperti itu.” Kata Taeyeon. “baiklah, akan kulihat isinya
dulu, dan kita akan mengetahui apa yang kau curi.” Guru Jung pun mengambil
flashdisk itu dan mencolokkannya ke laptopnya untuk melihat isi file dari
flashdisk itu. Dan ternyata benar dugaan Guru Jung, isi file itu adalah
kumpulan soal – saol ujian mendatang.
“jadi kau pencuri soal itu ya.” kata Guru Jung seraya menatap tajam
ke arah Taeyeon. Semua murid pun menatap Taeyeon, tidak menyangka Taeyeon akan
melakukan hal seperti itu. Minho tidak percaya kalau Taeyeon yang melakukannya,
sedangkan Jinyoung terkejut. Mengapa bisa seperti ini, bukankah Seohyun bilang
hanya akan memasukkan kertas contekkan. Kenapa bisa sampai masalah soal – soal
ujian saja. “cepat pergi ke ruang guru Taeyeon. Sekarang juga.” Perintah Guru
Jung yang sudah lebih dulu menginggalkan kelas. Taeyeon pun mengikuti Guru Jung
ke ruang guru dan mencoba tidak memperhatikan semua umpatan teman – teman
sekelasnya.
“kalian diamlah, Taeyeon tidak mungkin melakukan hal serendah itu.
Dia itu murid paling pintar, tidak mungkin dia yang melakukannya.” Bentak Minho
ketika Taeyeon sudah menghilang. “apa kau tidak berpikir? Mungkin saja
kepintarannya itu karena dia mencuri soal – soal itu.” Kata Jessica. Minho pun
menatap tajam pada Jessica. “akan kupastikan bahwa Taeyeon memang tidak
bersalah.” Tegas Minho.
“kerja yang bagus Jinyoung - ssi” kata Seohyun. “hei tunggu dulu,
bukankah kau hanya memasukkan kertas contekkan saja? Kenapa bisa ada flashdisk
disana? Bukan kau kan yang melalukannya?” bisik Jinyoung agar tidak didengar
yang lainnya. “aku yang melakukannya. Aku benar – benar muak dengannya, dan aku
ingin dia segera pergi dari sekolah ini.” Kata Jessica lalu pergi dari kelas
itu.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Di jalan, nenek Taeyeon berjalan dengan buru – buru menuju ke
sekolah Taeyeon setelah mendapat kabar kalau Taeyeon ketahuan mencuri soal ujian.
Sesampainya di ruang guru, nenek Taeyeon segera menyapa wali kelas Taeyeon dan
seorang guru lagi di samping wali kelas Taeyeon. Nenek Taeyeon terkejut
mengetahui orang itu, begitupun dengan orang itu.
“begini nek, sebelumnya saya minta maaf karena sudah menyuruh nenek
kesini pada siang hari yang panas seperti ini.”kata wali kelas Taeyeon, pak
ahn. Dan hal itu membuat nenek Taeyeon mengalihkan pandangannya pada pakk ahn.
“ah, iya tidak apa – apa pak. Jadi benarkah cucu saya mencuri soal?” tanya
nenek Taeyeon. “tidak nek, bukan aku yang mencurinya. Aku juga tidak tahu
kenapa flashdisk itu pada tasku.” Sanggah Taeyeon.
“tapi bukti sudah ada, dan buktinya memang benda ini ada pada
tasmu. Pantas saja kau selalu mendapatkan peringkat bagus, ternyata ini alasan
dibalik peringkatmu yang bagus ya?” kata Guru Jung. Nenek Taeyeon langsung
menatap Guru Jung, “kenapa anda bisa bicara seperti itu. Anda tidak
mempercayainya?” tanya nenek Taeyeon pada Guru Jung.
“orang yang bersalah harus dihukum, kenapa aku harus mempercayai
seorang pencuri sepertinya?” kata Guru Jung. “benarkah? Orang yang bersalah
harus dihukum? Kalau begitu, yang salah bukanlah Taeyeon. Tapi orang tuanya
yang telah menelantarkannya hingga membuatnya seperti ini. Jadi apa menurutmu
orang tua Taeyeon pantas mendapatkan hukuman? Hukuman seperti apa kira – kira
yang pantas untuknya?” desak nenek Taeyeon dengan menatap tajam pada Guru Jung.
Guru Jung sedikit tertegun dengan ucapan nenek Taeyeon.
“ah, maaf nek. Saya sendiri juga sulit mempercayai bahwa cucu nenek
yang melakukan hal ini. Saya akan mencari tahu kebenarannya nek, sebelum bukti
ditemukan saya akan berusaha menyelidikinya lebih lanjut.” Kata pak ahn.
“bukti apa? Jelas – jelas buktinya sudah ada, pak ahn mau mencari
tahu bukti apalagi?” kata Guru Jung. “maafkan saya nek, saya juga percaya Taeyeon
tidak akan pernah melakukan hal ini. Jadi nenek tenang saja.” Kata Guru Ahn. “Guru
Ahn!” kesal Guru Jung. “sebaiknya nenek pulang dan istirahat, Taeyeon – aa,
antarkan nenekmu keluar.” Perintah Guru Ahn. “baik ssaem.” Taeyeon pun membantu
neneknya berjalan dan keluar dari ruang guru.
“Guru Ahn, anda tahu apa yang sedang anda perbuat? Jika anda
membela murid yang salah, anda bisa dikeluarkan dari sekolah ini!” kata Guru
Jung. “aku tahu Guru Jung, tapi aku juga tidak bisa membiarkan muridku yang
tidak bersalah mendapatkan masalah.” Bela Guru Ahn. “meskipun anda harus keluar
dari sekolah ini?” tanya Guru Jung. “meskipun aku harus keluar dari sekolah
ini, aku akan tetap akan menegakkan kebenaran.” Ucap Guru Ahn dengan sungguh –
sungguh.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Kini Taeyeon dan neneknya sudah berada di halaman sekolah,
“sudahlah, kau cepat masuk sana. Jangan sampai kau telat masuk pelajaran dan
membuat nenekmu yang Sudah tua ini harus kesini lagi.” Kata nenek Taeyeon. Taeyeon
pun memeluk neneknya dengan erat. “nenek percaya padaku kan?” tanya Taeyeon
yang sudah menitikkan air matanya. Nenek Taeyeon melepaskan pelukan cucunya
itu, dan mengusap air mata Taeyeon. “aku percaya padamu, kau tidak mungkin melakukan
hal itu.” Kata neneknya. “aku senang karena nenek percaya padaku, sekarang
tidak akan ada masalah lagi, karena nenek mempercayaiku.” Kata Taeyeon.
“sekarang kembalilah ke kelas.” Perintah nenek Taeyeon. “baik nek.”
Taeyeon menuruti perkataan neneknya dan segera pergi ke kelasnya setelah
memeluk neneknya sekali lagi. Nenek Taeyeon tersenyum dengan tingkah cucunya
itu. Namun setelah Taeyeon tidak terlihat lagi, senyum nenek Taeyeon hilang
seketika ketika mengingat Guru Jung, “kenapa dia bisa disini? Apa dia tidak
tahu kalau Taeyeon adalah anaknya? Kenapa bisa dia bersikap begitu keras pada
anaknya sendiri.” Kata nenek Taeyeon. Namun sedetik kemudian, nenek Taeyeon
merasakan nyeri di dadanya. Ia pun segera pulang ke rumah dan istirahat.
Saat kembali ke kelas, Taeyeon banyak menerima cibiran dari teman –
temannya. Dibangku nya bahkan sudah ada coretan yang mengejeknya seorang
pencuri. Taeyeon mencoba menerima hal ini dan segera duduk di bangkunya. Minho
baru saja datang ke kelas dan melihat Taeyeon sudah duduk dimejanya, ia segera
menghampirinya dan juga duduk disampingnya. Taeyeon sengaja menutupi tulisan
dibangkunya agar Minho tidak bisa melihatnya. Ia tidak mau Minho membuat
masalah lagi karenanya.
Dan guru etika pun masuk, karena memang saat ini adalah jam
pelajaran etika. Guru etika itu sempat menatap Taeyeon. “Taeyeon – ssi, kenapa
kau masih disini? Bukankah kau sudah diijinkan untuk pulang ke rumah lebih
cepat?” sindir Guru Hwang. “aku tidak melakukan kesalahan apapun, jadi kenapa
aku harus menghindar ssaem?” balas Taeyeon. Murid – murid lain pun saling
membicarakan Taeyeon yang tidak tahu malu. “ah, sudahlah. Terserah apa maumu,
yang jelas aku tidak akan menganggapmu ada dikelas ini. Aku juga tidak akan
memberi nilai pada pencuri sepertimu.” Tegas Guru Hwang.
Taeyeon pun mencoba sebisa nya untuk bertahan, karena memang
dirinya tidak bersalah. Sangat sulit, karena ia terus saja mendengar ocehan –
ocehan teman – temannya tentangnya. Dan Taeyeon berhasil menahannya sampai bel
pulang sekolah berbunyi.
Sontak semua murid bersorak senang karena pelajaran telah berakhir.
“tenanglah anak – anak. Kalian harus melanjutkan tugas ini dirumah karena jam
pelajaran sudah berakhir. Baiklah, sampai jumpa minggu depan.” Guru Hwang pun
pergi.
Taeyeon pun bersiap – siap untuk pulang. Namun saat di koridor, Taeyeon
mendapat tatapan tajam dari murid – murid lain. Bahkan ada yang mendorongnya
hingga mundur beberapa langkah. “kau tahu? Perbuatanmu itu sangat memalukan!” ujar
murid yang mendorong Taeyeon.
Tiba – tiba Minho datang dan memegang tangan Taeyeon dengan erat.
Tanpa berkata apapun, Minho segera menggandeng tangan Taeyeon untuk menjauh
dari murid – murid itu. Namun saat sudah berada diluar sekolah dan keadaan cukup
sepi, Taeyeon segera menghempaskan tangan Minho.
“kenapa?” tanya Minho. “kau Sudah lupa peringatanku?” tanya Taeyeon.
“tidak, aku tidak pernah lupa dengan hal itu. Tapi aku juga tidak bisa
membiarkanmu diperlakukan seperti ini.” Jelas Minho. “kenapa tidak bisa?” tanya
Taeyeon. “karena aku menyukaimu, bukankah kau juga Sudah tahu hal itu?” kata Minho
yang berhasil membuat Taeyeon terdiam.
“kau tahu aku menyukaimu, jadi inilah alasanku kenapa aku ingin
menjagamu.” Tambah Minho lagi. “kau juga tahu jika aku membencimu, jadi kenapa
kau masih menyukaiku? Jangan ikuti aku!” setelah itu Taeyeon pergi. Minho pun
hanya bisa terdiam di tempatnya dan menatap kepergian Taeyeon. Tidak jauh di
belakang Minho, Jinyoung sempat melihat pertengkaran kecil Minho dan Taeyeon.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Jinyoung pulang sekolah dengan lemas, namun bibinya segera
menyambutnya dengan hangat. “kau sudah pulang, kemarilah sebentar. Biar kuobati
luka mu Jinyoung – aa.” Kata bibi Jinyoung. Jinyoung menatap bibinya itu,
“kenapa hanya berdiri disitu? Ayo cepat kemari!” perintah bibi Jinyoung untuk
segera duduk disampingnya.
Jinyoung pun menurut dan segera duduk disamping bibinya. Bibi Jinyoung
pun membuka kotak P3K dan segera mengobati luka Jinyoung di sudut bibirnya. Jinyoung
sedikit meringis karena perih, namun bibi Jinyoung begitu perhatian dengan
meniup – niup luka Jinyoung agar tidak terlalu perih saat ia obati.
Jinyoung pun merasa tersentuh dengan tindakan kecil bibinya ini,
setidaknya bibinya ini perhatian padanya. Ia jadi merasa bersalah pada bibinya
karena sudah 2 kali membuat ulah disekolah dan harus membuat bibinya dipanggil
ke sekolah. “maafkan aku bi.” Sesal Jinyoung. bibi Jinyoung tersenyum. “tidak
apa – apa, bibi yakin kau punya alasan tersendiri kenapa kau melakukan hal itu.
Sekarang makanlah, bibi Sudah menyiapkan makan siang untukmu.” Kata bibinya
setelah membereskan kotak P3K nya. Jinyoung benar – benar tersentuh dengan
sikap bibinya ini.
Di kedai ramen nenek Taeyeon.
Taeyeon yang baru saja pulang sekolah dan masuk ke dalam kedai
terkejut ketika mendapati neneknya tergeletak di lantai tidak sadarkan diri.
“nenek! Nenek bangun nek!” panggil Taeyeon. “nenek kumohon buka matamu nek….”
Tbc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar