Sabtu, 07 April 2018

SEQUEL SENIOR HIGH SCHOOL (JINYOUNG FOCUS)








sequelnya sudah rilis nih chingudeul, tapi oneshoot bukan part lagi. mainhae jika kalian ada yang ingin sequelnya ber part, tapi aku buatnya malah oneshoot. Dan ini juga lebih fokus ke Jinyoung, bukan Taeyeon lagi.. ok, tidak perlu banyak babibu lagi. let's read it! ;)  



Main Cast :
  1. Jung Jinyoung
  2. Kim Taeyeon
  3. Choi Minho
  4. Han Raewoo (OC)
  5. Jung Jaewon
Other Cast :
  1. Oh Yeonseo as Jung Inyoung (Ibu Jessica, Guru Bahasa inggris)
  2.  Joowon as Jung Joowon (Ayah Jinyoung)
  3. Leejoon as Jung Joonyoung (Ayah Jessica)
  4. Kim Taehee as Ibu Jinyoung 
  5. Jung Illwoo as Paman Jinyoung (Saudara Joowon) 
  6.  Nam Gyuri as Bibi Jinyoung (Istri Illwoo)
#################################################################
 



Part 10
Jinyoung, Taeyeon, Jessica, Minho, Chanyeo dan Raewoo bersepeda menyusuri jalanan dan akhirnya mereka istirahat di dekat air mancur karena kelelahan. dan mereka menghabiskan waktu mereka untuk mengobrol dan bercanda sebelum mereka kembali menyusul para orang tua yang sedang piknik di taman.

***********************



5 tahun kemudian, jinyoung kembali ke seoul untuk meneruskan kuliah disana dan membantu bisnis ayahnya. Taeyeon juga ikut bersamanya untuk meneruskan pendidikannya. Dan setelah lulus kuliah, jinyoung langsung bekerja di perusahaan ayahnya bahkan ia kini sudah menggantikan posisi ayahnya, karena kesehatan ayahnya yang semakin menurun.

Jinyoung yang begitu menyayangi ayahnya itu pun, menyuruh ayahnya untuk istirahat dan ia rela menggantikan tanggung jawab ayahnya di perusahaan itu karena ia tahu ayahnya sangat menyayangi perusahaannya itu. Karena ayahnya merintis perusahaan itu mulai dari nol, jadi bagaimana pun juga jinyoung bisa memahami bagaimana susahnya ayahnya dulu membangun perusahaan ini untuknya, jadi sekarang ia harus membalas perjuangan ayahnya dengan mempertahankan perusahaan ini.

Perusahaan ‘Jung’s Compeny’ merupakan salah satu perusahaan terbesar di seoul dan sudah terkenal di seluruh penjuru korea. Perusahaan itu kini telah diambil alih jinyoung selaku anak laki – laki joowon. Dan hari ini adalah pelantikan jinyoung sebagai presdir baru di perusahaan itu. Dia merupakan satu – satunya presdir termuda diantara perusahaan – perusahaan lain yang juga bekerja sama dengan perusahaan ‘Jung’s Conpeny’.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Setelah selesai dengan upacara penyambutan serta pelantikan dirinya sebagai presdir baru, jinyoung kini mengistirahatkan dirinya di ruangan pribadinya. Ia duduk di kursi dengan menyenderkan tubuhnya pada kursi itu dengan nyaman. Ia bahkan menaruh (?) kepalanya dan memejamkan matanya. Namun itu tidak lama, karena tiba – tiba ada yang masuk ke ruangannya tanpa meminta ijin darinya. Sontak ia pun langsung memperbaiki duduknya setelah membuka matanya, namun ia hanya menghela nafas setelah mengetahui siapa orang itu.

“wae? Kau kecewa? Kau mengharapkan kedatangan siapa huh?” tanya yeoja itu dengan meletakkan sekotak kue untuk saudaranya itu, ya dia adalah taeyeon. Taeyeon pun duduk di sofa.
“memangnya aku mengharapkan siapa? Tentu saja itu sudah jelas kamu yang datang.” Jawab jinyoung seraya mengambil kue dari taeyeon dan meletakkannya di meja setelah ia duduk di seberang taeyeon. Ia membuka kotaknya lalu mulai memotong kue itu.

“kau pasti mengharapkan raewoo kan? Sudah mengaku saja.” Goda taeyeon, jinyoung pun tersipu malu mendengarnya. “aigoo, saudaraku ini bisa blushing juga ternyata hanya karena seorang yeoja.” Celetuk taeyeon lagi serta mentertawakan saudaranya itu. “ya, geuman!” ujar jinyoung dengan malu. “ya, jika kau rindu padanya kenapa kau tidak menelfonnya? Apa dia sudah mengucapkan selamat padamu?” tanya taeyeon.

“ani, aku tidak memberi tahunya.” Jawab jinyoung seraya makan kue. “ya! kenapa kau tidak memberi tahunya!” bentak taeyeon dan membuat jinyoung sedikit tersedak karena terkejut. “ish, kau mengagetkanku saja, kau bisa bicara pelan – pelan. Tidak perlu keras seperti  itu, bagaimana kalau aku mati tersedak huh?” kesal jinyoung dan meletakkan kembali kuenya lalu mengambil air minum di mejanya.

“kalian tidak sedang bertengkar kan?” tanya taeyeon. “ani!” jawab jinyoung dengan cepat setelah selesai minum. “mana mungkin aku bertengkar dengannya setelah dengan susah payah aku mendapatkannya.” Tambah jinyoung. “baguslah kalau begitu, pertahankan itu!” saran taeyeon. “baiklah kalau begitu aku pergi dulu, bagaimanapun juga kuucapkan selamat atas jabatanmu sebagai presdir baru.” Taeyeon bangkit dan tersenyum tulus pada jinyoung. “eoh, terima kasih.” Balas jinyoung dengan senyum tulus pula.

“apa minho masih bekerja? Kenapa kau datang sendiri?” tanya jinyoung pada taeyeon yang sudah berdiri di belakang pintu dengan memegang gagang pintunya. Taeyeon berhenti dan berbalik, “dia itu lelaki yang pekerja keras dan tanggung jawab. Tentu saja dia melakukan semua itu untukku, tapi meskipun begitu dia tidak pernah melupakanku dan karena itu aku semakin menyukainya. Ah iya, dia bilang dia akan menemuimu sendiri nanti untuk mengucapkan selamat.” Jawab taeyeon dan berbalik menatap jinyoung.

“benarkah? Baiklah, bilang padanya aku akan menunggunya.” Kata jinyoung. “kau juga harus seperti itu jinyoung – aa!” nasihat taeyeon. “naega? Mwoga?” tanya jinyoung. “kau juga harus sama seperti minho, sesibuk apapun dirimu. Kau tidak boleh melupakan raewoo, sisihkan waktumu sebentar untuknya untuk sekedar menyapanya atau menanyakan keadaanya.”  Jelas taeyeon. 

“aku juga ingin melakukan hal itu taeyeon – aa, tapi bahkan dia yang mengabaikanku. Dia bilang, selama skripsi dia tidak ingin diganggu dulu agar ia fokus dengan skripsi nya dan lulus dengan nilai yang memuaskan. Kau tahu, aku disini yang dilupakan raewoo.” Canda jinyoung, walaupun begitu, taeyeon bisa menangkap raut kesedihan di wajah jinyoung. “eih, kalau begitu kau tidak boleh lengah. Selama raewoo bekerja keras untuk skripsinya, kau juga harus bekerja keras untuk menjadi presdir, agar nanti ketika rawoo datang menemuimu, dia akan semakin jatuh padamu.” Taeyeon berusaha menghiburnya. Jinyoung menetapnya dan tersenyum tipis. 

“eoh, pergilah. Kau harus mengajar kan.” Jinyoung pun mempersilahkan taeyeon pergi, karena tahu kalau saat ini taeyeon sedang ada jam mengajar. Taeyeon adalah seorang dosen di universitas Kyunghee. “eoh, khanda!” taeyeon pun pergi setelah berpamitan.

Setelah kepergian taeyeon, jinyoung menatap layar ponselnya yang wallpapernya adalah fotonya bersama raewoo. jinyoung sedikit tersenyum.

FLASHBACK ON
Enam bulan sebelumnya, jinyoung dan raewoo masih sering berhubungan. Mereka tidak jarang bertemu memang, namun mereka sering bertelfon untuk sekedar mengobrol dan melepas rasa rindu mereka.
Namun, setelah menginjak semester terakhir. Jinyoung sering tidak mendapat balasan pesan dari raewoo, bahkan telfoonnya sering tidak diangkat. Hingga suatu hari raewoo tiba – tiba menelfonnya dan hal itu membuat jinyoung sangat senang.
Ia pun segera mengangkat telfonnya dengan senang hati, namun setelah itu wajahnya menjadi murung setelah mendengarkan permintaan raewoo. permintaan raewoo adalah, ia ingin fokus pada skripsinya dan bisa lulus dengaan cepat serta nilai yang memuaskan. Dengan begitu ia bisa menyusul jinyoung ke seoul dengan bekal nilai nya itu serta kemampuannya.
Berat memang bagi jinyoung, ia bahkan menolaknya. Namun raewoo berhasil meyakinkannya kalau ia sudah lulus nanti, raewoo janji akan langsung menyusul jinyoung ke seoul. Karena raewoo sudah menetapkan impiannya. Pergi menemui jinyoung ke seoul dan bisa bekerja di perusahaan yang sama dengan jinyoung. mendengarkan impian raewoo seperti itu, ia juga ikut membayangkan betapa senangnya jika hal itu benar – benar terwujud. Bisa bekerja di perusahaan yang sama, bisa melihat raewoo setiap hari. Membayangkannya saja, jinyoung juga senang.
Dan raewoo berjanji, ketika sidangnya berjalan dengan baik dan wisudanya selesai. Ia akan segera menghubungi jinyoung, ia meyakinkan jinyoung dnegan begitu keras. Ia menyuruh jinyoung untuk tetap menunggu hingga tanggal 15 Maret 2018. Karena pada hari itu adalah hari wisudanya.
Akhirnya jinyoung pun menyetujui permintaan raewoo tersebut, dan ia juga berjanji akan bekerja keras demi raewoo. ia ingin membuktikan pada raewoo kalau ia adalah lelaki yang bisa dibanggakan. Dan akhirnya selama 6 bulan ini, mereka berdua tidak saling berkomunikasi. Tidak ada pesan, atau bahkan telfon. Raewoo bahkan tidak punya waktu untuk melihat berita pelantikan jinyoung sebagai presdir baru. Saat ini, raewoo benar – benar fokus mengerjakan skripsinya, ia dan jaewon sering menghabiskan waktu mereka bersama untuk mengerjakan skripsi mereka. Terkadang mereka sering pulang malam hanya untuk mengerjakan skripsi mereka di perpustakaan kampus mereka.
FLASHBACK OFF

Jinyoung mengambil ponselnya dan duduk, ia lalu mengetikkan pesan untuk raewoo. “apakah sidangmu berjalan lancar? Kenapa kau masih belum menghubungiku? Kau bilang kau akan langsung menghubungiku ketika wisudamu selesai. Apa kau tidak merindukanku?”

Pesan sudah terkirim ke nomor raewoo. jinyoung sabar menunggu balasannya. 1 menit, 2 menit, jinyoung mengecek ponselnya, dan ia sedikit kecewa karena raewoo bahkan tidak juga membaca pesannya. Jinyoung sedikit menghela nafasnya.

10 menit kemudian, jinyoung kembali mengecek ponselnya dan nihil. Raewoo belum juga membaca pesannya. Ia pun tergerak untuk menelfon raewoo. namun belum sempat ia menekan tombol ‘call’. Seseorang sudah mengetuk pintu.

“siapa?” tanya jinyoung. “ini saya tuan, gongchan.” jawab orang itu dari luar ruangan. Gongchan merupakan seketaris pribadi jinyoung. “eoh, masuklah.” Jinyoung mempersilahkan gongchan masuk dan meletakkan kembali ponselnya di meja.

Gongchan pun masuk dan berdiri di seberang meja jinyoung. “anda ada jadwal pertemuan dengan Tuan Kim presdir.” Kata gongchan. “geurae? Baiklah, khasijo!” jinyoung segera bangkit dan pergi diikuti gongchan dibelakangnya.

Satu bulan kemudian.
Di sebuah stasiun kereta bawah tanah, sebuah kereta baru saja berhenti dan orang – orang terlihat keluar dari kereta, ada juga yang masuk. Dan disalah satu pintu kereta, terlihat seorang yeoja dengan membawa tas ransel serta kopernya tengah berdiri di tengah pintu kereta.
Ia ingin menghirup udara kota seoul yang baru ia datangi ini. Setelah itu ia tersenyum dan turun dari kereta. “akhirnya aku bisa sampai di seoul.” Ujar yeoja itu, Han Raewoo.

FLASHBACK ON
“kau yakin akan pergi ke seoul sendiri?” tanya jaewon yang berdiri di ambang pintu melihat raewoo yang tengah mengemasi barang – barangnya. “tentu saja aku harus pergi, aku harus bertemu dengannya.” Jawab raewoo. “tapi kau bisa menelfonnya kan, kenapa kau harus jauh – jauh ke seoul untuk menemuinya kalau dia bisa pergi kesini untuk menjemputmu?” tanya jaewon lagi.

Raewoo menghentikan aktifitasnya dan menatap saudaranya itu. “kau tahu dia pasti sangat sibuk sebagai anak pemilik perusahaan besar, aku tidak mungkin mengganggunya hanya untuk menjemputku kalau aku bisa pergi sendiri. Lagi pula aku ingin membuktikan padanya juga, kalau bisa bekerja dengan baik tanpa bantuannya. Aku bisa masuk ke perusahaannya tanpa bantuannya. Aku tidak ingin bergantung padanya, karena perbedaanku dan dia begitu jauh. Jadi sebisa mungkin aku harus berusaha sendiri.” Jelas raewoo dengan pandangan menerawang ke jendela.
Jaewon pun menghampiri raewoo dan menepuk pundaknya hingga membuat raewoo menoleh padanya. “arraseo, tapi ingat ya! kau harus jaga diri baik – baik disana, kalau terjadi sesuatu jangan lupa untuk mengabariku. Kau juga harus menelfonku ketika kau sampai di seoul nanti. Arrachi?” nasihat jaewon. Raewoo tersenyum dan mengangguk.
FLASHBACK OFF

Raewoo kini sedang berbicara dengan jaewon di telfon, setelah memflashback percakapannya dengan jaewon, ia jadi ingat dan ia segera menelfon jaewon.
“eoh, won – aa. Aku sudah sampai di seoul.”
“geurae? Apa jinyoung sudah menjemputmu?”
“sudah kubilang kan, aku tidak ingin merepotkan dia. Tapi aku janji, nanti setelah aku bertemu dengannya dan aku sudah mempunyai pekerjaan tetap. Aku akan menelfonmu kembali, ok!”
“ya! jadi kau tidak akan menelfonku ketika kau belum bertemu dengannya? Andwae! Kau harus menghubungiku setiap hari, kalau perlu sehari 3X.”
“ckck, kau kira minum obat apa 3X sehari. Arraseo arraseo, aku tidak akan lupa menghubungimu. Ah iya, jangan lupa sampaikan pada bibi dan paman ya kalau aku sudah sampai di seoul dengan selamat. Dan suruh mereka untuk tidak khawatir denganku.”
“iya, iya nanti aku sampaikan.”
“aku harus mencari tempat tinggal dulu, jadi aku tutup ya telfonnya. Anyeong!”
“anyeong.”

Setelah menutup telfonnya, raewoo berjalan keluar dari stasiun kereta, dan mulai berjalan di trotoar jalan raya. Disana banyak bangunan Gedung yang begitu tinggi dan jalanannya juga ramai. Raewoo terpukau sesaat melihatnya. Dan ia terus mengamati keadaan kota seoul, hingga matanya menangkap sebuah iklan yang terpajang di salah satu tv di Gedung yang cukup tinggi.
Ia melihat jinyoung disana dan ia tersenyum, “sepertinya kau begitu sibuk, aku jadi tidak sabar untuk memberimu kejutan dengan kedatanganku ke seoul hari ini.” Ujar raewoo setelah cukup lama mengamati wajah jinyoung dari tv itu. Beberapa menit kemudian, ia pun menyebrang jalan dan mulai pergi untuk mencari tempat tinggal.

Ketika raewoo menyebrang, salah satu mobil yang berhenti tepat di depan garis marka trotoar tempat raewoo menyebrang tadi, jinyoung duduk di kursi belakang dengan mata dan tangannya sibuk dengan berkas – berkas. Gongchan, selaku sekretaris pribadinya tampak menjelaskan sesuatu pada jinyoung. hingga akhirnya karena cukup lelah, jinyoung pun mulai mengangkat kepalanya dna menatap sekeliling, namun sayangnya raewoo sudah menyebrang, jadi jinyoung tidak bisa melihatnya. Lampu hijau menyala, mobil yang ditumpangi jinyoung pun kembali melaju dengan berlawanan arah dengan kepergian raewoo.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Kini jinyoung tengah makan siang bersama hyojung, anak rekan kerja ayahnya dulu ketika masih menjadi presdir. Jinyoung kini lebih sering mengabiskan waktu dengan hyojung karena perusahaan mereka saling bekerja sama, dan juga perusahaan ayah hyojung Sudah banyak membantu perusahaan ayah jinyoung. jadi karena jinyoung sekarang menggantikan posisi ayahnya, ia harus menjalin hubungan yang baik dengan semua rekan – rekan bisnisnya. Dan perusahaan ayah hyoung salah satunya.

“oppa, apa setelah ini kau akan kembali ke kantor?” tanya hyojung setelah mereka selesai makan. “tentu saja, itu adalah pertanyaan yang sangat konyol untuk ditanyakan.” Celetuk jinyoung dan detik berikutnya ia tertawa, diikuti hyojung. “ani, aku masih ingin bersamamu. Tapi aku tahu kau orangnya sangat sibuk, dan aku tidak mungkin mengganggumu.” Kata hyojung.

“bukankah setiap hari kita makan siang bersama, apa itu masih belum cukup untukmu?” tanya jinyoung heran. “hehe, apa minggu depan kau ada waktu? Temani aku jalan – jalan, emm?” pinta hyojung. “geuraese, nanti aku lihat jadwalku dulu. Jika aku ada waktu minggu ini, aku akan menghubungimu nanti. Cha, khajja!” jinyoung bangkit diikuti hyojung.

Kini jinyoung mengantar hyojung sampai ia masuk ke dalam mobilnya, setelah itu, baru ia masuk ke dalam mobilnya sendiri dan pergi menuju kantor.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Malam harinya, setelah raewoo berhasil mendapatkan sebuah rumah kontrakan yang minimalis. Ia mulai manata barang – barangnya, ia mengeluarkan pakaiannya dan ia letakkan di dalam lemari, ia juga mengambil beberapa barang untuk diletakkan di meja, terakhir ia mengambil foto kedua orang tuanya dan ia letakkan di meja.

Setelah itu ia mengambil ponselnya, dan ia membuka pesan dari jinyoung sebulan yang lalu. “apa aku harus menelfonnya? Tapi ini sudah satu bulan, itu akan sangat aneh jika aku tiba – tiba menghubunginya.” Raewoo pun hanya  bisa menghela nafasnya dan meletakkan ponselnya di meja dan akhirya ia memilih untuk tidur. “geurae, aku tidak akan menghubunginya karena mulai besok aku akan bekerja di perusahaanya dan bertemu dengannya. Dan saat itulah, aku akan menjelaskan semuanya, dia pasti bisa mengerti.” Raewoo tersenyum sebelum akhirnya ia mulai menutup matanya.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Keesokan harinya, raewoo mulai bekerja di perusahaan jinyoung tanpa sepengetahuan jinyoung. raewoo masih belum menjadi karyawan tetap memang, ia hanya berstatus sebagai karyawan magang yang akan direkrut jika pekerjaannya selama sebulan baik.

Sebagai seorang pemula, raewoo dipekerjakan di bagian resepsionis perusahaan. Ia bekerja dengan cukup baik hari ini, tapi ada yang mengganjal di dalam hatinya. Sudah dari tadi pagi ia berdiri di bagian resepsionis, tapi sampai sekarang ia tidak juga bertemu dengan jinyoung. apa sebegitu sibuknya kah jinyoung hingga untuk menemuinya sekali saja sangat sulit. Pikir raewoo.

“permisi, apa presdir jung ada di ruangannya?” tanya seorang namja dengan berperawakan tegak dan tinggi. “apa anda sudah membuat janji dengan presdir jung sebelumnya tuan?” tanya raewoo dengan sopan. “hh, mwoya! Apa kau karyawan baru disini? Kau tidak mengenalku?” tanya namja itu setelah tertawa mendengar pertanyaan raewoo. 

“nde?”
“ah jeosonghamnida tuan, benar dia memang karyawan baru disini. Presdir sudah menunggu anda di ruangannya. Mari saya antarkan!” senior raewoo yang berada di situ segera mengantar namja itu ke ruangan presdir jung dan ia berusaha agar namja itu tidak sakit hati atas sikap raewoo sebagai seorang karyawan baru yang tidak mengenalinya, padahal dia adalah salah satu rekan bisnis presdir jung. 

Sebelum namja dan senior nya pergi, raewoo menundukkan kepalanya menunjukkan rasa bersalahnya serta rasa hormatnya. Setelah mereka pergi, raewoo baru mengangkat kepalanya dan ia seidkit memijat keningnya. 

“dasar bodoh! Baru hari pertama kau sudah membuat kesalahan besar!” ujar raewoo pada dirinya sendiri. Sedagkan namja tadi, sempat menghentikan langkahnya dan menoleh pada raewoo. ia sedikit menyunggingkan senyumnya ketika melihat raewoo berbicara sendiri.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Kini sudah saatnya jam makan siang, para karyawan terlihat keluar untuk mencari makan. Begitu pula dengan raewoo. namun ketika raewoo hendak meninggalkan tempatnya, ia melihat seseorang yang sedari tadi ditunggunya. Raewoo tersenyum dan siap menghampirinya. “..”

“jinyoung oppa!” seorang yeoja datang dan langsung memeluk jinyoung, raewoo yang hendak memanggil jinyoung pun mengurungkan niatnya. Ia melihat kedekatan antara yeoja itu dan jinyoung sangat erat. Bahkan jinyoung membalas pelukannya. Setelah cukup memeluk jinyoung, yeoja itu, hyojung melepas pelukannya dan menyapa namja yang ada disamping jinyoung.

“wonho – aa, kau juga disini?” tanya hyojung. “eoh, ada yang harus kubicarakan dengan jinyoung tadi. Apa kau kesini untuk mengajaknya makan?” tanya namja yang dipanggil wonho tadi dengan menunjuk jinyoung.

“tentu saja, apa kau mau ikut? Ayo kita pergi makan bersama karena itu akan terasa seru.” Ajak hyojung. “geurae? Apa itu tidak mengganggu kalian?” tanya wonho. “apa maksutmu, kami akan sangat senang kalau kau ikut.” Timpal jinyoung. “jinyoung oppa benar, emm? Otte? Kau ikut kan?” tanya hyojung sekali lagi. Dan wonho pun menyetujui ajakan jinyoung dan hyojung. Mereka bertiga pun pergi makan siang bersama.

“han raewoo – ssi, apa yang kau lakukan? Cepat ikut kami dan segera makan, sebelum waktu istirahat habis.” Panggil seniornya. Raewoo menoleh dan segera menghampiri seniornya itu. Sedangkan wonho menoleh pada raewoo yang berlari kecil menghampiri seniornya. Sebenarnya ia tadi sempat menangkap raewoo menatap ke arahnya atau mungkin jinyoung atau mungkin hyojung? Wonho tidak begitu yakin, tapi yang jelas tadi raewoo sempat menatap ke tempat dimana ia, jinyoung dan hyojung berbincang.

“wonho, kenapa kau masih berdiri disana? Palliwa!” panggil jinyoung, wonho segera menoleh pada jinyoung dan segera menghampirinya. “eoh, khasijo!” sahut wonho.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Selesai makan siang, kini mereka semua memulai kembali aktivitas mereka. Dan sekarang, raewoo kembali bekerja dengan seniornya. Karena masih penasaran dengan yang ada dipikirannya, raewoo pun memberanikan diri untuk bertanya pada seniornya.

“seonbae, bolehkah aku bertanya sesuatu?” tanya raewoo dengan hati – hati. “eoh, mwonde?” balas seonbae nya dengan membaca – baca sebuah dokumen. “ini aneh, dari tadi pagi aku tidak melihat presdir. Apa dia orang yang sibuk sehingga jarang ke perusahaan?” tanya raewoo. senior itu pun langsung menoleh pada raewoo dan menatapnya dengan heran. “wae? Apa pertanyaanku salah?” tanya raewoo ragu.

“kau bilang apa tadi? Kau belum melihat presdir?” tanya seniornya itu dan raewoo mengangguk. “yya! Lalu yang kau lihat sebelum pergi makan siang denganku itu siapa?” tanya seniornya itu dengan nada meninggi membuat raewoo sedikit takut. 

“arra, aku tahu siapa dia. Dia kan anak presdir kan? Jung jinyoung? mana mungkin aku tidak mengenalnya.” Jawab raewoo. senior itu pun segera memukul raewoo karena berani menyebut presdir nya dengan nama nya secara langsung.

“eoh appo, wae?” keluh raewoo. “ya kau! Berani – berani nya menyebut presdir sendiri seperti itu. Kau harus sopan, menyebutnya harus dengan baik meskipun tidak ada orangnya.” Jelas seniornya itu, dan sebenarnya raewoo sedikit tidak mengerti maksut seniornya itu.

“orang kau lihat sebelum pergi makan siang tadi adalah presdir jung, dia memang anak dari pemilik perusahaan ini. Dan dia sudah menjadi presdir menggantikan ayahnya sebulan yang lalu. Apa kau tidak tahu itu?” jelas senior raewoo. “nde? Presdir? Dia sudah menjadi presdir?” kaget raewoo.

“mwo? Kau tidak tahu? Kau benar – benar tidak tahu?” tanya seniornya dengan tidak percaya. Tapi melihat dari ekspresi raewoo, seniornya itu tahu kalau raewoo benar – benar tidak tahu hal itu. “ya! kau itu dari mana sih asalnya? Sampai – sampai tidak tahu berita presdir perusahaan ini, padahal ini adalah salah satu perusahaan terbesar di seoul. Jika kau tidak tahu siapa presdirnya, bagaimana bisa kau masuk ke perusahaan ini huh?” heran seniornya itu dan menatap raewoo yang kini malah melamun. 

Ia pun mencoba memanggil raewoo namun karena tidak ada tanggapan, akhirnya seniornya itu membiarkan raewoo melamun memikirkan apa yang sedang dipikirkannya. 

“dia sudah menjadi presdir? Secepat itu? Lalu kenapa aku sama sekali tidak tahu hal ini?” pikir raewoo. “eoh, nona anda sudah datang!” senior raewoo segera menyapa taeyeon yang baru sampai. Taeyeon membalas karyawan yang menyapanya itu dan menoleh pada seseorang yang berdiri di sampingnya. Betapa terkejutnya ia mengetahui siapa yeoja itu. 

“han raewoo?” panggil taeyeon. Raewoo yang merasa dipanggil segera menoleh, “nde?” dan ia juga sama terkejutnya seperti taeyeon, tapi ia terlihat senang bisa bertemu dengan taeyeon.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Kini taeyeon mengajak raewoo berbicara di café dekat perusahaan. Taeyeon ingin bertanya banyak hal pada raewoo kenapa dia bisa sampai di perusahaan ini.
“oi, hoobae. Apa kabarmu? Kau sepertinya sangat baik dilihat dari penampilanmu ini. Hei, apa hubungan kalian semakin serius huh sampai – sampai kau menyusulnya kesini? Katakana padaku? Bagaimana kau bisa kesini? Eoh? Apa dia yang menjemputmu? Jadi kalian sudah bertemu?” tanya taeyeon bertubi – tubi membuat raewoo sedikit terkekeh karena ia belum bisa menjawab pertanyaan dari seniornya itu tapi seniornya itu terus saja bertanya padanya.

“ah seonbae, kalau bertanya satu per satu biar aku bisa menjawabnya.” Kata raewoo membuat taeyeon sedikit tertawa. “ahaha, kau benar. Baiklah pertanyaan pertama bagaimana kabarmu?” tanya taeyeon.
“aku baik – baik saja seperti yang seonbae katakana tadi. Lalu seonbae sendiri bagaimana?” tanya balik raewoo. “aku baik, tentu saja baik. Dan apa kau tahu, sekarang ini sudah menjadi dosen matematika di universitas Kyunghee.” Jawab taeyeon. “hwaa, ddaebbak. Kau memang benar – benar jjang seonbae, hheehehe” puji raewoo.

“itu karena aku selalu berusaha dan belajar hingga akhirnya aku bisa mencapai titik ini.” Jelas taeyeon. “lalu minho seonbae bagaimana? Dia bekerja dimana sekarang?” tanya raewoo lagi. “ah dia bekerja sebagai penyiar radio sekarang. Star Radio, kau tahu?” tanya taeyeon dan raewoo hanya bisa menggelengkan kepalanya seraya tersenyum kaku.

“ah lupakan itu, sekarang katakana padaku apa kau sudah bertemu dengan jinyoung? melihatmu bekerja disini seperti nya kalain sudah bertemu. Aku benarkan?” tebak taeyeon. Raewoo tersenyum kecil, “aniyo, ajik.” Jawab raewoo dan membuat taeyeon sedikit heran. “ajik? Jinjja? Geundae wae?” tanya taeyeon bingung.

“seonbae, bolehkah aku bertanya sesuatu?” tanya raewoo kini yang terlihat antusias. Taeyeon pun mengangguk. “berapa lama jinyoung sudah menjadi presdir? Dan kenapa dia tiba – tiba menjadi presdir? Apa terjadi sesuatu dengan ayah kalian?” tanya raewoo. “dia menjadi presdir sekitar sebulan yang lalu, itu karena kesehatan ayah yang terus menurun. Karena tidak mau melihat ayah lelah bekerja terus. Akhirnya jinyoung menggantikan ayah bekerja di perusahaan dan baru sebulan kemarin dia dilantik sebagai presdir baru. Wae? Kenapa kau menanyakan hal itu padaku? Kau bisa menemuinya dan tanyakan ini padanya. Kenapa bertanya padaku?” heran taeyeon.

“itu karena terlalu sulit untuk menemuinya, dia sudah menjadi orang yang sangat sibuk saat ini.” Jawab raewoo. “ne, kau benar sekali. Saking sibuknya dia, dia selalu pulang larut malam dan tubuhnya semakin kurus saja.” Tambah taeyeon. “khajja, aku akan menemui jinyoung dan kau bisa ikut.” Taeyeon beranjak dan menunggu raewoo berdiri juga. 

“aniyo.”
“wae? Kaua sudah jauh – jauh kesini, setidaknya kau harus menemuinya.”
“geurae, aku akan menemuinya tapi tidak untuk sekarang.”
“lalu kapan?”
“najunghae, nanti aku pergi menemuinya.”
“iya tapi kenapa?”
“dia begitu sibuk, aku tidak ingin mengganggu pekerjaannya.”
“tapi dia akan senang jika melihatmu, tahukah kau selama ini dia sangat merindukanmu, setiap hari ia selalu melihat ponselnya dan menunggu kabar darimu.”

Mendengar itu, raewoo sedikit tidak percaya dan langsung menatap taeyeon. “itu benar, dia meunggumu selama ini. Jadi ayo kita pergi temui dia sekarang.” Ajak taeyeon. “aku akan memberikannya kejutan, jadi aku tidak akan menemuinya saat ini seonbae. Mian.” Kata raewoo. “aish, anak ini benar – benar.” Taeyeon pun segera menggandeng tangan raewoo dan menariknya untuk ikut dengannya menemui jinyoung.

Namun sesampainya di ruangannya kosong. Mereka tidak menemukan jinyoung disana. Taeyeon segera keluar dan bertanya pada salah satu karyawan berjaga di luar ruangan jinyoung. “kemana presdir jung pergi?” tanya taeyeon. “presdir jung baru saja pulang nona.” Jawab karyawan itu.
“pulang?” tanya taeyeon. “ne, dia baru saja pergi sekitar sepuluh menit yang lalu. Apa anda tidak bertemu dengannya di lobi?” tanya karyawan itu.

“sudah kubilang, nanti aku akan menemuinya. Karena kurasa ini belum waktu yang tepat.” Kata raewoo. “apa kalian bertengkar?” tanya taeyeon heran. “nde? Aniyo, kami tidak bertengkar. Jika kami bertengkar untuk apa aku pergi jauh – jauh kesini menyusulnya.” Balas raewoo.

“benar juga katamu, tapi ini aneh. Kenapa kita tidak berpapasan dengannya ya tadi?” heran taeyeon. Raewoo juga merasa heran, tapi ia berusaha menutupinya. “seonbae, karena ini sudah malam dan jam kerja ku sudah berakhir. Jadi sebaiknya aku pamit dulu, selamat malam!” kini raewoo pun pamit pada senior nya itu. Namun taeyeon segera menahan lengannya membuat raewoo menatapnya, namun seakan tahu apa yang akan dikatakan oleh taeyeon, raewoo membalasnya dengan senyuman. “aku mohon jangan beri tahu dia kalau aku sudah berada di seoul dan bekerja di perusahaannya. Nanti aku sendiri yang akan mengatakannya padanya. Jadi ku mohon pada seonbae untuk berpura – pura tidak mengetahui keberadaanku sampai nanti.” Setelah itu raewoo melepaskan genggaman taeyeon dan pergi meninggalkan taeyeon.

!!!!!!!!!!!!!!!

Keesokan harinya, raewoo berangkat bekerja seperti biasanya yaitu dengan naik bus. Ia menunggu bus di halte dekat kontrakannya. Ia duduk di salah satu bangku untuk menunggu bus. Sedangkan di ujung jalan, terlihat sebuah mobil tengah melaju dengan kecepatan sedang. Namja yang mengemudikan mobil itu memakai kacamata dan memutar music di dalam mobilnya itu, sambil menikmati music yang ia dengarkan, ia juga menolehkan pandangannya ke samping dan ia menghentikan mobilnya seketika ketika ia melihat raewoo tengah duduk di bangku halte.
“sajangnim, anda harus hati – hati kalau mengemudi. Apa perlu aku yang menggantikannya?” tanya sang seketraris yang duduk di sampingnya. Namja itu membuka kacamata hitamnya dan ternyata dia adalah shin wohno, rekan kerja jinyoung.

Wonho tersenyum melihat raewoo, ia pun segera turun dari mobil dan sekretarisnya itu langsung memanggilnya. “sajangnim anda mau kemana?” panggil sang sekretaris. Wonho pun berhenti dan menoleh pada sekretarisnya. “kau pergi ke perusahaan itu sendiri, hari ini aku akan naik bus saja. Kau pergilah, cepat!” perintah wonho dan ia segera menghampiri raewoo. namun tidak secara langsung, ia hanya berdiri di samping raewoo agak belakang agar raewoo tidak tahu.

Ia sengaja melakukan hal ini, karena ia ingin melihat raewoo lebih dekat lagi. Dan ia semakin senang ketika bisa memperhatikan raewoo dari dekat seperti ini. Dan tidak lama kemudian busnya pun datang, semua orang pada berebut untuk segera masuk ke dalam bus dan bahkan berdesak – desakan. Raewoo bahkan hampir terjatuh karena hal itu, tapi untung saja dengan sigap wonho menangkapnya. Raewoo mengucapkan terima kasih pada orang yang menolongnya tanpa melihat siapa orang itu. Wonho senang karena raewoo belum mengetahuinya. Ia pun segera masuk dan mencari tempat agar bisa dekat dengan raewoo.

Ternyata raewoo duduk bersama seorang nenek – nenek dan disampingnya seorang pria tengah berdiri seraya menatapnya. Wonho yang mengetahui hal itu sedikit jengkel, ia pun segera menggeser – geser mencari celah agar bisa menyingkirkan orang itu dari samping raewoo, dan rencananya pun berhasil. Kini yang berdiri disamping raewoo adalah dirinya. Entah sudah yang keberapa kali wonho tersenyum mengamati wajah raewoo.

15 menit perjalanan, kini raewoo turun di halte yang dekat dengan perusahaan jinyoung, wonho pun segera mengikutinya. Namun karena ia tidak mempunyai kartu bus, ia harus membayarnya dengan uang kas. Dan itu membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga ia kehilangan jejak raewoo ketika turun dari bus. Ia pun berjalan cepat menuju perusahaan jinyoung yang memang tujuannya.
“sekretaris moon, anda datang sendiri? Kemana shin wonho?” tanya jinyoung yang melihat sekretaris rekan kerja nya itu sendirian. “sajangnim sedang….”

“aku disini!” tiba – tiba wonho datang. “wae? Ada apa kau mencariku? Apa kau merindukanku?” canda wonho. Jinyoung pun tertawa menanggapi candaan temannya itu.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Setelah selesai rapat dengan wonho, kini jinyoung menyuruh salah seorang pegawainya untuk memberikan berkas – berkas yang dikirim dari klien lain. Dan Ia menunggunya sambil membaca – baca berkas lain.

Pegawai yang diperintah jinyoung tadi hendak mengantar berkas ke ruangan jinyoung, namun perutnya tiba – tiba merasa mulas. Dan kebetulan raewoo sedang lewat, ia pun meminta bantuan pada raewoo untuk mengantarkan berkas itu pada jinyoung, belum sempat raewoo menolak orang itu segera pergi setelah memberikan berkas – berkas itu pada raewoo.

“bagaimana ini? Aku kan belum siap untuk bertemu dengannya, masih banyak yang harus kupersiapkan sebelum menemuinya.” Ujar raewoo. namun tiba – tiba ia teringat perkataan taeyeon semalam tentang jinyoung yang selama ini menunggunya.

“baiklah kurasa ini juga waktu yang tepat, aaku tidak bisa membiarkannya menunggu lebih lama lagi. Mungkin dia akan senang setelah melihatku. Geurae, aku memang harus menemuinya.” Raewoo pun memantapkan hatinya dan berjalan menuju ruangan jinyoung. 

Ia sedikit gugup ketika  mengetuk pintunya, dan ia mendengar suara jinyoung yang menyuruhnya masuk setelah itu. Ia pun segera masuk. “ini berkas – berkas yang anda minta presdir!”
Suara itu! Jinyoung yang awalnya duduk membelakangi raewoo, segera memutar bangkunya dan betapa terkejutnya ia melihat raewoo kini berdiri dihadapannya. Berbeda dengan jinyoung yang sangat terkejut, raewoo malah tersenyum manis pada jinyoung.

“…”
“oppa! Ayah memanggilmu sekarang juga, khajja temui ayah bersama!” belum sempat raewoo membuka mulutnya, tiba – tiba seorang gadis yang ia lihat kemarin bersama dengan jinyoung kini datang dan segera menggandang tangan jinyoung untuk segera pergi.
Jinyoung pun hanya bisa terseret pasrah. “chogio!” panggil raewoo dan membuat jinyoung serta hyojung berhenti. “wae?” tanya hyojung. “ini berkas – berkas yang anda minta presdir.” Raewoo kembali mengulangi ucapannya. “..”

“taruh saja dimejaku, nanti aku akan menandatanganinya.” Jinyoung segera menjawabnya sebelum hyojung. Dan dalam perkataannya itu terkesan dingin, ‘ada apa dengannya? Apa dia marah denganku? Atau kenapa?’ itulah yang ada dipikiran raewoo saat ini. Ia pun hanya bisa memandang kepergian jinyoung dan hyojung.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Beberapa hari kemudian.
Setelah bertemu dengan raewoo hari itu, kini jinyoung sering melamun di ruangannya. Ia pun menelfon sekretaris pribadinya, gongchan untuk membawakan berkas han raewoo serta informasi bagaimana dia bisa bekerja disini dan sejak kapan.

Gongchan pun menjelaskan kalau raewoo mulai bekerja disini sekitar sebulan yang lalu, atau lebih tepatnya hampir 2 bulan ia bekerja disini. Dan dia berasal dari busan, cara kerjanya baik dan ia akan diangkat sebagai karyawan tetap di bagian marketing nantinya.

Setelah mendengarkan penjelasan dari gongchan, jinyoung sepertinya mengkhawatirkan sesuatu. Terlihat dari wajahnya kalau ia sedang bingung. “kenapa kau tiba – tiba muncul dihadapanku setelah lama kau tidak memberiku kabar huh? Apa kau sedang mempermainkanku raewoo – aa?” ujar jinyoung. 

Berbeda dengan jinyoung, raewoo yang kini tetap bekerja seperti biasanya. Walaupun pertemuan pertamanya dengan jinyoung tidak begitu baik, tapi raewoo tetap berpikiran positif dan berpikir kalau saat itu  mungkin jinyoung sedang ada rapt penting. Jadi ia tidak bisa menemuinya. Mungkin nanti jika sudah tidak sibuk, jinyoung akan menghubunginya atau bahkan menemuinya. Itulah yang ada dipikiran raewoo kini.

Tiba – tiba gongchan, sekretaris jinyoung menemui raewoo, dan menyampaikan pesan atasannya kalau saat ini atasanya sedang menunggunya adi café depan perusahaan. Raewoo begitu senang, karena semua yang dipikirkannya itu benar, dan ini bahkan lebih cepat dari dugaannya. Jinyoung ingin menemuinya, ini seperti mimpi saja. Ia pun segera pergi menuju café itu, hujan deras tidak melunturkan tekadnya. Ia terus melawan hujan deras dan berlari kencang menuju café tempat jinyoung menunggunya itu.

Sesampainya disana, ia bisa melihat jinyoung dari dinding kaca seraya tersenyum. Sedangkan jinyoung Nampak terkejut melihat raewoo yang basah kuyup seperti itu.
Raewoo segera masuk dan menemui jinyoung. “kau menerobos hujan deras? Kenapa kau tidak memakai paying atau setidaknya tunggu hujannya hingga reda.” Kata jinyoung. “aniyo, aku tidak bisa membuatmu menunggu lebih lama lagi. Kau sudah menunggu hampir 5 tahun, aku tidak bisa membiarkanmu terus menungg, aku takut kau akan goyah karena bosan terlalu lama menungguku. Mianhae.” Jelas raewoo.

Kini jinyong diam, dan malah menunduk. Tidak berani menatap raewoo. “wae? Apa kau malu? Sudahlah tidak perlu malu lagi, aku tahu selama ini kau selalu menungguku kan?” tanya raewoo dan menggenggam tangan jinyoung. namun jinyoung dengan perlahan melepaskannya. “wae?” tanya raewoo heran.

“kau benar, saat ini aku sudah bosan menunggumu. Jadi kenapa kau kesini?” kata jinyoung. “ahaha, kau bercanda ya? aku kesini tentu saja untukmu. Memang apa lagi, karena sekarang yang kupunya hanya dirimu. Satu – satunya harapanku untuk bertahan hidup adalah kamu.” Balas raewoo.
“tapi aku tidak, aku sudah tidak menunggumu lagi.” Kata jinyoung dan menatap rarewoo dengan serius. “kenapa bicaramu serius begitu sih, kau bercanda kan? Kau masih marah padaku karena aku tidak memberimu kabar selama 2 tahun ini huh? Kau tahu kan alasanku tidak menghubungimu selama ini karena….”
“arra, kau tidak menghubungiku karena kau ingin fokus pada skripsi mu dan lulus dengan nilai yang baik. Aku tahu itu.”

“jika kau tahu kenapa kau bersikap seperti ini? Ini seperti bukan jinyoung yang ku kenal dulu.”
“inilah aku, seperti inilah aku sebenarnya. Apa kau tidak tahu? Bukankah dulu sudah kukatakan kalau aku itu suka mempermainkan hati perempuan huh.” Kini jinyoung sedikit tersenyum miring. “jadi maksutmu kau sedang mempermainkanku saat ini?” tanya raewoo.
“wae?” tambah raewoo. “kau itu terlalu naif ya, selama ini aku hanya bermain – main saja denganmu. Karena ku pikir tidak ada salahnya mencoba dengan yeoja naif dan polos sepertimu ini. Kau tahu, jika bermain – main dengan yeoja yang suka mengejar – ngejarku itu sangat membosankan. Jadi aku ingin mencoba nya denganmu. Tapi tidak tahunya kau malah menanggapinya dengan serius.” Jelas jinyoung dengan menatap tajam pada raewoo.

“kau bohong kan? Itu semua tidak benarkan? Kau tidak mungkin melakukan hal itu? Aku tahu kau sudah berubah dan kau tidak mungkin melakukan hal itu padaku.” Raewoo berusaha menahan air matanya dan sakit hatinya. Ia tidak ingin mempercayai jinyoung.
“tatap mataku baik – baik! Apa aku terlihat bohong dimatamu?” raewoo menatap kedua mata jinyoung yang tampak begitu tajam menatapnya dan saking tajamnya itu sampai mengenai hati raewoo, hingga tanpa sadar air matanya kini sudah mengalir.
“kau tahu yeoja yang bersamaku waktu itu? Sebentar lagi aku akan bertunangan dengannya dan bahkan menikah dengannya. Jadi sebelum kau sakit hati lebih dalam lagi, aku memberi tahumu hal ini agar kau bisa segera kembali ke busan jika kau tidak kuat melihatku dengan yeoja itu.” Saran jinyoung dan Ia bangkit meninggalkan raewoo. 

“aku tidak akan mudah percaya pada semua perkataanmu, aku akan bertahan disini hingga aku benar – benar yakin jika kau memang hanya mempermainkanku. Tapi untuk saat ini, aku tidak percaya dan akan mencari tahu kebenarannya.” Kata raewoo yang sempat membuat langkah jinyoung terhenti. “geurae, lakukan apapun yang kau mau. Tapi jangan salahkan aku jika kau akhirnya merasa sakit.” Jinyoung pun kembali melanjutkan langkahnya ketika dirasa raewoo tidak bicara lagi.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Keesokan harinya, jinyoung mengumumkan di seluruh hadapan karyawan nya kalau ia dan hyojung akan bertunangan secepatnya. Bahkan ia juga menyematkan cincin di jari hyojung. Setelah itu jinyoung tersenyum miring mendapati raewoo tampak menatapnya dengan tatapan sendu. 

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Pletak
Taeyeon kini memukul kepala saudaranya itu di kamarnya. “eoh wae? Kenapa kau memukulku tiba – tiba?” tanya jinyoung. “kau gila ya? apa yang sudah kau lakukan huh? Kau bilang kau akan bertunangan dengan hyojung? Apa kau gila? Lalu bagaimana dengan raewoo?” bentak taeyeon. “ada apa dengannya? Kami tidak mempunyai hubungan lagi.” Jawab jinyoung dengan entengnya.
“kau tahu dia sudah bekerja keras untuk menyusulmu kemari, dan apa sekarang balasanmu untuknya?” tanya taeyeon. “siapa suruh dia datang kesini, aku sama sekali tidak menyuruhnya. Salahnya sendiri dia datang kemari untuk laki – laki playboy sepertiku. Dia tahu kau juga tahu kalau aku suka mempermainkan hati yeoja. Jadi tidak usah berlebihan begitu menanggapinya.” Jawab jinyoung.

Sekali lagi taeyeon memukul kepala jinyoung berharap saudaranya itu sadar. “ah appo! Kenapa kau terus memukulku?” keluh jinyoung. “geurae, kurasa aku harus terus memukulmu supaya kau sadar dengan apa yang kau lakukan ini.’ Taeyeonn pun kembali memukul dan memukul jinyoung. jinyoung terus saja berusaha menghindar hingga akhirnya ia tidak tahan, ia pun berhasil menangkap tangan taeyeon dan segera menghempaskannya.

“berhenti memukulku dan berhenti mencampuri urusanku. Hidupku, aku yang akan mengaturnya sendiri. Dan aku tidak suka kau mencampuri urusan pribadiku.” Tegas jinyoung lalu meninggalkan taeyeon.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Sedangkan raewoo duduk terpaku di konrakannya. Ia masih mengingat tatapan sinis jinyoung dan senyum miringnya saat Ia menyematkan cincin di jari hyojung. “kau benar, siapa yang menyuruhku pergi kesini untukmu? Aku yang salah disini karena terlalu mempercayaimu.”

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

10 bulan kemudian.
Raewoo kini sudah menjadi karyawan tetap dan ia bekerja di bagian marketing. Selama ini ia berusaha menahan emosinya ketika bertemu dengan jinyoung. ia berjuang mati – matian untuk bisa terus bertahan sampai sejauh ini berada satu perusahaan dengan orang yang sudah membuangnya.
Dan masalah pertunangan jinyoung dengan hyojung, sebenarnya 3 bulan yang lalu rencana jinyoung ingin melamar hyojung. Tapi karena kesibukannya di perusahaan dan ia bahkan sering keluar negeri untuk masalah bisnis. Jadi sampai saat ini acara melamar hyojung belum juga terlaksana.
Dan rencananya jinyoung akan melamar hyojung minggu depan. Ia akan menggelar acara pettunangannya minggu depan.

“raewoo – ssi, kau akan datang kan minggu depan ke acara pertunangannya presdir jung? Semua karyawan disini diundang.” Kata rekan kerja raewoo. mendengar hal itu, raewoo malah menatap kalender kecil dimeja nya dan menatap tanggal 24 maret yang ia beri tanda lingkaran merah, dan tanggal itu tepat hari pertunangan jinyoung.

“geuraesse, kurasa saat itu aku akan mengambil cuti.” Jawab raewoo. “wae? Apa kau sakit?” tanya temannya. “aniya, ini sudah satu tahun. Dan aku ingin mengunjungi keluargaku di busan. Aku sudah sangat merindukan mereka semua.” Jelas raewoo. “ah jadi begitu ya.” 

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Taeyeon kini Nampak duduk sendirian di sebuah restoran, ia sedang menunggu hyojung disana karena ada hal yang ingin ia beri tahukan pada hyojung. Sambil menunggu orang yang ditunggu, taeyeon menyeruput minuman yang sudah ia pesan seraya membalas pesan minho.
“maaf eonni aku terlambat, apa eonni sudah menunggu lama?” kini hyojung tiba dan duduk di seberang bangku taeyeon. Taeyeon menaruh ponselnya dan tersenyum pada hyojung. “ani, aku juga baru sampai 10 menit yang lalu. Kau mau pesan apa?” tanya taeyeon. “coffelate.” Jawab hyojung. Taeyeon pun memanggil pelayan dan mulai memesankan hyojung coffelate.

Setelah beberapa menit minuman yang dipesan taeyeon untuk hyojung sudah datang dan hyojung segera meminumnya. Sedangkan taeyeon terlalu sibuk mengamati hyojung hingga membuat hyojung teringat sesuatu. “ah iya, eonni kau bilang ada yang ingin kau katakan. Apa itu?” tanya hyojung.
“baiklah aku akan langsung ke intinya saja. Apa kau menyukai jinyoung?” tanya taeyeon membuat hyojung sedikit mengerutkan keningnya. “eonni apa ini yang ingin kau tanyakan padaku?” tanya hyojung. “jawab saja pertanyaanku dan jangan menyelanya.” Kata taeyeon dengan nada tinggi membuat hyojung sedikit takut. “ah maafkan aku eonni. Baiklah aku tidak akan menyelanya. Aku menyukai jinyoung oppa, jika aku tidak menyukainya kenapa aku mau menjalin hubungan dengannya.” Kata hyojung.

“apa ada yang kau sembunyikan dari jinyoung selama ini? Atau ada sesuatu yang belum kau beritahu pada jinyoung?” tanya taeyeon lagi. “ani, tidak ada yang kusembunyikan dari jinyoung oppa. Aku selalu menceritakan semua nya pada jinyoung oppa.” Jawab hyojung.
“lalu bagaimana jika ada yang jinyoung sembunyikan darimu? Apa kau akan marah padanya?” tanya taeyeon. Hyojung tampak berpikir – pikir. “itu tergantung dari apa yang disembunyikan.” Kata hyojung.

“kau tidak marah apapun itu?” tanya taeyeon sedikit heran. “bukan berarti aku tidak marah, aku tadi kan bilang tergantung apa yang disembunyikan. Jika menurutnya itu harus disembunyikan dariku dan terbaik untukku. Aku tidak perlu marah. Tapi jika aku merasa itu harus diceritakan dan ternyata jinyoung oppa tidak menceritakannya padaku, aku akan merasa sangat kecewa padanya.” Jelas hyojung.

“tapi kenapa eonni tiba – tiba bertanya seperti itu?” heran hyojung. “sebentar lagi kau akan memulai kehidupan yang baru bersamanya. Tentu saja aku harus memastikan semua itu. Dan yang ingin kukatakan padamu adalah, apa kau tahu karyawan jinyoung yang bernama han raewoo?” tanya taeyeon.

“ah, aku tahu. Dia seorang penguntit kan? Dia bahkan jauh – jauh datang dari busan untuk mengikuti jinyoung oppa.” Kata hyojung. “penguntit? Ya! siapa bilang dia seorang penguntit huh?” bentak taeyeon dan lagi – lagi membuat hyojung takut. 

“jinyoung oppa sendiri yang mengatakannya padaku.” Jawab hyojung dengan takut – takut. “ck, dia benar – benar keterlaluan.” Gumam taeyeon. “ada apa eonni?” tanya hyojung dengan hati – hati. Taeyeon pun menatap hyojung setelah menghelas nafasnya dengan berat.
“hyojung – aa, dia bukanlah seorang penguntit. Dia itu hoobaeku dan jinyoung waktu di busan.” Jelas taeyeon. “arrayo, jinyoung oppa juga mengatakannya padaku.” Kata hyojung. “dia itu mempunyai hubungan dengan jinyoung selama di busan, apa jinyoung juga mengatakan hal itu padamu? Tidak kan?” kata taeyeon dan hal itu sedikit membuat hyojung terkejut.
“mworaguyo?”

“benar, dulu mereka menjalin hubungan, ani maksutku sampai sekarang belum ada kata putus diantara mereka. Mereka hanya hilang komunikasi saja karena jinyoung pergi ke seoul. Maaf aku harus mengatakan hal ini padamu. Aku hanya tidak ingin hubungan yang Sudah kau jalin dengan jinyoung selama ini nantinya rusak karena hal ini.”

“jinyoung dulu terkenal dengan sebagai badboy dan playboy, kau tahu itu. Dan dulu dia telah berubah ketika bertemu dengan raewoo. awalnya mereka hanya berteman dekat karena raewoo adalah pelanggan tetapku di kedai. Namun lama – lama mereka menjadi sangat dekat. Hanya saja mereka harus berpisah ketika aku dan jinyoung lulus dan harus pindah ke seoul.  Meskipun begitu, mereka masih tetap berkomunikasi, hanya saja setelah 2 tahun ku lihat mereka jarang berkomunikasi lagi tapi aku yakin kalau hubungan mereka belum berakhir karena setiap hari aku mengamati jinyoung, dia selalu menunggu kabar dari raewoo.”

“eonni.. kenapa kau mengatakan semua ini padaku?” lirih hyojung. “maafkan aku hyojung – aa, aku tidak bermaksut menyakitimu. Aku hanya ingin memberi tahu mu kebenarannya. Dan setelah kau mengetahui kebenaran ini, aku akan menerima keputusanmu. Apapun itu, entah kau akan tetap menerima jinyoung atau sebaliknya. Aku hanya tidak ingin kau memulai hidup dengan jinyoung dengan kebohongan. Aku menyayangimu juga dan sudah menganggapmu adik. Jadi karena itu aku tidak ingin membohongimu, aku ingin kau mengetahui kebenerannya sebelum kau melangkah lebih jauh lagi dengan jinyoung. sekarang, aku akan menghargai keputusanmu hyojung – aa.” Taeyeon bangkit dan menepuk pundak hyojung sebelum ia pergi dan meninggalkan hyojung yang masih dalam keterkejutannya.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Sejak kejadian itu, hyojung jadi kembali memflashback kejadian – kejadian ketika ia bertemu dengan raewoo dan disitu ada jinyoung. jinyoung pasti akan segera menghindar. Dan terkadang, hyojung memang merasa ada yang aneh pada jinyoung ketika bertemu dengan raewoo.
Hyojung ingin sekali menangis, tapi sangat sulit karena ia belum bisa sepenuhnya mempercayai hal itu. Selama sibuk dengan pikirannya sendiri, ponselnya berdering dan ia melihat nama jinyoung di layar ponselnya.

Ia mengambil nafas berat dan meyakinkan kepada dirinya sendiri kalau itu tidak benar. Meskipun itu benar, jinyoung mungkin punya alasan sendiri kenapa dia menyembunyikan pada hyojung selama ini. Dan untuk itu dia harus bertanya pada jinyoung. 

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Jinyoung kini sedang bercengkerama dengan wonho di ruang kerja jinyoung. mereka tampak asyik membicarakan sesuatu. “ah jinyoung – aa, ku dengar karyawan mu yang bernama han raewoo itu dulu adalah hoobae mu di busan. Apa itu benar?” tanya wonho memastikan.
Raut wajah jinyoung yang tadi santai kini jadi berubah tegang ketika mendengar nama raewoo. ia menatap wonho, “darimana kau tahu hal itu?” tanya jinyoung penasaran. Wonho tersenyum garing seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

“hhaha, mianhae. Aku membaca biodatanya karena aku begitu penasaran dengannya.” Kata wonho. “wae? Kenapa kau membaca biodatanya?” tanya jinyoung. “itu karena dia sangat sulit didekati, dan aku ingin lebih mengenalnya. Jadi satu – satunya cara aku harus membaca biodatanya. Maafkan aku sudah membaca arsip karyawanmu tanpa seijinmu.” Sesal wonho. 

“ah tapi, apa kau tidak ingin menceritakan padaku tentang raewoo, dia kan hoobae mu?” pinta wonho. “tidak ada yang bisa kujelaskan, aku tidak begitu dekat dengannya.” Jawab jinyoung dingin. “ah geurae, kukira kalian dekat karena kalian satu SMA.” Kata wonho.
“ah sepertinya keadaan perusahaanmu sudah membaik setelah kau berhubungan dengan hyojung ya.” tambah wonho dan kini ia mengubah topiknya karena ia merasa jinyoung kurang nyaman membahas masalah tentang raewoo.

“emm memang keadaan perusahaan ini sudah cukup baik dari sebelumnya, ayah hyojung membantu membayarkan hutang perusahaan dan membantu memperkenalkanku pada banyak investor yang bersedia membantu perusahaan ini. Ayah hyojung sangat berjasa pada perusahaan ini.” Jelas jinyoung.

“ah jadi karena itu kau akan menikah dengan hyojung? Karena ayah hyojung sudah membantu perusahaanmu, jadi kau merasa mempunyai hutang budi pada keluarga hyojung, begitu? Karena itulah kau ingin menikahi hyojung?” kata wonho dan berhasil membuat jinyoung menatapnya dengan tatapan seolah berkata, ‘bagaimana kau bisa tahu hal itu?’

Wonho pun tertawa dengan lepas melihat ekspresi temannya itu. “ahahaa, kau lucu sekali. Aku kan hanya bercanda, kenapa ekspresi mu begitu berlebihan seperti itu huh?” tawa wonho. Sedangkan jinyoung merasa lega karena yang dikatakan wonho tadi hanyalah gurauan saja.
Tapi diluar ruangan, hyojung yang hendak membuka knop pintu membatalkan niatnya dan air matanya seketika mengalir mendengar percakapan wonho dan jinyoung. “oppa kenapa kau melakukan hal ini padaku? Padahal baru saja aku ingin mempercayaimu setelah mendengar penjelasannya darimu, tapi kenapa kau…” batin hyojung. Yah, sebenarnya hyojung ingin menemui jinyoung dan meminta penjelasan dari jinyoung tentang raewoo, apapun itu hyojung akan menerimanya karena ia sudah jatuh pada jinyoung. tapi sekarang ia dengar adalah, jinyoung ingin menikahi nya karena ayahnya Sudah membantu perusahaan jinyoung. jadi jinyoung merasa punya hutang budi pada ayahnya, karena itu kah ia ingin menikahinya? Hyojung pun segera pergi dan tidak jadi menemui jinyoung.

“kenapa hyojung belum juga sampai ya?” jinyoung mulai khawatir, ia pun menelfon nomor hyojung namun tidak aktif. Kini hyojung sudah mengemudikan mobilnya dengan kencang.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Sedangkan raewoo yang kini sudah mengambil cuti selama seminggu, ia sudah berada di busan saat ini. Dan ia melewati sungai dimana ia dan jinyoung bertemu untuk yang pertama kalinya. “disini, pertama kali bertemu, kedua kali dan kita memulainya disini. Dan sekarang, semuanya juga akan berakhir disini.” Kata raewoo dan sempat menangis tapi ia segera menghapus air matanya.
Tiba – tiba seseorang menepuk pundaknya dan membuat raewoo menoleh. “oe, kau sudah sampai? Apa kau datang sendiri? Mana jinyoung?” tanya orang itu yang tidak lain adalah jaewon. “won – aa, bogoshipeo!” raewoo segera memeluk sepupunya itu dengan erat untuk mengembalikan kekuatannya yang sudah hilang karena jinyoung.

Jaewon pun membalas pelukan sepupunya dengan hangat, ia yakin sepupunya itu sangat lemah saat ini dan membutuhkannya saat ini. Namun menit berikutnya jaewon segera melepaskan pelukannya dan memegang kedua pundak raewoo serta menatapnya dalam.

“jangan bilang kalau jinyoung sedang sibuk, kau selalu bilang seperti itu saat ditelefon. Aku sudah bosan mendengarnya. Ya! jika dia mencintaimu, setidaknya dia juga akan memberikan penghormatannya kan untuk orang tua mu. Katakan padaku kali ini dia sibuk apa?” desak jaewon. “dia sedang ada proyek besar dan bekerja sama dengan perusahaan jepang. Jadi dia sedang sibuk mempersiapkan proyek itu dengan orang jepang.” Bohong raewoo.

Jaewon menatap sepupunya dengan tatapan nanar, sebenarnya dia tahu kalau jinyoung akan segera bertungangan dan menikah. Karena ia melihat berita itu di tv, raewoo benar – benar bodoh. Setidaknya dia harus membuat alasan yang lebih baik jika ingin membohonginya. Jaewon tahu pasti selama ini sanagt sulit untuk raewoo hidup sendiri di seoul. Ia bisa merasakannya betapa rapuhnya sepupunya itu ketika dipelukannya tadi. Jaewon pun kembali memeluk raewoo dengan erat.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Acara pertunangan pun tiba
Taeyeon dan minho terlihat tidak senang dan gelisah dengan acara itu. Karena mereka tahu bagaimana perasaan jinyoung yang sesungguhnya. Itulah yang membuat mereka sedikit tidak senang.
Jinyoung dan hyojung sudah berada di atas podium untuk segera bertukar cincin. Jinyoung tampak tersenyum manis, sedangkan hyojung hanya diam bahkan wajahnya tampak murung. Dan sebelum acara itu berlanjut, hyojung mengajak kedua orang tuanya serta jinyoung dan orang tuanya untuk berbicara sebentar.

Kini setelah hanya ada 6 orang itu di sebuah ruangan, hyojung mulai berbicara. “ayah, apa benar ayah yang sudah membantu jinyoung dalam membangun kembali perusahaannya yang sudah hampir bangkrut?” tanya hyojung to the point. Dan hal itu membuat semuanya yang ada disitu terkejut.
“hyojung – aa, apa yang katakan huh?” kata jinyoung. “jawab aku ayah! Apa itu benar?” hyojung terus mendesak ayahnya. “benar, ayah yang sudah membantunya.” Jawab ayah hyojung. “apa maksutnya semua ini? Jinyoung – aa katakan pada ayah, apa benar perusahaan kita hampir bangkrut? Kenapa kau tidak pernah mengatakannya pada ayah?” tanya ayah jinyoung.

“maafkan aku ayah, aku hanya tidak ingin membuat ayah sedih, jadi aku ingin berusaha melindungi perusahaan yang sudah ayah rintis mulai dari nol. Aku ingin membuat ayah bangga dengan menjadi penerus ayah.” Jelas jinyoung. 

“dulu saat perusahaanku mengalami hal seperti itu juga. Kau juga membantuku jung – aa, jadi sekarang giliranku yang membalas jasamu itu. Ini saja belum seberapa dibandingkan dengan apa yang sudah kau berikan padaku selama ini.” Tambah ayah hyojung pada ayah jinyoung.

“ayah…” lirih hyojung. “benarkah itu?” tanya hyojung lirih. “iya itu benar anakku. Keluarga jung sudah sangat membantu kita selama ini. Karena itu aku membantu jinyoung dan aku bahkan senang mendengar kalau kau akan menikah dengan jinyoung.” tambah ayah hyojung.

“tapi itu tidak akan terjadi ayah.” Kata hyojung membuat semua nya menoleh padanya. “jinyoung menikahiku hanya karena dia merasa tidak enak padamu ayah, karena kua sudah membantunya. Karena itulah, dia ingin menikahiku sebagai balas budinya padamu.” Kata hyojung. Ayah hyojung pun menatap jinyoung.

“apa benar begitu jinyoung?” tanya ayah hyojung tapi jinyoung hanya diam. “astaga, kau tidak perlu melakukan hal itu nak. Kau tidak perlu menikahi putriku jika kau tidak menyukainya dan hanya ingin membalas budi. Itu tidak benar nak, dan yang sebenarnya sudah berkorban banyak itu ayahmu, bukan aku. Aku membantumu hanya ingin membalas budi pada ayahmu nak. ” jelas ayah hyojung.
“sekarang karena kalian sudah mengetahuinya, aku ingin membatalkan pertunangan ini. Maafkan aku, tapi aku tidak bisa menikah dengan jinyoung oppa dengan alasan sepert itu.” Hyojung pun segera pergi meninggalkan ruangan itu.

“maafkan aku paman, bibi. Ayah, ibu.” Jinyoung meminta maaf pada kedua orang tuanya dan orang tua hyojung. “kau tidak perlu meminta maaf seperti itu, dan paman senang dengan keputusan putri paman. Paman tidak marah padamu, jadi kau tidak perlu khawatir.” Kata ayah hyojung sebelum akhirnya pergi menyusul putrinya diikuti istrinya.

Jinyoung kini hanya bisa menunduk tidak berani menatap kedua orang tuanya. Ayahnya mendekatinya dan menyentuh pundaknya, jinyoung pun mulai menangis. “maafkan aku ayah, sungguh maafkan aku!” sesal jinyoung. “tidak, kau tidak salah nak. Kau sudah mengambil peran yang sangat penting, dan ayah sangat bangga padamu karena kau sudah melindungi perusahaan ini dari kebangkrutan. Tapi kau tidak perlu menikahi hyojung dengan alasan seperti itu nak, itu tidak baik. Itu bisa melukai perasaan hyojung.” Nasihat ayahnya dan jinyoung hanya bisa mengangguk serta menangis. Ayahnya pun segera memeluk anaknya itu.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Diluar ruangan, taeyeon kini tengah mengobrol dengan minho dan illwoo serta gyuri.
“ah pasti ini sangat sulit untuk raewoo, sudah sebaiknya ia mengambil cuti dan berlibur dengan baik tanpa harus melihat acara ini.” Kata taeyeon. “raewoo? apa maksutmu hoobae mu di SMA waktu itu, pelanggan setiamu?” tanya gyuri. “ne, dia orangnya bi” jawab taeyeon. “jadi dia mengambil cuti? Karena itu dia tidak ada disini? Dia cuti kemana?” tanya gyuri.

“kudengar dia akan kembali ke busan selama seminggu.” Kata taeyeon. “ah aku baru ingat sekarang.” Kata illwoo tiba – tiba. “apa paman?” tanya minho. “bukankah hari ini adalah hari peringatan orang tua raewoo? kemarin aku bertemu dengan paman dan bibinya yang sedang berbelanja untuk hari peringatan kedua orang tua raewoo.” jelas illwoo. 

“orang tua raewoo sudah meninggal? Kapan?” tanya taeyeon yang terkejut. “kalian tidak tahu ya? aneh, padahal ini sudah satu tahun. Setahun yang lalu, saat hari wisuda gadis itu. Orang tuanya mengalami kecelakaan saat dalam perjalanan untuk menemui gadis itu yang sedang diwisuda. Kasihan sekali gadis itu, harus kehilangan kedua orang tuanya di hari wisudanya.” Jelas illwoo dan sedikit memflashback kejadian yang ia ketahui dulu.

“dan setelah itu ia jadi gadis yang pendiam dan sering melamun selama sebulan. Kami bahkan jarang melihatnya keluar rumah setelah kejadian itu.” Tambah gyuri.

Tidak jauh dari sana, jinyoung membulatkan matanya mendengar hal itu. Ia pun segera pergi ke busan. Sedangkan orang tua jinyoung mengumumkan tentang batalnya pertunangan anaknya itu. Dan hal itu membuat semua orang terkejut tapi di sisi lain, taeyeon yang juga terkejut ia juga merasa lega.
Sedangkan jinyoung kini mengendarai mobilnya dengan perasaan campur aduk, marah, kesal, sedih, lega. Marah dan kesal pada dirinya sendiri karena sudah bersikap kasar pada raewoo, sedih karena ia tidak tahu kalau orang tua raewoo sudah meninggal dan ia tidak ada untuk raewoo. lega karena pertunangannya dengan hyojung batal. Jinyoung semakin gusar dan hatinya benar – benar mengutuknya dirinya sendiri, ia pun menancap gasnya semakin cepat.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Di busan
Setelah selesai dengan acara peringatan kedua orang tuanya, raewoo kini jalan – jalan ke lingkungannya untuk menikmati udara segar dan supaya pikirannya juga bisa segar. Tanpa sadar langkahnya ini membawanya ke tepi sungai.

Ia menatap sungai itu seolah berkata, ‘lihatlah, kemanapun aku pergi. Langkahku selalu membawaku pada kenangan saat bersamamu.’ 

Akhirnya raewoo pun memilih duduk di tepi sungai itu. Ia menatap air sungai yang terus mengalir. “benar, hiduplah seperti air sungai itu han raewoo. aku harus terus mengalir dan tidak boleh berhenti hanya karena aku dicampakkan. Ingat! Ini bukan pertama kalinya kau dicampakkan! Kau sudah pernah dicampakkan dulu oleh seungyeol, jadi kau pasti bisa mengatasinya juga kali ini.” Kata raewoo berusaha memberikan kekuatan pada dirinya sendiri. 

Jinyoung baru saja tiba di busan, dan ia berhenti ketika melihat raewoo duduk di tepi sungai. “hei kau! Kenapa kau tidak pernah mengatakan padaku kalau orang tuamu meninggal huh?” kata jinyoung. raewoo sedikit tersentak mendengar suara jinyoung. ia pun berdiri dan segera berbalik untuk membuktikan apakah itu benar suara jinyoung atau bukan, dan ternyata benar.

Raewoo membulatkan matanya karena terlalu terkejut, “kau! Kenapa kau bisa disini? Bukankah seharusnya kau bertunangan dengan hyojung hari ini? Kenapa kau malah disini?” tanya raewoo. bukannya menjawab, jinyoung malah berjalann cepat menuju raewoo dan segera memeluknya.

“maafkan aku, seharusnya aku ada untukmu ketika kau kehilangan orang tuamu. Maafkan, sungguh aku minta maaf karena tidak mengetahui kebenaran ini!” sesal jinyoung dan kini ia sudah menangis dengan memeluk raewoo sangat erat.

Tidak jauh dari sana, wonho yang sudah tahu alamat raewoo di busan. Ingin mendatangi raewoo karena ia tahu raewoo sedang mengambil cuti. Ia mencari alamat rumah raewoo dengan berjalan kaki, dan ternyata ia melihat semua jinyoung dan raewoo di tepi sungai. Ia melihat semuanya dari awal jinyoung datang dan mendengar semua percakapan mereka. Wonho tidak merasa sakit hati ataupun merasa dikhiati oleh jinyoung. ia malah tersenyum melihat kejadian itu. Setidaknya harapannya setelah ini adalah ia bisa melihat raewoo tersenyum karena selama ini raewoo terlihat begitu menyedihkan di matanya. Melihat jinyoung yang sudah mendatangi raewoo lebih dulu, wonho pun akhirnya pergi.

Kembali ke jinyoung dan raewoo
Setelah itu, jinyoung pun menceritakannya semuanya pada raewoo. ia menceritakannya kalau pertunangannya dengan hyojung itu batal. Ia juga menceritakan alasan kenapa ia ingin bertunangan dengan hyojung dan masalah perusahaan. Mendengar semua penjelasan dari jinyoung, raewoo pun akhirnya juga menceritakannya alasan kenapa selama ini ia tidak menghubungi jinyoung dan masalah tentang meninggalnya orang tuanya.

Kini mereka berdua sama – sama saling mengerti masalah mereka masing, dan mereka pun saling memaafkan serta memulai kembali kisah mereka di sungai ini. Jinyoung tersenyum senang ketika ia sudah mengatakannya semua nya pada raewoo dan ia senang ia bisa kembali pada raewoo. mereka berdua duduk berdampingan menghadap sungai dengan raewoo menyenderkan kepalanya pada bahu jinyoung dan jinyoung memeluk pundak raewoo.

“berjanjilah mulai saat ini kau akan terus  berkata jujur padaku, apapu itu. Aku tidak ingin kau menyembunyikan sesuatu lagi dariku.” Pinta jinyoung. “maafkan aku, lain kali hal ini tidak akan terjadi lagi. Kau juga! Arra!” balas raewoo. “ne. arraseo! Aku juga akan jujur padamu mulai saat ini.” Kata jinyoung.

“dan satu hal lagi!” tambah jinyoung. “apa?” tanya raewoo. “mulai saat ini kau harus menjauhi wonho! Arra!” perintah jinyoung. “wae?” tanya raewoo lagi. “aih kau ini benar – benar kolot atau apa sih. Kau tidak memikirkan perasaanku ya, selama ini aku selalu menahannya ketika kau bersama wonho. Aku benar – benar menahan amarahku waktu wonho selalu mendekatimu.” Jelas jinyoung. 

“siapa suruh kau menahannya huh? Jika tidak suka, kau bisa mengatakan tidak suka. Jika kau membenci wonho mendekatiku, kau bisa melarangnya waktu itu. Salah sendiri kau tidak melarangnya.” Balas raewoo. “mwo? Jadi kau menyalahkanku sekarang? Apa jangan – jangan selama ini kau merasa nyaman bersama wonho, begitu?” tebak jinyoung yang kini mulai kesal. “ck, geurae. Aku memang nyaman bersama nya. Wae? Karena saat itu kamu tidak pernah ada untukku.” Kata raewoo yang juga mulai kesal. “kau!!” geram jinyoung seraya menatap raewoo yang kini tidak mau menatapnya karena pertengkaran kecil mereka saat ini.

“aish, pokoknya aku tidak suka kau bersama wonho. Mulai sekarang jauhi wonho, jika kau perlu pergi bersamanya, ajak aku juga.” Perintah jinyoung dan merangkul pundak raewoo untuk dekat dengannya. Raewoo agak memberontak awalnya, namun karena tenaga jinyoung yang lebih besar. Raewoo akhirnya kalah dan jinyoung pun tersenyum menang.

Ia pun kembali memflashback kejadian saat ia mengamati raewoo selama ini. Yah, selama ini diam – diam jinyoung masih memperhatikan raewoo dari jauh. Ia selalu menengok ke tempat kerja raewoo, dan ia merasa bersalah sudah menghianati raewoo.

Ia sedih tidak bisa mendatangi raewoo dan memeluknya, padahal ia sangat merindukannya. Dan saat ia merasa sedih saat itu, rasa sedihnya hilang dan digantikan dengan rasa kesal karena melihat wonho mendatangi raewoo dan memberinya bunga, kopi, bahkan tidak jarang wonho mengajak makan siang bersama atau bahkan mengantar raewoo pulang. Hal yang tidak bisa jinyoung lakukan bisa dilakukan oleh wonho, itulah kenapa ia sangat kesal waktu itu. Tapi ia tidak bisa berbuat apa – apa karena ia harus menyelamatkan perusahaan ayahnya dulu. 

Dan ketika ia sibuk mengamati raewoo dan wonho, hyojung mendatanginya. Ia pun segera pergi karena takut hyojung akan curiga dan mengetahui hubungannya dengan raewoo.
“kau selalu mengamati gadis itu, apa kau menyukainya jinyoung oppa?” batin hyojung melihat raewoo dan wonho yang menjadi pusat perhatian jinyoung tadi sebelum pergi.

Kini ditempat lain, di perjalana kembali ke seoul. Wonho yang juga sempat memflashback kenangan – kenangannya bersama raewoo selama di seoul tersenyum. Setidaknya ia senang bisa bertemu dengan raewoo dan membuat gadis itu tersenyum karena dari awal ia melihat gadis itu, auranya tampak menyedihkan. Jadi wonho datang dan ingin membuat gadis tersenyum, ia ingin membuat han raewoo tersenyum karenanya. Dan sekarang karena jinyoung sudah ada disisinya, tidak ada alasan lagi bagi wonho untuk bisa dekat – dekat dengan raewoo, kecuali dalam konteks ‘teman’. Wonho pun tersenyum kembali dan ia mengemudikan mobilnya dengan santai menuju seoul.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Sedangkan jaewon mencari raewoo, ia khawatir karena sejak tadi siang raewoo tidak juga kembali. Dan ia berhenti ketika melihat raewoo sudah bersama dengan jinyoung saat ini di halaman rumahnya. Jinyoung menyapa jaewon dan mengatakan kalau ia ingin melakukan pernghormatan untuk orang tua raewoo. melihat hal itu, jaewon tersenyum dan mempersilahkan jinyoung masuk dan melakukan penghormatan.

End.????

**************
akhirnya FF ini benar - benar berakhir.. huhuhu, apa diantara kalian ada yang sedih? tidak rela berpisah dengan FF ini? jika iya, tolong tinggalkan komentar kalian dibawah sini ya. agar aku bisa tahu reaksi kalian tentang FF ku ini. dan sedikit informasi, FF ini hasil karyaku sendiri ya, jika pun aku punya inspirasi tentu saja itu dari berbagai drama yang ku tonton. btw taengkyu aja buat yang sudha mampir dan membaca FF ku ini, meskipun kalian tidak memberikan komentar walaupun sebenarnya aku sangat membutuhkan komentar kalian. dan untuk project selanjutnya, aku tidak berjanji akan sering - sering ngepost lagi seperti beberapa bulan ini. tapi jika aku bisa dan punya waktu luang, aku akan mengepost FF lainnya yang belum sempat terpost disini. OK itu saja ya ceramahku chingudeul..
PAI PAI..
sampai jumpa di FF berikutnya..
Fighting!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar