Rabu, 14 Maret 2018

SENIOR HIGH SCHOOL PART 5



PART 1 2 3 4 




Main Cast :

  1. Kim Taeyeon
  2. Jung Jinyoung
  3. Jung Jessica
  4. Choi Minho
  5. Park Chanyeol
Other Cast :
  1. Oh Yeonseo as Jung Inyoung (Ibu Jessica, Guru Bahasa inggris)
  2.  Joowon as Jung Joowon (Ayah Jinyoung)
  3. Leejoon as Jung Joonyoung (Ayah Jessica)
  4. Kim Taehee as Ibu Jinyoung 
  5. Jung Illwoo as Paman Jinyoung (Saudara Joowon) 
  6.  Nam Gyuri as Bibi Jinyoung (Istri Illwoo)
  7. Ahn jaehyun as Wali Kelas 10 – 2 di SMA Busan (kelas Taeyeon)
#################################################################








PART 5
"Ketika Rasa Ingin Melindungi Muncul"

Minho kini yang belum pulang sekolah, dan masih berada di kelas, duduk termenung di bangkunya. Minho sedang memikirkan cara untuk membuktikan bahwa Taeyeon tidak bersalah. Sayangnya belum ada CCTV di kelasnya ini, jadi Minho tidak tahu harus bagaimana mencari bukti itu. Setelah berpikir dengan keras, akhirnya Minho pun hanya mempunyai satu cara yaitu menemui pak ahn, wali kelas 10 – 2 dan mengatakan kalau Taeyeon tidak bersalah.

Minho sudah membulatkan keputusannya, ia pun bangkit dan pergi ke ruang guru untuk menemui Guru Ahn. Namun saat hendak membuka pintu ruang guru, Minho mendengarkan percakapan Guru Ahn dan Guru Jung serta Guru Hwang.

“Guru Ahn, apa kau masih tetap akan membela kim Taeyeon?” tanya Guru Jung. “muridku tidak bersalah Guru Jung, tentu saja aku harus membelanya.” Jawab Guru Ahn. “tapi buktinya sudah ada, semua murid di kelas 10 – 2 juga melihatnya. Anda tahu jika anda seperti ini terus, apa akibatnya?” sela Guru Hwang.

“bukti soal itu ada di tas Taeyeon memang benar, tapi belum ada bukti kalau Taeyeon yang sudah memasukkan soal itu dalam tasnya.” Bela Guru Ahn. Guru Jung dan Guru Hwang pun sudah lelah berdebat dengan Guru Ahn. “Guru Ahn, jika sampai kepala sekolah mendengar hal ini, anda tahu anda bisa dikeluarkan jika terus membela Taeyeon? Begitupun dengan Taeyeon. Jadi biarkan masalah ini dan kita hukum saja Taeyeon sebagai gantinya.” Saran Guru Hwang. “tidak bisa. Aku akan tetap mencari tahu bukti meskipun resikonya aku harus dikeluarkan.” Jawab Guru Ahn dengan mantap.

Diluar ruang guru, Minho sudah tidak terlihat lagi, kini ia tengah berjalan gontai menyusuri koridor – koridor sekeolah. ‘Guru Ahn akan dikeluarkan? Taeyeon juga? Jika Taeyeon tahu hal ini, ia pasti akan sedih dan merasa bersalah pada Guru Ahn.’ Batin Minho.

Saat sedang sibuk memikirkan hal itu, tiba – tiba Minho teringat tentang CCTV. ‘meskipun di kelasnya belum ada CCTV, tapi bukankah di ruang guru ada CCTV. Benar, ia bisa melihat siapa pelakunya dari CCTV ruang guru. Kenapa tidak terpikirkan olehku dari tadi. Dasar!’ batin Minho lagi. Ia pun segera berlari ke ruang server sekolah yang memantau semua CCTV di sekolahnya.

Namun saat Minho sudah mengamati rekaman CCTV ruang guru beberapa hari yang lalu, ia membulatkan matanya karena terlalu terkejut melihat siapa yang ada disana. Minho melihat Jessica tengah mengendap – ngendap di ruang guru, lebih tepatnya di meja pak hwang. Jessica terlihat mengotak – atik computer pak hwang, dan mengambil flashdisk nya lalu membawanya sebelum pergi.

Minho masih tidak mengerti kenapa Jessica melakukan hal ini pada Taeyeon. Kenapa bisa Jessica begitu jahat pada Taeyeon. Apa mungkin ini karena chanyeol? Pikir Minho.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Kembali ke rumah sakit

Taeyeon yang baru sampai di kamar neneknya, serasa tidak punya kekuatan melihat neneknya sudah ditutup dengan kain. Taeyeon berjalan dengan lemah dan bahkan hampir terjatuh tapi seorang perawat membantunya. Dan ia terus berjalan hingga sampai pada neneknya dan membuka kain yang menutupi wajah neneknya. “nenek, jangan pergi nek. Jika nenek pergi, aku bersama siapa? Aku hanya mempunyai nenek di dunia ini. Satu – satunya alasan aku bisa bertahan sampai saat ini adalah nenek. Tapi nenek pergi seperti ini. Bangun nek.” Ujar Taeyeon seraya menggoyang – goyangkan tubuh neneknya yang sudah tidak bernyawa. Sang perawat yang kasihan melihat Taeyeon mencoba menenangkan Taeyeon. “nenek jangan tinggalkan aku nek kumohon!” kata Taeyeon dengan tangisnya yang kian pecah ketika sang dokter menutup kembali kain untuk menutup wajah neneknya.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Kini Taeyeon, sudah mengantarkan kepergian neneknya. Beberapa orang yang tadi juga mengantarkan kepergian nenek Taeyeon sudah mulai pergi satu per satu. Sedangkan Taeyeon masih berdiri di depan pusara neneknya. Air matanya bahkan sudah kering, Ia tidak bisa menangis lagi. Yang ia lakukan hanyalah menatap kosong kearah pusara neneknya.

Dibelakang Taeyeon, paman dan bibi Jinyoung tampak masih menemani Taeyeon. Mereka yang kasihan melihat Taeyeon, menghampiri Taeyeon dan bibi Jinyoung pun menepuk pundak Taeyeon. “aku yakin kau pasti bisa mengatasi semua ini, jangan bersedih terus karena nenekmu pasti juga akan bersedih jika melihatmu seperti ini.” Nasihat paman Jinyoung.

Mendengar hal itu, air mata Taeyeon kembali mengumpul di matanya dan mulai mengalir. Bibi Jinyoung pun segera memeluk Taeyeon untuk memberikan rasa nyaman. Dan tangis Taeyeon semakin pecah di pelukan bibi Jinyoung. setelah dirasa cukup tenang, bibi dan paman Jinyoung mengajak Taeyeon kembali ke rumah. Mereka mengantarkan Taeyeon kembali ke rumah, dan menyuruhnya istirahat. 

Taeyeon kini duduk termenung di kamar neneknya, ia melihat fotonya bersama neneknya. Foto itu diambil setahun yang lalu ketika Taeyeon baru lulus SMP dan mereka merayakannya dengan berjalan – jalan.

“rasanya baru kemarin kita pergi jalan – jalan, kenapa waktu begitu cepat mengambilmu. Apa kau sudah lelah merawatku? Benar, kau mungkin sudah lelah merawat cucumu ini yang sangat nakal. Bahkan sebelum kau meninggal cucumu membuat ulah di sekolah dan membuatmu malu karena harus dipanggil ke sekolah. Aku benar – benar cucu yang buruk untukmu, aku belum bisa membuatmu bahagia, yang kulakukan hanyalah selalu menyusahkanmu. Maafkan aku nek, maafkan aku.” Ujar Taeyeon seraya memeluk foto neneknya itu.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Kembali ke sekolah

Meskipun sudah malam, Minho masih berada di sekolahnya bersama wali kelasnya pak ahn. Ia menunjukkan pada pak ahn rekaman CCTV di ruang guru yang menunjukkan bahwa Jessica lah yang mencuri soal itu, bukan Taeyeon.

Pak ahn sama terkejutnya seperti Minho tadi. “aigoo, bagaimana bisa Jessica bisa melakukan hal itu? Jika hal ini sampai menyebar, dia akan merasa malu begitupun dengan Guru Jung.” Kata Guru Ahn setelah melihat rekaman CCTV itu.

“aku juga berpikir seperti itu pak, tapi bagaimana pun juga kita harus mengungkapkannya agar nama Taeyeon bersih dari tuduhan – tuduhan itu.” Sahut Minho. Pak ahn tampak sangat berpikir dengan keras. Ia pun menghela nafasnya dengan berat. “baiklah, masalah ini biar bapak yang mengurusnya. Terima kasih kau sudah memberi tahu bapak masalah ini, sekarang sudah malam. Sebaiknya kamu pulang, orang tua mu pasti khawatir.” Perintah Guru Ahn. Minho pun akhirnya pulang dengan perasaan senang karena bisa menemukan bukti bahwa Taeyeon tidak bersalah.

Saat baru membuka pintu rumah, orang tua Minho sudah menghadangnya. “dari mana saja kau? Kau tahu kami sangat mengkhawatirkanmu eoh!” kata sang ayah. Minho tersenyum mendengarnya. “apa mungkin tadi kau melayat dan menemani temanmu itu huh?” tanya ibunya.

“melayat? Memangnya siapa yang meninggal bu?” tanya Minho. “lalu darimana saja kau? Ku kira kau melayat tadi karena dia nenek temanmu.” Heran ayah Minho. “aku dari tadi di sekolah ayah, ibu. Aku bersama pak ahn.” Jelas Minho.

“kau tahu, nenek yang membuka kedai ramen di ujung jalan. Bukankah cucunya itu temanmu, nenek itu meninggal tadi siang.” Kata ibunya. Sontak Minho terkejut dan langsung pergi ke rumah Taeyeon. Minho berlari sekuat tenaganya untuk segera bisa menemui Taeyeon dan melihat keadaannya. 

Sesampainya disana, kedai ramen itu sudah gelap. ‘tidak mungkin dia bisa tidur dengan cepat.’ Batin Minho, ia pun mendekati pintu masuk dan sengaja membuka pintu nya yang ternyata belum dikunci. Meskipun sedikit heran tapi Minho sedikit bersyukur karena bisa masuk. Ia pun segera mencari keberadaan Taeyeon.

Perlahan – lahan Minho mulai membuka satu per satu pintu ruangan didalam sana. Dan usaha Minho tidak sia – sia. Ia menemukan Taeyeon tengah duduk sambil memeluk foto neneknya. Perlahan Minho membuka pintu nya dan berjalan mendekati Taeyeon.

Taeyeon yang melihat Minho, sudah tidak mempunyai kekuatan untuk menyuruh Minho pergi dari hadapannya seperti biasanya. Ia hanya membiarkan Minho duduk disampingnya. “maafkan aku, aku tidak bisa menemanimu mengantarkan nenek tadi. Aku benar – benar menyesal.” Sesal Minho. Namun Taeyeon diam dan tidak bergeming seidkitpun.

“aku tahu ini pasti sulit untukmu, tapi aku janji aku akan selalu menemanimu mulai saat ini. Aku akan menjagamu, aku janji.” Kata Minho dengan mantap. Namun Taeyeon tetap saja tidak menanggapinya. Hingga akhirnya Minho meraih tangan Taeyeon dan menggenggamnya dengan hangat. Taeyeon sempat menoleh mendapat perlakuan seperti itu, “mulai sekarang percayalah padaku apapun yang terjadi.” Tambah Minho. “terima kasih” itulah yang diucapkan Taeyeon dan berhasil membuat hati Minho senang. Taeyeon pun menyandarkan kepalanya pada bahu Minho hingga akhirnya mereka berdua tertidur sampai pagi.

Pagi harinya, Minho tersenyum melihat Taeyeon yang masih tertidur nyenyak di bahunya. Ia pun mengambil (?) kepala Taeyeon dan mengangkat tubuhnya untuk dibaringkan di atas Kasur. Setelah itu ia memasak sesuatu untuk Taeyeon dan dirinya.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Di jalan

Jinyoung tampak memikirkan masalah Taeyeon, entah kenapa ia merasa bersalah pada Taeyeon. Bagaimana pun juga masalah ini terjadi karena ucapannya waktu itu. Lalu haruskah ia mengatakan kalau pelakunya adalah Jessica? Itu lebih tidak mungkin lagi, jika Taeyeon tidak percaya maka Taeyeon akan mengecapnya sebagai laki – laki yang payah karena hanya menuduh orang lain saja atas kesalahannya.

Jinyoung semakin gusar saja, ia pun mengacak – acak rambutnya karena frustasi. Namun detik berikutnya, ia berhenti melangkah dan sebuah ide gila merasuki otaknya. ‘haruskah aku melakukannya? Kurasa tidak, aku akan menyusahkan bibi lagi jika seperti itu.’ Pikir Jinyoung. ia pun melanjutkan langkahnya lagi.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Kini Jinyoung berada di kelas dan duduk dibangkunya. Selama pelajaran berlangsung, Jinyoung hanya menatap bangku Taeyeon dan Minho yang kosong. ‘kemana mereka berdua? Kenapa tidak masuk bersama – sama?’ heran Jinyoung.

Saat jam istirahat, hampir semua murid di kelas 10 – 2 membicarakan Taeyeon. Jinyoung sempat menangkap kata – kata ‘mungkin dia tidak masuk karena dia merasa malu karena sudah terbukti kalau dia salah’. Jinyoung geram sekali mendengar hal itu dan ingin memukul orang yang mengatakan hal itu. Sayangnya yang bicara seperti itu adalah seorang perempuan, Jinyoung tidak bisa memukul seorang perempuan.

Dan selama pelajaran berikutnya, Jinyoung tetap mendengar bisikan – bisikan tentang Taeyeon. Karena tidak tahan pun akhirnya Jinyoung berdiri membuat pak hwang saat itu tengah mengajar merasa heran. “ada apa Jinyoung?” tanya pak hwang, dan lainnya pun menoleh pada Jinyoung. tanpa menjawab pertanyaan dari pak hwang, Jinyoung pergi begitu saja menuju ruang guru dan menemui pak ahn, wali kelasnya.

Pak ahn merasa heran kenapa Jinyoung menemuinya saat masih jam pelajaran seperti ini. “pak ahn, saya ingin membuat sebuah pengakuan pak!” kata Jinyoung. “pengakuan apa Jinyoung?” tanya pak ahn yang tidak mengerti maksut Jinyoung.

“sebenarnya, orang yang mencuri soal itu adalah…”

Tiba – tiba pak ahn merasa takut karena disana ada Guru Jung. “kau tahu siapa pelakunya?” tanya pak ahn ragu – ragu. “iya” jawab Jinyoung singkat. “siapa pelakunya?” tanya pak ahn walau sebenarnya ia sudah tahu. “saya pelakunya pak. Saya yang sudah menaruh flashdisk itu di tas Taeyeon, waktu itu saya kesal pada Taeyeon karena Taeyeon saya dipukul oleh Minho dan chanyeol. Dan saya ingin mebalas dendam pada nya pak.” Jelas Jinyoung.

Pak ahn sangat terkejut, kenapa Jinyoung berbohong padanya. Jelas – jelas pelakunya Jessica, tapi kenapa Jinyoung bilang dia adalah pelakunya. “saya mohon hukum saya pak, tapi jangan hukum Taeyeon.” Tambah Jinyoung. “Jinyoung – aa.” Lirih pak ahn.

“ah, jadi kamu rupanya yang mencuri soal itu. Dan kau membuat temanmu yang tidak bersalah menjadi pelakunya.” Timpal Guru Jung yang duduk di bangku dekat pak ahn. “maafkan saya. Saya benar – benar menyesal.” Sesal jinyoug.

“maaf saja tidak akan cukup, kau tahu apa yang sudah dilalui Taeyeon sejak saat itu? Semua teman – temannya bahkan menggunjingnya karena mereka pikir Taeyeonlah pencuri itu. Kenapa kau bisa setega itu padanya. Apa kau ini manusia huh?” marah Guru Jung. Guru Ahn merasa kaget dan heran juga karena Guru Jung membela Taeyeon, bukankah kemarin – kemarin dia membenci Taeyeon juga.
“Guru Jung, apa anda sedang membela Taeyeon saat ini? Bukankah waktu itu anda juga menyalahkan Taeyeon? Kenapa sekarang anda berada dipihaknya?” tanya pak ahn. Guru Jung pun sedikit gelapan untuk menjawabnya. “ah waktu itu aku belum mengetahui kebenarannya, tentu saja aku menyalahkan Taeyeon. Tapi sekarang karena pelakunya sudah mengaku, aku jadi merasa bersalah pada Taeyeon. Tentu saja aku harus membelanya bukan?” Guru Jung berusaha menutupi kegugupannya.

“begini Jinyoung – aa, aku tidak akan langsung percaya padamu mengenai hal ini. Jadi..”
“pak ahn, pelakunya adalah aku pak. Anda tidak perlu lagi menyelidiki masalah ini lagi, aku siap menerima hukumannya pak, bahkan jika aku harus dikeluarkan dari sekolah ini. Aku akan membayar semua kesalahanku pada Taeyeon pak. Kumohon pak!” pinta Jinyoung. pak ahn pun hanya bisa menatap nanar pada murid nya itu. Masalah semakin rumit saja. Pikir pak ahn.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Saat jam terakhir, pak ahn akhirnya mengumumkan kalau pelaku yang mencuri soal itu adalah Jinyoung. sebenarnya pak ahn tidak mau mengatakan hal ini, tapi Jinyoung lah yang terus mendesaknya. Pak ahn lalu bertanya kenapa Jinyoung berbohong padahal pelakunya adalah Jessica. Jinyoung menjelaskan kalau ia tidak ingin membuat Jessica dan Guru Jung merasa malu. Jinyoung takut, jika Jessica terungkap maka kebenciannya pada Taeyeon akan semakin besar dan hal itu akan membuat Taeyeon dalam bahaya lagi. 

Akhirnya dengan berat hati pun pak ahn mengumumkan kalau Jinyoung lah pelakunya. Sontak semua murid menatap Jinyoung dan mencibirnya. Beberapa murid merasa bersalah pada Taeyeon dan ingin meminta maaf, sedangkan Jessica dan Seohyun kini manatap Jinyoung yang duduk di belakangnya dengan tatapan ‘kenapa kau melakukan hal ini?’ . Mendapat tatapan seperti itu, Jinyoung hanya bisa mengalihkan pandangannya ke samping.

!!!!!!!!!!!!!!

Berita kalau Jinyoung lah yang mencuri soal itu sudah menyebar di sekolah. Kini Jinyoung bisa merasakan apa yang dulu dirasakan Taeyeon saat ia merasa terpojok seperti ini. Sakit dan juga sedih ketika semua orang menatapmu dan terus mencibirmu. ‘bagaimana kau bisa bertahan seperti ini?’ batin Jinyoung.

“hei kau!” panggil chanyeol. Jinyoung mendengar chanyeol memanggilnya segera membalikkan tubuhnya, dan saat ia membalikkan tubunya chanyeol langsung memukulnya hingga jatuh tersungkur.
“bukankah sudah ku peringatkan untuk tidak mengganggu Taeyeon? Kenapa kau tidak mendengar kata – kata ku eoh?” kata chanyeol yang terus memukuli wajah Jinyoung. Jinyoung hanya bisa diam dan tidak melawan, karena ia pikir ia pantas mendapatkan hal ini.

Hingga dirasa sudah cukup membuat wajah Jinyoung babak belur, chanyeol bangkit dan sekali lagi memberi peringatan pada Jinyoung. “jika sekali lagi aku mendengar kau mengganggu Taeyeon atau membuatnya susah. Akan kupastikan kau tidak akan sekolah disini lagi.” Tegas chanyeol lalu melangkahi Jinyoung yang masih terbaring di lantai koridor sekolah. Beberapa murid hanya melihat hal itu dan kembali mencibir Jinyoung. Jessica yang melihatnya tidak jauh dari sana, menghampiri Jinyoung. 

“itulah yang pantas kau dapatkan saat ini.” Kata Jessica. Jinyoung tersenyum kecil mendengarnya. “hei, tidakkah kau harusnya berterima kasih padaku? Aku melakukan ini untuk menyadarkanmu, kalau yang kau lakukan selama ini itu salah. Apa kau benar – benar tidak merasa bersalah pada Taeyeon? Bahkan sedikitpun?” tanya Jinyoung.

Jessica yang mendengar nama Taeyeon dan Taeyeon, merasa kesal. Ia pun bangkit dan menginggalkan Jinyoung sendiri. Setelah semua orang pergi, Jinyoung pun hanya bisa meringis merasakan ngilu di wajahnya yang sudah dihajar chanyeol. Ia mengelap sudut bibirnya dan ia terdiam sesaat melihat ada darah ditangannya setelah mengelap sudut bibirnya. Ia pun menghelas nafas setelah itu.

Tbc…



Tidak ada komentar:

Posting Komentar