sequelnya sudah rilis nih chingudeul, tapi oneshoot bukan part lagi. mainhae jika kalian ada yang ingin sequelnya ber part, tapi aku buatnya malah oneshoot. Dan ini juga lebih fokus ke Jinyoung, bukan Taeyeon lagi.. ok, tidak perlu banyak babibu lagi. let's read it! ;)
Main Cast :
- Jung Jinyoung
- Kim Taeyeon
- Choi Minho
- Han Raewoo (OC)
- Jung Jaewon
Other Cast :
- Oh Yeonseo as Jung Inyoung (Ibu Jessica, Guru Bahasa inggris)
- Joowon as Jung Joowon (Ayah Jinyoung)
- Leejoon as Jung Joonyoung (Ayah Jessica)
- Kim Taehee as Ibu Jinyoung
- Jung Illwoo as Paman Jinyoung (Saudara Joowon)
- Nam Gyuri as Bibi Jinyoung (Istri Illwoo)
#################################################################
Part 10
Jinyoung, Taeyeon, Jessica, Minho, Chanyeo dan Raewoo bersepeda menyusuri jalanan dan akhirnya mereka istirahat di dekat air mancur karena kelelahan. dan mereka menghabiskan waktu mereka untuk mengobrol dan bercanda sebelum mereka kembali menyusul para orang tua yang sedang piknik di taman.
***********************
5 tahun kemudian, jinyoung kembali ke seoul untuk meneruskan kuliah
disana dan membantu bisnis ayahnya. Taeyeon juga ikut bersamanya untuk
meneruskan pendidikannya. Dan setelah lulus kuliah, jinyoung langsung bekerja
di perusahaan ayahnya bahkan ia kini sudah menggantikan posisi ayahnya, karena
kesehatan ayahnya yang semakin menurun.
Jinyoung yang begitu menyayangi ayahnya itu pun, menyuruh ayahnya
untuk istirahat dan ia rela menggantikan tanggung jawab ayahnya di perusahaan
itu karena ia tahu ayahnya sangat menyayangi perusahaannya itu. Karena ayahnya
merintis perusahaan itu mulai dari nol, jadi bagaimana pun juga jinyoung bisa
memahami bagaimana susahnya ayahnya dulu membangun perusahaan ini untuknya,
jadi sekarang ia harus membalas perjuangan ayahnya dengan mempertahankan
perusahaan ini.
Perusahaan ‘Jung’s Compeny’ merupakan salah satu perusahaan
terbesar di seoul dan sudah terkenal di seluruh penjuru korea. Perusahaan itu
kini telah diambil alih jinyoung selaku anak laki – laki joowon. Dan hari ini
adalah pelantikan jinyoung sebagai presdir baru di perusahaan itu. Dia
merupakan satu – satunya presdir termuda diantara perusahaan – perusahaan lain
yang juga bekerja sama dengan perusahaan ‘Jung’s Conpeny’.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Setelah selesai dengan upacara penyambutan serta pelantikan dirinya
sebagai presdir baru, jinyoung kini mengistirahatkan dirinya di ruangan
pribadinya. Ia duduk di kursi dengan menyenderkan tubuhnya pada kursi itu
dengan nyaman. Ia bahkan menaruh (?) kepalanya dan memejamkan matanya. Namun
itu tidak lama, karena tiba – tiba ada yang masuk ke ruangannya tanpa meminta
ijin darinya. Sontak ia pun langsung memperbaiki duduknya setelah membuka
matanya, namun ia hanya menghela nafas setelah mengetahui siapa orang itu.
“wae? Kau kecewa? Kau mengharapkan kedatangan siapa huh?” tanya
yeoja itu dengan meletakkan sekotak kue untuk saudaranya itu, ya dia adalah
taeyeon. Taeyeon pun duduk di sofa.
“memangnya aku mengharapkan siapa? Tentu saja itu sudah jelas kamu
yang datang.” Jawab jinyoung seraya mengambil kue dari taeyeon dan
meletakkannya di meja setelah ia duduk di seberang taeyeon. Ia membuka kotaknya
lalu mulai memotong kue itu.
“kau pasti mengharapkan raewoo kan? Sudah mengaku saja.” Goda
taeyeon, jinyoung pun tersipu malu mendengarnya. “aigoo, saudaraku ini bisa
blushing juga ternyata hanya karena seorang yeoja.” Celetuk taeyeon lagi serta
mentertawakan saudaranya itu. “ya, geuman!” ujar jinyoung dengan malu. “ya,
jika kau rindu padanya kenapa kau tidak menelfonnya? Apa dia sudah mengucapkan
selamat padamu?” tanya taeyeon.
“ani, aku tidak memberi tahunya.” Jawab jinyoung seraya makan kue.
“ya! kenapa kau tidak memberi tahunya!” bentak taeyeon dan membuat jinyoung
sedikit tersedak karena terkejut. “ish, kau mengagetkanku saja, kau bisa bicara
pelan – pelan. Tidak perlu keras seperti
itu, bagaimana kalau aku mati tersedak huh?” kesal jinyoung dan
meletakkan kembali kuenya lalu mengambil air minum di mejanya.
“kalian tidak sedang bertengkar kan?” tanya taeyeon. “ani!” jawab
jinyoung dengan cepat setelah selesai minum. “mana mungkin aku bertengkar
dengannya setelah dengan susah payah aku mendapatkannya.” Tambah jinyoung.
“baguslah kalau begitu, pertahankan itu!” saran taeyeon. “baiklah kalau begitu
aku pergi dulu, bagaimanapun juga kuucapkan selamat atas jabatanmu sebagai
presdir baru.” Taeyeon bangkit dan tersenyum tulus pada jinyoung. “eoh, terima
kasih.” Balas jinyoung dengan senyum tulus pula.
“apa minho masih bekerja? Kenapa kau datang sendiri?” tanya
jinyoung pada taeyeon yang sudah berdiri di belakang pintu dengan memegang
gagang pintunya. Taeyeon berhenti dan berbalik, “dia itu lelaki yang pekerja
keras dan tanggung jawab. Tentu saja dia melakukan semua itu untukku, tapi
meskipun begitu dia tidak pernah melupakanku dan karena itu aku semakin
menyukainya. Ah iya, dia bilang dia akan menemuimu sendiri nanti untuk
mengucapkan selamat.” Jawab taeyeon dan berbalik menatap jinyoung.
“benarkah? Baiklah, bilang padanya aku akan menunggunya.” Kata
jinyoung. “kau juga harus seperti itu jinyoung – aa!” nasihat taeyeon. “naega?
Mwoga?” tanya jinyoung. “kau juga harus sama seperti minho, sesibuk apapun
dirimu. Kau tidak boleh melupakan raewoo, sisihkan waktumu sebentar untuknya
untuk sekedar menyapanya atau menanyakan keadaanya.” Jelas taeyeon.
“aku juga ingin melakukan hal itu taeyeon – aa, tapi bahkan dia
yang mengabaikanku. Dia bilang, selama skripsi dia tidak ingin diganggu dulu
agar ia fokus dengan skripsi nya dan lulus dengan nilai yang memuaskan. Kau
tahu, aku disini yang dilupakan raewoo.” Canda jinyoung, walaupun begitu,
taeyeon bisa menangkap raut kesedihan di wajah jinyoung. “eih, kalau begitu kau
tidak boleh lengah. Selama raewoo bekerja keras untuk skripsinya, kau juga
harus bekerja keras untuk menjadi presdir, agar nanti ketika rawoo datang
menemuimu, dia akan semakin jatuh padamu.” Taeyeon berusaha menghiburnya.
Jinyoung menetapnya dan tersenyum tipis.
“eoh, pergilah. Kau harus mengajar kan.” Jinyoung pun
mempersilahkan taeyeon pergi, karena tahu kalau saat ini taeyeon sedang ada jam
mengajar. Taeyeon adalah seorang dosen di universitas Kyunghee. “eoh, khanda!”
taeyeon pun pergi setelah berpamitan.
Setelah kepergian taeyeon, jinyoung menatap layar ponselnya yang
wallpapernya adalah fotonya bersama raewoo. jinyoung sedikit tersenyum.
FLASHBACK ON
Enam bulan sebelumnya,
jinyoung dan raewoo masih sering berhubungan. Mereka tidak jarang bertemu
memang, namun mereka sering bertelfon untuk sekedar mengobrol dan melepas rasa
rindu mereka.
Namun, setelah menginjak
semester terakhir. Jinyoung sering tidak mendapat balasan pesan dari raewoo,
bahkan telfoonnya sering tidak diangkat. Hingga suatu hari raewoo tiba – tiba
menelfonnya dan hal itu membuat jinyoung sangat senang.
Ia pun segera mengangkat
telfonnya dengan senang hati, namun setelah itu wajahnya menjadi murung setelah
mendengarkan permintaan raewoo. permintaan raewoo adalah, ia ingin fokus pada
skripsinya dan bisa lulus dengaan cepat serta nilai yang memuaskan. Dengan
begitu ia bisa menyusul jinyoung ke seoul dengan bekal nilai nya itu serta
kemampuannya.
Berat memang bagi jinyoung,
ia bahkan menolaknya. Namun raewoo berhasil meyakinkannya kalau ia sudah lulus
nanti, raewoo janji akan langsung menyusul jinyoung ke seoul. Karena raewoo
sudah menetapkan impiannya. Pergi menemui jinyoung ke seoul dan bisa bekerja di
perusahaan yang sama dengan jinyoung. mendengarkan impian raewoo seperti itu,
ia juga ikut membayangkan betapa senangnya jika hal itu benar – benar terwujud.
Bisa bekerja di perusahaan yang sama, bisa melihat raewoo setiap hari.
Membayangkannya saja, jinyoung juga senang.
Dan raewoo berjanji, ketika
sidangnya berjalan dengan baik dan wisudanya selesai. Ia akan segera
menghubungi jinyoung, ia meyakinkan jinyoung dnegan begitu keras. Ia menyuruh
jinyoung untuk tetap menunggu hingga tanggal 15 Maret 2018. Karena pada hari
itu adalah hari wisudanya.
Akhirnya jinyoung pun
menyetujui permintaan raewoo tersebut, dan ia juga berjanji akan bekerja keras
demi raewoo. ia ingin membuktikan pada raewoo kalau ia adalah lelaki yang bisa
dibanggakan. Dan akhirnya selama 6 bulan ini, mereka berdua tidak saling
berkomunikasi. Tidak ada pesan, atau bahkan telfon. Raewoo bahkan tidak punya
waktu untuk melihat berita pelantikan jinyoung sebagai presdir baru. Saat ini,
raewoo benar – benar fokus mengerjakan skripsinya, ia dan jaewon sering
menghabiskan waktu mereka bersama untuk mengerjakan skripsi mereka. Terkadang
mereka sering pulang malam hanya untuk mengerjakan skripsi mereka di
perpustakaan kampus mereka.
FLASHBACK OFF
Jinyoung mengambil ponselnya dan duduk, ia lalu mengetikkan pesan
untuk raewoo. “apakah sidangmu berjalan lancar? Kenapa kau masih belum
menghubungiku? Kau bilang kau akan langsung menghubungiku ketika wisudamu
selesai. Apa kau tidak merindukanku?”
Pesan sudah terkirim ke nomor raewoo. jinyoung sabar menunggu balasannya.
1 menit, 2 menit, jinyoung mengecek ponselnya, dan ia sedikit kecewa karena
raewoo bahkan tidak juga membaca pesannya. Jinyoung sedikit menghela nafasnya.
10 menit kemudian, jinyoung kembali mengecek ponselnya dan nihil.
Raewoo belum juga membaca pesannya. Ia pun tergerak untuk menelfon raewoo.
namun belum sempat ia menekan tombol ‘call’. Seseorang sudah mengetuk pintu.
“siapa?” tanya jinyoung. “ini saya tuan, gongchan.” jawab orang itu
dari luar ruangan. Gongchan merupakan seketaris pribadi jinyoung. “eoh,
masuklah.” Jinyoung mempersilahkan gongchan masuk dan meletakkan kembali
ponselnya di meja.
Gongchan pun masuk dan berdiri di seberang meja jinyoung. “anda ada
jadwal pertemuan dengan Tuan Kim presdir.” Kata gongchan. “geurae? Baiklah,
khasijo!” jinyoung segera bangkit dan pergi diikuti gongchan dibelakangnya.
Satu bulan kemudian.
Di sebuah stasiun kereta bawah tanah, sebuah kereta baru saja
berhenti dan orang – orang terlihat keluar dari kereta, ada juga yang masuk.
Dan disalah satu pintu kereta, terlihat seorang yeoja dengan membawa tas ransel
serta kopernya tengah berdiri di tengah pintu kereta.
Ia ingin menghirup udara kota seoul yang baru ia datangi ini.
Setelah itu ia tersenyum dan turun dari kereta. “akhirnya aku bisa sampai di
seoul.” Ujar yeoja itu, Han Raewoo.
FLASHBACK ON
“kau yakin akan pergi ke seoul sendiri?” tanya jaewon yang berdiri
di ambang pintu melihat raewoo yang tengah mengemasi barang – barangnya. “tentu
saja aku harus pergi, aku harus bertemu dengannya.” Jawab raewoo. “tapi kau
bisa menelfonnya kan, kenapa kau harus jauh – jauh ke seoul untuk menemuinya
kalau dia bisa pergi kesini untuk menjemputmu?” tanya jaewon lagi.
Raewoo menghentikan aktifitasnya dan menatap saudaranya itu. “kau
tahu dia pasti sangat sibuk sebagai anak pemilik perusahaan besar, aku tidak
mungkin mengganggunya hanya untuk menjemputku kalau aku bisa pergi sendiri.
Lagi pula aku ingin membuktikan padanya juga, kalau bisa bekerja dengan baik
tanpa bantuannya. Aku bisa masuk ke perusahaannya tanpa bantuannya. Aku tidak
ingin bergantung padanya, karena perbedaanku dan dia begitu jauh. Jadi sebisa
mungkin aku harus berusaha sendiri.” Jelas raewoo dengan pandangan menerawang
ke jendela.
Jaewon pun menghampiri raewoo dan menepuk pundaknya hingga membuat
raewoo menoleh padanya. “arraseo, tapi ingat ya! kau harus jaga diri baik –
baik disana, kalau terjadi sesuatu jangan lupa untuk mengabariku. Kau juga
harus menelfonku ketika kau sampai di seoul nanti. Arrachi?” nasihat jaewon.
Raewoo tersenyum dan mengangguk.
FLASHBACK OFF
Raewoo kini sedang berbicara dengan jaewon di telfon, setelah
memflashback percakapannya dengan jaewon, ia jadi ingat dan ia segera menelfon
jaewon.
“eoh, won – aa. Aku sudah sampai di seoul.”
“geurae? Apa jinyoung sudah
menjemputmu?”
“sudah kubilang kan, aku tidak ingin merepotkan dia. Tapi aku
janji, nanti setelah aku bertemu dengannya dan aku sudah mempunyai pekerjaan
tetap. Aku akan menelfonmu kembali, ok!”
“ya! jadi kau tidak akan
menelfonku ketika kau belum bertemu dengannya? Andwae! Kau harus menghubungiku
setiap hari, kalau perlu sehari 3X.”
“ckck, kau kira minum obat apa 3X sehari. Arraseo arraseo, aku
tidak akan lupa menghubungimu. Ah iya, jangan lupa sampaikan pada bibi dan
paman ya kalau aku sudah sampai di seoul dengan selamat. Dan suruh mereka untuk
tidak khawatir denganku.”
“iya, iya nanti aku
sampaikan.”
“aku harus mencari tempat tinggal dulu, jadi aku tutup ya
telfonnya. Anyeong!”
“anyeong.”
Setelah menutup telfonnya, raewoo berjalan keluar dari stasiun
kereta, dan mulai berjalan di trotoar jalan raya. Disana banyak bangunan Gedung
yang begitu tinggi dan jalanannya juga ramai. Raewoo terpukau sesaat
melihatnya. Dan ia terus mengamati keadaan kota seoul, hingga matanya menangkap
sebuah iklan yang terpajang di salah satu tv di Gedung yang cukup tinggi.
Ia melihat jinyoung disana dan ia tersenyum, “sepertinya kau begitu
sibuk, aku jadi tidak sabar untuk memberimu kejutan dengan kedatanganku ke
seoul hari ini.” Ujar raewoo setelah cukup lama mengamati wajah jinyoung dari
tv itu. Beberapa menit kemudian, ia pun menyebrang jalan dan mulai pergi untuk
mencari tempat tinggal.
Ketika raewoo menyebrang, salah satu mobil yang berhenti tepat di
depan garis marka trotoar tempat raewoo menyebrang tadi, jinyoung duduk di
kursi belakang dengan mata dan tangannya sibuk dengan berkas – berkas.
Gongchan, selaku sekretaris pribadinya tampak menjelaskan sesuatu pada
jinyoung. hingga akhirnya karena cukup lelah, jinyoung pun mulai mengangkat
kepalanya dna menatap sekeliling, namun sayangnya raewoo sudah menyebrang, jadi
jinyoung tidak bisa melihatnya. Lampu hijau menyala, mobil yang ditumpangi
jinyoung pun kembali melaju dengan berlawanan arah dengan kepergian raewoo.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Kini jinyoung tengah makan siang bersama hyojung, anak rekan kerja
ayahnya dulu ketika masih menjadi presdir. Jinyoung kini lebih sering
mengabiskan waktu dengan hyojung karena perusahaan mereka saling bekerja sama,
dan juga perusahaan ayah hyojung Sudah banyak membantu perusahaan ayah
jinyoung. jadi karena jinyoung sekarang menggantikan posisi ayahnya, ia harus
menjalin hubungan yang baik dengan semua rekan – rekan bisnisnya. Dan
perusahaan ayah hyoung salah satunya.
“oppa, apa setelah ini kau akan kembali ke kantor?” tanya hyojung
setelah mereka selesai makan. “tentu saja, itu adalah pertanyaan yang sangat
konyol untuk ditanyakan.” Celetuk jinyoung dan detik berikutnya ia tertawa,
diikuti hyojung. “ani, aku masih ingin bersamamu. Tapi aku tahu kau orangnya
sangat sibuk, dan aku tidak mungkin mengganggumu.” Kata hyojung.
“bukankah setiap hari kita makan siang bersama, apa itu masih belum
cukup untukmu?” tanya jinyoung heran. “hehe, apa minggu depan kau ada waktu?
Temani aku jalan – jalan, emm?” pinta hyojung. “geuraese, nanti aku lihat
jadwalku dulu. Jika aku ada waktu minggu ini, aku akan menghubungimu nanti.
Cha, khajja!” jinyoung bangkit diikuti hyojung.
Kini jinyoung mengantar hyojung sampai ia masuk ke dalam mobilnya,
setelah itu, baru ia masuk ke dalam mobilnya sendiri dan pergi menuju kantor.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Malam harinya, setelah raewoo berhasil mendapatkan sebuah rumah
kontrakan yang minimalis. Ia mulai manata barang – barangnya, ia mengeluarkan
pakaiannya dan ia letakkan di dalam lemari, ia juga mengambil beberapa barang
untuk diletakkan di meja, terakhir ia mengambil foto kedua orang tuanya dan ia
letakkan di meja.
Setelah itu ia mengambil ponselnya, dan ia membuka pesan dari
jinyoung sebulan yang lalu. “apa aku harus menelfonnya? Tapi ini sudah satu
bulan, itu akan sangat aneh jika aku tiba – tiba menghubunginya.” Raewoo pun
hanya bisa menghela nafasnya dan
meletakkan ponselnya di meja dan akhirya ia memilih untuk tidur. “geurae, aku
tidak akan menghubunginya karena mulai besok aku akan bekerja di perusahaanya
dan bertemu dengannya. Dan saat itulah, aku akan menjelaskan semuanya, dia
pasti bisa mengerti.” Raewoo tersenyum sebelum akhirnya ia mulai menutup
matanya.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Keesokan harinya, raewoo mulai bekerja di perusahaan jinyoung tanpa
sepengetahuan jinyoung. raewoo masih belum menjadi karyawan tetap memang, ia
hanya berstatus sebagai karyawan magang yang akan direkrut jika pekerjaannya
selama sebulan baik.
Sebagai seorang pemula, raewoo dipekerjakan di bagian resepsionis
perusahaan. Ia bekerja dengan cukup baik hari ini, tapi ada yang mengganjal di
dalam hatinya. Sudah dari tadi pagi ia berdiri di bagian resepsionis, tapi
sampai sekarang ia tidak juga bertemu dengan jinyoung. apa sebegitu sibuknya
kah jinyoung hingga untuk menemuinya sekali saja sangat sulit. Pikir raewoo.
“permisi, apa presdir jung ada di ruangannya?” tanya seorang namja
dengan berperawakan tegak dan tinggi. “apa anda sudah membuat janji dengan
presdir jung sebelumnya tuan?” tanya raewoo dengan sopan. “hh, mwoya! Apa kau
karyawan baru disini? Kau tidak mengenalku?” tanya namja itu setelah tertawa
mendengar pertanyaan raewoo.
“nde?”
“ah jeosonghamnida tuan, benar dia memang karyawan baru disini.
Presdir sudah menunggu anda di ruangannya. Mari saya antarkan!” senior raewoo
yang berada di situ segera mengantar namja itu ke ruangan presdir jung dan ia
berusaha agar namja itu tidak sakit hati atas sikap raewoo sebagai seorang
karyawan baru yang tidak mengenalinya, padahal dia adalah salah satu rekan
bisnis presdir jung.
Sebelum namja dan senior nya pergi, raewoo menundukkan kepalanya
menunjukkan rasa bersalahnya serta rasa hormatnya. Setelah mereka pergi, raewoo
baru mengangkat kepalanya dan ia seidkit memijat keningnya.
“dasar bodoh! Baru hari pertama kau sudah membuat kesalahan besar!”
ujar raewoo pada dirinya sendiri. Sedagkan namja tadi, sempat menghentikan
langkahnya dan menoleh pada raewoo. ia sedikit menyunggingkan senyumnya ketika
melihat raewoo berbicara sendiri.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Kini sudah saatnya jam makan siang, para karyawan terlihat keluar
untuk mencari makan. Begitu pula dengan raewoo. namun ketika raewoo hendak
meninggalkan tempatnya, ia melihat seseorang yang sedari tadi ditunggunya.
Raewoo tersenyum dan siap menghampirinya. “..”
“jinyoung oppa!” seorang yeoja datang dan langsung memeluk
jinyoung, raewoo yang hendak memanggil jinyoung pun mengurungkan niatnya. Ia
melihat kedekatan antara yeoja itu dan jinyoung sangat erat. Bahkan jinyoung
membalas pelukannya. Setelah cukup memeluk jinyoung, yeoja itu, hyojung melepas
pelukannya dan menyapa namja yang ada disamping jinyoung.
“wonho – aa, kau juga disini?” tanya hyojung. “eoh, ada yang harus
kubicarakan dengan jinyoung tadi. Apa kau kesini untuk mengajaknya makan?”
tanya namja yang dipanggil wonho tadi dengan menunjuk jinyoung.
“tentu saja, apa kau mau ikut? Ayo kita pergi makan bersama karena
itu akan terasa seru.” Ajak hyojung. “geurae? Apa itu tidak mengganggu kalian?”
tanya wonho. “apa maksutmu, kami akan sangat senang kalau kau ikut.” Timpal
jinyoung. “jinyoung oppa benar, emm? Otte? Kau ikut kan?” tanya hyojung sekali
lagi. Dan wonho pun menyetujui ajakan jinyoung dan hyojung. Mereka bertiga pun
pergi makan siang bersama.
“han raewoo – ssi, apa yang kau lakukan? Cepat ikut kami dan segera
makan, sebelum waktu istirahat habis.” Panggil seniornya. Raewoo menoleh dan
segera menghampiri seniornya itu. Sedangkan wonho menoleh pada raewoo yang
berlari kecil menghampiri seniornya. Sebenarnya ia tadi sempat menangkap raewoo
menatap ke arahnya atau mungkin jinyoung atau mungkin hyojung? Wonho tidak
begitu yakin, tapi yang jelas tadi raewoo sempat menatap ke tempat dimana ia,
jinyoung dan hyojung berbincang.
“wonho, kenapa kau masih berdiri disana? Palliwa!” panggil
jinyoung, wonho segera menoleh pada jinyoung dan segera menghampirinya. “eoh,
khasijo!” sahut wonho.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Selesai makan siang, kini mereka semua memulai kembali aktivitas
mereka. Dan sekarang, raewoo kembali bekerja dengan seniornya. Karena masih
penasaran dengan yang ada dipikirannya, raewoo pun memberanikan diri untuk
bertanya pada seniornya.
“seonbae, bolehkah aku bertanya sesuatu?” tanya raewoo dengan hati
– hati. “eoh, mwonde?” balas seonbae nya dengan membaca – baca sebuah dokumen.
“ini aneh, dari tadi pagi aku tidak melihat presdir. Apa dia orang yang sibuk
sehingga jarang ke perusahaan?” tanya raewoo. senior itu pun langsung menoleh
pada raewoo dan menatapnya dengan heran. “wae? Apa pertanyaanku salah?” tanya
raewoo ragu.
“kau bilang apa tadi? Kau belum melihat presdir?” tanya seniornya
itu dan raewoo mengangguk. “yya! Lalu yang kau lihat sebelum pergi makan siang
denganku itu siapa?” tanya seniornya itu dengan nada meninggi membuat raewoo
sedikit takut.
“arra, aku tahu siapa dia. Dia kan anak presdir kan? Jung jinyoung?
mana mungkin aku tidak mengenalnya.” Jawab raewoo. senior itu pun segera
memukul raewoo karena berani menyebut presdir nya dengan nama nya secara
langsung.
“eoh appo, wae?” keluh raewoo. “ya kau! Berani – berani nya
menyebut presdir sendiri seperti itu. Kau harus sopan, menyebutnya harus dengan
baik meskipun tidak ada orangnya.” Jelas seniornya itu, dan sebenarnya raewoo
sedikit tidak mengerti maksut seniornya itu.
“orang kau lihat sebelum pergi makan siang tadi adalah presdir
jung, dia memang anak dari pemilik perusahaan ini. Dan dia sudah menjadi
presdir menggantikan ayahnya sebulan yang lalu. Apa kau tidak tahu itu?” jelas
senior raewoo. “nde? Presdir? Dia sudah menjadi presdir?” kaget raewoo.
“mwo? Kau tidak tahu? Kau benar – benar tidak tahu?” tanya
seniornya dengan tidak percaya. Tapi melihat dari ekspresi raewoo, seniornya
itu tahu kalau raewoo benar – benar tidak tahu hal itu. “ya! kau itu dari mana
sih asalnya? Sampai – sampai tidak tahu berita presdir perusahaan ini, padahal
ini adalah salah satu perusahaan terbesar di seoul. Jika kau tidak tahu siapa
presdirnya, bagaimana bisa kau masuk ke perusahaan ini huh?” heran seniornya
itu dan menatap raewoo yang kini malah melamun.
Ia pun mencoba memanggil raewoo namun karena tidak ada tanggapan,
akhirnya seniornya itu membiarkan raewoo melamun memikirkan apa yang sedang
dipikirkannya.
“dia sudah menjadi presdir? Secepat itu? Lalu kenapa aku sama
sekali tidak tahu hal ini?” pikir raewoo. “eoh, nona anda sudah datang!” senior
raewoo segera menyapa taeyeon yang baru sampai. Taeyeon membalas karyawan yang
menyapanya itu dan menoleh pada seseorang yang berdiri di sampingnya. Betapa
terkejutnya ia mengetahui siapa yeoja itu.
“han raewoo?” panggil taeyeon. Raewoo yang merasa dipanggil segera
menoleh, “nde?” dan ia juga sama terkejutnya seperti taeyeon, tapi ia terlihat
senang bisa bertemu dengan taeyeon.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Kini taeyeon mengajak raewoo berbicara di café dekat perusahaan.
Taeyeon ingin bertanya banyak hal pada raewoo kenapa dia bisa sampai di
perusahaan ini.
“oi, hoobae. Apa kabarmu? Kau sepertinya sangat baik dilihat dari penampilanmu
ini. Hei, apa hubungan kalian semakin serius huh sampai – sampai kau
menyusulnya kesini? Katakana padaku? Bagaimana kau bisa kesini? Eoh? Apa dia
yang menjemputmu? Jadi kalian sudah bertemu?” tanya taeyeon bertubi – tubi
membuat raewoo sedikit terkekeh karena ia belum bisa menjawab pertanyaan dari
seniornya itu tapi seniornya itu terus saja bertanya padanya.
“ah seonbae, kalau bertanya satu per satu biar aku bisa
menjawabnya.” Kata raewoo membuat taeyeon sedikit tertawa. “ahaha, kau benar.
Baiklah pertanyaan pertama bagaimana kabarmu?” tanya taeyeon.
“aku baik – baik saja seperti yang seonbae katakana tadi. Lalu
seonbae sendiri bagaimana?” tanya balik raewoo. “aku baik, tentu saja baik. Dan
apa kau tahu, sekarang ini sudah menjadi dosen matematika di universitas
Kyunghee.” Jawab taeyeon. “hwaa, ddaebbak. Kau memang benar – benar jjang
seonbae, hheehehe” puji raewoo.
“itu karena aku selalu berusaha dan belajar hingga akhirnya aku
bisa mencapai titik ini.” Jelas taeyeon. “lalu minho seonbae bagaimana? Dia
bekerja dimana sekarang?” tanya raewoo lagi. “ah dia bekerja sebagai penyiar
radio sekarang. Star Radio, kau tahu?” tanya taeyeon dan raewoo hanya bisa
menggelengkan kepalanya seraya tersenyum kaku.
“ah lupakan itu, sekarang katakana padaku apa kau sudah bertemu
dengan jinyoung? melihatmu bekerja disini seperti nya kalain sudah bertemu. Aku
benarkan?” tebak taeyeon. Raewoo tersenyum kecil, “aniyo, ajik.” Jawab raewoo
dan membuat taeyeon sedikit heran. “ajik? Jinjja? Geundae wae?” tanya taeyeon
bingung.
“seonbae, bolehkah aku bertanya sesuatu?” tanya raewoo kini yang
terlihat antusias. Taeyeon pun mengangguk. “berapa lama jinyoung sudah menjadi
presdir? Dan kenapa dia tiba – tiba menjadi presdir? Apa terjadi sesuatu dengan
ayah kalian?” tanya raewoo. “dia menjadi presdir sekitar sebulan yang lalu, itu
karena kesehatan ayah yang terus menurun. Karena tidak mau melihat ayah lelah
bekerja terus. Akhirnya jinyoung menggantikan ayah bekerja di perusahaan dan
baru sebulan kemarin dia dilantik sebagai presdir baru. Wae? Kenapa kau
menanyakan hal itu padaku? Kau bisa menemuinya dan tanyakan ini padanya. Kenapa
bertanya padaku?” heran taeyeon.
“itu karena terlalu sulit untuk menemuinya, dia sudah menjadi orang
yang sangat sibuk saat ini.” Jawab raewoo. “ne, kau benar sekali. Saking
sibuknya dia, dia selalu pulang larut malam dan tubuhnya semakin kurus saja.”
Tambah taeyeon. “khajja, aku akan menemui jinyoung dan kau bisa ikut.” Taeyeon
beranjak dan menunggu raewoo berdiri juga.
“aniyo.”
“wae? Kaua sudah jauh – jauh kesini, setidaknya kau harus
menemuinya.”
“geurae, aku akan menemuinya tapi tidak untuk sekarang.”
“lalu kapan?”
“najunghae, nanti aku pergi menemuinya.”
“iya tapi kenapa?”
“dia begitu sibuk, aku tidak ingin mengganggu pekerjaannya.”
“tapi dia akan senang jika melihatmu, tahukah kau selama ini dia
sangat merindukanmu, setiap hari ia selalu melihat ponselnya dan menunggu kabar
darimu.”
Mendengar itu, raewoo sedikit tidak percaya dan langsung menatap
taeyeon. “itu benar, dia meunggumu selama ini. Jadi ayo kita pergi temui dia
sekarang.” Ajak taeyeon. “aku akan memberikannya kejutan, jadi aku tidak akan
menemuinya saat ini seonbae. Mian.” Kata raewoo. “aish, anak ini benar –
benar.” Taeyeon pun segera menggandeng tangan raewoo dan menariknya untuk ikut
dengannya menemui jinyoung.
Namun sesampainya di ruangannya kosong. Mereka tidak menemukan
jinyoung disana. Taeyeon segera keluar dan bertanya pada salah satu karyawan
berjaga di luar ruangan jinyoung. “kemana presdir jung pergi?” tanya taeyeon.
“presdir jung baru saja pulang nona.” Jawab karyawan itu.
“pulang?” tanya taeyeon. “ne, dia baru saja pergi sekitar sepuluh
menit yang lalu. Apa anda tidak bertemu dengannya di lobi?” tanya karyawan itu.
“sudah kubilang, nanti aku akan menemuinya. Karena kurasa ini belum
waktu yang tepat.” Kata raewoo. “apa kalian bertengkar?” tanya taeyeon heran.
“nde? Aniyo, kami tidak bertengkar. Jika kami bertengkar untuk apa aku pergi
jauh – jauh kesini menyusulnya.” Balas raewoo.
“benar juga katamu, tapi ini aneh. Kenapa kita tidak berpapasan
dengannya ya tadi?” heran taeyeon. Raewoo juga merasa heran, tapi ia berusaha
menutupinya. “seonbae, karena ini sudah malam dan jam kerja ku sudah berakhir.
Jadi sebaiknya aku pamit dulu, selamat malam!” kini raewoo pun pamit pada
senior nya itu. Namun taeyeon segera menahan lengannya membuat raewoo
menatapnya, namun seakan tahu apa yang akan dikatakan oleh taeyeon, raewoo
membalasnya dengan senyuman. “aku mohon jangan beri tahu dia kalau aku sudah
berada di seoul dan bekerja di perusahaannya. Nanti aku sendiri yang akan
mengatakannya padanya. Jadi ku mohon pada seonbae untuk berpura – pura tidak
mengetahui keberadaanku sampai nanti.” Setelah itu raewoo melepaskan genggaman
taeyeon dan pergi meninggalkan taeyeon.
!!!!!!!!!!!!!!!
Keesokan harinya, raewoo berangkat bekerja seperti biasanya yaitu
dengan naik bus. Ia menunggu bus di halte dekat kontrakannya. Ia duduk di salah
satu bangku untuk menunggu bus. Sedangkan di ujung jalan, terlihat sebuah mobil
tengah melaju dengan kecepatan sedang. Namja yang mengemudikan mobil itu
memakai kacamata dan memutar music di dalam mobilnya itu, sambil menikmati
music yang ia dengarkan, ia juga menolehkan pandangannya ke samping dan ia
menghentikan mobilnya seketika ketika ia melihat raewoo tengah duduk di bangku
halte.
“sajangnim, anda harus hati – hati kalau mengemudi. Apa perlu aku
yang menggantikannya?” tanya sang seketraris yang duduk di sampingnya. Namja
itu membuka kacamata hitamnya dan ternyata dia adalah shin wohno, rekan kerja
jinyoung.
Wonho tersenyum melihat raewoo, ia pun segera turun dari mobil dan
sekretarisnya itu langsung memanggilnya. “sajangnim anda mau kemana?” panggil
sang sekretaris. Wonho pun berhenti dan menoleh pada sekretarisnya. “kau pergi
ke perusahaan itu sendiri, hari ini aku akan naik bus saja. Kau pergilah,
cepat!” perintah wonho dan ia segera menghampiri raewoo. namun tidak secara
langsung, ia hanya berdiri di samping raewoo agak belakang agar raewoo tidak
tahu.
Ia sengaja melakukan hal ini, karena ia ingin melihat raewoo lebih
dekat lagi. Dan ia semakin senang ketika bisa memperhatikan raewoo dari dekat
seperti ini. Dan tidak lama kemudian busnya pun datang, semua orang pada
berebut untuk segera masuk ke dalam bus dan bahkan berdesak – desakan. Raewoo
bahkan hampir terjatuh karena hal itu, tapi untung saja dengan sigap wonho
menangkapnya. Raewoo mengucapkan terima kasih pada orang yang menolongnya tanpa
melihat siapa orang itu. Wonho senang karena raewoo belum mengetahuinya.
Ia pun segera masuk dan mencari tempat agar bisa dekat dengan raewoo.
Ternyata raewoo duduk bersama seorang nenek – nenek
dan disampingnya seorang pria tengah berdiri seraya menatapnya. Wonho yang
mengetahui hal itu sedikit jengkel, ia pun segera menggeser – geser mencari
celah agar bisa menyingkirkan orang itu dari samping raewoo, dan rencananya pun
berhasil. Kini yang berdiri disamping raewoo adalah dirinya. Entah sudah yang
keberapa kali wonho tersenyum mengamati wajah raewoo.
15 menit perjalanan, kini raewoo turun di halte yang
dekat dengan perusahaan jinyoung, wonho pun segera mengikutinya. Namun karena
ia tidak mempunyai kartu bus, ia harus membayarnya dengan uang kas. Dan itu
membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga ia kehilangan jejak raewoo ketika
turun dari bus. Ia pun berjalan cepat menuju perusahaan jinyoung yang memang
tujuannya.
“sekretaris moon, anda datang sendiri? Kemana shin
wonho?” tanya jinyoung yang melihat sekretaris rekan kerja nya itu sendirian.
“sajangnim sedang….”
“aku disini!” tiba – tiba wonho datang. “wae? Ada apa
kau mencariku? Apa kau merindukanku?” canda wonho. Jinyoung pun tertawa
menanggapi candaan temannya itu.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Setelah selesai rapat dengan wonho, kini jinyoung
menyuruh salah seorang pegawainya untuk memberikan berkas – berkas yang dikirim
dari klien lain. Dan Ia menunggunya sambil membaca – baca berkas lain.
Pegawai yang diperintah jinyoung tadi hendak mengantar
berkas ke ruangan jinyoung, namun perutnya tiba – tiba merasa mulas. Dan
kebetulan raewoo sedang lewat, ia pun meminta bantuan pada raewoo untuk
mengantarkan berkas itu pada jinyoung, belum sempat raewoo menolak orang itu
segera pergi setelah memberikan berkas – berkas itu pada raewoo.
“bagaimana ini? Aku kan belum siap untuk bertemu
dengannya, masih banyak yang harus kupersiapkan sebelum menemuinya.” Ujar
raewoo. namun tiba – tiba ia teringat perkataan taeyeon semalam tentang
jinyoung yang selama ini menunggunya.
“baiklah kurasa ini juga waktu yang tepat, aaku tidak
bisa membiarkannya menunggu lebih lama lagi. Mungkin dia akan senang setelah
melihatku. Geurae, aku memang harus menemuinya.” Raewoo pun memantapkan hatinya
dan berjalan menuju ruangan jinyoung.
Ia sedikit gugup ketika mengetuk pintunya, dan ia mendengar suara
jinyoung yang menyuruhnya masuk setelah itu. Ia pun segera masuk. “ini berkas –
berkas yang anda minta presdir!”
Suara itu! Jinyoung yang awalnya duduk membelakangi
raewoo, segera memutar bangkunya dan betapa terkejutnya ia melihat raewoo kini
berdiri dihadapannya. Berbeda dengan jinyoung yang sangat terkejut, raewoo
malah tersenyum manis pada jinyoung.
“…”
“oppa! Ayah memanggilmu sekarang juga, khajja temui
ayah bersama!” belum sempat raewoo membuka mulutnya, tiba – tiba seorang gadis
yang ia lihat kemarin bersama dengan jinyoung kini datang dan segera
menggandang tangan jinyoung untuk segera pergi.
Jinyoung pun hanya bisa terseret pasrah. “chogio!”
panggil raewoo dan membuat jinyoung serta hyojung berhenti. “wae?” tanya
hyojung. “ini berkas – berkas yang anda minta presdir.” Raewoo kembali
mengulangi ucapannya. “..”
“taruh saja dimejaku, nanti aku akan
menandatanganinya.” Jinyoung segera menjawabnya sebelum hyojung. Dan dalam
perkataannya itu terkesan dingin, ‘ada apa dengannya? Apa dia marah denganku?
Atau kenapa?’ itulah yang ada dipikiran raewoo saat ini. Ia pun hanya bisa
memandang kepergian jinyoung dan hyojung.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Beberapa hari kemudian.
Setelah bertemu dengan raewoo hari itu, kini jinyoung
sering melamun di ruangannya. Ia pun menelfon sekretaris pribadinya, gongchan
untuk membawakan berkas han raewoo serta informasi bagaimana dia bisa bekerja
disini dan sejak kapan.
Gongchan pun menjelaskan kalau raewoo mulai bekerja
disini sekitar sebulan yang lalu, atau lebih tepatnya hampir 2 bulan ia bekerja
disini. Dan dia berasal dari busan, cara kerjanya baik dan ia akan diangkat
sebagai karyawan tetap di bagian marketing nantinya.
Setelah mendengarkan penjelasan dari gongchan,
jinyoung sepertinya mengkhawatirkan sesuatu. Terlihat dari wajahnya kalau ia
sedang bingung. “kenapa kau tiba – tiba muncul dihadapanku setelah lama kau
tidak memberiku kabar huh? Apa kau sedang mempermainkanku raewoo – aa?” ujar
jinyoung.
Berbeda dengan jinyoung, raewoo yang kini tetap
bekerja seperti biasanya. Walaupun pertemuan pertamanya dengan jinyoung tidak
begitu baik, tapi raewoo tetap berpikiran positif dan berpikir kalau saat
itu mungkin jinyoung sedang ada rapt
penting. Jadi ia tidak bisa menemuinya. Mungkin nanti jika sudah tidak sibuk,
jinyoung akan menghubunginya atau bahkan menemuinya. Itulah yang ada dipikiran
raewoo kini.
Tiba – tiba gongchan, sekretaris jinyoung menemui
raewoo, dan menyampaikan pesan atasannya kalau saat ini atasanya sedang
menunggunya adi café depan perusahaan. Raewoo begitu senang, karena semua yang
dipikirkannya itu benar, dan ini bahkan lebih cepat dari dugaannya. Jinyoung
ingin menemuinya, ini seperti mimpi saja. Ia pun segera pergi menuju café itu, hujan
deras tidak melunturkan tekadnya. Ia terus melawan hujan deras dan berlari
kencang menuju café tempat jinyoung menunggunya itu.
Sesampainya disana, ia bisa melihat jinyoung dari
dinding kaca seraya tersenyum. Sedangkan jinyoung Nampak terkejut melihat
raewoo yang basah kuyup seperti itu.
Raewoo segera masuk dan menemui jinyoung. “kau
menerobos hujan deras? Kenapa kau tidak memakai paying atau setidaknya tunggu
hujannya hingga reda.” Kata jinyoung. “aniyo, aku tidak bisa membuatmu menunggu
lebih lama lagi. Kau sudah menunggu hampir 5 tahun, aku tidak bisa membiarkanmu
terus menungg, aku takut kau akan goyah karena bosan terlalu lama menungguku.
Mianhae.” Jelas raewoo.
Kini jinyong diam, dan malah menunduk. Tidak berani
menatap raewoo. “wae? Apa kau malu? Sudahlah tidak perlu malu lagi, aku tahu
selama ini kau selalu menungguku kan?” tanya raewoo dan menggenggam tangan
jinyoung. namun jinyoung dengan perlahan melepaskannya. “wae?” tanya raewoo
heran.
“kau benar, saat ini aku sudah bosan menunggumu. Jadi kenapa
kau kesini?” kata jinyoung. “ahaha, kau bercanda ya? aku kesini tentu saja
untukmu. Memang apa lagi, karena sekarang yang kupunya hanya dirimu. Satu –
satunya harapanku untuk bertahan hidup adalah kamu.” Balas raewoo.
“tapi aku tidak, aku sudah tidak menunggumu lagi.”
Kata jinyoung dan menatap rarewoo dengan serius. “kenapa bicaramu serius begitu
sih, kau bercanda kan? Kau masih marah padaku karena aku tidak memberimu kabar
selama 2 tahun ini huh? Kau tahu kan alasanku tidak menghubungimu selama ini
karena….”
“arra, kau tidak menghubungiku karena kau ingin fokus
pada skripsi mu dan lulus dengan nilai yang baik. Aku tahu itu.”
“jika kau tahu kenapa kau bersikap seperti ini? Ini
seperti bukan jinyoung yang ku kenal dulu.”
“inilah aku, seperti inilah aku sebenarnya. Apa kau
tidak tahu? Bukankah dulu sudah kukatakan kalau aku itu suka mempermainkan hati
perempuan huh.” Kini jinyoung sedikit tersenyum miring. “jadi maksutmu kau
sedang mempermainkanku saat ini?” tanya raewoo.
“wae?” tambah raewoo. “kau itu terlalu naif ya, selama
ini aku hanya bermain – main saja denganmu. Karena ku pikir tidak ada salahnya
mencoba dengan yeoja naif dan polos sepertimu ini. Kau tahu, jika bermain –
main dengan yeoja yang suka mengejar – ngejarku itu sangat membosankan. Jadi
aku ingin mencoba nya denganmu. Tapi tidak tahunya kau malah menanggapinya
dengan serius.” Jelas jinyoung dengan menatap tajam pada raewoo.
“kau bohong kan? Itu semua tidak benarkan? Kau tidak
mungkin melakukan hal itu? Aku tahu kau sudah berubah dan kau tidak mungkin
melakukan hal itu padaku.” Raewoo berusaha menahan air matanya dan sakit
hatinya. Ia tidak ingin mempercayai jinyoung.
“tatap mataku baik – baik! Apa aku terlihat bohong
dimatamu?” raewoo menatap kedua mata jinyoung yang tampak begitu tajam menatapnya
dan saking tajamnya itu sampai mengenai hati raewoo, hingga tanpa sadar air
matanya kini sudah mengalir.
“kau tahu yeoja yang bersamaku waktu itu? Sebentar
lagi aku akan bertunangan dengannya dan bahkan menikah dengannya. Jadi sebelum
kau sakit hati lebih dalam lagi, aku memberi tahumu hal ini agar kau bisa
segera kembali ke busan jika kau tidak kuat melihatku dengan yeoja itu.” Saran
jinyoung dan Ia bangkit meninggalkan raewoo.
“aku tidak akan mudah percaya pada semua perkataanmu,
aku akan bertahan disini hingga aku benar – benar yakin jika kau memang hanya
mempermainkanku. Tapi untuk saat ini, aku tidak percaya dan akan mencari tahu
kebenarannya.” Kata raewoo yang sempat membuat langkah jinyoung terhenti.
“geurae, lakukan apapun yang kau mau. Tapi jangan salahkan aku jika kau
akhirnya merasa sakit.” Jinyoung pun kembali melanjutkan langkahnya ketika
dirasa raewoo tidak bicara lagi.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Keesokan harinya, jinyoung mengumumkan di seluruh
hadapan karyawan nya kalau ia dan hyojung akan bertunangan secepatnya. Bahkan
ia juga menyematkan cincin di jari hyojung. Setelah itu jinyoung tersenyum
miring mendapati raewoo tampak menatapnya dengan tatapan sendu.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Pletak
Taeyeon kini memukul kepala saudaranya itu di
kamarnya. “eoh wae? Kenapa kau memukulku tiba – tiba?” tanya jinyoung. “kau
gila ya? apa yang sudah kau lakukan huh? Kau bilang kau akan bertunangan dengan
hyojung? Apa kau gila? Lalu bagaimana dengan raewoo?” bentak taeyeon. “ada apa
dengannya? Kami tidak mempunyai hubungan lagi.” Jawab jinyoung dengan
entengnya.
“kau tahu dia sudah bekerja keras untuk menyusulmu
kemari, dan apa sekarang balasanmu untuknya?” tanya taeyeon. “siapa suruh dia
datang kesini, aku sama sekali tidak menyuruhnya. Salahnya sendiri dia datang
kemari untuk laki – laki playboy sepertiku. Dia tahu kau juga tahu kalau aku
suka mempermainkan hati yeoja. Jadi tidak usah berlebihan begitu
menanggapinya.” Jawab jinyoung.
Sekali lagi taeyeon memukul kepala jinyoung berharap saudaranya
itu sadar. “ah appo! Kenapa kau terus memukulku?” keluh jinyoung. “geurae,
kurasa aku harus terus memukulmu supaya kau sadar dengan apa yang kau lakukan
ini.’ Taeyeonn pun kembali memukul dan memukul jinyoung. jinyoung terus saja
berusaha menghindar hingga akhirnya ia tidak tahan, ia pun berhasil menangkap
tangan taeyeon dan segera menghempaskannya.
“berhenti memukulku dan berhenti mencampuri urusanku.
Hidupku, aku yang akan mengaturnya sendiri. Dan aku tidak suka kau mencampuri
urusan pribadiku.” Tegas jinyoung lalu meninggalkan taeyeon.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Sedangkan raewoo duduk terpaku di konrakannya. Ia masih
mengingat tatapan sinis jinyoung dan senyum miringnya saat Ia menyematkan
cincin di jari hyojung. “kau benar, siapa yang menyuruhku pergi kesini untukmu?
Aku yang salah disini karena terlalu mempercayaimu.”
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
10 bulan kemudian.
Raewoo kini sudah menjadi karyawan tetap dan ia
bekerja di bagian marketing. Selama ini ia berusaha menahan emosinya ketika
bertemu dengan jinyoung. ia berjuang mati – matian untuk bisa terus bertahan
sampai sejauh ini berada satu perusahaan dengan orang yang sudah membuangnya.
Dan masalah pertunangan jinyoung dengan hyojung,
sebenarnya 3 bulan yang lalu rencana jinyoung ingin melamar hyojung. Tapi
karena kesibukannya di perusahaan dan ia bahkan sering keluar negeri untuk
masalah bisnis. Jadi sampai saat ini acara melamar hyojung belum juga
terlaksana.
Dan rencananya jinyoung akan melamar hyojung minggu
depan. Ia akan menggelar acara pettunangannya minggu depan.
“raewoo – ssi, kau akan datang kan minggu depan ke
acara pertunangannya presdir jung? Semua karyawan disini diundang.” Kata rekan
kerja raewoo. mendengar hal itu, raewoo malah menatap kalender kecil dimeja nya
dan menatap tanggal 24 maret yang ia beri tanda lingkaran merah, dan tanggal
itu tepat hari pertunangan jinyoung.
“geuraesse, kurasa saat itu aku akan mengambil cuti.”
Jawab raewoo. “wae? Apa kau sakit?” tanya temannya. “aniya, ini sudah satu
tahun. Dan aku ingin mengunjungi keluargaku di busan. Aku sudah sangat
merindukan mereka semua.” Jelas raewoo. “ah jadi begitu ya.”
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Taeyeon kini Nampak duduk sendirian di sebuah
restoran, ia sedang menunggu hyojung disana karena ada hal yang ingin ia beri
tahukan pada hyojung. Sambil menunggu orang yang ditunggu, taeyeon menyeruput
minuman yang sudah ia pesan seraya membalas pesan minho.
“maaf eonni aku terlambat, apa eonni sudah menunggu
lama?” kini hyojung tiba dan duduk di seberang bangku taeyeon. Taeyeon menaruh
ponselnya dan tersenyum pada hyojung. “ani, aku juga baru sampai 10 menit yang
lalu. Kau mau pesan apa?” tanya taeyeon. “coffelate.” Jawab hyojung. Taeyeon
pun memanggil pelayan dan mulai memesankan hyojung coffelate.
Setelah beberapa menit minuman yang dipesan taeyeon
untuk hyojung sudah datang dan hyojung segera meminumnya. Sedangkan taeyeon
terlalu sibuk mengamati hyojung hingga membuat hyojung teringat sesuatu. “ah
iya, eonni kau bilang ada yang ingin kau katakan. Apa itu?” tanya hyojung.
“baiklah aku akan langsung ke intinya saja. Apa kau
menyukai jinyoung?” tanya taeyeon membuat hyojung sedikit mengerutkan
keningnya. “eonni apa ini yang ingin kau tanyakan padaku?” tanya hyojung.
“jawab saja pertanyaanku dan jangan menyelanya.” Kata taeyeon dengan nada tinggi
membuat hyojung sedikit takut. “ah maafkan aku eonni. Baiklah aku tidak akan
menyelanya. Aku menyukai jinyoung oppa, jika aku tidak menyukainya kenapa aku
mau menjalin hubungan dengannya.” Kata hyojung.
“apa ada yang kau sembunyikan dari jinyoung selama
ini? Atau ada sesuatu yang belum kau beritahu pada jinyoung?” tanya taeyeon
lagi. “ani, tidak ada yang kusembunyikan dari jinyoung oppa. Aku selalu
menceritakan semua nya pada jinyoung oppa.” Jawab hyojung.
“lalu bagaimana jika ada yang jinyoung sembunyikan
darimu? Apa kau akan marah padanya?” tanya taeyeon. Hyojung tampak berpikir –
pikir. “itu tergantung dari apa yang disembunyikan.” Kata hyojung.
“kau tidak marah apapun itu?” tanya taeyeon sedikit
heran. “bukan berarti aku tidak marah, aku tadi kan bilang tergantung apa yang
disembunyikan. Jika menurutnya itu harus disembunyikan dariku dan terbaik
untukku. Aku tidak perlu marah. Tapi jika aku merasa itu harus diceritakan dan
ternyata jinyoung oppa tidak menceritakannya padaku, aku akan merasa sangat kecewa
padanya.” Jelas hyojung.
“tapi kenapa eonni tiba – tiba bertanya seperti itu?”
heran hyojung. “sebentar lagi kau akan memulai kehidupan yang baru bersamanya.
Tentu saja aku harus memastikan semua itu. Dan yang ingin kukatakan padamu
adalah, apa kau tahu karyawan jinyoung yang bernama han raewoo?” tanya taeyeon.
“ah, aku tahu. Dia seorang penguntit kan? Dia bahkan
jauh – jauh datang dari busan untuk mengikuti jinyoung oppa.” Kata hyojung.
“penguntit? Ya! siapa bilang dia seorang penguntit huh?” bentak taeyeon dan
lagi – lagi membuat hyojung takut.
“jinyoung oppa sendiri yang mengatakannya padaku.”
Jawab hyojung dengan takut – takut. “ck, dia benar – benar keterlaluan.” Gumam
taeyeon. “ada apa eonni?” tanya hyojung dengan hati – hati. Taeyeon pun menatap
hyojung setelah menghelas nafasnya dengan berat.
“hyojung – aa, dia bukanlah seorang penguntit. Dia itu
hoobaeku dan jinyoung waktu di busan.” Jelas taeyeon. “arrayo, jinyoung oppa
juga mengatakannya padaku.” Kata hyojung. “dia itu mempunyai hubungan dengan
jinyoung selama di busan, apa jinyoung juga mengatakan hal itu padamu? Tidak
kan?” kata taeyeon dan hal itu sedikit membuat hyojung terkejut.
“mworaguyo?”
“benar, dulu mereka menjalin hubungan, ani maksutku
sampai sekarang belum ada kata putus diantara mereka. Mereka hanya hilang
komunikasi saja karena jinyoung pergi ke seoul. Maaf aku harus mengatakan hal
ini padamu. Aku hanya tidak ingin hubungan yang Sudah kau jalin dengan jinyoung
selama ini nantinya rusak karena hal ini.”
“jinyoung dulu terkenal dengan sebagai badboy dan
playboy, kau tahu itu. Dan dulu dia telah berubah ketika bertemu dengan raewoo.
awalnya mereka hanya berteman dekat karena raewoo adalah pelanggan tetapku di
kedai. Namun lama – lama mereka menjadi sangat dekat. Hanya saja mereka harus
berpisah ketika aku dan jinyoung lulus dan harus pindah ke seoul. Meskipun begitu, mereka masih tetap
berkomunikasi, hanya saja setelah 2 tahun ku lihat mereka jarang berkomunikasi
lagi tapi aku yakin kalau hubungan mereka belum berakhir karena setiap hari aku
mengamati jinyoung, dia selalu menunggu kabar dari raewoo.”
“eonni.. kenapa kau mengatakan semua ini padaku?”
lirih hyojung. “maafkan aku hyojung – aa, aku tidak bermaksut menyakitimu. Aku
hanya ingin memberi tahu mu kebenarannya. Dan setelah kau mengetahui kebenaran
ini, aku akan menerima keputusanmu. Apapun itu, entah kau akan tetap menerima
jinyoung atau sebaliknya. Aku hanya tidak ingin kau memulai hidup dengan
jinyoung dengan kebohongan. Aku menyayangimu juga dan sudah menganggapmu adik.
Jadi karena itu aku tidak ingin membohongimu, aku ingin kau mengetahui
kebenerannya sebelum kau melangkah lebih jauh lagi dengan jinyoung. sekarang, aku
akan menghargai keputusanmu hyojung – aa.” Taeyeon bangkit dan menepuk pundak
hyojung sebelum ia pergi dan meninggalkan hyojung yang masih dalam
keterkejutannya.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Sejak kejadian itu, hyojung jadi kembali memflashback
kejadian – kejadian ketika ia bertemu dengan raewoo dan disitu ada jinyoung.
jinyoung pasti akan segera menghindar. Dan terkadang, hyojung memang merasa ada
yang aneh pada jinyoung ketika bertemu dengan raewoo.
Hyojung ingin sekali menangis, tapi sangat sulit
karena ia belum bisa sepenuhnya mempercayai hal itu. Selama sibuk dengan
pikirannya sendiri, ponselnya berdering dan ia melihat nama jinyoung di layar
ponselnya.
Ia mengambil nafas berat dan meyakinkan kepada dirinya
sendiri kalau itu tidak benar. Meskipun itu benar, jinyoung mungkin punya
alasan sendiri kenapa dia menyembunyikan pada hyojung selama ini. Dan untuk itu
dia harus bertanya pada jinyoung.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Jinyoung kini sedang bercengkerama dengan wonho di
ruang kerja jinyoung. mereka tampak asyik membicarakan sesuatu. “ah jinyoung –
aa, ku dengar karyawan mu yang bernama han raewoo itu dulu adalah hoobae mu di
busan. Apa itu benar?” tanya wonho memastikan.
Raut wajah jinyoung yang tadi santai kini jadi berubah
tegang ketika mendengar nama raewoo. ia menatap wonho, “darimana kau tahu hal
itu?” tanya jinyoung penasaran. Wonho tersenyum garing seraya menggaruk
tengkuknya yang tidak gatal.
“hhaha, mianhae. Aku membaca biodatanya karena aku
begitu penasaran dengannya.” Kata wonho. “wae? Kenapa kau membaca biodatanya?”
tanya jinyoung. “itu karena dia sangat sulit didekati, dan aku ingin lebih
mengenalnya. Jadi satu – satunya cara aku harus membaca biodatanya. Maafkan aku
sudah membaca arsip karyawanmu tanpa seijinmu.” Sesal wonho.
“ah tapi, apa kau tidak ingin menceritakan padaku
tentang raewoo, dia kan hoobae mu?” pinta wonho. “tidak ada yang bisa
kujelaskan, aku tidak begitu dekat dengannya.” Jawab jinyoung dingin. “ah
geurae, kukira kalian dekat karena kalian satu SMA.” Kata wonho.
“ah sepertinya keadaan perusahaanmu sudah membaik
setelah kau berhubungan dengan hyojung ya.” tambah wonho dan kini ia mengubah
topiknya karena ia merasa jinyoung kurang nyaman membahas masalah tentang
raewoo.
“emm memang keadaan perusahaan ini sudah cukup baik
dari sebelumnya, ayah hyojung membantu membayarkan hutang perusahaan dan
membantu memperkenalkanku pada banyak investor yang bersedia membantu perusahaan
ini. Ayah hyojung sangat berjasa pada perusahaan ini.” Jelas jinyoung.
“ah jadi karena itu kau akan menikah dengan hyojung?
Karena ayah hyojung sudah membantu perusahaanmu, jadi kau merasa mempunyai
hutang budi pada keluarga hyojung, begitu? Karena itulah kau ingin menikahi
hyojung?” kata wonho dan berhasil membuat jinyoung menatapnya dengan tatapan
seolah berkata, ‘bagaimana kau bisa tahu hal itu?’
Wonho pun tertawa dengan lepas melihat ekspresi
temannya itu. “ahahaa, kau lucu sekali. Aku kan hanya bercanda, kenapa ekspresi
mu begitu berlebihan seperti itu huh?” tawa wonho. Sedangkan jinyoung merasa
lega karena yang dikatakan wonho tadi hanyalah gurauan saja.
Tapi diluar ruangan, hyojung yang hendak membuka knop
pintu membatalkan niatnya dan air matanya seketika mengalir mendengar
percakapan wonho dan jinyoung. “oppa kenapa kau melakukan hal ini padaku?
Padahal baru saja aku ingin mempercayaimu setelah mendengar penjelasannya
darimu, tapi kenapa kau…” batin hyojung. Yah, sebenarnya hyojung ingin menemui
jinyoung dan meminta penjelasan dari jinyoung tentang raewoo, apapun itu
hyojung akan menerimanya karena ia sudah jatuh pada jinyoung. tapi sekarang ia
dengar adalah, jinyoung ingin menikahi nya karena ayahnya Sudah membantu
perusahaan jinyoung. jadi jinyoung merasa punya hutang budi pada ayahnya,
karena itu kah ia ingin menikahinya? Hyojung pun segera pergi dan tidak jadi
menemui jinyoung.
“kenapa hyojung belum juga sampai ya?” jinyoung mulai
khawatir, ia pun menelfon nomor hyojung namun tidak aktif. Kini hyojung sudah
mengemudikan mobilnya dengan kencang.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Sedangkan raewoo yang kini sudah mengambil cuti selama
seminggu, ia sudah berada di busan saat ini. Dan ia melewati sungai dimana ia
dan jinyoung bertemu untuk yang pertama kalinya. “disini, pertama kali bertemu,
kedua kali dan kita memulainya disini. Dan sekarang, semuanya juga akan
berakhir disini.” Kata raewoo dan sempat menangis tapi ia segera menghapus air
matanya.
Tiba – tiba seseorang menepuk pundaknya dan membuat
raewoo menoleh. “oe, kau sudah sampai? Apa kau datang sendiri? Mana jinyoung?”
tanya orang itu yang tidak lain adalah jaewon. “won – aa, bogoshipeo!” raewoo
segera memeluk sepupunya itu dengan erat untuk mengembalikan kekuatannya yang
sudah hilang karena jinyoung.
Jaewon pun membalas pelukan sepupunya dengan hangat,
ia yakin sepupunya itu sangat lemah saat ini dan membutuhkannya saat ini. Namun
menit berikutnya jaewon segera melepaskan pelukannya dan memegang kedua pundak
raewoo serta menatapnya dalam.
“jangan bilang kalau jinyoung sedang sibuk, kau selalu
bilang seperti itu saat ditelefon. Aku sudah bosan mendengarnya. Ya! jika dia
mencintaimu, setidaknya dia juga akan memberikan penghormatannya kan untuk
orang tua mu. Katakan padaku kali ini dia sibuk apa?” desak jaewon. “dia sedang
ada proyek besar dan bekerja sama dengan perusahaan jepang. Jadi dia sedang
sibuk mempersiapkan proyek itu dengan orang jepang.” Bohong raewoo.
Jaewon menatap sepupunya dengan tatapan nanar,
sebenarnya dia tahu kalau jinyoung akan segera bertungangan dan menikah. Karena
ia melihat berita itu di tv, raewoo benar – benar bodoh. Setidaknya dia harus
membuat alasan yang lebih baik jika ingin membohonginya. Jaewon tahu pasti
selama ini sanagt sulit untuk raewoo hidup sendiri di seoul. Ia bisa
merasakannya betapa rapuhnya sepupunya itu ketika dipelukannya tadi. Jaewon pun
kembali memeluk raewoo dengan erat.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Acara pertunangan pun tiba
Taeyeon dan minho terlihat tidak senang dan gelisah
dengan acara itu. Karena mereka tahu bagaimana perasaan jinyoung yang
sesungguhnya. Itulah yang membuat mereka sedikit tidak senang.
Jinyoung dan hyojung sudah berada di atas podium untuk
segera bertukar cincin. Jinyoung tampak tersenyum manis, sedangkan hyojung
hanya diam bahkan wajahnya tampak murung. Dan sebelum acara itu berlanjut,
hyojung mengajak kedua orang tuanya serta jinyoung dan orang tuanya untuk
berbicara sebentar.
Kini setelah hanya ada 6 orang itu di sebuah ruangan,
hyojung mulai berbicara. “ayah, apa benar ayah yang sudah membantu jinyoung
dalam membangun kembali perusahaannya yang sudah hampir bangkrut?” tanya
hyojung to the point. Dan hal itu membuat semuanya yang ada disitu terkejut.
“hyojung – aa, apa yang katakan huh?” kata jinyoung.
“jawab aku ayah! Apa itu benar?” hyojung terus mendesak ayahnya. “benar, ayah
yang sudah membantunya.” Jawab ayah hyojung. “apa maksutnya semua ini? Jinyoung
– aa katakan pada ayah, apa benar perusahaan kita hampir bangkrut? Kenapa kau
tidak pernah mengatakannya pada ayah?” tanya ayah jinyoung.
“maafkan aku ayah, aku hanya tidak ingin membuat ayah
sedih, jadi aku ingin berusaha melindungi perusahaan yang sudah ayah rintis
mulai dari nol. Aku ingin membuat ayah bangga dengan menjadi penerus ayah.”
Jelas jinyoung.
“dulu saat perusahaanku mengalami hal seperti itu
juga. Kau juga membantuku jung – aa, jadi sekarang giliranku yang membalas
jasamu itu. Ini saja belum seberapa dibandingkan dengan apa yang sudah kau
berikan padaku selama ini.” Tambah ayah hyojung pada ayah jinyoung.
“ayah…” lirih hyojung. “benarkah itu?” tanya hyojung
lirih. “iya itu benar anakku. Keluarga jung sudah sangat membantu kita selama
ini. Karena itu aku membantu jinyoung dan aku bahkan senang mendengar kalau kau
akan menikah dengan jinyoung.” tambah ayah hyojung.
“tapi itu tidak akan terjadi ayah.” Kata hyojung
membuat semua nya menoleh padanya. “jinyoung menikahiku hanya karena dia merasa
tidak enak padamu ayah, karena kua sudah membantunya. Karena itulah, dia ingin
menikahiku sebagai balas budinya padamu.” Kata hyojung. Ayah hyojung pun
menatap jinyoung.
“apa benar begitu jinyoung?” tanya ayah hyojung tapi
jinyoung hanya diam. “astaga, kau tidak perlu melakukan hal itu nak. Kau tidak
perlu menikahi putriku jika kau tidak menyukainya dan hanya ingin membalas
budi. Itu tidak benar nak, dan yang sebenarnya sudah berkorban banyak itu
ayahmu, bukan aku. Aku membantumu hanya ingin membalas budi pada ayahmu nak. ”
jelas ayah hyojung.
“sekarang karena kalian sudah mengetahuinya, aku ingin
membatalkan pertunangan ini. Maafkan aku, tapi aku tidak bisa menikah dengan
jinyoung oppa dengan alasan sepert itu.” Hyojung pun segera pergi meninggalkan
ruangan itu.
“maafkan aku paman, bibi. Ayah, ibu.” Jinyoung meminta
maaf pada kedua orang tuanya dan orang tua hyojung. “kau tidak perlu meminta
maaf seperti itu, dan paman senang dengan keputusan putri paman. Paman tidak
marah padamu, jadi kau tidak perlu khawatir.” Kata ayah hyojung sebelum
akhirnya pergi menyusul putrinya diikuti istrinya.
Jinyoung kini hanya bisa menunduk tidak berani menatap
kedua orang tuanya. Ayahnya mendekatinya dan menyentuh pundaknya, jinyoung pun
mulai menangis. “maafkan aku ayah, sungguh maafkan aku!” sesal jinyoung.
“tidak, kau tidak salah nak. Kau sudah mengambil peran yang sangat penting, dan
ayah sangat bangga padamu karena kau sudah melindungi perusahaan ini dari
kebangkrutan. Tapi kau tidak perlu menikahi hyojung dengan alasan seperti itu
nak, itu tidak baik. Itu bisa melukai perasaan hyojung.” Nasihat ayahnya dan
jinyoung hanya bisa mengangguk serta menangis. Ayahnya pun segera memeluk
anaknya itu.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Diluar ruangan, taeyeon kini tengah mengobrol dengan
minho dan illwoo serta gyuri.
“ah pasti ini sangat sulit untuk raewoo, sudah
sebaiknya ia mengambil cuti dan berlibur dengan baik tanpa harus melihat acara
ini.” Kata taeyeon. “raewoo? apa maksutmu hoobae mu di SMA waktu itu, pelanggan
setiamu?” tanya gyuri. “ne, dia orangnya bi” jawab taeyeon. “jadi dia mengambil
cuti? Karena itu dia tidak ada disini? Dia cuti kemana?” tanya gyuri.
“kudengar dia akan kembali ke busan selama seminggu.”
Kata taeyeon. “ah aku baru ingat sekarang.” Kata illwoo tiba – tiba. “apa
paman?” tanya minho. “bukankah hari ini adalah hari peringatan orang tua
raewoo? kemarin aku bertemu dengan paman dan bibinya yang sedang berbelanja
untuk hari peringatan kedua orang tua raewoo.” jelas illwoo.
“orang tua raewoo sudah meninggal? Kapan?” tanya
taeyeon yang terkejut. “kalian tidak tahu ya? aneh, padahal ini sudah satu
tahun. Setahun yang lalu, saat hari wisuda gadis itu. Orang tuanya mengalami
kecelakaan saat dalam perjalanan untuk menemui gadis itu yang sedang diwisuda.
Kasihan sekali gadis itu, harus kehilangan kedua orang tuanya di hari
wisudanya.” Jelas illwoo dan sedikit memflashback kejadian yang ia ketahui
dulu.
“dan setelah itu ia jadi gadis yang pendiam dan sering
melamun selama sebulan. Kami bahkan jarang melihatnya keluar rumah setelah
kejadian itu.” Tambah gyuri.
Tidak jauh dari sana, jinyoung membulatkan matanya
mendengar hal itu. Ia pun segera pergi ke busan. Sedangkan orang tua jinyoung
mengumumkan tentang batalnya pertunangan anaknya itu. Dan hal itu membuat semua
orang terkejut tapi di sisi lain, taeyeon yang juga terkejut ia juga merasa
lega.
Sedangkan jinyoung kini mengendarai mobilnya dengan
perasaan campur aduk, marah, kesal, sedih, lega. Marah dan kesal pada dirinya
sendiri karena sudah bersikap kasar pada raewoo, sedih karena ia tidak tahu
kalau orang tua raewoo sudah meninggal dan ia tidak ada untuk raewoo. lega
karena pertunangannya dengan hyojung batal. Jinyoung semakin gusar dan hatinya
benar – benar mengutuknya dirinya sendiri, ia pun menancap gasnya semakin
cepat.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Di
busan
Setelah selesai dengan acara peringatan kedua orang
tuanya, raewoo kini jalan – jalan ke lingkungannya untuk menikmati udara segar
dan supaya pikirannya juga bisa segar. Tanpa sadar langkahnya ini membawanya ke
tepi sungai.
Ia
menatap sungai itu seolah berkata, ‘lihatlah, kemanapun aku pergi. Langkahku
selalu membawaku pada kenangan saat bersamamu.’
Akhirnya raewoo pun memilih duduk di tepi sungai itu.
Ia menatap air sungai yang terus mengalir. “benar, hiduplah seperti air sungai
itu han raewoo. aku harus terus mengalir dan tidak boleh berhenti hanya karena
aku dicampakkan. Ingat! Ini bukan pertama kalinya kau dicampakkan! Kau sudah
pernah dicampakkan dulu oleh seungyeol, jadi kau pasti bisa mengatasinya juga
kali ini.” Kata raewoo berusaha memberikan kekuatan pada dirinya sendiri.
Jinyoung baru saja tiba di busan, dan ia berhenti
ketika melihat raewoo duduk di tepi sungai. “hei kau! Kenapa kau tidak pernah
mengatakan padaku kalau orang tuamu meninggal huh?” kata jinyoung. raewoo
sedikit tersentak mendengar suara jinyoung. ia pun berdiri dan segera berbalik
untuk membuktikan apakah itu benar suara jinyoung atau bukan, dan ternyata
benar.
Raewoo membulatkan matanya karena terlalu terkejut,
“kau! Kenapa kau bisa disini? Bukankah seharusnya kau bertunangan dengan
hyojung hari ini? Kenapa kau malah disini?” tanya raewoo. bukannya menjawab,
jinyoung malah berjalann cepat menuju raewoo dan segera memeluknya.
“maafkan aku, seharusnya aku ada untukmu ketika kau
kehilangan orang tuamu. Maafkan, sungguh aku minta maaf karena tidak mengetahui
kebenaran ini!” sesal jinyoung dan kini ia sudah menangis dengan memeluk raewoo
sangat erat.
Tidak jauh dari sana, wonho yang sudah tahu alamat
raewoo di busan. Ingin mendatangi raewoo karena ia tahu raewoo sedang mengambil
cuti. Ia mencari alamat rumah raewoo dengan berjalan kaki, dan ternyata ia
melihat semua jinyoung dan raewoo di tepi sungai. Ia melihat semuanya dari awal
jinyoung datang dan mendengar semua percakapan mereka. Wonho tidak merasa sakit
hati ataupun merasa dikhiati oleh jinyoung. ia malah tersenyum melihat kejadian
itu. Setidaknya harapannya setelah ini adalah ia bisa melihat raewoo tersenyum
karena selama ini raewoo terlihat begitu menyedihkan di matanya. Melihat
jinyoung yang sudah mendatangi raewoo lebih dulu, wonho pun akhirnya pergi.
Kembali ke jinyoung dan raewoo
Setelah itu, jinyoung pun menceritakannya semuanya
pada raewoo. ia menceritakannya kalau pertunangannya dengan hyojung itu batal.
Ia juga menceritakan alasan kenapa ia ingin bertunangan dengan hyojung dan
masalah perusahaan. Mendengar semua penjelasan dari jinyoung, raewoo pun
akhirnya juga menceritakannya alasan kenapa selama ini ia tidak menghubungi
jinyoung dan masalah tentang meninggalnya orang tuanya.
Kini mereka berdua sama – sama saling mengerti masalah
mereka masing, dan mereka pun saling memaafkan serta memulai kembali kisah
mereka di sungai ini. Jinyoung tersenyum senang ketika ia sudah mengatakannya
semua nya pada raewoo dan ia senang ia bisa kembali pada raewoo. mereka berdua
duduk berdampingan menghadap sungai dengan raewoo menyenderkan kepalanya pada
bahu jinyoung dan jinyoung memeluk pundak raewoo.
“berjanjilah mulai saat ini kau akan terus berkata jujur padaku, apapu itu. Aku tidak
ingin kau menyembunyikan sesuatu lagi dariku.” Pinta jinyoung. “maafkan aku,
lain kali hal ini tidak akan terjadi lagi. Kau juga! Arra!” balas raewoo. “ne.
arraseo! Aku juga akan jujur padamu mulai saat ini.” Kata jinyoung.
“dan satu hal lagi!” tambah jinyoung. “apa?” tanya
raewoo. “mulai saat ini kau harus menjauhi wonho! Arra!” perintah jinyoung.
“wae?” tanya raewoo lagi. “aih kau ini benar – benar kolot atau apa sih. Kau
tidak memikirkan perasaanku ya, selama ini aku selalu menahannya ketika kau
bersama wonho. Aku benar – benar menahan amarahku waktu wonho selalu
mendekatimu.” Jelas jinyoung.
“siapa suruh kau menahannya huh? Jika tidak suka, kau
bisa mengatakan tidak suka. Jika kau membenci wonho mendekatiku, kau bisa
melarangnya waktu itu. Salah sendiri kau tidak melarangnya.” Balas raewoo.
“mwo? Jadi kau menyalahkanku sekarang? Apa jangan – jangan selama ini kau
merasa nyaman bersama wonho, begitu?” tebak jinyoung yang kini mulai kesal.
“ck, geurae. Aku memang nyaman bersama nya. Wae? Karena saat itu kamu tidak
pernah ada untukku.” Kata raewoo yang juga mulai kesal. “kau!!” geram jinyoung
seraya menatap raewoo yang kini tidak mau menatapnya karena pertengkaran kecil
mereka saat ini.
“aish, pokoknya aku tidak suka kau bersama wonho.
Mulai sekarang jauhi wonho, jika kau perlu pergi bersamanya, ajak aku juga.”
Perintah jinyoung dan merangkul pundak raewoo untuk dekat dengannya. Raewoo
agak memberontak awalnya, namun karena tenaga jinyoung yang lebih besar. Raewoo
akhirnya kalah dan jinyoung pun tersenyum menang.
Ia pun kembali memflashback kejadian saat ia mengamati
raewoo selama ini. Yah, selama ini diam – diam jinyoung masih memperhatikan
raewoo dari jauh. Ia selalu menengok ke tempat kerja raewoo, dan ia merasa
bersalah sudah menghianati raewoo.
Ia sedih tidak bisa mendatangi raewoo dan memeluknya,
padahal ia sangat merindukannya. Dan saat ia merasa sedih saat itu, rasa
sedihnya hilang dan digantikan dengan rasa kesal karena melihat wonho
mendatangi raewoo dan memberinya bunga, kopi, bahkan tidak jarang wonho
mengajak makan siang bersama atau bahkan mengantar raewoo pulang. Hal yang
tidak bisa jinyoung lakukan bisa dilakukan oleh wonho, itulah kenapa ia sangat
kesal waktu itu. Tapi ia tidak bisa berbuat apa – apa karena ia harus
menyelamatkan perusahaan ayahnya dulu.
Dan ketika ia sibuk mengamati raewoo dan wonho,
hyojung mendatanginya. Ia pun segera pergi karena takut hyojung akan curiga dan
mengetahui hubungannya dengan raewoo.
“kau selalu mengamati gadis itu, apa kau menyukainya
jinyoung oppa?” batin hyojung melihat raewoo dan wonho yang menjadi pusat
perhatian jinyoung tadi sebelum pergi.
Kini ditempat lain, di perjalana kembali ke seoul.
Wonho yang juga sempat memflashback kenangan – kenangannya bersama raewoo
selama di seoul tersenyum. Setidaknya ia senang bisa bertemu dengan raewoo dan
membuat gadis itu tersenyum karena dari awal ia melihat gadis itu, auranya tampak
menyedihkan. Jadi wonho datang dan ingin membuat gadis tersenyum, ia ingin
membuat han raewoo tersenyum karenanya. Dan sekarang karena jinyoung sudah ada
disisinya, tidak ada alasan lagi bagi wonho untuk bisa dekat – dekat dengan
raewoo, kecuali dalam konteks ‘teman’. Wonho pun tersenyum kembali dan ia
mengemudikan mobilnya dengan santai menuju seoul.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Sedangkan jaewon mencari raewoo, ia khawatir karena
sejak tadi siang raewoo tidak juga kembali. Dan ia berhenti ketika melihat
raewoo sudah bersama dengan jinyoung saat ini di halaman rumahnya. Jinyoung
menyapa jaewon dan mengatakan kalau ia ingin melakukan pernghormatan untuk
orang tua raewoo. melihat hal itu, jaewon tersenyum dan mempersilahkan jinyoung
masuk dan melakukan penghormatan.
End.????
**************
akhirnya FF ini benar - benar berakhir.. huhuhu, apa diantara kalian ada yang sedih? tidak rela berpisah dengan FF ini? jika iya, tolong tinggalkan komentar kalian dibawah sini ya. agar aku bisa tahu reaksi kalian tentang FF ku ini. dan sedikit informasi, FF ini hasil karyaku sendiri ya, jika pun aku punya inspirasi tentu saja itu dari berbagai drama yang ku tonton. btw taengkyu aja buat yang sudha mampir dan membaca FF ku ini, meskipun kalian tidak memberikan komentar walaupun sebenarnya aku sangat membutuhkan komentar kalian. dan untuk project selanjutnya, aku tidak berjanji akan sering - sering ngepost lagi seperti beberapa bulan ini. tapi jika aku bisa dan punya waktu luang, aku akan mengepost FF lainnya yang belum sempat terpost disini. OK itu saja ya ceramahku chingudeul..
PAI PAI..
sampai jumpa di FF berikutnya..
Fighting!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar