Senin, 20 Agustus 2018

FF My Believe (Oneshoot)


Main cast : Kim Taeyeon, Lee Soohyuk.
Other cast : Hwang Tiffany, Im Yoona, Lee Donghae.
Author : Cuwizt K




**
Keadaan kota seoul sangat ramai sekali. Gedung – gedung kantor tampak ramai dengan karyawan – karyawannya yang berjalan cepat kesana kemari. Di perempatan jalan, terlihat sedikit macet. Di universitas ternama di seoul juga sangat sibuk dengan persiapan penerimaan mahasiswa baru.
Dan kini di sebuah cafe, tepatnya di belakang cafe tersebut. Seorang gadis tengah menghitung gaji yang baru saja ia terima dari bosnya. “100, 200, 300, 400, 500 won. Ditambah ditabungan ada 3,5 juta won. Hah, akhirnya uangku pas juga. Dengan begini, aku bisa melanjutkan kembali kuliahku yang sudah tertunda setahun. Hemm.” Ujar gadis itu.
“kim Taeyeon – ssi!” panggil seseorang dari dalam cafe. “iya bos, aku datang!” balas Taeyeon setelah ia menyimpan kembali uangnya di sakunya.
**
Gadis tadi adalah Kim Taeyeon. Karakter utama dalam fanfiction ini. Kim Taeyeon adalah gadis ramah, mudah bergaul tapi satu kekurangannya. Ketika kalian mengecewakannya sekali, sulit baginya untuk menerima mu kembali disisinya.
Dia hidup sendiri di seoul sejak kedua orangtua nya meninggal. Ibunya sudah lama meninggal sejak melahirkannya. Dan selama ini ia hidup bersama ayahnya yang beekrja sebagai guru matematika di jeonju, namun ayahnya juga meninggal karena sebuah kecelakaan saat mengikuti acara tour di sekolah itu. Ayah ya meninggal saat ia sudah duduk dibangku SMA kelas 3. Dan ia bisa melanjutkan sekolah sampai lulus karena mendapatkan beasiswa, karena ayahnya menjabat sebagai guru yang teladan di sekolah itu.
Dan setelah lulus SMA, Taeyeon pergi merantau ke seoul sendiri untuk bekerja dan melanjutkan kuliah agar bisa menjadi guru seperti ayahnya dan sesegera mungkin kembali ke jeonju.
**
Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Taeyeon segera pergi menuju universitas SEOUL dengan terburu – buru. Dan setelah berlari cukup cepat, akhirnya Taeyeon tiba juga di halaman depan universitas tersebut. Taeyeon berdiri dengan sedikit terengah – engah, namun seketika ia tersenyum melihat bangunan megah yang ada di depannya ini. “hah, aku sangat merindukan aroma kampus ini. Tugas yang menumpuk, dosen yang bikin ngantuk, dan peraturan asrama yang sangat ketat. Huah, i’m comeback my lovely dovey campus.” Ujar Taeyeon sendirian. Tidak mau menunggu lama lagi, Taeyeon segera masuk dan pergi untuk membayarkan biaya kuliahnya lagi.
**
“kim Taeyeon – ssi?” tanya petugas yang mengurusi bagian keuangan. “ne.” Jawab Taeyeon dengan berdiri di balik meja yang berseberangan degan petugas itu. “jadi cuti mu sudah selesai? Kenapa kau mengambil cuti waktu itu? Padahal sangat disayangkan, nilai mu cukup bagus lo. Dan kurasa seharusnya kau sudah lulus jika tahun kemarin kau tidak mengambil cuti.” Kata petugas itu dan menyerahkan kwitansi pada Taeyeon. Taeyeon sedikit terdiam mendengar perkataan petugas itu. Taeyeon menerima kwitansi itu, “baik, terima kasih. Kalau begitu saya permisi dulu.” Taeyeon pun berpamitan dan segera pergi.

Setelah Taeyeon membalikkan tubuhnya dari tempat tadi, tidak jauh dari Taeyeon berada. Seorang laki – laki berperawakan tinggi tengah berjalan ke arah petugas yang tadi melayani Taeyeon. “selamat siang Bapak Lee Soohyuk, ada yang bisa saya bantu?” tanya petugas itu pada laki – laki tinggi tadi. “begini, karena saya masih baru disini. Saya hanya mau meminta jadwal mengajar saya dan juga denah untuk kampus ini.” Kata lelaki yang dipanggil Lee Soohyuk tadi. “baik, tunggu sebentar.” Kata petugas itu.
Sambil menunggu petugas itu mencari arsip yang dibutuhkannya, Soohyuk pun mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya dan ia menangkap sosok gadis mungil yang mungkin ia kenali. Sontak Soohyuk pun berlari dan memegang pundak gadis itu. “kim Taeyeon – ssi!”panggil Soohyuk. Saat gadis itu menoleh, ternyata bukan.  “maaf? Apa anda mencari kim Taeyeon?” tanya gadis itu. “ah iya, maaf. Ternyata saya salah orang.” Kata Soohyuk dan berniat pergi namun mengurungkan kepergiannya karena ucapan gadis itu.
“aku tidak mengenal siapa anda, dan aku tidak tahu kenapa anda mencari kim Taeyeon. Tapi anda tidak perlu khawatir lagi untuk mencari kim Taeyeon. Karena dia sudah kembali, kim Taeyeon sudah kembali ke universitas ini. Jadi, jika anda ingin mencari nya maka datanglah kesini.” Kata gadis itu dan membuat Soohyuk sedikit bingung, walaupun sebenarnya ia berterima kasih padanya. “apa kau sahabatnya?” tanya Soohyuk. “iya, aku hwang Tiffany sahabat Taeyeon sejak masuk ke kampus ini.” Jawab gadis bernama Tiffany itu. “pak Soohyuk – ssi! Ini arsip yang anda minta.” Panggil petugas tadi. Soohyuk menoleh dan berpamitan pada Tiffany lalu mengambil arsip dari petugas tadi. “terima kasih.” Ujar Soohyuk pada petugas tadi. “iya sama- sama.” Balas sang petugas.
**

Malam harinya, Taeyeon membawa barang – barangnya ke asrama. Sesampainya di kamar, ia sudah disambut hangat oleh Tiffany. “hyaa, my Taeyeon sudah comeback. Ahh, i miss you so much darling.” Kata Tiffany seraya memeluk Taeyeon dan berusaha menciumnya. Namun Taeyeon malah berusaha menyingkirkan Tiffany. “hei hwang miyoung – aa, lepaskan aku.” Kata Taeyeon. Mendengar Taeyeon memanggil nya seperti  itu membuat nya cemberut dan melepas pelukannya serta menatap tajam pada Taeyeon. “hei, sudah berapa kali ku bilang? Jangan memanggilku seperti itu. Namaku itu Tiffany, jadi jangan pernah memanggilku miyoung. Apalagi di depan umum. Kau akan mati jika kau sampai memanggilku seperti itu di depan umum.” Peringat Tiffany dan Taeyeon pun tertawa dibuatnya. “hhhh, kau itu lucu sekali. Baiklah – baiklah aku mengerti. Maafkan aku.” Ujar Taeyeon seraya mengeluarkan barang – barangnya dan menatanya. Melihat itu,Tiffany pun membantunya.
“ah lupakan, yang penting sekarang kau comeback dan aku sangat senang sekali. Jadi selamat datang kembali di kamar ini.” Ujar Tiffany. “hei, bagaimanapun juga aku senior mu. Kau lebih muda dariku satu tahun dan kita berada di tahun yang berbeda asal kau itu ya! Jadi setidaknya sopan sedikit padaku, setidaknya kau bisa memanggilku senior kan?” canda Taeyeon. “aih, anak ini mulai lagi.” lirih Tiffany. “hei, tapi secara fisik aku lebih cocok jadi seniormu kan? Lagi pula karena kau cuti setahun, jadi kedudukan kita sama kan?” balas Tiffany. “apa?” tanya Taeyeon dan menatap Tiffany. Namun mereka berdua pun tertawa bersama setelah itu.

“ah iya Taeyeon, emm tadi ada yang mencari mu di kampus. Dia tampan, tinggi dan sangat berwibawa. Sepertinya dia dosen baru yang sering dibicarakan anak – anak.” Kata Tiffany. “laki – laki? Siapa dia?” tanya Taeyeon. “hei, aku sendiri tidak tahu, makanya tanya padamu sekarang?” balas Tiffany. “jika kau bilang tadi mungkin dia dosen baru, sepertinya aku tidak mengenalnya. Aku kan di seoul tinggal sendiri, dan aku tidak mengenal siapapun kecuali kau dan juga bosku.” Jelas Taeyeon.
“tapi bagaimana lelaki tadi bisa mengenalmu?” heran Tiffany. “mana ku tahu, aku juga tidak mungkin mengenal lelaki tua apalagi yang menjabat sebagai dosen.” Tegas Taeyeon. “hei dia itu masih muda tahu. Tampan lagi!” sewot Tiffany. “benarkah nona hwang? Sekarang kau mau membantu apa Cuma berceramah?” tegas Taeyeon. “hei, jangan – jangan dia...” ujar Tiffany dan membuat Taeyeon penasaran.
“jangan – jangan apa?” tanya Taeyeon. “jangan – jangan dia mantan pacarmu ya? hahaha” tawa Tiffany pun meledak dan sesegera mungkin Taeyeon mengambil bantal di dekatnya dan melemparkannya pada Tiffany. Dan mereka pun akhirnya berperang bantal.
**

Keesokan harinya,Tiffany dan Taeyeon berjalan bersama menuju kampus dari asrama. Hingga memasuki koridor utama, mereka harus berpisah karena mereka beda jurusan dan juga beda kelas. “bye Taeyeon, see you later.” Kata Tiffany sebelum berpisah. “eoh, bye!” balas Taeyeon.
**
Di dalam kelas, Taeyeon begitu serius mendengarkan penjelasan dosen di depan. Ia ingin fokus dan bisa lulus lebih cepat. Taeyeon terlihat sangat antusias di hari pertama kuliahnya setelah setahun cuti. Tidak lupa juga ia mencatat poin – poin penting dari penjelasan dosen di depan.
“baiklah, apa kalian sudah mencatat tugas kalian! Jika sudah, kumpulka n minggu depan ya! Dan untuk materi hari ini, cukup sampai disini. Sampai jumpa minggu depan!” kata dosen yang ada di depan sambil mengamati seluruh mahasiswanya untuk sekedar mengingatnya.
Dosen itu, Lee Soohyuk. Melihat Taeyeon duduk di barisan tengah dan kini tengah membereskan barang – barangnya lalu pergi. Melihat hal itu, Soohyuk segera pergi keluar kelas dan mencari Taeyeon. Ia tersenyum , setidak nya ia tidak kehilangan jejak seperti kemarin. Saat itu juga, setelah menemukan Taeyeon, Soohyuk berlari kecil dan menghampirinya lalu menepuk pundaknya hingga membuat Taeyeon menoleh.
“kim Taeyeon – ssi? Hwah, senang bisa bertemu lagi denganmu.” Kata Soohyuk. “iya? Ah, kamu.. iya aku tahu kamu. Kita satu SMP kan dulu?” ujar Taeyeon setelah mengingat Soohyuk adalah teman SMP nya dulu. “apa yang kau lakukan disini? Apa kau juga kuliah disini?” tanya Taeyeon.
“selamat siang pak Soohyuk!” sapa seorang mahasiswa pada Soohyuk membuat Taeyeon sedikit bingung. “pak? Kenapa dia memanggilmu pak? Astaga, ya ampun! Jangan – jangan kau dosen baru itu ya? Ah, maafkan aku pak. Aku tidak tahu.” Taeyeon merasa bersalah karena menganggap Soohyuk itu temannya, padahal dia dosen disini. “hei, tidak usah begitu. Panggil aku Soohyuk saja. Lagian kita kan teman, kau tidak perlu seformal itu padaku.” Jelas Soohyuk. “tetap saja, kau itu dosen disini dan aku mahasiswa. Apa jadinya nanti kalau aku begitu akrab dengan dosen apalagi dosennya masih muda sepertimu. Bisa – bisa aku jadi bualan di kampus ini. Lagian kita dulu juga tidak terlalu dekat kan, hanya pernah satu kelas saja.” canda Taeyeon.

“tapi tetap saja teman kan namanya. Dan sepertinya ada yang tidak kau ketahui lagi.” kata Soohyuk. “apa?” tanya Taeyeon. “aku tadi yang mengajar di kelas yang baru saja kau ikuti, kurasa kau tidak tahu. Apa aku benar?” tanya Soohyuk. “ya ampun, benarkah? Ah maafkan aku, sungguh aku benar –benar tidak tahu. Aku terlalu fokus tadi.” ujar Taeyeon menyesal.
“hahha, tidak apa – apa. Aku senang jika punya mahasiswa yang sepertimu. Sangat rajin.” Puji Soohyuk. “tapi ngomong – ngomong, kenapa kau masih berada di semester 7? Bukankah seharusnya kau sudah lulus sama sepertiku? Apa kau mengambil cuti?” heran Soohyuk. “emm kau benar, aku mengambil cuti.” Jawab Taeyeon. “wae? Apa karena masalah ekonomi?” tanya Soohyuk dengan gamblangnya, dan Taeyeon tersenyum mendengarnya. “itu juga salah satu alasannya.” Jawab Taeyeon.
“ah maafkan aku, tidak seharusnya aku bertanya seperti itu.” Sesal Soohyuk. “tidak apa – apa.” Balas Taeyeon. “hei, apa kau ada waktu luang siang ini? Bagaimana kalau kita makan bersama? Biar aku yang membayarnya. Bagaimana?” tanya Soohyuk. “ah maafkan aku, aku tidak bisa, karena siang sampai malam hari, aku kerja paruh waktu di cafe. Kalau kau ada waktu, mampir lah ke sana. Nanti biar aku yang mentraktirmu. hehe” balas Taeyeon. “ah,begitu ya.” Terlihat sedikit sedih di wajah Soohyuk. “kalau begitu saya permisi dulu, sampai jumpa lagi pak!” pamit Taeyeon. Setelah Taeyeon pergi, Soohyuk pun juga pergi. Namun sesekali ia menengok kebelakang untuk memastikan bahwa gadis yang baru ia temui tadi benar – benar Taeyeon. Dan ternyata benar. Ia pun tersenyum melihat punggung Taeyeon yang semakin menjauh dan jauh.
**

Sejak pertemuan itu, Taeyeon dan Soohyuk pun menjadi semakin dekat. Namun meskipun sudah dekat, Taeyeon tetap memberi batasan dan menghargai Soohyuk sebagai dosennya. Walau tak jarang pula, Soohyuk menyuruhnya untuk santai saja dan tidak terlalu formal. Namun Taeyeon tetap pada pendiriannya, dan dia selalu memanggil Soohyuk dengan pak Soohyuk.
**
Kini Taeyeon yang baru saja mencetak tugasnya, segera menuju ruangan Soohyuk untuk mengumpulkannya. Saat sudah didepan pintu ruangan Soohyuk, Taeyeon mendengar ada suara gadis di dalam, jadi ia mengurungkan niatnya.
“Yoona – aa, aku sangat senang kau kemari. Apa kau merindukanku? Kau pasti merindukanku kan karena itu kau kemari untuk menemuiku?” ujar Soohyuk di sela – sela pelukannya. Namun gadis yang dipanggil Yoona tadi malah merenggangkan pelukan Soohyuk dan akhirnya melepasnya.
“aku mohon hentikan semua ini Soohyuk – aa, kau tahu aku tidak pernah mencintai mu. Dan berhenti bersikap seolah – olah kau itu kekasihku. Ok, selama ini aku hanya kasihan padamu. Jadi aku menerima semua perlakuanmu padaku. Tapi sekarang tidak, aku tidak bisa seperti ini terus. Dan aku ingin meluruskan masalah ini. Lagi pula minggu depan aku akan menikah. Jadi aku mohon hentikan sikapmu yang menganggapku sebegai kekasihmu.” Jelas Yoona.
“apa kau bilang?” tanya Soohyuk yang terlihat kaget. Yoona pun mengambil undangan dari dalam tasnya dan memberikannya pada Soohyuk. “dia – calon suami Yoona- sudah tahu tentangmu. Jadi ku mohon kau tidak membuat keadaan semakin rumit nanti, aku mohon bantuanmu. Jika kau tidak bisa melupakanku, lebih baik kau tidak datang ke acara pernikahanku nanti, karena aku takut kau akan merusak acara pernikahanku. Kalau begitu aku pergi dulu. Selamat tinggal, semoga kau bisa menjalani hidupmu tanpaku.” Pesan Yoona sebelum pergi.
Yoona sedikit terkejut melihat Taeyeon setelah membuka pintu ruangan Soohyuk. Taeyeon juga sama terkejutnya dengan Yoona, namun disisi lain ia juga merasa bersalah sudah mendengarkan percakapan mereka – Yoona dna Soohyuk-. Taeyeon pun sedikit menundukkan kepalanya sekedar memberi hormat, “permisi, saya hanya ingin mengumpulkan tugas dari pak Soohyuk.” Ujar Taeyeon.
Mendengar suara Taeyeon, Soohyuk menatap Taeyeon dengan mata yang sudah berkaca – kaca. Tidak mau Taeyeon melihat sisi lemahnya saat ini, Soohyuk pun membalikkan tubuhnya membelakangi Taeyeon dan Yoona. Sedangkan Yoona segera pergi setelah Taeyeon mengatakan hal itu.
**

Saat ini Taeyeon tengah bekerja seperti biasanya di cafe. Ia melayani pelanggan, dan membersihkan meja yang sudah tidak ada pengunjungnya. Setelah itu, ia kembali ke kasir dan menunggu pengungjung yang akan datang. Tidak lama kemudian, ada pengunjung yang masuk dan Taeyeon segera membungkuk lalu melayani nya dengan baik. “selamat datang, apa ada yang bisa saya bantu?” sapa Taeyeon dengan sangat ramah. Setelah itu ia menegakkan kembali badannya dan menatap si pengunjung tadi.
“hai! Long time no see, bagaimana kabarmu?” sapa orang itu yang berhasil membuat Taeyeon terkejut dan membuat kakinya lemah seketika. Taeyeon yang hendak jatuh pun berpegang pada meja depannya itu seraya menatap lekat – lekat lelaki yang ada di depannya ini dengan raut wajah yang masih terkejut, sedangkan lelaki itu hanya tersenyum manis pada Taeyeon.
**
Malam harinya, Taeyeon tidak bisa tidur sejak bertemu dengan lelaki tadi di cafe. Taeyeon menggulingkan tubuhnya kesana kemari berusaha untuk tidur. Tapi tetap saja tidak bisa tidur. Lalu ia menatap Tiffany yang berada disampingnya tengah tidur dengan pulas. Ia tidak bisa mengganggu tidur temannya ini hanya untuk bercerita tentang lelaki tadi, lelaki yang dulu pernah ada dikehidupanya. Ia tidak mungkin menceritakan pada Tiffany kalau lelaki itu sudah kembali. Akhirnya Taeyeon pun memutuskan untuk bangun dan pergi keluar secara diam – diam untuk mencari udara segara di malam hari.
**
Di tempat lain, tepatnya di salah satu kelas universitas SEOUL. Beberapa orang tengah mempersiapkan peralatan untuk acara workshop Soohyuk besok. Ketika orang – orang sibuk mempersiapkan acaranya, Soohyuk, si pemilik acara hanya diam duduk disalah satu bangku mahasiswa dan melamun.
FLASHBACK ON

2 hari setelah Yoona menemuinya di kampus, Soohyuk mengajak Yoona bertemu untuk membicarakan sesuatu, lebih tepatnya memastikan sesuatu. Soohyuk mengajak Yoona pergi di salah satu restoran mahal.
“apa yang ingin kau tanyakan? Cepatlah, aku tidak mempunyai banyak waktu untukmu.” Kata Yoona yang terkesan sangat dingin. “kenapa kau jadi dingin seperti ini? Ini bukanlah Yoona yang kukenal. Kenapa? Apa alasannya?” tanya Soohyuk sedikit mendesak.
“maafkan aku Soohyuk – aa, aku tidak bisa lagi berbuat baik padamu. Karena jika aku melakukan hal itu, kau akan semakin mengira kalau aku menyukaimu, padahal tidak. Dan karena kau sudah tidak mau mendengarkan peringatanku berkali – kali, akhirnya aku memutuskan untuk bersikap seperti padamu, dan aku harap kau mengerti!” jelas Yoona dengan tulus.
“kau tahu kalau aku sangat menyukaimu Yoona – aa, dan aku sangat tulus padamu. Tapi kenapa kau tidak pernah menyukaiku sedikit pun?” tanya Soohyuk dengan hangat. “kau salah Soohyuk – aa, kau itu tidak pernah menyukaiku sedikitpun. Karena itulah aku tidak pernah menyukaimu. Karena kau sendiri tidak pernah menyukaiku, jadi bagaimana bisa aku menerima seseorang yang tidak menyukaiku? Bukankah itu akan sangat menyiksa diriku sendiri uh?” kata Yoona.
“apa maksutmu? Aku itu menyukai...”
“tidak Soohyuk – aa. Kau tidak pernah menyukaiku. Apa kau ingat pertama kali kita bertemu di amerika dulu, dulu kau langsung menembakku dan memintaku untuk menjadi pacarmu. Saat ku tanya alasan kenapa kau menyukai ku dan tiba – tiba menembakku. Kau bilang karena kau tidak ingin kehilanganku sama seperti kau kehilangan seseorang seperti dulu. Jadi karena itu kau menembakku dan berharap kau tidak kehilanganku seperti kau kehilangan orang itu. Aku tidak tahu siapa orang itu, tapi aku yakin dia adalah orang yang berharga untukmu, dan mungkin dia cinta pertamamu.” Kata Yoona.
“saat itu aku menolakmu kau terus saja mengejarku dan berusaha untuk membuatku percaya. Dan ok, aku memang memberimu sebuah kesempatan. Tapi pada kesempatan itu, aku benar – benar menyadari satu hal. Bahwa kau tidak menyukaiku. Itu terbukti saat kita pergi bersama, kemanapun dan dimanapun kau selalu menceritakan gadis itu dan bahkan membanding – bandingkanku dengannya. Saat itu aku mencoba memahaminya, namun saat menatap matamu ketika membicarakan gadis itu. Aku menemukan ketulusan di matamu, dan senyum di sudut bibirmu. Dan saat itulah aku sadar, kalau kau sebenarnya hanya menyukai gadis di masa lalumu itu, atau mungkin kau mencintainya. Karena itu aku tidak bisa menerimamu, sebenarnya aku bisa saja memberimu sebuah kesempatan lagi dan aku juga bisa belajar untuk mulai menyukaimu. Tapi kurasa tidak bisa, karena cintamu pada gadis masa lalumu itu terlalu besar, dan kau tidak bisa menghapusnya dari hatimu.” Kata Yoona.
Mendengar hal itu, Soohyuk pun jadi terdiam. Ia sendiri tidak sadar jika dulu ia sering menceritakan gadis itu pada Yoona. Benarkah kata Yoona tadi? benarkah Soohyuk tidak menyukai Yoona, dan malah menyukai sosok gadis di masa lalunya itu?
“kalau begitu aku pergi dulu.” Ketika Soohyuk sedang berpikir keras dengan otaknya itu, Yoona memilih pergi meninggalkan Soohyuk sendirian untuk berpikir, dan berharap Soohyuk mengerti.
FLASHBACK OFF
“pak, kami permisi dulu ya! Karena pekerjaan kami sudah selesai.” Pamit para petugas yang membantu Soohyuk menyiapkan acara  workshop besok. Hal itu menyadarkan Soohyuk untuk kembali ke dunia nyata setelah lama ia melamunkan sesuatu. “ah begitu ya, iya baiklah. Terima kasih atas kerja keras kalian, hati – hati di jalan.” Balas Soohyuk. Satu per satu petugas itu pun pulang hingga menyisakan Soohyuk sendirian di ruangan itu.
**
Setelah berhasil keluar dari asrama, Taeyeon berjalan menuju kampus dan berniat pergi ke atap. Saat menyusuri koridor, Taeyeon berjalan dengan hati – hati agar tidak ketahuan oleh penjaga kampus. Taeyeon berjalan dengan mengendap – ngendap dan menengok kesana – kemari. “apa yang kau lakukan disini malam – malam begini?” tanya Soohyuk dari belakang Taeyeon dan berhasil membuat Taeyeon terkejut.
“astaga! Bapak! Bapak mengagetkanku saja!” ujar Taeyeon seraya memegangi dadanya karena terlalu kaget. “maafkan aku jika aku mengagetkanmu. Aku hanya penasaran saja, kenapa kau malam – malam berkeliaran dikampus.” Kata Soohyuk.
“ah, sebenarnya aku hanya tidak bisa tidur tadi. dan apa anda tahu? Kalau aku tidak bisa tidur, baisanya aku pergi ke atap. Karena di asrama atapnya selalu dikunci di malam hari, jadi aku pergi kemari untuk pergi ke atap. Apa bapa mau ikut?” jelas Taeyeon sekaligus bertanya.
**
Kini Taeyeon dan Soohyuk berbaring di gazebo yang ada di atap itu dan menatap langit yang luas yang membentang di atas mereka saat ini. “hah, benar – benar melegakan. Memang benar, kalau menatap langit semua masalahmu akan hilang seketika.” Kata Taeyeon seraya menghirup udara segar di malam hari. Sedangkan Soohyuk diam – diam menatap Taeyeon ketika Taeyeon mengatakan hal itu. “kau sedang ada masalah?” tanya Soohyuk dengan hati – hati. Taeyeon menatap Soohyuk dan tersenyum, lalu ia bangkit dan duduk. Diikuti Soohyuk yang juga bangkit dan duduk lalu menatap Taeyeon.
“kenapa bapak masih disini? Bukankah jadwal bapak itu Cuma sampai sore ya? Setahuku bapak tidak ada jadwal di malam hari.” Kata Taeyeon mengalihkan pembicaraan. ‘baiklah, sepertinya kau tidak ingin mengatakannya padaku.’ Batin Soohyuk.
“ah kau benar, aku memang tidak ada jadwal dimalam hari. Aku hanya menemani para petugas tadi untuk menyiapkan acara workshop besok. Apa kau akan ikut workshop besok?” tanya Soohyuk.
“ah, maafkan aku pak. Sebenarnya aku ingin sekali ikut, tapi aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku.” Sesal Taeyeon. “eiy, tidak apa – apa. Aku juga tidak memaksamu kok, jika kau mau datang silahkan saja. Pintu kelasku selalu terbuka untukmu. hehe” ujar Soohyuk. Dan suasana pun menjadi lebih santai dengan percakapan mereka tadi.
Samar – samar Soohyuk mendengar suara guntur. “sepertinya akan turun hujan, ayo kita pulang sebelum hari hujan.” Ajak Soohyuk dan ia sudah berdiri. Tidak lama kemudian, hujan turun sangat deras dan Soohyuk pun segera berteduh. “sudah ku bilang kan akan segera turun hujan.” Kata Soohyuk seraya membersihkan tubuhnya dari air hujan. Namun karena dari tadi tidak ada respon dari Taeyeon, Soohyuk pun menoleh dan mendapati Taeyeon masih duduk di gazebo dengan keadaan yang sudah basah kuyup.
Soohyuk pu cukup lama memperhatikan Taeyeon dari belakang. ‘aku tidak tahu apa masalahmu dan seberat apa masalahmu. Tapi melihatmu seperti ini, aku turut bersedih.’ Batin Soohyuk. Dengan langkah perlahan namun pasti, Soohyuk pun mendekati Taeyeon dan menerobos hujan yang deras. Ia melepas jasnya dan menyampirkannya ke pundak Taeyeon membuat Taeyeon menoleh dan menatapnya.
“jika kau ingin bekerja besok maka cepat pulang dan beristirahat. Jika tidak, kau bisa sakit dan absen dari pekerjaanmu.” Nasihat Soohyuk. Di tengah – tengah hujan deras itu, air mata Taeyeon juga mengalir deras seperti hujan saat itu.
**
Beberapa hari kemudian, Soohyuk yang baru saja mengoreksi laporan mahasiswanya. Dan ia menemukan sedikit kesalahan pada laporan milik Taeyeon. Setelah menyelesaikan semuanya, Soohyuk membawa laporan Taeyeon dan mencari pemiliknya agar laporannya di benahi lagi. “dimana Taeyeon berada ya?” gumam Soohyuk. “ah itu dia bersama Tiffany.” Kata Soohyuk dengan senang ketika sudah menemukan orang yang sedang dicari.
**
“jadi, lee Donghae sudah kembali? Dan dia menemuimu di cafe?” tanya Tiffany dan Taeyeon mengangguk. “lalu apa yang akan kau lakukan sekarang?” tanya Tiffany. “apa yang akan ku lakukan? Tidak ada, memang nya kau harus berbuat apa? Dia yang sudah menghancurkan kepercayaanku dan juga mimpiku. Aku membencinya dan aku akan menghindarinya.” Kata Taeyeon dengan tatapan nanar. “tapi kurasa tidak bisa.” Ujar Taeyeon lagi. “kenapa tidak bisa? Kenapa? Apa karena kau masih menyukainya?” tanya Tiffany kesal. Tiffany pun semakin kesal karena Taeyeon hanya memandang lurus kedepan dan tidak memperhatikannya. Tiffany pun menolehkan kepalanya dan mendapati Donghae sudah berdiri tidak jauh darinya dan Taeyeon.
“aku tidak ingin ikut campur urusan kalian, tapi satu pesanku. Jangan pernah kau kembali dengannya!” pesan Tiffany sebelum ia meninggalkan Taeyeon sendiri bersama Donghae. Donghae sedikit tersenyum dan berjalan mendekati Taeyeon ketika Tiffany sudah pergi.
“maaf waktu itu tidak menyapamu dengan benar. Sekarang aku kemari dan ingin minta maaf padamu. Aku juga ingin mengembalikan uangmu.” Kata Donghae dan mengeluarkan sebuah amplop berisi uang.
“Donghae – ssi, apa kau kira dengan mengembalikan uang yang kau ambil dulu. Kau bisa mengembalikan segalanya ke keadaan semula? Tidak, kau salah besar. Meskipun kau mengembalikan uangku, tapi semua nya tidak akan berubah. Kau sudah merusak semuanya. Kau sudah menghancurkan impianku, seharusnya saat ini aku sudah lulus dan kembali ke jeonju untuk menjadi guru disana. Tapi karena mu, karena kau telah mengambil uang yang akan kugunakan untuk membayar kuliahku. Aku dengan terpaksa harus mengambil cuti selama setahun dan mengumpulkan uang kembali untuk biaya kuliahku. Apa kau tahu itu?” marah Taeyeon.

“aku tahu dan aku minta maaf. Tapi aku tidak menyesal karena sudah mengambil uangmu saat itu, karena pada akhirnya saat ini aku sudah berhasil debut dan membawakanmu uang yang banyak. Jadi kau tidak perlu lagi khawatir tentang biaya kuliahmu.” Jelas Donghae.
Mendengar hal itu, Taeyeon segera menampar Donghae. “kau bilang kau tidak menyesal? Hei, apa kau itu seorang manusia uh? Bagaimana kau bisa melakukan hal itu padaku? Kenapa bisa? Kau tahu aku datang jauh – jauh dari jeonju kemari untuk mendapatkan gelar S1 secepat mungkin. Supaya aku bisa kembali ke jeonju dan menjadi guru seperti ayahku. Kau juga tahu aku sudah tidak mempunyai siapa – siapa didunia ini, dan hanya kamu sandaranku saat itu. Tapi kamu tiba – tiba pergi dan membawa kabur uangku, tanpa berpamitan. Dan sekarang? Kau dengan tidak tahu malunya mendatangiku?” Taeyeon semakin marah pada Donghae. Ia pun beranjak hendak meninggalkan Donghae. Namun kakinya berhenti ketika melihat Soohyuk yang berdiri beberapa langkah darinya.
Entah karena malu atau apa, Taeyeon pun pergi ke arah yang berlawanan dengan Soohyuk dan Donghae. Sedangkan Soohyuk sedikit merasa bersalah karena sudah mendengarkan percakapan Taeyeon secara tidak sengaja. Tapi disisi lain, ia juga merasa kasihan pada Taeyeon karena selama ini ia hidup sendiri. ‘jadi ayahnya sudah meninggal? Tapi sejak kapan?’ batin Soohyuk. Soohyuk pun memilih pergi dan akan menemui Taeyeon di waktu yang tepat. Lalu Donghae, ia masih pada tempatnya dan merenungi semua kata – kata Taeyeon.
**
Beberapa hari ini Soohyuk tidak melihat Taeyeon sama sekali, ia jadi khawatir jika sesuatu yang buruk terjadi pada Taeyeon. Setelah selesai mengajar, Soohyuk pun keluar kelas dan melihat Tiffany, teman Taeyeon.
“Tiffany – ssi!” panggil Soohyuk. “iya ada apa pak?” tanya Tiffany. “kau tahu dimana Taeyeon? Aku ingin memberikan laporannya dan menyuruhnya untuk memperbaikinya karena masih banyak yang salah.” Jelas Soohyuk. “ah begitu, sebenarnya Taeyeon sedang sakit pak. Sudah 2 hari ini dia dirawat di rumah sakit kampus. Jika bapak mau, bapak bisa menitipkannya padaku pak.” Kata Tiffany.
“tidak, sebaiknya aku harus menemuinya langsung sekalian menjenguknya. Dia dikamar berapa?” tanya Soohyuk. “315.” Jawab Tiffany. “baiklah kalau begitu pergi dulu, terima kasih infonya Tiffany – ssi.” Soohyuk segera pergi menuju rumah sakit kampus.
**
Diruang 315
Taeyeon kini duduk bersender pada ranjangnya. Dan Donghae duduk di bangku dekat ranjang Taeyeon. Donghae memegang tangan dengan hangat, “maafkan aku, aku sungguh – sungguh minta padamu. Tidak seharusnya dulu aku mengambil uangmu. Tapi setidaknya kau harus mendengarkan alasanku.” Kata Donghae.
“saat itu, aku melakukan hal itu juga karena memikirkanmu. Aku mengambil uangmu untuk mendaftar di sebuah audisi. Dulu aku berpikir ratusan kali, jika dalam audisi itu aku berhasil. Maka aku bisa segera debut dan mendapatkan banyak uang. Setelah itu aku bisa membiayai kulaihmu dengan hasil debutku itu. Aku tidak berpikir jika kau akan marah padaku sampai saat ini. Tapi aku memang pantas untuk dimarahi, tapi kumohon jangan jauhi aku. Karena aku masih mencintaimu. Dan selama ini aku menahan rindu untuk tidak bertemu denganmu sebelum aku debut. Itu sumpahku pada diriku sendiri. Jadi itulah kenapa aku baru menemuimu sekarang.” Jelas Donghae.
“aku tidak menyuruhmu untuk memaafkanku dengan cepat ataupun kembali padaku setelah apa yang kuperbuat padamu. Tapi kumohon, jangan sakiti dirimu seperti ini. Aku tidak bisa melihatmu sakit seperti ini.” Pinta Donghae. Taeyeon tetap diam tidak bergeming.
Donghae mengerti pasti ini sangat menyakitkan untuk Taeyeon. “baiklah, karena kau sudah mendengar alasannya. Aku akan pergi, aku tidak akan menemuimu lagi jika itu yang kau inginkan. Tapi satu hal yang harus kau tahu, aku menyesal telah melakukan hal itu. Sungguh. Dan satu lagi, jauh dalam lubuk hatiku yang terdalam. Aku masih mencintaimu kim Taeyeon, dari dulu, sekarang hingga nanti. Aku tidak pernah memikirkan gadis lain meskipun kita sudah setahun berpisah.” Tambah Donghae sebelum pergi.
Melihat Taeyeon masih tidak bergeming, akhirnya Donghae bangkit dari duduknya dan hendak pergi. Namun saat baru membalikkan tubuhnya, Taeyeon menahan lengannya dan membuatnya kembali menoleh pada Taeyeon.
“aku percaya kau pasti punya alasan dibalik semua itu, dan aku percaya kalau suatu saat kau akan kembali. Dan ternyata aku benar kan? Oppa... aku benar – benar merindukanmu.” Tangis Taeyeon pun pecah. Melihat hal itu Donghae segera memeluk kepala Taeyeon, sedangkan Taeyeon memeluk perut Donghae dengan erat. “kenapa kau baru kembali sekarang oppa? Kau tahu kalau aku sangat mencintaimu dan hanya kau yang kupunya setelah ayahku meninggal. Tapi tiba – tiba kau pergi meninggalkanku sendirian dan harus berjuang sendiri untuk mencari uang. Aku sangat membencimu, sangat – sangat membencimu oppa. Tapi kurasa aku sangat bodoh, disisi lain aku juga masih sangat mencintaimu setelah apa yang kau lakukan padaku. Aku bodoh kan?” ujar Taeyeon di sela – sela tangisnya. “tidak, kau tidak bodoh, akulah yang bodoh karena sudah meninggalkan gadis baik sepertimu. Maafkan aku!” sesal Donghae.
Di luar ruangan, Soohyuk yang sudah membawa sebuket bunga dan sekeranjang buah. Berdiri mematung didepan pintu kamar Taeyeon, ia bisa melihat Taeyeon memeluk Donghae dengan erat dari kaca pintu itu. Soohyuk menunduk, dan dengan perlahan ia berbalik lalu berjalan kembali pulang dengan langkah gontai.
**

“Taeyeon  - aa, apa tadi pak Soohyuk kemari?” tanya Tiffany yang kini tengah mengupaskan apel untuknya. Taeyeon yang sempat melamun di ranjangnya, sontak menatap temannya itu. “tidak, kenapa?” tanya Taeyeon balik. “aneh, ku kira dia tadi kemari setelah bertanya tentangmu.” Ujar Tiffany.
“pak Soohyuk menanyakanku? Memangnya kenapa?” heran Taeyeon. “katanya laporanmu banyak yang salah, jadi dia ingin kamu membenahinya. Tapi beberapa hari ini beliau bilang tidak bertemu denganmu. Jadi bertanya padaku, lalu aku bilang padanya kalau kau sakit. Dan dia sepertinya panik, dia bahkan langsung tergesa – gesa pergi setelah ku beri tahu kau dirawat disini. Jadi ku kira dia menemuimu.” Jelas Tiffany. Mendengar hal itu, Taeyeon pun jadi memikirkan Soohyuk. Taeyeon menatap laporannya yang ada dimeja, seorang perawat memberikan laporan itu bersama buah –buahan yang saat ini sedang dikupas Tiffany. Perawat itu bilang, itu dari teman Taeyeon. Karena keadaan mendesak, teman itu pergi dan menitipkan laporan itu pada perawat.
**
Beberapa hari kemudian, setelah keadaan Taeyeon membaik. Taeyeon mulai kembali berktivitas seperti biasanya, yaitu kuliah dan bekerja. Hari ini Taeyeon berangkat kuliah diantar Donghae. Di halaman kampus, Soohyuk sempat melihat hal itu.
**
Kini Soohyuk duduk di gazebo atap kampus sendirian. “aku kehilangannya lagi Yoona – aa, untuk yang kedua kalinya. Kau benar, aku memang tidak menyukaimu. Karena aku tidak akan semudah itu mengatakan pada seseorang kalau aku menyukainya. Dulu, aku tidak berani mengatakan perasaanku padanya karena aku takut ditolak. Dan sekarang, aku tidak berani mengakatan perasaanku kembali padanya karena takut juga, karena dia sudah mempunyai seseorang disampingnya. Aku tidak mau menjadi orang ketiga dalam hubungannya itu. Kenapa sangat sulit bagiku untuk sekedar mengatakan ‘aku menyukaimu’. Tidak semudah seperti saat aku mengatakan hal itu padamu Yoona – aa.” Ujar Soohyuk entah pada siapa. Karena saat ini ia sendirian diatap itu. Soohyuk juga memflashback kenangan – kenangannya saat masih SMP saat ia sering memperhatikan Taeyeon dari jauh. Dan ketika mereka berada satu kelas di kelas 3. Soohyuk sedikit tersenyum miris ketika mengingatnya.
Setelah cukup lama menjernihkan pikirannya, Soohyuk pun memutuskan untuk turun dari atap. Namun saat sudah mendekati pintu masuk atap, Taeyeon datang dan tersenyum padanya. “selamat siang pak, dari tadi saya mencari bapak ternyata bapak disini. Begini pak, saya mau mengumpulkan lap...” belum sempat Taeyeon menyelesaikan kalimatnya, tiba – tiba Soohyuk memeluknya dengan erat. Hal itu membuat Taeyeon terkejut, sekaligus bingung kenapa tiba – tiba Soohyuk memeluknya. Apa Soohyuk sedang ada masalah lagi? dengan gadis yang waktu itu? Pikir Taeyeon.
**
Malam harinya.
Soohyuk mengajak Taeyeon makan malam di sebuah kedai. Ia mengatakan perasaannya pada Taeyeon walaupun sedikit terlambat, setidaknya ia harus mencobanya.
“aku minta maaf atas tindakanku yang tiba – tiba memelukmu di atap tadi siang.” Kata Soohyuk. “tidak apa – apa. Aku mengerti kau pasti sedang ada masalah, jadi aku memakluminya dan membiarkanmu memelukku tadi.” jelas Taeyeon. “kau benar, aku memang sedang ada masalah. Dan masalahku itu kamu kim Taeyeon.” Kata Soohyuk seraya menatap tajam dan tulus pada Taeyeon, hal itu membuat Taeyeon sedikit bingung.
“apa maksut...”
“kim Taeyeon dengarkan aku baik – baik! Aku tahu ini terdengar konyol dan tidak masuk akal bagimu. Tapi aku benar – benar ingin kau mendengarnya. Sebenarnya... sebenarnya..aku.. me..aku..menyukaimu.” kata Soohyuk dengan gugup namun akhirnya ia berhasil mengatakannya.
“dari dulu, sejak SMP aku diam – diam sering memperhatikanmu dari jauh. Hingga akhirnya kita bisa satu kelas, saat itu aku merasa sangat senang. Saat itu aku tidak berani mengungkapkan perasaanku karena aku takut kau menolakku. Dan karena itu pula aku sangat menyesal, karena setelah lulus aku harus pergi dan meneruskan sekolahku di luar negeri. Aku tidak bisa bertemu denganmu lagi dan yang paling membuat sedih adalah aku belum sempat mengatakan perasaanku padamu. Dan setelah lama berpisah darimu, akhirnya aku bisa bertemu lagi denganmu dikampus itu. Kau tahu, betapa bahagia nya aku saat bertemu lagi denganmu.” Jelas Soohyuk.
“dan mengenai Yoona, gadis yang waktu itu kupeluk. Dia adalah temanku di amerika. Aku pikir aku menyukainya dulu, jadi aku langsung menembaknya karena aku takut jika aku tidak mengatakan perasaanku lagi maka aku akan kehilangannya sama seperti aku kehilanganmu. Sejak saat itu memang, aku selalu memperlakukan Yoona seperti kekasihku. Namun pada akhirnya Yoona berhasil menyadarkanku tentang perasaanku yang sesungguhnya. Dia menyadarkanku kalau selama ini peduli dan sayangku padanya karena aku merindukanmu. Aku membayangkan kalau Yoona itu kamu. Dan terkadang, aku sering menceritakan tentangmu pada Yoona ketika kita sedang bersama. Aku tidak sadar jika hal itu membuat Yoona sedih dan akhirnya ia tidak pernah menerimaku.”tambah Soohyuk.
Setelah itu, Soohyuk menatap Taeyeon. Taeyeon diam, mungkin dia tidak enak pada Soohyuk jika harus menolaknya. Pikir Soohyuk.
“aku tahu kau sudah kembali dengan mantan pacarmu itu. Dan tidak ada alasan bagimu untuk menerima perasaanku. Tapi aku hanya mengikuti kata hatiku, karena aku tidak ingin menyesal lagi. maaf jika aku membuatmu tidak nyaman dengan perasaanku ini. Sebisa mungkin aku akan memendamnya saat bertemu denganmu. Kalau begitu aku pergi.” Soohyuk pun segera pergi karena merasa sangat malu dan juga sedih.
Ia berjalan dengan cepat keluar dari kedai. Ia keluar dari kedai dengan perasaan sedih, namun disisi lain ia sedikit merasa lega karena sudah mengatakan perasaannya pada Taeyeon.
**
“tunggu aku Tuan Lee Soohyuk! Kenapa berjalanmu cepat sekali sih, aku hampir tidak bisa menyusulmu tahu.” Kata Taeyeon yang tiba – tiba memeluk Soohyuk dari belakang. Soohyuk sangat terkejut dan memegang tangan Taeyeon yang ada diperutnya.
“kenapa kau pergi begitu saja tanpa mendengarkan jawabanku huh? Dasar!” keluh Taeyeon. Soohyuk pun melepaskan pelukan Taeyeon dan berbalik menatap Taeyeon. “apa maksutmu Taeyeon?” tanya Soohyuk seraya memegang kedua pundak Taeyeon.
“sepertinya anda sudah salah paham. Aku dan Donghae oppa tidak kembali bersama, aku dan Donghae oppa memutuskan untuk berteman saja. Karena, aku tidak bisa kembali Donghae oppa setelah apa yang ia lakukan padaku, aku hanya bisa memaafkannya dan berteman dengannya. Tapi aku tidak bisa kembali berhubungan dengannya. Karena aku sendiri meragukan perasaanku setelah bertemu denganmu. Dan mendengarmu mengatakan kalau kau menyukaiku, aku masih terkejut dan mencoba mencerna nya. Tapi setelah ku pikirkan kembali, aku juga sempat menyukaimu waktu SMP. Tapi kukira itu hanya perasaan sesaat, jadi aku segera melupakannya ketika kita lulus SMP. Dan setelah bertemu kembali denganmu dikampus itu, perlahan, hatiku mulai goyah lagi. aku tidak berani menetapkan hatiku. Jadi aku berusaha menjaga jarak denganmu. Dan sekarang, aku ingin mengatakan kalau aku juga menyukaimu. Kim Taeyeon menyukai lee Soohyuk.” Ujar Taeyeon dengan tulus dan matanya sudah berair. Saat ia mengedipkan matanya, air matanya pun mengalir tanpa ia perintah.
Soohyuk yang begitu senang mendengarnya, segera menangkup wajah Taeyeon dan mengusap air mata Taeyeon dengan kedua tangannya. “jangan menangis, karena aku tidak suka melihatmu menangis. Emm?” kata Soohyuk. “kau yang sudah membuatku menangis.” Kata Taeyeon. “aku minta maaf, baiklah,kedepannya aku janji akan membuatmu selalu tersenyum.” Janji Soohyuk seraya memeluk Taeyeon.
“jangan pernah berjanji. Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi dimasa yang akan mendatang. Aku takut kau tidak bisa menepati janjimu, itu hanya akan membuatku kecewa padamu.  Jangan pernah berjanji apapun padaku, cukup berusahalah untuk menunjukkan ketulusanmu padaku.” Balas Taeyeon. “baiklah, aku akan berusaha keras untuk itu. Saranghae kim Taeyeon.” Ujar Soohyuk dan mencium puncak kepala Taeyeon.
END??



Tidak ada komentar:

Posting Komentar