- Kim Taeyeon
- Jung Jinyoung
- Jung Jessica
- Choi Minho
- Park Chanyeol
Other Cast :
- Oh Yeonseo as Jung Inyoung (Ibu Jessica, Guru Bahasa inggris)
- Joowon as Jung Joowon (Ayah Jinyoung)
- Leejoon as Jung Joonyoung (Ayah Jessica)
- Kim Taehee as Ibu Jinyoung
- Jung Illwoo as Paman Jinyoung (Saudara Joowon)
- Nam Gyuri as Bibi Jinyoung (Istri Illwoo)
- Ahn jaehyun as Wali Kelas 10 – 2 di SMA Busan (kelas Taeyeon)
#################################################################
PART sebelumnya
Jinyoung memeluk Taeyeon, “baiklah, aku akan
selalu berada disamping apapun yang terjadi.” Kata Jinyoung. ia merasakan tubuh
Taeyeon sedikit bergetar, ia yakin pasti Taeyeon menangis. Jinyoung pun semakin
mempererat pelukannya.
“menangislah jika kau ingin menangis, karena aku akan siap menjadi
sandaranmu. Dan akan kupastikan semuanya akan baik – baik saja. Aku janji.”
Kata Jinyoung. dan Taeyeon pun meluapkan tangisannya dipelukan Jinyoung,
sedangkan Jinyoung mengelus – elus punggung Taeyeon berusaha membuat Taeyeon
merasa nyaman.
PART 8
PLAY SONG : INFINITE – WHY ME
Setelah Taeyeon merasa baikan, Jinyoung melepaskan pelukannya
dengan Taeyeon, lalu mereka kembali ke kedai dan melihat Illwoo yang baru saja
keluar dari kedai. “paman, kau mau kemana?” tanya Jinyoung. “aih, kau ini.
Kemana saja eoh? Aku baru saja akan mencari kalian berdua.” Jawab Illwoo. Jinyoung
dan Taeyeon pun masuk setelah Illwoo.
Melihat keadaan yang cukup sepi dan ayah Jinyoung juga tidak ada,
membuat Jinyoung heran. “ayah dimana?” tanya Jinyoung. “dia sudah kembali ke
seoul, kurasa inilah yang terbaik. Dia harus menjernihkan pikirannya sementara
waktu, begitupun dengan kalian.” Jawab Illwoo.
Jinyoung mengangguk tanda mengerti. “ah iya, kau juga harus
berkemas. Karena besok ayahmu akan mengirimkan orang untuk menjemputmu.” Kata Illwoo
dan bersiap pergi. Jinyoung merasa tidak enak dengan Taeyeon jika ia harus
pergi ke seoul dan meninggalkan Taeyeon sendiri disini. “tidak bisakah aku
disini untuk beberapa hari lagi paman?” tanya Jinyoung. “memangnya kenapa?”
tanya Illwoo.
“apa karena Taeyeon? Kau tenang saja, ada aku dan juga bibimu. Kami
akan merawatnya disini, jadi kau tidak perlu khawatir.” Tambah Illwoo. “tapi..”
“tidak apa – apa, kau pergilah. Benar kata paman jung, mereka akan
merawatku disini, jadi kau tidak perlu khawatir. Dan kau bisa mengunjungiku
kesini jika hari libur.” Ujar Taeyeon seraya berusaha tersenyum. Jinyoung tahu
itu adalah senyum palsu. Kim Taeyeon bodoh ketika tersenyum seperti itu, batin Jinyoung.
“kau dengar sendiri bukan? Ayo! Bibimu pasti sudah menunggu lama.”
Ajak Illwoo. “paman!” panggil Jinyoung. “iya.” Sahut Illwoo. “bolehkan aku
tinggal disini malam ini? Aku ingin menemani Taeyeon paman, karena besok aku
akan kembali ke seoul. Jadi ijinkan aku tinggal disini malam ini paman, hem?”
pinta Jinyoung dengan memelas. Illwoo tampak berpikir 100 kali sebelum akhirnya
ia menginjinkan keponakannya itu tinggal bersama Taeyeon.
“baiklah kalau begitu, lagi pula besok kau akan pergi. Kalau begitu
paman pergi ya? jaga Taeyeon baik – baik ya?” nasihat Illwoo. Setelah itu ia
pergi. Jinyoung tersenyum dan melambaikan tangan pada pamannya.
“kenapa kau mau tinggal disini?” tanya Taeyeon dan membuat Jinyoung
menoleh padanya. “memangnya tidak boleh? Bukankah aku sudah berjanji padamu
tadi untuk selalu ada disampingmu apapun yang terjadi.” Jawab Jinyoung. Taeyeon
tersenyum kecil.
“baiklah, sekarang dimana aku harus tidur?” tanya Jinyoung seraya
berjalan menyusuri tiap ruangan untuk mencari kamarnya. Taeyeon pun menunjukkan
kamarnya yang akan ditempati Jinyoung, sedangkan dirinya tidur dikamar neneknya
yang bersebarangan dengan tempat tidur Jinyoung.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Di rumah jessica
Jessica yang baru turun dari mobil segera masuk ke dalam kamarnya,
ia bahkan menutup pintunya dengan keras membuat sang ayah yang tertidur di
ruang tamu terbangun. “eoh kau sudah pulang?” tanya ayah Jessica pada istrinya
itu. “eoh,” jawabnya singkat. “ada apa? Kenapa kau tampak pucat sekali? Dan
kenapa dengan Jessica? Kenapa dia membanting pintu tadi, apa terjadi sesuatu
tadi?” tanya ayah Jessica bertubi – tubi. “aku hanya lelah, aku akan segera
tidur.” Ibu Jessica pun segera masuk kedalam kamar. Sedangkan Jessica menangis
didalam kamarnya karena masih belum bisa mempercayai kenyataan bahwa wanita
yang selama ini sudah merawatnya ketika ia kehilangan ibu kandung nya karena
sebuah kecelakaan dan meninggal, itu adalah ibu dari Taeyeon – seseorang yang
sangat ia benci karena chanyeol masih menyukai Taeyeon – walaupun kenyataannya
hubungan chanyeol dan Taeyeon sudah lama berakhir. Ia sudah menganggap wanita
itu sebagai ibunya, dan melupakan sosok ibu kandungnya sendiri. Tapi apa?
Sekarang wanita yang ia anggap ibu telah merusak kepercayaan dengan rahasia
besar yang wanita itu simpan selama ini. “aku benci kenyataan bahwa kau ternyata
adalah ibunya Taeyeon. Aku benci kenyataan karena semua orang yang kusayangi
selalu terlibat dengan Taeyeon.” Ujar Jessica disela – sela tangisnya.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
“kau sudah tidur?” tanya Jinyoung dari seberang ruangan dan bersender
di pintu kamar Taeyeon. Begitupun dengan Taeyeon yang tengah bersender di pintu
kamar neneknya. “belum.” Jawab Taeyeon. “kenapa kau belum tidur? Ini kan sudah
larut malam?” tanya Jinyoung. “kau sendiri juga belum tidur. Kenapa bertanya
padaku?” balas Taeyeon. “aih, kau pintar sekali rupanya memutar balikkan
pertanyaan.” Canda Jinyoung, dan Taeyeon sedikit tersenyum walaupun Jinyoung
tidak bisa melihatnya.
“Jinyoung – aa!” panggil Taeyeon. “emm” sahut Jinyoung. “apa di
seoul kau hidup dengan baik selama ini?” tanya Taeyeon. Jinyoung pun
membayangkan kembali kehidupannya di seoul. “tidak juga, saat disekolah aku
terkenal pembuat onar. Aku selalu berhasil mengusir guru baru yang akan menjadi
wali kelasku dulu. Selain itu aku juga terkenal playboy, tapi kurasa aku tidak
playboy. Perempuan – perempuan itu saja yang suka mengejarku. Dan pacar
perempuan – perempuan itu selalu kesal padaku. Tidak heran aku banyak musuh di
seoul. Dan itulah salah satunya alasanku pindah kesini. Sama sepertimu, aku
juga difitnah sehingga aku dikeluarkan dari sekolah dan dipindahkan kesini.”
Jelas Jinyoung.
“benarkah?” tanya Taeyeon. “emm, dan sekarang karena sudah terbukti
aku tidak bersalah. Aku akhirnya bisa kembali ke seoul.” Tambah Jinyoung. “apa…
dia -ayah Jinyoung- baik padamu selama ini? Apa dia -ayah Jinyoung- juga
menjagamu dengan baik selama ini?” tanya Taeyeon hati – hati.
Jinyoung yakin Taeyeon pasti sangat penasaran bagaimana ayahnya
merawatnya selama ini. Ia pun menatap pintu berusaha menatap bayangan Taeyeon
walau tidak terlihat. “dia merawatku dengan baik, hanya saja ia tidak pernah
mempunyai waktu untukku. Ayah ah maksutku kedua orang tua ku itu menggilai
pekerjaan mereka. Jadi mereka jarang dirumah. Aku selalu kesal setiap pulang
sekolah tidak ada orang dirumah, dan aku selalu menunggu mereka pulang hingga
tertidur di ruang tamu. Saat pagi – pagi aku terbangun, mereka sudah berangkat
kerja lagi. Jadi aku hampir tidak pernah melihat mereka – orang tua Jinyoung-
sama sekali. Aku selalu kesal tiap kali memikirkannya.” Jelas Jinyoung. “jadi
karena itu kau selalu membuat masalah disekolahmu?” tanya Taeyeon. “emm” balas Jinyoung
dengan deheman.
Kini giliran Taeyeon yang menatap Jinyoung walau tidak bisa
melihatnya karena tertutup oleh pintu. “kau juga sama menyedihkannya sepertiku
walau kau tinggal bersamanya -ayahnya-” lirih Taeyeon. “Taeyeon – aa kau sudah
tidur?” tanya Jinyoung karena Taeyeon diam cukup lama dan tidak bersuara. “Taeyeon
– aa? Kau benar – benar sudah tidur?” tanya Jinyoung sekali lagi. “belum.” Jawab
Taeyeon setelah cukup lama diam. “aku sebenarnya tidak ingin pergi
meninggalkanmu sendiri.” Kata Jinyoung. “tidak bisa, kau harus pergi karena
ibumu pasti sudah merindukanmu.” Kata Taeyeon.
“kau tidak mendengarku ya tadi? Bukankah sudah kubilang tadi, kalau
mereka berdua itu gila kerja. Mereka tidak akan merindukanku atau bahkan
menungguku.” Jawab Jinyoung. “sebenarnya jika harus memilih aku lebih suka
tinggal disini, karena disini aku mempunyai paman dan bibi yang sangat
memperhatikanku. Mereka bahkan menungguku ketika aku belum pulang. Aku bisa
makan bersama mereka, dan aku juga mempunyai dirimu.” Tambah Jinyoung. Taeyeon
hanya diam mendengarkan penuturan Jinyoung.
“ah, Taeyeon – aa! Kau mau ikut pergi bersamaku ke seoul? Aku akan
bilang pada ayah, dan kita bisa pergi ke sekolah yang sama diseoul. Dengan
begitu aku tidak akan kesepian disana. Bagaimana?” tiba – tiba Jinyoung
mendapat ide seperti itu.
“tidak bisa!” tolak Taeyeon. “kenapa tidak bisa? Dia juga kan
ayahmu, dia pasti mau menerimamu. Aku akan membujuknya dan juga ibuku jika
mereka tidak setuju.” Tawar Jinyoung. “bukan seperti itu, hanya saja aku sudah
tinggal disini sejak kecil bersama nenekku. Banyak kenanganku disini bersama
nenek yang tidak bisa kutinggalkan begitu saja. Aku juga tidak ingin membuat
keadaan dikeluargamu menjadi kurang nyaman dengan kehadiranku.” Jelas Taeyeon.
“aku bisa mengatasinya, aku janji! Emm, kau mau kan?” Jinyoung
terus membujuk Taeyeon agar mau ikut bersamanya ke seoul. “maafkan aku Jinyoung,
tapi kau benar – benar tidak bisa.” Tolak Taeyeon lagi. Akhirnya beberapa saat
mereka berdua pun terdiam.
“apa kau marah?” tanya Taeyeon. “Jinyoung – aa!” panggil Taeyeon
karena tidak ada tanggapan dari Jinyoung. “kau tahu kalau aku akan kesepian
diseoul, kenapa kau tidak mau menemaniku.” Lirih Jinyoung dan Taeyeon bisa
mendengarnya. “maafkan aku, sungguh bukan maksutku menolak ajakanmu. Aku hanya
tidak bisa meninggalkan rumah ini. Karena inilah satu – satunya peninggalan
nenek untukku.” Sesal Taeyeon. “hah” Taeyeon bisa mendengar Jinyoung menghela
nafasnya dengan berat, ia merasa bersalah.
“baiklah, aku juga tidak memaksa kalau begitu. Tapi aku berjanji
akan sering mengunjungimu setiap minggu.” Kata Jinyoung. Taeyeon sedikit
tersenyum mendengarnya, setidak nya ia merasa senang mempunyai saudara
(saudara? Ya, Taeyeon kini mulai bisa menerima Jinyoung sebagai saudaranya
karena ayah mereka sama) seperti Jinyoung. setidaknya ia tidak kesepian lagi
walaupun kenyataannya besok Jinyoung akan meninggalkannya.
“ayo kita tidur! Ini sudah sangat malam. Jangan sampai besok kau
telat ke sekolah!” kata Jinyoung dan membaringkan tubuhnya begitupun dengan Taeyeon.
“selamat malam. Semoga tidurmu nyenyak dan mimpi indah.” Tambahnya. “kau juga”
balas Taeyeon. Dan mereka berdua pun memejamkan matanya.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Keesokan harinya, Taeyeon berangkat ke sekolah sendiri. Ia berjalan
menyusuri koridor. Dan tinggal belok kanan sampai di kelasnya. Namun saat
berbelok, ia terjatuh karena Jessica menjegal kakinya. “ups, maaf. Aku sengaja
melakukannya!” kata Jessica seraya tersenyum miring menatap Taeyeon yang jatuh
tersungkur di bawahnya.
Taeyeon pun bangkit dan menatap Jessica tajam, “kenapa kau
melakukan hal ini? Sampai kapan kau akan memperlakukan seperti ini huh?” tanya Taeyeon.
Jessica mendekati Taeyeon menatap tajam Taeyeon. “sampai kau enyah dari
hadapanku.” Jawab Jessica.
“kau tahu aku tidak bisa menghilang dari pandanganmu karena kita satu
sekolah bahkan satu kelas.” Kata Taeyeon. “karena itu kau harus pergi dari
sekolah ini!” tegas Jessica. “jika kau tidak ingin melihatku, kenapa bukan kau
saja yang pindah? Kenapa menyuruhku?” balas Taeyeon. Dan perseturuan mereka
berdua pun kian memanas hingga akhirnya Guru Jung datang dan mendekati mereka
berdua.
“kenapa kalian masih disini? Bel sudah berbunyi dari tadi!” kata Guru
Jung. Jessica pun tidak berniat melihat wajah ibunya itu, ia langsung pergi ke
kelas. Sedangkan Taeyeon sempat melirik Guru Jung sekilas sebelum akhirnya ia
mengikuti Jessica ke kelas. Guru Jung pun hanya bisa mendesah karena kedua
anaknya kini tidak mau berbicara padanya.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Setelah itu, kehidupan Taeyeon di sekolah benar – benar tidak aman.
Jessica selalu saja mengganggunya.
bahkan saat berolahraga ia sengaja melemparkan bola dengan keras pada Taeyeon
hingga mengenai hidung Taeyeon dan membuat hidung Taeyeon berdarah. Taeyeon pun
pergi ke kamar mandi untuk membersihkan darah yang mengalir dihidungnya. Minho
yang melihat hal itu segera mengikuti Taeyeon.
Di dalam kamar mandi, Taeyeon membersihkan darah dan menatap
pantulan wajahnya dikaca. “lihatlah betapa menyedihkannya dirimu sekarang kim Taeyeon?”
ujarnya. Setelah bersih, Taeyeon keluar dari kamar mandi dan Jessica kembali
menjegal kaki Taeyeon dan mengguyurkan seember air pada Taeyeon ketika Taeyeon
terjatuh tepat dibawahnya.
Tidak jauh dari sana, chanyeol yang baru saja akan pergi kamar
mandi melihat kejadian itu. Ia ingin pergi menolong Taeyeon tapi terhenti,
karena teringat permintaan Jinyoung padanya. Karena tadi pagi ia sempat bertemu
dengan Jinyoung.
FLASHBACK ON
Chanyeol yang tengah berjalan
di trotoar seraya mendengarkan music menghentikan langkahnya ketika ada yang
memegang pundaknya. Chanyeol menoleh dan melepadkan headseatnya. “eoh Jinyoung
– ssi, ada apa? Kau mau pergi kemana dengan tas ransel itu?” tanya chanyeol.
“aku akan kembali ke seoul.”
Jawab Jinyoung. “kenapa tiba – tiba begini? Apa karena masalah pencurian soal
itu?” tanya chanyeol. “bukan seperti itu, sekarang tidak penting membahas
alasan kenapa aku kembali ke seoul. Ada yang ingin beri tahu padamu, dan aku
juga mempunyai satu permintaan untukmu, bisakah kau mengabulkannya?” kata Jinyoung.
Chanyeol pun menatap serius
pada Jinyoung. “aku tahu kau sangat menyukai Taeyeon bahkan mencintainya, aku
tahu kau bisa menjaganya dengan baik. Tapi kumohon, mulai saat ini jangan
pernah kau mendekatinya. Jauhi Taeyeon sebisa mungkin, aku mohon padamu dengan
sangat.” Pinta Jinyoung.
“ya! kenapa seperti itu, kau
ini kenapa?” kata chanyeol berusaha menolak permintaan Jinyoung. “kau tahu
kalau salama ini Jessica sering menyakiti Taeyeon. Dia melakukan hal itu karena
ia kesal pada Taeyeon, karena kau sering memperhatikan Taeyeon. Ia jadi kesal
dan selalu menyakiti Taeyeon. Dan aku ingin memberi tahumu satu hal juga,
mengenai masalah pencurian soal itu. Sebenarnya pelakunya adalah Jessica, dia
ingin Taeyeon dikeluarkan dari sekolah agar kau tidak bisa lagi melihatnya.”
Jelas Jinyoung.
“apa kau bilang? Jessica yang
melakukannya? Kau mencoba membohongiku ya? lalu kenapa kau mengaku sebagai pelakunya jika akhirnya kau
menuduh Jessica seperti ini.” Tanya chanyeol. “aku melakukan hal ini untuk
kabaikan semua orang. Jika aku mengatakan hal sebenarnya, kau tahu akan sebesar
apa kebencian Jessica pada Taeyeon setelah itu? Aku tidak bisa membiarkan Taeyeon
dalam bahaya, jadi ini yang bisa kulakukan. Lagi pula aku memang juga akan
segera pindah, jadi aku melakukan hal ini.” Jelas Jinyoung. “jika kau tidak
percaya, kau bisa mengecek CCTV atau bertanya pada Guru Ahn karena Guru Ahn
juga sudah tahu pelakunya.” Tambah Jinyoung.
“aku tidak bisa menjauhi Taeyeon.”
Tolak chanyeol. “aku mohon, ini demi kebaikan Taeyeon. Kau ingat – ingat
kembali apa yang sudah kau lakukan padanya selama ini? Kaulah penyebab Taeyeon
mengalami hal seperti ini, sekarang karena kau sudah punya Jessica. Tolong
fokuslah hanya pada Jessica. Dengan begitu Jessica tidak akan mengganggu Taeyeon
lagi, kau juga tahu kalau perasaan Taeyeon sudah berubah padamu. Jadi kau tidak
mungkin bisa kembali padanya, karena itu. Sekali lagi kuminta padamu, jauhi Taeyeon.”
Jelas Jinyoung. dan chanyeol pun terdiam, ia mengingat kembali masa lalu nya
dengan Taeyeon. Benar kata Jinyoung, ia lah yang membuat hidup Taeyeon jadi
seperti ini.
FLASHBACK OFF
Minho yang melihat Taeyeon disiram air oleh Jessica, segera
menghampirinya dan membantu Taeyeon berdiri. “kau sudah keterlaluan. Apa salah Taeyeon
padamu selama ini? Kenapa kau bisa sejahat ini padanya.” Marah Minho. Jessica
membalas tatapan Minho dengan tajam dan tidak
berbicara apapun. “kau! Jika kau melakukan hal seperti ini lagi, aku
akan mengatakan pada semua orang kalau kau adalah pelakunya, kau lah yang sudah
mencuri soal itu dan manaruh flashdisk itu di tas Taeyeon.” Ancam Minho dan hal
itu membuat Taeyeon terkejut, “ayo kita pergi!” Minho segera membawa Taeyeon
pergi meninggalkan Jessica. Sedangkan Jessica yang kesal dengan perkataan Minho,
berusaha mengabaikannya dan berjalan berlawanan arah dengan Minho dan Taeyeon.
Namun langkahnya terhenti ketika melihat ibunya tengah menatapnya tajam.
“benarkah yang dikatakan Minho tadi? Kau kah orang yang sudah
mencuri soal itu dan menaruhnya di tas Taeyeon?” tanya ibunya memastikan.
Jessica semakin kesal. Kenapa semua orang memihak Taeyeon. Ia kesal dan ingin
menangis rasanya. “benar! Akulah pelakunya, akulah orang yang mencuri soal itu
dan menaruh nya ditas Taeyeon. Kenapa? Apa kau akan melaporkannya juga seperti Minho?
Baik, laporkan saja aku. Keluarkan aku dari sekolah ini juga kalau bisa. Kau
hanya peduli pada anakmu saja kan?” Kata Jessica dengan lantang dan pergi
berlalu begitu saja.
Guru Jung pun merasa bersalah pada Jessica. Ia bersikap seperti ini,
seolah ia memihak Taeyeon. Tapi perbuatan Jessica ini memang salah, ia tidak
bisa diam begitu saja melihat ketidak adilan ini. Tapi jika ia benar – benar
melaporkannya, itu akan melukai perasaan Jessica. Bagaimana pun juga Jessica
sudah ia anggap seperti anak kandung sendiri. Ia tidak mungkin akan sekejam itu
pada Jessica. Tapi ia juga tidak bisa membiarkan anak kandungnya – Taeyeon-
diperlakukan seperti ini.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Jessica kini menangis sendirian di atap sekolah. Ia duduk di gazebo
dan menenggelamkan wajahnya. Chanyeol melihatnya dari pintu atap, ia pun
berjalan mendekati Jessica dan memeluk Jessica. “tidak apa – apa, menangislah
sepuasmu. Aku akan menyediakan bahuku untukmu mulai saat ini. Jadi kau tidak
perlu takut sendirian.” Kata chanyeol yang baru memeluk Jessica. Jessica sontak
melepas pelukan chanyeol dan menatapnya.
“ada apa denganmu? Kenapa kau tiba – tiba bersikap seperti ini
padaku? Kau tahu? Ini bukanlah chanyeol yang kukenal, chanyeol yang kukenal
selalu dingin padaku.” Sidir Jessica. “maafkan aku, aku kesini karena ingin
meminta maaf atas perlakuanku padamu selama ini. Aku berjanji aku akan
memperhatikan mulai saat ini.” Kata chanyeol.
“kenapa? Apa karena Taeyeon? Atau kau merasa kasiha padaku
sekarang? Jika memang begitu, kau bisa pergi, karena kau tidak butuh rasa
kasihanmu itu.” tegas Jessica. “tidak, aku hanya merasa buruk sudah
memperlakukanmu begitu acuh. Aku sadar jika kau adalah perempuan yang baik,
tidak seharunya aku mengacuhkanmu selama ini. Jadi, bisakah kita memulainya
lagi dari awal?” pinta chanyeol dengan tulus. Jessica menatap lama chanyeol,
lama hingga matanya terasa panad dan airmatanya kembali menetes. Tangan
chanyeol pun tergerak untuk menghapusnya.
“kau punya tempat bersandar mulai saat ini. Jadi jangan pernah
menangis sendirian lagi, berbagilah semua keluh kesahmu padaku mulai sekarang.”
Kata chanyeol, Jessica pun segera memeluk erat chanyeol dan mengangguk
dipelukan chanyeol. Chanyeol tersenyum kecil dan membalas pelukan Jessica. ‘aku
akan berusaha membuka hatiku untukmu Jessica.’ Batin chanyeol.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Kembali ke Taeyeon
Kini ia dan Minho berada di taman sekolah. Minho memberikan Taeyeon
jaketnya agar ia tidak kedinginan. “kau tidak apa – apa?” tanya Minho dan Taeyeon
mengangguk. “maafkan aku, seharusnya aku bisa menjagamu sehingga hal seperti
tadi tidak terjadi.” Sesal Minho. “tidak apa -apa, sungguh. Kau tidak perlu
meminta maaf seperti ini. Ini bukan salahmu.” Kata Taeyeon seraya tersenyum
agar membuat Minho merasa tenang. Minho tahu kalau senyum itu palsu, tapi ia
berusaha menerimanya.
Tidak jauh dari sana, Guru Jung menatap Taeyeon dan Minho dari
kejauhan. Ia merasa kasihan pada anaknya
itu, ia ingin berlari dan memeluknya. Tapi tidak bisa, dengan keras ia berusaha
menahan perasaan itu agar tidak menyakiti perasaan Jessica. Taeyeon juga belum
sepenuhnya menerimanya.
“kau tunggu disini, aku akan mengambil baju ganti untukmu.” Minho
pun meninggalkannya sendiri di bangku taman. Taeyeon pun duduk sendiri di
bangku taman. Dan karena angin berhembus begitu kencang. Sebuah papan reklame
yang tergantung tidak jauh dari tempat Taeyeon duduk, bergerak hingga akhirnya
menimpa Taeyeon.
Guru Jung yang melihat hal itu segera berlari dan mendorong Taeyeon
hingga akhirnya ia yang tertimpa papan reklame itu. Jessica dan chanyeol yang
baru saja kembali dari atap, terkejut melihat hal itu. “ibu!” seru Jessica dan
berlari menuju ibunya. “ssaem.” Seru chanyeol dan mengikuti Jessica. Taeyeon
yang masih terkejut hanya bisa menatap Guru Jung yang sudah tidak sadarkan diri
didepannya ini, bahkan ketika Jessica dan chanyeol mencoba untuk menolong Guru
Jung. Taeyeon masih membeku ditempatnya.
Tidak lama setelah itu Minho kembali dan langsung menghampiri Taeyeon
yang tengah terduduk di bawah. “Taeyeon kau tidak apa – apa?” tanya Minho
khawatir. “Guru Jung…” lirih Taeyeon dan Minho pun menoleh untuk melihat
keadaan gurunya itu.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Kini Jessica menunggu kabar ibunya yang tengah diperiksa oleh
dokter di rumah sakit. Chanyeol menemaninya disampingnya. Chanyeol memegang
tangan Jessica untuk menenangkannya. Tapi Jessica tetap gusar dan ia terus
menangis. Chanyeol pun memeluknya.
Tidak jauh dari sana, Taeyeon bisa menangkap raut kekhawatiran
Jessica pada ibunya itu. Jessica benar – benar sangat menyayangi ibunya. Taeyeon
jadi merasa bersalah sudah menyebabkan Guru Jung seperti ini. Tidak lama
kemudian, dokter keluar dan mengatakan kalau keadaan Guru Jung tidak terlalu
kritis. Mereka hanya perlu menunggu Guru Jung sadar.
Taeyeon segera datang ketika dokter tadi keluar. Setelah dokter itu
pergi, Taeyeon hendak masuk namun tangannya dipegang Jessica. “kau mau apa? Dia
ibuku, kau ingat itu baik – baik! Jangan pernah kau mempunyai pikiran untuk
merebutnya dariku. Karena aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi.” Tegas
Jessica lalu menyenggol Taeyeon dan masuk ke kamar untuk melihat keadaan
ibunya, chanyeol pun hanya bisa melihat Taeyeon dan ia juga masuk mengikuti Jessica.
Taeyeon pun hanya bisa meneteskan airmatanya namun secepat mungkin ia
menghapusnya.
“Taeyeon – aa, Taeyeon – aa,” lirih Guru Jung ketika ia sadar.
Jessica yang mendengarnya sedikit kesal. Padahal ia yang menunggu tapi malah Taeyeon
yang dipanggil oleh ibunya pertama kali saat sadar.
Guru Jung pun membuka matanya dan melihat Jessica dan juga chanyeol
disana. “Taeyeon bagaimana? Apa dia baik – baik saja?” tanya Guru Jung. “dia
tidak apa – apa ibu, kenapa ibu malah menanyakannya, ibulah yang harus khawatir
dengan keadaan ibu saat ini. Lihatlah, karena menolongnya ibu jadi berakhir
dirumah sakit.” Kesal Jessica. “maafkan aku Jessica, tapi bisakah kau panggil Taeyeon
kemari. Ada yang ingin kukatakan padanya.” Pinta ibunya. Jessica menatap ibunya
tidak percaya, air mata sudah terkumpul dimatanya.
“dia ada diluar, biar saya yang memanggilnya. Ayo Jessica kita
keluar sebentar.” Chanyeol pun membawa Jessica keluar dan menyuruh Taeyeon
untuk masuk ke dalam.
Dengan hati – hati Taeyeon berjalan mendekat dan duduk di kursi
dekat ranjang Guru Jung. “kau tidak apa – apa kan? Kau tidak terluka kan?”
tanya Guru Jung khawatir. Taeyeon menggelengkan kepalanya. “syukurlah, aku
senang kau baik – baik saja.” Kata Guru Jung. “anda senang? Anda sekarang
terbaring di rumah sakit tapi anda merasa senang?” heran Taeyeon. “tidak apa –
apa, selama kamu baik – baik saja. Aku bisa melakukan apapun untuk
menyelamatkanmu.” Kata Guru Jung.
“kenapa anda melakukan hal itu?” tanya Taeyeon. “karena kau adalah
anakku.” Jawab Guru Jung. “benarkah? Kenapa tiba – tiba anda mengakuiku sebagai
anak setelah sekian lama anda tidak pernah muncul dihadapanku? Kenapa?” tanya Taeyeon.
“maafkan aku, karena itulah aku ingin menebus kesalahanku Taeyeon –
aa. Jadi tidak bisakah kau memaafkan ibumu ini?” pinta Guru Jung. “tidak, aku
tidak bisa. Dan mulai saat ini jangan pernah membahayakan keselamatan anda
untukku. Karena aku tidak suka itu. Dan juga, bersikaplah seperti biasanya.
Seperti saat aku belum mengetahui bahwa anda adalah ibuku. Jika kupikirkan
sekali lagi, aku membenci kenyataan bahwa anda adalah ibuku.” Kata Taeyeon
tanpa menatap Guru Jung. Guru Jung bisa menangkap kebecian yang besar dimata Taeyeon.
“aku tahu kau sangat membenciku dan tidak akan semudah itu memaafkanku. Tapi
bisakah, setidak kau memanggilku ibu? Sekali saja, aku ingin mendengarnya.
Bukankah kau juga ingin memanggilku seperti itu?” tanya Guru Jung.
“jangan pernah mengharapkan hal itu dariku” Taeyeon pun bangkit
dari duduknya. “bagaimanapun juga aku berterima kasih pada anda karena sudah
menyelamatkanku. Kalau begitu saya permisi, semoga cepat sembuh… Guru Jung.”
Mendengar anaknya sendiri memanggil nya seperti itu, membuat
perasaan Guru Jung sakit. Ia merasa menjadi ibu yang paling buruk didunia ini. Taeyeon
meninggalkan ruangan dan mendapati Jessica di luar ruangan. “masuklah, Guru
Jung membutuhkanmu.” Kata Taeyeon pada Jessica lalu pergi. Jessica sebenarnya
mendengar semua percakapan Taeyeon dan ibunya. Ia sedikit merasa iba pada
ibunya itu. Ini pasti sangat sulit untuknya, pikir Jessica. Ia pun masuk tanpa
menunggu chanyeol yang tadi pergi membeli minuman untuknya. Sedangkan Taeyeon
berjalan pergi meninggalkan rumah sakit.
Tbc…
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
tinggal 2 part lagi dan ending deh.. kalian bakal merindukan ff ini tidak chingudeul? ok thanks ya buat yang sudah mampir ke blog ini.. pai pai..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar