Main Cast :
- Kim Taeyeon
- Jung Jinyoung
- Jung Jessica
- Choi Minho
- Park Chanyeol
Other Cast :
- Oh Yeonseo as Jung Inyoung (Ibu Jessica, Guru Bahasa inggris)
- Joowon as Jung Joowon (Ayah Jinyoung)
- Leejoon as Jung Joonyoung (Ayah Jessica)
- Kim Taehee as Ibu Jinyoung
- Jung Illwoo as Paman Jinyoung (Saudara Joowon)
- Nam Gyuri as Bibi Jinyoung (Istri Illwoo)
- Ahn jaehyun as Wali Kelas 10 – 2 di SMA Busan (kelas Taeyeon)
#################################################################
Part 9 sudah rilis nih.. yukk segera merapat untuk mengetahui kelanjutan FF ini.. akan bagaimana kah kehidupan Taeyeon dkk selanjutnya.. hehe, ok let's read it!
Part sebelumnya
Dengan hati – hati Taeyeon berjalan mendekat dan duduk di kursi
dekat ranjang Guru Jung. “kau tidak apa – apa kan? Kau tidak terluka kan?”
tanya Guru Jung khawatir. Taeyeon menggelengkan kepalanya. “syukurlah, aku
senang kau baik – baik saja.” Kata Guru Jung. “anda senang? Anda sekarang
terbaring di rumah sakit tapi anda merasa senang?” heran Taeyeon. “tidak apa –
apa, selama kamu baik – baik saja. Aku bisa melakukan apapun untuk
menyelamatkanmu.” Kata Guru Jung.
“kenapa anda melakukan hal itu?” tanya Taeyeon. “karena kau adalah
anakku.” Jawab Guru Jung. “benarkah? Kenapa tiba – tiba anda mengakuiku sebagai
anak setelah sekian lama anda tidak pernah muncul dihadapanku? Kenapa?” tanya Taeyeon.
“maafkan aku, karena itulah aku ingin menebus kesalahanku Taeyeon –
aa. Jadi tidak bisakah kau memaafkan ibumu ini?” pinta Guru Jung. “tidak, aku
tidak bisa. Dan mulai saat ini jangan pernah membahayakan keselamatan anda
untukku. Karena aku tidak suka itu. Dan juga, bersikaplah seperti biasanya.
Seperti saat aku belum mengetahui bahwa anda adalah ibuku. Jika kupikirkan
sekali lagi, aku membenci kenyataan bahwa anda adalah ibuku.” Kata Taeyeon
tanpa menatap Guru Jung. Guru Jung bisa menangkap kebecian yang besar dimata Taeyeon.
“aku tahu kau sangat membenciku dan tidak akan semudah itu memaafkanku. Tapi
bisakah, setidak kau memanggilku ibu? Sekali saja, aku ingin mendengarnya.
Bukankah kau juga ingin memanggilku seperti itu?” tanya Guru Jung.
“jangan pernah mengharapkan hal itu dariku” Taeyeon pun bangkit
dari duduknya. “bagaimanapun juga aku berterima kasih pada anda karena sudah
menyelamatkanku. Kalau begitu saya permisi, semoga cepat sembuh… Guru Jung.”
Mendengar anaknya sendiri memanggil nya seperti itu, membuat
perasaan Guru Jung sakit. Ia merasa menjadi ibu yang paling buruk didunia ini. Taeyeon
meninggalkan ruangan dan mendapati Jessica di luar ruangan. “masuklah, Guru
Jung membutuhkanmu.” Kata Taeyeon pada Jessica lalu pergi. Jessica sebenarnya
mendengar semua percakapan Taeyeon dan ibunya. Ia sedikit merasa iba pada
ibunya itu. Ini pasti sangat sulit untuknya, pikir Jessica. Ia pun masuk tanpa
menunggu chanyeol yang tadi pergi membeli minuman untuknya. Sedangkan Taeyeon
berjalan pergi meninggalkan rumah sakit.
##########################
PART 9
Setelah mengunjungi Guru Jung di rumah sakit. Kini Taeyeon dalam
perjalanan pulang ke rumah, tanpa disangka – sangka ia bertemu dengan Minho. Minho
yang saat itu selesai berbelanja dari minimarket.
“kau dari rumah sakit? Bagaimana keadaan Guru Jung?” tanya Minho.
“emm, dia baik – baik saja. Dia sudah sadar.” Jawab Taeyeon. “syukurlah kalau
begitu, aku sangat khawatir sekali tadi. Dan aku juga sangat berterimakasih
pada Guru Jung.” Kata Minho. “untuk apa?” tanya Taeyeon karena tidak mengerti.
“karena sudah menyelamatkanmu tadi. Aku tidak tahu lagi harus
bagaimana jika kau benar – benar tertimpa papan itu tadi. Hah, membayangkannya
saja membuatku takut.” Minho bergidik ketika mengatakan hal itu. Namun Taeyeon
sepertinya tidak tertarik, Minho bisa menangkap itu dari matanya. “kenapa? Apa
kau sedang apa masalah?” tanya Minho. “ah, apa kau dan Jinyoung kemarin
bertengkar? Aku tidak tahu karena kemarin pulang lebih dulu dan tidak
mengantarmu, maaf kau jadi harus pulang dengan Jinyoung. apa kau benar – benar
bertengkar dengannya?” tanya Minho khawatir.
“tidak, kami sudah sangat akrab sekarang. Jadi tidak mungkin kami
betengkar.” Jawab Taeyeon. “eoh? Benarkah?” tanya Minho. “itu benar.” Balas Taeyeon.
“tapi kenapa Jinyoung tiba – tiba kembali ke seoul? Apa kau tahu sebabnya?”
tanya Minho penasaran. “apa ini mungkin karena ia mengaku sebagai pencuri soal
itu sehingga ia dikeluarkan?” Minho terus saja berpikir.
“itu tidak benar. Kemarin ayahnya menjemputnya dan menyuruhnya
kembali. Mungkin mereka -orang tua Jinyoung- merindukan Jinyoung, jadi mereka
membawanya kembali.” Jelas Taeyeon. “jika mereka merindukan Jinyoung, lalu
untuk apa mereka mengirim Jinyoung kesini awalnya. mereka menganggap Jinyoung
seperti barang saja, yang bisa dikirim kesana – kemari.” Celetuk Minho.
Taeyeon mengerti maksut Minho, ia pun jadi merasa kasihan pada Jinyoung.
pasti hidupnya juga sangat sulit di seoul. Saat sedang sibuk memikirkan Jinyoung,
Taeyeon yang baru menolehkan pandangannya tiba – tiba melihat sebuah motor yang
tengah melaju kencang dan hampir menabrak Minho. Taeyeon pun dengan sigap
menarik lengan Minho hingga membuat Minho seketika memeluk Taeyeon karena
saking terkejutnya. Mata mereka bertemu dan saling menatap satu sama lain. Taeyeon
bisa merasakan deru nafas Minho di wajahnya, bahkan jantungnya berdetak dengan
begitu cepat dari sebelumnya. Dengan cepat
Taeyeon pun mendorong dada Minho dan pelukan mereka pun lepas. Taeyeon
segera mengalihkan pandangannya seraya mengibas – ngibaskan tangannya ke
wajahnya yang terasa panas.
“aih, kenapa tiba – tiba udaranya jadi panas ya!” kata Taeyeon
seraya berjalan lebih dulu. Sedangkan Minho dari tadi terus menatap gerak –
gerik Taeyeon. Melihat Taeyeon yang sudah agak jauh dengannya. Minho segera
menyusul Taeyeon dan menarik lengannya sehingga sontak hal itu membuat Taeyeon
berbalik menatap Minho. “ke..kenapa?” tanya Taeyeon dengan gugup. Taeyeon tidak
bisa menatap mata Minho lebih lama lagi, ia pun segera mengalihkan tatapannya
ke arah lain.
“tatap aku kim Taeyeon!” perintah Minho dengan tegas, entah kenapa Taeyeon
sedikit takut jadi ia menuruti kata Minho dan mulai menatap Minho lagi. “apa
kau benar – benar tidak merasakan apapun saat bersamaku?” tanya Minho dengan
tatapannya yang lembut dan hal itu membuat hati Taeyeon menjadi luluh. “maafkan
aku Minho, aku tidak tahu. Aku masih belum bisa menetapkan hatiku.” Ujar Taeyeon
seraya menunduk. Minho pun memegang kedua pundak Taeyeon membuat Taeyeon
mendongak menatapnya lagi, hati Taeyeon serasa damai melihat senyum Minho ini.
“aku senang mendengarnya, setidaknya saat ini kau sudah mulai
memikirkannya. Dulu jika aku mengatakan hal seperti ini kau pasti akan langsung
menolaknya atau bahkan menyuruhku untuk menjauhimu.” Kata Minho. “aku tidak
akan memaksamu Taeyeon, tapi jika kau masih ragu dengan perasaanmu. Maukah kau
mencobanya denganku? Setidaknya beri aku sebuah kesempatan, dan jika nanti kau
memang tidak memiliki perasaan apapun padaku. Aku siap melepasmu. Aku janji
tidak akan membebanimu.” Jelas Minho lagi membuat Taeyeon semakin bingung.
Lagi – lagi Taeyeon hanya menunduk. “aku tidak ingin memberikan
harapan palsu padamu Minho – aa, aku juga tidak ingin menyakitimu, karena kau
adalah orang yang baik.” Kata Taeyeon. Minho pun menekan pundak Taeyeon. “hei,
kau tidak pernah menyakitiku. Sungguh. Jadi mau kah kau mencoba berkencan
denganku? Emm?” tanya Minho lagi. Taeyeon tampak sangat berpikir dengan keras.
“bagaimana?” tanya Minho karena tidak juga mendapat respon dari Taeyeon.
Akhirnya setelah dirasa cukup berpikir, dengan ragu pun Taeyeon menganggukkan
kepalanya.
Minho sedikit terkejut dengan respon Taeyeon itu, namun detik
berikutnya ia tersenyum dengan lebar. “jadi kau mau? Memberiku kesempatan?”
tanya Minho memastikan, dan Taeyeon mengangguk kembali. Mereka berdua pun kini
tersenyum satu sama lain, detik berikutnya Minho memeluk Taeyeon. “terima kasih
Taeyeon, sungguh. Terima kasih, aku berjanji akan membuatmu bahagia, aku tidak
akan membuatmu bersedih.” Kata Minho seraya memeluk Taeyeon dengan erat. Taeyeon
pun juga membalas pelukan Minho.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Beberapa hari kemudian, keadaan Guru Jung sudah membaik dan sudah
mulai kembali mengajar. Saat masuk ke ruang guru setelah selesai mengajar, Guru
Jung sudah ditunggu Guru Ahn. “ada apa Guru Ahn?” tanya Guru Jung ketika
melihat Guru Ahn menatapnya. “Guru Jung, ada yang ingin ku bicarakan dengan
anda mengenai anak anda.” Kata Guru Ahn. “ada apa Guru Ahn memangnya? Memangnya
apa yang dilakukan Jessica.” Tanya Guru Jung.
“sebenarnya, pencuri soal itu bukanlah Jinyoung Guru Jung.” Kata Guru
Ahn. “tadi anda bilang ini mengenai Jessica, kenapa sekarang membahas masalah
pencurian soal itu lagi, bukankah masalahnya sudah selesai? Jinyoung juga sudah
pindah kan?” kata Guru Jung. “bukan seperti itu kebenarannya, tapi…” Guru Ahn
tampak ragu untuk mengatakannya pada Guru Jung. Namun ia harus tetap
mengatakannya. “pelaku sebenarnya bukanlah Jinyoung Guru Jung. Lihatlah ini.” Guru
Ahn pun memperlihatkan rekaman CCTV yang menunjukkan Jessica sedang mengambil
flashdisk di ruang guru. Guru Jung pun tampak terkejut melihat hal itu.
“Guru Ahn jadi anda juga Sudah mengetahui hal ini?” lirih Guru Jung.
“benar Guru Jung.” Jawab Guru Ahn. “kenapa anda menunjukkan padaku Guru Ahn?
Kenapa?” tanya Guru Jung. “aku hanya ingin menunjukkan pada anda sebelum aku
menunjukkan pada yang lainnya.” Kata Guru Ahn. “jadi anda berniat menyebarkan
berita ini?” tanya Guru Jung. “tentu saja, anak anda sudah bersalah. Dan
menyebabkan seorang murid yang tidak bersalah keluar karenanya.” Kata Guru Ahn.
“tidak Guru Ahn, kumohon jangan! Biarkan masalah ini mereda, semua
murid sudah melupakan hal ini. Jadi kumohon lupakan saja masalah ini.” Pinta Guru
Jung. “apa anda membelanya karena dia anak anda?” tanya Guru Ahn tidak percaya.
“bukan seperti itu, sebenarnya Jessica sudah banyak mengalami masalah beberapa
hari ini. Aku tidak ingin dia menjadi sakit karena masalahnya terus bertambah.”
Jelas Guru Jung. “anak – anak mungkin sudah melupakan masalah ini Guru Jung,
tapi anak – anak akan terus mengingat Jinyoung sebagai pencuri soal. Apa anda
mau hal itu terjadi?” tanya Guru Ahn.
“Guru Ahn, kumohon padamu! Emmm!” Guru Jung meminta dengan sangat
pada Guru Ahn untuk tidak menyebarkan berita tentang Jessica. Sedangkan diluar
kantor, Jessica yang hendak menjenguk ibunya. Mendengar percakapan ibunya dan Guru
Ahn, ia bisa mengerti betapa ibunya itu ingin melindunginya walaupun ia sudah
bersalah. Ibunya benar – benar peduli padanya. Jessica jadi merasa bersalah.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Kini Guru Ahn menunggu seseorang di Lorong sekolah yang cukup sepi.
Tidak lama kemudian yang ditunggunya datang. “anda memanggil saya Guru Ahn?”
tanya Taeyeon yang melihat guru nya itu sedang menatap pemandangan sekolah ini
dari atas Lorong ini. “eoh Taeyeon – aa, kau sudah datang.” Kata Guru Ahn.
“iya, ada apa Guru Ahn memanggil saya disini?” tanya Taeyeon lagi. “begini, aku
ingin bertanya padamu mengenai masalah pencurian soal itu. Kau tahu pelaku
sebenarnya siapa?” tanya Guru Ahn. “apa kau benar – benar percaya kalau Jinyoung
adalah pelakunya?” tanya Guru Ahn lagi.
“tidak pak, saya tidak percaya kalau Jinyoung adalah pelakunya.”
Jawab Taeyeon dengan cepat. “benar begitu, kalau begitu apa kau tahu kalau
Jessica lah pelakunya?” tanya Guru Ahn lagi. “iya, saya sudah tahu tentang hal
itu.” Jawab Taeyeon dengan lirih. Guru Ahn pun menghela nafasnya karena gusar.
“aish, kenapa kau tidak mengatakannya padaku? Sejak kapan kau tahu hal ini?”
tanya lagi Guru Ahn.
“memangnya kenapa pak? Apa bapak akan melaporkan hal ini kepada
kepala sekolah?”tanya Taeyeon dengan khawatir. “kenapa? Apa kau juga akan
melarangku seperti Guru Jung tadi?” kesal Guru Ahn. “Guru Jung melarang anda
mengatakan hal ini?” tanya Taeyeon.
“benar, dia bahkan memohon padaku tadi agar tidak melaporkan
anaknya itu. Aku sangat kesal sekali sebenarnya. Tapi aku juga tidak bisa diam saja
setelah mengetahuinya.” Kata Guru Ahn.
“Guru Ahn.” Panggil Taeyeon. “apa?” tanya Guru Ahn. “aku mengerti
alasan Guru Jung melarang anda mengatakan kebenaran ini.” Kata Taeyeon dan berhasil membuat Guru Ahn tertarik.
“benarkah? Apa itu?” tanya Guru Ahn. “jika aku mengatakannya, mau kah anda
merahasiakan hal ini dan menutup masalah ini?” pinta Taeyeon. “aih apa ini? Kau
sama saja dengan Guru Jung, kenapa kalian berdua sangat peduli dengan Jessica
huh? Baiklah, jika kalian memang merasa kasihan padanya, tapi tetap saja.
Kesalahan harus diluruskan supaya bisa menjadi pelajaran yang baik untuk masa
depan.” Ujar Guru Ahn. “Guru Ahn…” pinta Taeyeon dengan tulus. Guru Ahn yang
melihatnya tidak tahan. “baiklah – baiklah, katakan saja apa itu?” balas Guru
Ahn.
Taeyeon pun menceritakan semuanya pada Guru Ahn, mulai dari alasan
kenapa Jessica mengambil flashdisk itu dan meletakkan di tasnya. Dan ia juga menjelaskan masalah ia, Jessica dan Guru Jung yang
ternyata saling terhubung. Intinya Taeyeon menceritakan semua nya pada Guru Ahn,
termasuk kenyataan kalau ia adalah anak Guru Jung. Dan alasan kenapa Jessica
menuduhnya dan sangat membencinya.
Guru Ahn pun sangat terkejut mendengarnya, tapi lama – kelamaan
mendengarkan cerita Taeyeon. Ia bisa memahaminya. Dan akhirnya Guru Ahn pun
terbungkam dengan cerita Taeyeon jadi ia tidak akan melaporkan masalah Jessica
pada kepala sekolah.
Namun tanpa sepengetahuan Taeyeon dan Guru Jung, Seohyun tidak
sengaja mendengar hal itu dari sudut Lorong, ia juga tidak lupa merekamnya dan
segera menyebarkannya ke teman – temannya. Dan seketika juga satu sekolah heboh
dengan berita kalau Jessica adalah pelaku pencuri soal dan juga berita kalau Taeyeon
adalah anak kandung dari Guru Jung.
Taeyeon yang baru saja kembali ke kelas segera dihadang oleh Minho.
“ada apa?” tanya Taeyeon yang belum mengerti. Minho pun menunjukkan pada Taeyeon
rekaman pembicaraan Taeyeon dengan Guru Ahn. “benarkah ini?” tanya Minho dan Taeyeon
terkejut setelah mendengarnya.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Kini Guru Jung, Jessica dan Taeyeon sedang berada di ruang kepala
sekolah bersama Guru Ahn juga. Kepala sekolah memanggil mereka semua untuk
meminta penjelasan. “jadi, siapa yang akan menjelaskan masalah ini padaku?”
tanya kepala sekolah.
“maafkan saya pak, ini semua salah saya yang sudah menyembunyikan
masalah ini.” Ujar Guru Ahn. “Guru Ahn, anda itu sangat saya hormati karena
sika panda yang ramah dan jujur. Tapi bagaimana bisa anda menyembunyikan
masalah sebesar ini huh?” tanya kepala sekolah dengan heran. “tidak pak, Guru
Ahn tidak bersalah. Akulah yang menyuruh Guru Ahn untuk tidak mengatakannya.”
Kata Guru Jung. “kenapa? Apa karena dia anakmu jadi kau ingin membelanya?”
tanya kepala sekolah lagi. “sebenarnya…”
“lalu benarkah Taeyeon adalah anakmu yang kau tinggalkan sejak
kecil?” potong kepala sekolah. “benar.” Lirih Guru Jung. “astaga Guru Jung,
bagaimana kau bisa sekejam itu eoh sebagai seorang ibu? Astaga, ini benar –
benar membuatku pusing.” Ujar sang kepala sekolah.
“lalu sekarang apa yang akan kau lakukan Guru Jung? Berita ini
sudah menyebar di seluruh penjuru sekolah ini. Bagaimana kalau murid - murid
melaporkan hal ini pada orang tua mereka, dan orang tua mereka melakukan demo
disini karena menerima guru yang sudah membuang anak kandungnya sendiri.” Tegas
kepala sekolah.
“maafkan saya pak, saya akan bertanggung jawab atas tindakan saya.
Saya siap menerima hukuman apapun itu. Tapi sebagai gantinya, tolong jangan
buat ibu saya dalam masalah.” Tiba – tiba Jessica bersuara. “bagaimana aku
tidak membuat masalah pada ibumu, dia sendiri yang sudah memulai hal ini.” Kata
kepala sekolah.
“kenapa kau diam? Kau tidak ingin melakukan pembelaan juga?” tanya
kepala sekolah pada Taeyeon. “bisakah anda menyelesaikan masalah ini dengan
baik pak? Maksut saya jangan sampai ada yang tersakiti karena masalah ini.”
Pinta Taeyeon. Kepala sekolah pun benar – benar dibuat pusing dengan masalah
ini. “baiklah aku akan segera menggelar rapat. Dan disana akan diputuskan,
hukuman apa yang akan diterima Jessica dan juga Guru Jung. Kalian boleh pergi
sekarang.” Kepala sekolah pun menyuruh keempat orang tadi untuk meninggalkan
ruangannya.
Dan kini Guru Jung pergi ke kelas 10 – 2 karena saat ini adalah
jamnya mengajar di kelas tersebut. Saat baru masuk kelas, keadaan kelas sangat
ricuh sekali. Murid – murid bahkan tidak menghargai kehadirannya. “bisa tolong
diam, pelajaran akan segera dimulai.” Kata Guru Jung. “bagaimana bisa anda
menjadi guru kalau kenyataannya anda
sudah membuang kim Taeyeon ssaem!” seru seeohyun, sontak hampir semua
nya pun mendukung Seohyun.
“kami tidak akan membiarkan guru seperti anda mengajar disekolah
ini ssaem. Dan kami juga tidak ingin diajar oleh guru seperti anda.” Seohyun
pun berdiri dan berjalan keluar diikuti murid – murid yang lainnya.
“ya seo johyun!” panggil Jessica dan menatap tajam Seohyun. Seohyun pun berbalik dan menatap Jessica.
“aku tahu kaulah yang menyebarkan berita itu, kenapa? Apa alasanmu melakukan
hal itu?” tanya Jessica. “kenapa aku melakukan hal ini? Tentu saja aku tidak
ingin sekolah ini menjadi buruk dimata orang – orang karena perilaku orang –
orang yang tidak bermoral disini.” Jawab Seohyun. “ya Seohyun jaga ucapanmu
itu!” tegas Jessica. “sudah sudah, jangan bertengkar lagi. Yang tidak ingin
mengikuti pelajaran Bahasa inggris, bisa meninggalkan kelas ini. Karena aku
tidak ingin ada gangguan ketika sedang
mengajar.” Lerai Guru Jung, walau sebenarnya ia merasa canggung dengan keadaan
ini.
“jika anda tidak mau ada gangguan, kenapa anda tidak segera
meninggalkan sekolah ini seperti anda meninggalkan Taeyeon ssaem?” sindir Seohyun.
Taeyeon yang sudah tidak kuat mendengarnya segera bangkit dan menggebrak
mejanya.
“ya seo johyun! Jika kau tidak suka, kau bisa meninggalkan kelas
ini segera. Kenapa kau terus mengoceh hal – hal yang tidak penting huh?” kata Taeyeon
dengan suara meninggi, Minho yang duduk disebelahnya sedikit kaget dengan suara
lantang Taeyeon ini.
“woah, sepertinya kau sedang membela ibumu ya? kenapa? Bukankah kau
sudah dibuang olehnya? Jadi kenapa kau membelanya?” tanya Seohyun. “semuanya
gawat!” tiba – tiba seorang murid masuk ke kelas 10 – 2 dan mengagetkan semua
orang.
“Guru Ahn!” kata anak itu. “ada apa? Kenapa dengan Guru Ahn?” tanya
murid lain. “Guru Ahn mengundurkan diri dari sekolah ini!” jawab anak itu dan
sontak semuanya kaget. Semuanya pun berlari menuju kaca jendela dan melihat Guru
Ahn yang sedang berjalan menuju mobilnya dengan membawa sekotak barang –
barangnya.
“ssaem!” panggil salah satu murid dikelas. Guru Ahn yang
mendengarnya menoleh keatas dan melihat semua muridnya tengah menatapnya dan
melambaikan tangannya. “ssaem, kami akan sangat merindukanmu. Kembalilah
secepat mungkin ssaem.” Timpal murid yang lain. Guru Ahn merasa terharu
mendengarnya, tapi ia harus pergi sementara waktu untuk menjernihkan pikirannya
dan merenungi kesalahan yang sudah ia perbuat disini. Guru Ahn pun segera masuk
kedalam mobil setelah melambaikan tangan pada murid – muridnya itu.
Seohyun yang masih diam ditempatnya, menyilangkan tangannya.
“lihatlah karena kelakuan kalian itu, orang yang tidak bersalah akan terus
meninggalkan sekolah ini. Apa kalian tidak merasa malu? Sampai kapan kalian
akan seperti ini?” celetuk Seohyun setelah itu pergi. Sedangkan Guru Jung, yang
sudah tidak tahan juga pergi meninggalkan kelas, Jessica segera menyusul
ibunya. Sedangkan Taeyeon terduduk kembali dibangkunya, Minho menggenggam
tangannya. “aku yakin kau bisa melewati semua ini, karena kau adalah orang yang
kuat yang pernah kukenal.” Hibur Minho. “maafkan aku, seharusnya aku mengatakan
hal ini padamu. Aku benar – benar merasa buruk sudah menyembunyikan masalah ini
darimu. Maafkan aku.” Sesal Taeyeon. “tidak apa – apa, kau pasti punya alasan
tidak mengatakannya padaku. Aku mengerti itu.” Minho pun memeluk Taeyeon.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Kini Taeyeon tengah mengunjungi neneknya, ia meletakkan sebuket
bunga di pusara neneknya setelah itu ia berdiri agak jauh dari pusara neneknya.
Cukup lama Taeyeon menatap pusara neneknya. “bagaimana kabar nenek disana? Apa
nenek baik – baik saja disana?” kini Taeyeon mulai berbicara.
“maaf aku baru bisa mengunjungi nenek sekarang.”
Setelah itu, Taeyeon terdiam lagi dan menundukkan kepalanya. “apa
nenek sudah tahu kalau Guru Jung adalah ibuku?” Taeyeon kini menatap pusara
neneknya lagi. “sejak kapan nenek tahu hal ini? Kenapa nenek tidak pernah
mengatakannya padaku?” mata Taeyeon mulai berkaca – kaca.
“ini sangat sulit untukku nek, bagaimana bisa. Seorang guru yang
setiap hari kutemui disekolah tiba – tiba menjadi ibuku, itu sangat mustahil
nek. Aku bahkan tidak bisa mengatakan kalau dia adalah ibuku.”
“tapi disamping itu, aku merasa senang bisa bertemu lagi dengan ibu
dan ayahku, walau aku belum bisa memanggil mereka dengan sebutan ayah dan ibu.
Tapi setidaknya aku sudah mengetahui siapa mereka. Dan aku bisa melihatnya
setiap hari disekolah itu sudah cukup, tapi kurasa aku tidak bisa lagi
menlihatnya. Karena Guru Jung akan segera dikeluarkan dari sekolah karena
dia berusaha melindungi Jessica.
Sepertinya dia sangat menyayangi Jessica, mungkin karena mereka sudah tinggal
bersama dalam waktu yang lama.”
“aku tidak bisa memanggilnya ibu atau pergi padanya karena dia
sudah mempunyai keluarga yang sangat menyayanginya. Aku tidak bisa begitu saja
masuk dan merusak keharmonisan keluarga mereka.”
“nenek, katakan apa yang harus kulakukan sekarang nek?” air mata Taeyeon
kini sudah mengalir. “aku benar – benar tidak tahu apa yang harus kulakukan
nek.”
Tidak jauh dari sana, Guru Jung yang ingin mengunjungi pusara ibu
mertua nya. Menghentikan langkahnya saat melihat Taeyeon menangis dan mendengar
semua ungkapan Taeyeon untuk neneknya itu. Guru Jung, membekap mulutnya agar
tangisannya tidak terdengar oleh Taeyeon. Ia benar – benar menyesal sudah
meninggalkan anaknya itu. Ia ingin melindungi anaknya sekarang dan menebus
semua kesalahannya dimasa lalu.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Beberapa hari kemudian, setelah diadakan rapat. Dan hasilnya
adalah, Guru Jung dikeluarkan atas permintaan wali murid, dan Jessica? Ia
diskor selama seminggu dari sekolah. Kini Guru Jung dan Jessica berada dirumah
karena tidak pergi kesekolah.
Dan ayah Jessica baru pulang bekerja dan bergabung dengan anak dan
istrinya di ruang tengah. “eiy, kenapa kalian masih murung seperti itu?
Percayalah, semuanya pasti akan kembali seperti biasanya.” Hibur sang ayah
melihat istri dan anaknya yang masih merenungi masalah mereka. Yah, sebenarnya
ayah Jessica sudah mengetahui hal ini dan ia bisa menerimanya. Ia tidak marah
pada anak ataupun istrinya itu. Ia mengerti kalau itu semua pasti juga sulit
untuk mereka. Jadi ayah Jessica ingin bersikap seperti ayah yang pengertian.
“aku tidak bisa seperti ini. Aku akan pergi meninggalkan rumah ini!”
ibu Jessica pun bangkit dari duduknya dan siap pergi ke kamarnya untuk
mengemasi barang – barangnya. Namun Jessica menahannya. “apa ibu akan
meninggalkanku dan ayah?” tanya Jessica.
“maafkan aku Jessica, tapi aku harus menebus kesalahanku pada Taeyeon.”
Kata ibunya itu. “aku tahu, tapi ibu tidak harus meninggalkanku seperti ini
kan?” kata Jessica. “sayang, aku sudah mencoba memahamimu dengan semua
kebohonganmu selama ini. Tidak bisakah kau tetap berada disini dan hidup
bersama kami?” tanya suaminya itu.
“karena itulah, karena aku sudah membohongimu aku jadi merasa
sangat bersalah. Dan aku tidak mempunyai keberanian lagi untuk tinggal
bersamamu lagi. Maafkan aku.” Ibu Jessica melepas pegangan tangan Jessica.
Namun kini giliran suami nya yang menahannya.
“baiklah jika memang kau merasa bersalah pada Taeyeon dan ingin
menebus kesalahanmu padanya. Mari kita temui dia besok bersama – sama, eemm?
Dan kita bisa mengajaknya tinggal disini bersama kita?” tawar ayah Jessica, ibu
Jessica pun menatap Jessica karena takut kalau Jessica tidak akan suka dengan
ide ayahnya itu.
“aku setuju dengan ayah. Bawa saja Taeyeon kesini dan ajak dia
tinggal disini bu, asal ibu tidak pergi. Kita bisa mengajak Taeyeon tinggal
disini bu dan kita bisa memulainya lagi dari awal. Kita bisa membangun keluarga
yang utuh dengan kehadiran Taeyeon bu.” Diluar dugaan ibu Jessica, ibu Jessica
sedikit terpaku dengan pendapat Jessica. Namun detik berikutnya Jessica segera
memeluknya. “jangan pergi bu, apa ibu tega meninggalkanku seperti ini? Ibu
sudah merawatku dari kecil semenjak ibu kandungku meninggal. Dan aku sudah
menerima ibu seperti ibu kandungku sendiri. Aku tidak tahu apakah aku bisa
hidup jika ibu pergi meninggalkanku.” Jelas Jessica. Ibunya pun merasa terenyuh
mendengarnya. “kau dengar sendiri kan? Jessica juga bisa menerima keberadaan Taeyeon,
jadi kau tidak akan pergi kan?” tanya suaminya itu. Ibu Jessica pun menangis.
“maafkan aku, maafkan aku. Sungguh, terima kasih atas pengertian kalian.” Kata
ibu Jessica. Jessica melepas pelukannya dan menatap ibunya.
“ibu akan tetap pergi?” tanya Jessica. “tidak, ibu tidak akan pergi
kemanapun nak. Ibu akan tetap berada disini bersamamu dan ayah. Dan mari besok
kita temui Taeyeon bersama untuk memintanya tinggal disini bersama kita.” Kata
ibunya dan membuat Jessica tersenyum di tengah tangisannya.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Lalu malam harinya, setelah kedua orang tua nya tidur. Jessica
pergi menemui Taeyeon di kedainya. Taeyeon keluar dan melihat Jessica sudah
berdiri di depan kedainya. Ia pun menghampiri Jessica dan menyuruhnya masuk
karena udara cukup dingin. Dan lagi pula ini sudah malam, diluar sepi, jadi
akan lebih baik kalau mereka berbicara di dalam.
Jessica pun mengikuti Taeyeon masuk ke dalam kedai dan duduk
diseberang Taeyeon. “katakan apa yang ingin kau katakan!” kata Taeyeon to the
point. Jessica masih bungkam dan belum siap mengatakannya. Taeyeon pun
menatapnya. “kenapa? Kenapa kau diam? Kau bilang ada yang ingin kau katakan
padaku, jika tidak ada sebaiknya kau……..”
“maafkan aku..” lirih Jessica membuat Taeyeon mengerutkan dahinya.
“apa?” tanya Taeyeon. “maafkan aku, aku tahu dia adalah ibumu. Tapi..”Jessica
sengaja menjeda kalimatnya dan membuat Taeyeon penasaran. Jessica pun juga
menatap Taeyeon.
“aku tidak bisa melepaskannya begitu saja, aku tidak bisa
membiarkan dia kembali padamu.” Lanjut Jessica membuat hati Taeyeon sedikit
sakit mendengarnya.
“aku sudah kehilangan ibuku sejak aku TK. Dan dia datang
menggantikan peran ibuku, walau awalnya aku tidak menerimanya dengan baik. Tapi
lama – kelamaan aku mulai terbiasa dan bisa menerimanya sebagai ibu kandungku
sendiri. Aku bahkan lupa bahwa aku punya ibu kandung sendiri. Sudah banyak
waktu yang kami habiskan bersama, dan aku benar – benar menyayanginya. Aku
benar – benar menyayangi ibuku.” Jelas Jessica seraya meneteskan air matanya
ketika mengingat kenangan – kenangannya bersama Guru Jung.
Taeyeon menatap Jessica penuh dalam, ia bisa merasakan bagaimana
perasaan Jessica saat ini. Ia memahaminya. Jessica menatap Taeyeon lagi.
“karena itulah aku tidak bisa membiarkannya kembali padamu Taeyeon – aa.”
Tambah Jessica. Mata Taeyeon yang sudah berkaca – kaca segera mengalihkan
pandangannya dari Jessica ketika Jessica menatapnya.
“apa kau takut aku akan merebut ibumu darimu?” tanya Taeyeon yang
kini sudah bisa mengendalikan air matanya agar tidak jatuh, ia menatap Jessica.
“kau tidak perlu khawatir mengenai hal itu, aku tidak berniat mengambil ibumu
darimu. Karena dia memang ibumu, dan kalian juga sudah menghabiskan waktu
bersama begitu lama. Jadi mana mungkin aku tiba – tiba merebutnya. Kau jangan
pernah mempunyai pikiran seperti itu.” Karena tidak ada respon Jessica, Taeyeon
menjelaskan demikian.
Setelah itu ia pun bangkit dari duduknya dan membelakangi Jessica.
“jika sudah tidak ada yang ingin kau katakan, kau bisa pergi.” Kata Taeyeon.
Jessica bangkit dan menatap punggung Taeyeon. “meskipun begitu, tidak bisa kah
kau bersikap sopan padanya? Bagaimana pun juga dia adalah ibu kandungmu?” tanya
Jessica. “karena dia sudah keluar dari sekolah, jadi tidak ada alasan lagi
bagiku untuk bertemu dengannya apalagi bersikap sopan padanya.” Jawab Taeyeon
dan masih memunggungi Jessica.
“kau masih marah padanya? Sampai kapan? Apa kau tahu, kalau ibu
selama ini juga menderita karena sangat merindukanmu. Kau tidak tahu kan?
Bahkan setelah dia bertemu denganmu dan mengetahui kalau kau adalah anaknya,
dia tidak bisa tidur dengan nyenyak.” Jelas Jessica, karena sedikit terkejut
dengan penjelasan Jessica, Taeyeon pun membalikkan badannya menatap Jessica.
“jadi bisakah mulai sekarang kau memanggilnya ibu, aku yakin kau
pasti juga sangat ingin memanggilnya seperti itu. Dan dalam hatimu itu,
sebenarnya kau sangat merindukannya dan ingin memeluknya ketika kau bertemu
dengannya kan?” tanya Jessica. Taeyeon sudah tidak bisa berkata – kata lagi,
air mata sudah menggenang di matanya.
FLASHBACK ON
Malam hari, ketika Taeyeon baru mengetahui kebenarannya dari ayah Jinyoung,
ia berlari dan bertemu dengan Guru Jung serta Jessica di jalan. Dan setelah
pertengkaran kecil dengan Guru Jung, Taeyeon memutuskan pergi.
Saat itu, ia berjalan – jalan sendiri di jalanan yang cukup sepi.
Ia menundukkan kepalanya dan masih menangis tersedu – sedu. Ia belum bisa
menerima kenyataan kalau Guru Jung adalah ibunya ddan ayah Jinyoung adalah
ayahnya.
Ia pun mencoba mendongakkan kepalanya dan sedikit menghapus air
matanya, namun saat ia sudah menegakkan pandangannya. Ia melihat Taeyeon kecil
dan neneknya sedang tersenyum dan berjalan didepannya.
“nenek, tadi saat lomba seru
sekali.” Kata Taeyeon kecil. “benarkah?” tanya neneknya. “emm benar. Kami semua
tadi bersemangat untuk memenangkan lomba nek. Bahka ibu guru tadi memberi makan
siang kami sekelas.” Jawab Taeyeon kecil. “hwah, kala begitu Taeyeon ku ini
sudah bekerja keras ya.” puji sang nenek. “tapi nek..”
“tapi apa?” tanya neneknya
heran. “semua orang tua teman – temanku tadi datang dan memberi dukungan pada
mereka.” Lanjt Taeyeon kecil agak lirih. Nenek Taeyeon pun hanya bisa menatap sendu cucunya itu. Ia pun
mengelus rambut cucunya itu dengan sayang.
“nenek, sebenarnya kemana perginya
orang tuaku? Kenapa mereka tidak juga kembali padaku?” tanya Taeyeon kecil yang
masih polos. “orang tua mu sedang bekerja untuk memenuhi kebutuhanmu sayang.
Supaya bisa menyekolahkanmu dan menjadikanmu dokter, bukankah cita – cita mu
itu menjadi dokter?” tanya neneknya seraya berusaha mengalihkan pembicaraan
cucunya itu.
“aku tahu, tapi tetap saja.
Ini sudah 12 tahun sejak aku lahir, tapi aku tidak pernah melihat wajah mereka.
Apa mereka benar – benar tidak meninggalkan satu pun foto pada nenek?” tanya Taeyeon
kecil. Neneknya pun semakin terenyuh mendengar cucunya itu terus membicarakan
orang tuanya.
Akhirnya neneknya pun
berjongkok didepan cucunya dan menggenggam tangan cucunya dengan hangat. “Taeyeon
– ie, dengarkan nenek baik – baik. Apapun yang terjadi nanti, kau jangan pernah
membenci orang tua mu ya?” pinta nenek Taeyeon.
“apa maskut nenek, aku tidak
membenci mereka. Tidak akan pernah, aku hanya merasa kecewa saja pada mereka
karena selama ini mereka tidak mengunjungiku dan nenek.” Jawab Taeyeon kecil.
“kau sudah berjanji pada nenek ya! kalau kau tidak akan marah pada mereka,
baiklah sekarang apa yang ingin kau lakukan jika suatu saat kau bertemu dengan
mereka?” tanya neneknya.
“tentu saja aku ingin
memanggil mereka dengan sebutan ‘ayah’ dan ‘ibu’ dan juga memeluk mereka. Aku
ingin membuktikan kepada teman – temanku kalau aku juga mempunyai orang tua
yang menyayangiku.” Jawab Taeyeon kecil dengan senyuman di wajahnya. Neneknya
pun ikut tersenyum walau hatinya serasa tersayat.
Taeyeon tersenyum melihat bayangan dirinya yang masih berusia 12
tahun bersama neneknya itu. Walaupun tersenyum, tapi air matanya tetap mengalir
seperti sungai.
FLASHBACK OFF
Taeyeon menangis kembali mengingat hal itu. Jessica menatap Taeyeon
dan bisa merasakan kesedihan Taeyeon. “meskipun aku tidak bisa membiarkan ibuku
kembali padamu, tapi..”
Taeyeon lagi – lagi menatap Jessica karena menggantungkan
kalimatnya. Sebelum Jessica meneruskan kalimatnya, ia mengambil nafas dengan
berat. “tapi aku bisa mengajakmu tinggal bersama kami dan hidup bersama.”
Lanjut Jessica membuat Taeyeon sedikit heran dan juga terkejut di waktu yang
bersamaan.
PLAY SONG : KYUHYUN – HOPE IS
DREAM THAT DOESN’T SLEEP
“apa maksutmu?” tanya Taeyeon.
“aku memang tidak bisa membiarkannya kembali padamu dan meninggalkanku bersama
ayahku sendirian. Tapi aku bisa mengajakmu untuk tinggal bersama kami, karena
bagaimana pun juga dia adalah ibumu. Jadi dengan begitu, kita tidak akan
terpisah dengan ibu kita. Kita bisa hidup bersama. Emm?” kata Jessica. “Jessica
kau….”
“aku mohon padamu Taeyeon, tinggalah bersama kami. Ibu sangat
membutuhkanmu saat ini.” Pinta Jessica. Sedangkan Taeyeon masih diam dan
bingung dengan ajakan Jessica yang tiba – tiba. “kenapa kau diam? Apa kau tidak
mau? Apa kau masih marah padaku karena sikapku terhadapmu selama ini? Baiklah
aku minta maaf padamu, aku benar – benar minta maaf atas semua kesalahanku
padamu. Tapi ku mohon, tinggalah bersama kami.” Tambah Jessica lagi, sedangkan Taeyeon
tetap bungkam.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Setelah Jessica pulang, Taeyeon kini duduk di kamar neneknya dan
memegang foto neneknya. “nenek, apa yang harus ku lakukan nek? Haruskah aku
pergi dan tinggal bersama? Orang yang sudah meninggalkanku begitu saja?
Haruskah aku memaafkannya?” tanya Taeyeon pada foto neneknya walau ia sadar ia
tidak akan menerima jawaban.
“waktu itu, aku masih terlalu kecil dan belum mengerti masalahnya.
Tapi sekarang, setelah aku mengerti semuanya. Haruskah aku memaafkannya?” tanya
Taeyeon lagi. Sadar tidak ada jawaban. Taeyeon pun menaglihkan pandangannya
pada surat yang ada di atas meja sampingnya duduk itu.
‘ini ada surat dari Jinyoung.’ Taeyeon teringat paman Illwoo tadi
siang memberinya surat dari Jinyoung. ia pun meletakkan foto neneknya dan
mengambil surat itu lalu membukanya.
‘anyeong Taeyeon – aa, bagaimana kabarmu? Apa kau makan dengan baik
tanpaku?’
Taeyeon sedikit tersenyum membaca pembukaan surat itu. “Taeyeon –
aa, ada yang ingin kukatakan padamu. Aku sudah membicarakan hal ini pada ayah
dan ibuku, dan mereka setuju. Mereka setuju kalau kau tinggal disini, bersama
kami. Dan ayah juga sangat menyesal atas perbuatannya, jadi dia ingin menebus
kesalahannya dengan mengajakmu tinggal disini, bersama kami di seoul. Kau mau
kan? Besok kami akan menjemputmu, jadi bersiaplah. Sampai jumpa besok”
Taeyeon selesai membaca surat itu, dan ia menerawang jendela seraya
menyenderkan kepalanya di dinding. Ia juga mengingat kalimat yang Jessica
tambahkan terakhir kali, ‘besok aku akan
membawa ibu kemari dan mengajakmu tinggal bersama kami. Jadi tolong maafkan
ibu.’.
Tbc….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar