Cast : Jung Yumi,
Jung Joonyoung, Choi Taejoon
Author : Cuwizt K
@@@@@@@@@
Disebuah bandara,
kedua orangtua tengah mengantar kepergian sang anak ke luar negeri untuk
bekerja. Sang ibu begitu sedih hingga air mata nya mengalir tiada henti dan
tidak rela jika anaknya pergi jauh darinya. Sedangkan sang ayah dan sang anak
mencoba menenangkan ibu, namun tidak berhasil. Hingga cukup lama, dan pesawat
sang anak akan berangkat. Si ayah menyuruh istrinya untuk segera membiarkan
anaknya mereka pergi agar tidak ketinggalan pesawat. Akhirnya si ibu merelakan
kepergian sang anak.
“jaga dirimu baik
– baik disana ya nak. Jangan lupa kabari ibu jika kau sudah sampai disana.
Arrasseo?” kata sang ibu. “iya bu, aku tidak akan pernah lupa. Jadi sekarang
bisakah aku pergi?” tanya sang anak. Ibunya pun hanya bisa mengangguk. Dan si
anak pun mulai berjalan menjauh dari orang tuanya. Hingga akhirnya...
“Joonyoung – aa!
Jung Joonyoung!” panggil sang ibu ketika anaknya sudah cukup juah darinya. Sang
anak pun menoleh dan ibunya segera berlari lalu memeluknya dengan erat. Si anak
yang di panggil Joonyoung tadi pun hanya bisa tersenyum dan membalas pelukan si
ibu dengan hangat.
@@@
Di sebuah
perumahan, terlihat seorang yeoja tengah menyiram tanaman dan membersihkan
halaman rumahnya. Ia begitu telaten merawat tanamannya. Di ujung jalan orangtua yang berada di
bandara tadi terlihta mulai memasuki perumahan tersebut. Dan si ayah melihat
yeoja tadi tengah menyiram tanaman.
Si ayah pun
berhenti di pagar rumah si yeoja, dan menyapa yeoja itu. “aigoo aigoo,
menantuku rajin sekali ya menyiram tanaman.” Sapa si ayah. Yeoja itu pun
sedikit tersentak sebelum akhirnya tersenyum setelah mengetahui siapa yang
berkata seperti itu, ternyata itu tetangga sebelahnya. “oh paman, ku kira
siapa.” Kata yeoja itu dan yeoja itu melihat istri ayah tersebut menangis dan
berjalan terus sampai masuk rumahnya.
“bibi kenapa
paman?” tanya si yeoja. “sudah jangan hiraukan dia. Dia memang terlalu
berlebihan.” Celetuk lelaki tua itu. ”paman tidak boleh begitu, bagaimana pun
juga bibi adalah istri paman. Jadi paman harus memberikan perhatian yang lebih
pada bibi supaya bibi tidak sedih seperti itu.” Nasihat si yeoja itu.
“begitukah
menurutmu?” tanya si lelaki tua itu. “tentu saja.” Jawab yeoja itu. “lalu apa
yang harus aku lakukan sekarang?” tanya lelaki tua itu lagi. “sebaiknya paman
pulang dan hibur bibi.” Jawab yeoja itu. “baiklah kalau begitu, ayah mertua
pulang dulu ya nak! Lanjutkanlah pekerjaanmu merawat tanaman itu! Rawat dengan
baik ya, anggap saja itu latihan merawat anak kecil.” Kata lelaki tua itu
dengan disertai candaan. Dan setelah itu lelaki tua pun pulang ke rumahnya yang
letaknya disebelah yeoja tadi.
Yeoja tadi pun
hanya bisa tersenyum menanggapi candaan lelaki tua yang dipanggilnya paman
tadi. “Yumi – aa, Jung Yumi! Dimana kau menaruh kemeja ayah yang kotak – kotak
itu ?” teriak sang ayah si yeoja dari dalam rumah. Sontak yeoja itu
menoleh, “iya ayah, aku carikan!” yeoja
itu pun segera masuk ke dalam rumahnya.
@@@@@@@@@@@
Keesokan
harinya, yeoja bernama Yumi itu keluar
dari rumahnya. Ia akan berangkat kuliah hari ini. Setelah menutup pagar, Yumi
menatap rumah di sampingnya itu yang masih tertutup dan terlihat sepi. Setelah
itu ia segera berangkat kuliah.
@@@@
Malam harinya,
saat di rumah Yumi sedang makan malam bersama. Yumi nampak membantu ibunya
menyiapkan makan malam untuk seluruh keluarganya yang terdiri ayah, ibu, Yumi
dan adik perempuannya.
“kau tau ayah?
Tetangga sebelahmu itu, dia benar – benar mengesalkan. Kemarin ku dengar dia
menangis tersedu –sedu karena ditinggal anaknya pergi. Tapi tadi pagi waktu
belanja, ia dengan sombongnya memamerkan kemampuan anaknya yang bisa pergi
bekerja di luar negeri. Aku sangat risih mendengarnya.” Kata sang ibu dari
dapur kepada ayahnya.
“benarkah? Sudah
biarkan saja, orang seperti itu tidak perlu diladeni bu.” Balas sang ayah. Yumi
yang mendengarnya pun menatap ibunya. “ibu bicara apa sih, sudahlah bu. Mau
sampai kapan ibu terus membenci keluarga Joonyoung? Mereka itu baik bu, ayah!”
tiba – tiba Yumi membela keluarga Joonyoung.
“ya! Kenapa kau
membela mereka huh? Apa kau menyukainya? Laki
- laki itu? Cih, ibu tidak akan setuju kalau kau benar – benar jatuh
cinta padanya. Dan ibu tidak akan memberikan restu ibu padamu.” Kata sang ibu.
“ayah juga.” Celetuk si ayah dari meja makan.
Yumi pun hanya
bisa menghela nafasnya.”huh”
“bukan begitu bu,
aku tidak menyukainya. Tapi sikap ibu juga sama saja dengannya bu jika ibu
terus membicarakan keburukannya.” Kata Yumi dengan halus agar tidak menyinggung
perasaan orangtuanya itu.
“memangnya kenapa
bibi Jung menangis bu? Dan kenapa bibi Jung pamer kalau anaknya pergi ke luar
negeri? Apa Joonyoung oppa pergi?” tanya si adik Yumi, Jung Hanbyeol.
“kemarin Joonyoung
berangkat ke Jepang untuk bekerja disana. Dia lulus tes dan diterima di salah
satu perusahaan besar di jepang.” Jelas sang ayah. Yumi yang sedang mengupas
apel dan tidak sengaja mendengar penjelasan sang ayah, ia tidak sengaja
mengiris jarinya sendiri dan membuatnya berdarah.
“ya ampun Yumi,
kalau mengupas apel itu hati – hati.kau tidak lihat jarimu itu berdarah seperti
itu huh?” kata sang ibu dan menyadarkan lamunan Yumi. Ia tersadar dan mengamati
jarinya yang sudah berdarah. Ia pun
segera pamit ke kamar untuk mengobati jarinya.
Namun setelah
pergi ke kamar, Yumi tidak juga kembali untuk makan malam. Ia kini tengah
berdiri di dekat jendela dan menatap jendela kamar Joonyoung. “kau sudah
berangkat rupanya, cepat sekali dari dugaanku. Kau pasti sangat senang, chukkae
jung Joonyoung!” kata Yumi dengan senyum tipis.
@@@@@
Satu tahun
kemudian, Yumi sudah lulus dari kuliahnya dan kini ia bekerja di salah satu
rumah sakit terbesar yang ada di seoul. Ia menjadi dokter disana. Sudah 5 bulan
ia bekerja disana dan ia sangat senang. Karena akhirnya ia bisa meringankan
beban orangtuanya dengan sudah bekerja dan menghasilkan uang sendiri.
@@@
Kini Yumi sedang
makan malam bersama keluarganya. Dan lagi – lagi, sepertinya sudah menjadi
kebiasaan ibunya itu untuk membicarakan keluarga Joonyoung. “ayah, kudengar
anaknya itu sudah pulang. Jadi dia tidak sempat berbelanja tadi, kurasa besok
dia akan menyombongkan anaknya yang baru saja pulang dari jepang.” Kata sang
ibu.
“Joonyoung pulang
bu?” tanya Yumi. “emm, tadi ibu melihatnya saat sedang menyirami tanaman. Dia
bahkan menyapa ibu.” Jawab ibunya. “lalu bagaimana reaksi ibu?” tanya Yumi
penasaran. “tentu saja ibu juga membalasnya, meskipun ibu membenci orangtuanya. Tapi dia tetaplah anak yang
sopan santun tidak seperti orangtua nya. Tapi meskipun begitu, kau jangan
pernah mempunyai pikiran untuk dekat dengannya ya. Karena ibu tetap tidak suka, sekali tidak suka, maka selamanya
akan seperti itu.” Nasihat sang ibu. “aku tidak akan menyukainya bu,kenapa ibu
selalu menuduhku seperti itu sih.” Gumam Yumi.
Setelah selesaii
makan malam, Yumi pergi menuju kamarnya dan menutup pintu kamarnya lalu
menyenderkan tubuhnya pada pintu yang baru saja ditutupnya itu. Pandangannya
tertuju pada jendelanya yang masih terbuka, ia pun berjalan menuju jendela
berniat menutupnya. Namun saat baru memegang jendelanya itu, matanya menangkap
sesosok orang tengah menatapnya dari seberang. Yumi pun juga menatapnya. Dan dia adalah jung Joonyoung, yang saat ini
tengah berdiri di kamarnya dan menatap datar ke arah Yumi.sedangkan Yumi nampak
membeku melihatnya. Dan mereka berdua pun hanya saling menatap satu sama lain.
@@@
Pagi hari di hari
minggu Yumi selalu melakukan olahraga dengan berlari – lari mengelilingi
kompleks perumahan di sekitarnya. Saat
baru keluar rumah, dan hendak berlari melewati rumah Joonyoung. Yumi sedikit
terkejut ketika melihat Joonyoung yang baru saja juga keluar rumah dan
mengenakan pakaian olahraga.
“kau mau lari
pagi?” tanya Joonyoung. Yumi mengangguk.”aku juga, mau lari bersama?” tawar
Joonyoung. Yumi menatap Joonyoung mencari keseriusan di mata Joonyoung.
@@@
Sejak kejadian
pagi itu, Yumi merasa heran dengan sikap Joonyoung yang berubah 180 derajat
padanya. Dulu menyapa Yumi saja Joonyoung enggan. Tapi kenapa sekarang dia
terus menyapanya dan menemaninya lari pagi. Joonyoung bahkan sering berkunjung
juga di rumah sakit tempat Yumi bekerja hanya untuk mengajaknya makan siang dan
terkadang membawakannya bunga yang membuatnya semakin bingung. Dan yang paling
membuatnya bingung adalah ketika Joonyoung melamarnya seminggu yang lalu di
rumah sakit inim didepan semua orang yang berhasil membuatnya malu.
Kini Yumi sedang
menatap bunga dan kotak kalung yang Joonyoung gunakan untuk melamarya. Ia
mengetuk – ngetukkan bolpoin ke mejanya dan berpikir keras. ‘kenapa tiba – tiba
Joonyoung melakukan hal ini? Sejak pulang dari jepang, sikapnya sangat
berubah.’ Pikir Yumi.
@@@
Malam harinya,
Joonyoung sengaja menunggu Yumi dan mengantarnya pulang karena rumah mereka
dekat jadi itu sangat menguntungkan bagi Joonyoung sebagai alasan untuk pulang
bersama.
Yumi yang sudah menyelesaikan pekerjaannya
berniat pulang karena hari memang sudah malam.
Ia melepas jas putihnya dan
menyampirkannya. Setelah itu ia
mengambil tasnya dan keluar dari ruangannya.
Saat sudah di luar rumah sakit, baru saja ia hendak melangkah. Yumi melihat Joonyoung tengah duduk sendirian
di bangku yang ada di luar rumah sakit.
Yumi terdiam menatap Joonyoung, cukup lama hingga akhirnya ketika Joonyoung
menoleh dan mendapati Yumi sudah berdiri di belakangnya.
Joonyoung tersenyum dan bangkit dari
duduknya lalu menghampiri Yumi dan memberikanYumi bunga lagi.
"kau lagi! Kau tidak lelah ya terus menungguku disini?
"heran Yumi. "aku tidak akan
lelah, selama kamu belum memberiku jawaban, aku akan terus mengikutimu, menunggumu,
kalau perlu aku akan menganggumu terus. "jawab Joonyoung.
"jadi, bisakah kau memberikan jawaban padaku
sekarang? Jika kau tidak suka
padaku, kau bisa menolakku sekarang
juga. Jika kau menyukaiku, katakan 'iya'"tambah Joonyoung.
Yumi diam dan mencerna kata-kata Joonyoung
barusan.
"huh"Yumi pun menghela nafasnya.
"begini Joonyoung, kau tahu kan
kalau orangtuaku tidak menyukai keluargamu? "tanya Yumi. "aku tahu, tapi yang mereka benci kan orangtuaku, bukan aku.
Dan mereka tidak membenciku juga kan? "balas Joonyoung. "mereka memang tidak membencimu, tapi mereka tidak akan memberikan restu
padaku jika aku menikah denganmu."balas Yumi dengan jengah, karena Joonyoung sangat keras kepala dan
tidak mau mendengarnya.
"aku tidak butuh restu mereka
Yumi-aa, yang kubutuhkan adalah
jawabanmu saat ini. Apakah kau
menerimaku atau kau menolakku? "desak Joonyoung.
Joonyoung memegang tangan Yumi dengan
hangat dan menatapnya dalam - dalam. Yumi yang diperlakukan seperti itu sedikit
tersentuh. "kenapa kau melakukan
hal ini padaku Joonyoung? "Yumi kini mulai meneteskan air matanya. "karena aku mencintaimu
Yumi-aa."jawab Joonyoung dan Yumi kini seketika menghentikan air matanya
dan menatap Joonyoung dalam - dalam.
@@@@@
Saat ini Yumi pulang kerumah bersama
Joonyoung. Dan kedua orangtuanya tengah
menatapnya tajam. "jung Yumi, apa yang kau lakukan? Bukankah ibu sudah
melarangmu untuk berhubungan dengannya?
Kenapa sekarang kau malah membawanya kemari? "marah ibu Yumi.
"..."
"ini bukan salah Yumi bi, tapi aku yang memaksa untuk
kesini."Joonyoung mencoba membantu Yumi agar tidak dimarahi. "kau
diam saja, kami sedang berbicara dengan
Yumi, bukan kamu"kata ayah
Yumi.
"tapi aku juga berhak berbicara
paman, karena aku akan segera menikah
dengannya. "kata Joonyoung yang berhasil mengagetkan semua orang,
begitupun dengan Yumi yang langsung menatapnya.
Joonyoung mengerti tatapan Yumi,
segera memberi penjelasan pada Yumi,
Joonyoung memegang tangan Yumi dan berkata "sudah kau tenang saja.
"kata Joonyoung.
Orangtua Yumi beralih menatap Yumi, "apa kau benar-benar berhubungan
dengannya Yumi -aa? "tanya sang ibu.
"maafkan aku bu"akhirnya Yumi
bersuara dengan lirih dan tidak berani menatap kedua orangtuanya.
"aigoo.. "kata ibunya. "baiklah sekarang ayah akan memberimu
kesempatan terakhir, sekarang kau pilih dia atau ayah? "tegas sang ayah
Yumi.
Yumi pun kaget dengan pernyataan ayahnya
itu. "ayahh.. "lirih Yumi.
"jika kau memilih laki - laki ini,
jangan harap kau bisa memanggilku ayah lagi. "tambah ayah
Yumi. Yumi pun menangis dibuatnya. Dan Joonyoung juga kaget dengan pernyataan
ayah Yumi, ia tidak menyangka jika
orangtua Yumi begitu membenci orangtuanya.
"baiklah jika itu yang ayah
inginkan. Aku memilih Joonyoung
ayah, aku ingin hidup bersama
Joonyoung, aku ingin menghabiskan waktu
bersama Joonyoung. "jawab Yumi setelah ia memikirkannya dengan matang -
matang. Semua orang pun menatap Yumi dengan kaget. "ya, jung Yumi!
Apa kau sadar dengan apa yang katakan itu huh? "kata ibu Yumi.
"aku sadar bu, dan aku benar - benar serius dengan ucapanku
tadi. "balas Yumi.
"baiklah jika begitu, maka sekarang juga kau boleh pergi dari rumah
ini"usir sang ayah. "sayang,
apa kau serius? Kau bercanda kan?
"tanya istrinya. "jika dia
serius dengan ucapannya, kenapa aku
tidak? "kata si ayah denganmarah lalu pergi.
"sayang, tunggu.. Sayang"ibu Yumi mencoba
membujuk suaminya namun sepertinya sudah terlambat. Ibunya pun menghampiri Yumi
dan menatapnya tajam. "kau tahu apa
yang sudah kau lakukan huh? Kau
akanmenyesal nanti. "ibunya pun juga pergi meninggalkan Yumi.
Sedangkan Joonyoung yang masih terkejut
dengan pernyataan Yumi, terdiam di
tempatnya dan menatap Yumi yang mencoba tegar menghadapi orangtuanya.
Tidak lama kemudian Yumi menoleh menatap
Joonyoung dan mencoba tersenyum. "kau sudah lihat kan pengorbananku
kan? Jadi jangan sampai kau membuatku
kecewa ya! "canda Yumi. Joonyoung yang masih setengah sadar dari
lamunannya hanya bisa mengangguk.
@@@@
Hari pernikahan Yumi dan Joonyoung
Orangtua Yumi tidak terlihat, hanya sang adik yang mewakili dari keluarga
Yumi. Dan tidak banyak pula yang datang karena memang pernikahan itu diadakan
secara tertutup di salah satu gereja dekat perumahan mereka. Orangtua Joonyoung terlihat sangat
senang, berbeda dengan adik Yumi. Memang ia datang, tapi ia juga kesal dengan kakaknya itu sama
seperti orangtua nya.
@@@
Kini Yumi sudah resmi menikah dengan
Joonyoung dan tinggal bersama Joonyoung dirumah Joonyoung, yang terletak bersebalahan dengan
orangtuanya. Cukup berat bagi Yumi, tapi
ia juga tidak bisa membohongi perasaannya yang mencintai Joonyoung.
@@@
Satu hari,
dua hari, hingga satu bulan
kehidupan Yumi baik - baik saja dengan keluarga Joonyoung. Walaupun tidak dengan
keluarganya sendirinya. Saat bertemu
dengan ayahnya, ayah nya langsung pergi
begitu saja tidak mempedulikannya. Yumi sempat lelah dan tidak kuat jika
seperti ini terus, tapi ketika melihat
wajah Joonyoung, pemikirannya itu hilang
sudah. Dan ia menyemangati dirinya
sendiri kalau ia pasti kuat. Ia pasti
bisa.
@@
Beberapa hari kemudian, ketika ibu Joonyoung pergi berbelanja bersama
Yumi dan bertemu dengan teman - temannya,
ibu Joonyoung memamerkan menantunya yang cantik, baik dan sukses kepada teman - temannya
itu. Yumi sedikit tidak nyaman dengan
perilaku ibu joonyoun itu, tapi ia
mencoba menerimanya agar mereka tidak bertengkar, cukup ia bertengkar dengan orangtua nya
saja.
Selesai mengambil barang - barang yang ibu
Joonyoung butuhkan, mereka pergi ke
kasir dan ibu Joonyoung menyuruh Yumi untuk membayarkannya. Yumi nampak terkejut, bukankarena ia tidak mau membayarkannya. Tapi saat berangkat tadi ibu Joonyoung bilang
kalau ia akan membelikan Yumi baju. Tapi lihatlah sekarang, yang banyak membeli baju adalah
ibumertuanya, ibu mertuanya bahkan dari
tadi tidak memilihkannya baju satupun.
Dan sekarang bahkan Yumi yangharus membayarnya. Yumi merasa ada yang
tidak beres dengan ibu mertuanya itu.
Tapi bagaimanapun juga, ia tetap membayarkannya dan segera pergi.
@@@@
Saat makan malam bersama di rumah
Joonyoung, sedari tadi ibu Joonyoung
menceritakan hal - hal yang dipamerkannya kepada orang - orang, dan ia juga bercerita kalau tadi berbelanja
di belikan oleh Yumi. Mendengar hal
itu, Joonyoung menatap Yumi. Tatapan
menyiratkan kekesalan, sedari tadi ia
sudah kesal dengan perkataan ibunya karena selalu pamer, pamer dan pamer kepada
orang lain. Joonyoung membenci sikap ibunya yang satunya itu.
Sedangkan Yumi yang ditatap Joonyoung
berusaha mengalihkan pandangannya dari Joonyoung.
"ah iya Yumi tolong nanti ambilkan
cucian di laundry ya? "perintah ibu Joonyoung. "ah ne"jawab
Yumi. "ah iya sekalian nanti tolong cuci piringnya selesai makan ya.
"tambah ibu Joonyoung. Joonyoung yang merasa kesal segera bangkit dan
meninggalkan meja makan. Yumi melihat hal itu,
ia melihat tatapan marah di mata Joonyoung. "sepertinya ibu juga
sudah selesai, ayah juga? "tanya
ibu Joonyoung pada suaminya. "iya, sebentar lagi. Tapi Joonyoung kenapa? Apadia sudah selesai makan? "tanya ayah
Joonyoung. "biar kutanya dulu, aku pergi dulu. "kata ibu Joonyoung.
"Yumi tolong bereskan semua ini ya! "perintah ibu Joonyoung.
"baik bu"jawab Yumi.
@@
Selesai makanmalam, Yumi membereskan meja makan dan mencuci
piring - piringnya. Setelah selesai,
Yumi pergi ke kamar untuk bersiap - siap pergi ke laundrymengambil
cucian. Tapi ia tidak mendapati
Joonyoung disana, ia sedikit heran. Tadi setelah makan Joonyoung pergi ke kamar.
Tapi kenapa sekarang tidak ada. Karena tidak mau kemalaman, akhirnya Yumi segera pergi setelah selesai
bersiap - siap.
Ia keluar rumah dan mendapati Joonyoung
sudah berada di mobil dan duduk di bangku pengemudi. Yumi sedikit terkejut,
"ayo masuk. Sudah malam, bahaya jika kau pergi sendiri. "kata Joonyoung
datar. Dalam hati Yumi merasa senang
karena Joonyoung masih memberikan perhatiannya padanya. Yumi pun segera masuk
ke dalam mobil.
@@@
Selesai mengambil pakaian di laundry.
Joonyoung mengajak Yumi pergi ke taman. "kenapa kita pergi kesana? Ini kan
susah malam. "heran Yumi. "aku hanya ingin mengajakmu jalan-jalan,
kau terlihat sibuk sekali belakangan ini. Aku juga sibuk dan kita tidak punya
waktu luang untuk pergi bersama. "jelas Joonyoung. "ah iya kau benar
juga. "balas Yumi.
Kini mereka berdua berjalan berdampingan
menyusuri jalan tamanseraya bergandengan tangan.
"Yumi -aa"panggil Joonyoung.
"emm"sahut Yumi dan terus berjalan karena Joonyoung telah melepaskan
pegangan tangannya. "apa kau tidak merindukan orangtuamu? "tanya
Joonyoung dan berhasil membuat langkah Yumi berhenti, Yumi pun berbalik dan
menatap Joonyoung yang kini berjarak beberapa langkah darinya.
"aku tahu kau merindukan mereka, tapi
kenapa kau tidak pernah membicarakannya padaku? "tanya Joonyoung. "aku memang merindukan mereka, tapi kurasa aku tidak bisa membicarakan
mereka di rumah. Aku takut membuat orangtua mu kecewa. "kata Yumi. "tapi bagaimana pun mereka tetap orangtua
mu kan. "kata Joonyoung lagi. "Joonyoung - aa, sebenarnya ada yang ingin kau katakan padaku
kan, itulah kenapa kau mengajakku
kesini. "balas Yumi.
"kau tidak nyaman kan dengan sikap
ibuku? "tanya Joonyoung. Yumi pun berjalan kambali. "aku bisa menahannya, kau tenang saja. "kata Yumi. "tapi aku tidak bisa. "balaa
Joonyoung dan membuat Yumi berbalik menatapnya kembali. "aku tidak bisa
menahannya Yumi, selama ini aku kesal
pada sikap ibuku yang selalu pamer pada orang lain dan selalu menyuruhmu melakukan
ini, itu. Aku sangat kesal dan
marah, tapi aku tidak bisa memarahinya.
"tambah Joonyoung lagi.
"akutidak apa-apa, sungguh. Lagi pula aku ini menantunya
kan, jadi aku harus melakukannya.
"jawab Yumi. "justru karena
itu, kau itu menantunya bukan
pembantunya. Kenapa kau mau saja disuruh
- suruhnya seperti itu huh? "tiba - tiba Joonyoung marah pada Yumi.
"kau marah padaku? "tanya
Yumi. "benar, aku marah padamu karena kau sangat bodoh. Kau
disuruh ibuku melakukan ini itu mau,
disuruh membelikan ini itu kau mau, disuruh membayarkan belanjaannya kau
juga mau. Apa kau itubabu huh? "bentak Joonyoung lagi. "kenapa baru
sekarang kau memarahiku? Jika kau tidak
suka dengan sikap ibumu, kau bisa
menasehatinya dari dulu. Kenapa baru sekarang? Dan kau malah memarahiku? Tidak sadarkah kau itu juga mirip dengan
ibumu huh? Saat aku disuruh ibumu
melakukan sesuatu, kau diam saja. Aku
bisa apa? Aku tidak mungkin menolaknya,
karena akutakut membuatnya marah. Aku sudah kehilanganorangtuaku, akutidak ingin kehilangan mereka juga.
"balas Yumi.
Joonyoung terdiam mendengarnya. "kau
tahu pengorbananku begitu besar untuk memilihmu, aku rela bertengkar dengan orangtuaku bahkan
aku rela meninggalkan rumah demi kamu. Tapi apa? Setelah menikah kau bahkan tidak pernah
memperhatikanku lagi, tapi aku berusaha
bertahan dan berpikir mungkin kamu sibuk bekerja. Aku mencoba memahamimu dengan
terus bersabar agar hubungan kita ini bisa terus berlanjut."kata Yumi.
"lalu apa kau menyesal sekarang? Kau menyesal karena sudah meninggalkan rumah
dan aku tidak bisa menjagamu lagi seperti dulu? "tanya Joonyoung.
"aku tidak pernah menyesal Joonyoung - aa"jawab Yumi. "kau memang menyesal, tidak perlu kau jawab lagi."kata
Joonyoung. "lalu siapa suruh kau mau meninggalkan rumah huh? Kenapa? Aku
juga tidak pernah menyuruhmu kan? "Joonyoung sudah tidak bisa menahan
amarahnya lagi.
Mendengarhal itu mata Yumi mulai hangat.
"kenapa kau melakukan hal itu Yumi
-aa? Kau hanya membuat dirimu menderita,
apa kau tahu itu? "kata Joonyoung. "karena aku mencintaimu Joonyoung
-aa. Karena aku jung Yumi mencintai jung Joonyoung."kata Yumi yang sudah
menangis. Dan Joonyoung terkejut mendengarnya.
"apa kau tidak bisa melihatnya? Apa kau tidak bisa melihat cinta di mataku?
"tanya Yumi dan kini ia juga tidak bisa lagi menahannya lagi. Ia ingin meluapkan semua amarahnya juga.
Joonyoung diam ditempatnya, "kurasa
kau tidak bisa melihatnya. Kau hanya bermain - main denganku saja selama ini.
Apa aku benar? "tanya Yumi.
"kenapa kau diam saja Joonyoung? Jawab aku! "desak Yumi disela - sela
tangisnya.
@@@@
Flashback on
Setelah Joonyoung pulang dari jepang, orangtua nya mendesaknya untuk segera menikah
dengan Yumi. Joonyoung sempat heran,
karena orangtua nya dan orangtuanya Yumi todak akrab. Tapi kenapa
orangtua nya menyuruhnya menikah dengan Yumi. Dan ibu Joonyoung menjelaskan
kalau ia ingin memiliki menantu seorang dokter. Dan kebetulan Yumi baru lulus
kuliah dan sudah bekerja di rumah sakit besar yang ada di seoul.
Ibu Joonyoung bilang, ia akan sangat senang jika Joonyoung bisa
menikah dengan Yumi. Dengan begitu ibunya bisa memamerkannya kepada semua orang
kalau menantunya itu luar biasa. Hal itu langsung saja ditolak oleh Joonyoung,
ia tidak ingin menikahi seseorang hanya untuk bahan pameran ibunya saja.
Joonyoung menolak mentah - mentah permintaan ibunya itu.
Tapi orangtua tidak kehabisan akal untuk
membuat Joonyoung setuju. Mereka membuat kehidupan Joonyoung berubah.
Pertama
Saat Joonyoung hendak sarapan, namun ia tidak melihat piring dan kursi nya
di meja makan. "bu, kemana
kursiku? Piringku juga tidak ada?
"tanya Joonyoung. "tidak ada sarapan untuk anak yang membangkang
perintah orangtua nya. "jawab sang ibunda tanpa melihat Joonyoung.
Joonyoung menghela nafasnya,
"baiklah baiklah, lakukan
apa yang ayah dan ibu inginkan. Aku juga tidak akan mati hanya karena tidak
sarapan pagi. Aku pergi dulu. " kata Joonyoung dan ia pergi begitu
saja. Sesampainya di luar rumah, ia kebingungan mencari kunci mobilnya.
"dimana kunci mobilku? Kurasa aku
tidak meninggalkannya di kamar. " bingung Joonyoung. Dan ia seketika
menyadari sesuatu, "ah, sepertinya
ini ulah mereka. " gumam Joonyoung. Dan benar saja, didalam rumah, orangtua Joonyoung tengah tersenyum dan kunci
mobilnya Joonyoung tergeletak di meja makan dekat sang ibunda.
"geurae, ambil saja kalau kalian mau. Aku bisa naik
taxi dari sini. " teriak Joonyoung. Ia pun merogoh saku celananya mencari
dompet. Dan sialnya tidak ada juga. "ayah! Ibu! " teriak Joonyoung
dari luar. Dan orangtua Joonyoung lagi - lagi terkikik dan kini dompetnya ada
didekat ayahnya. "geurae, ambil saja semua nya bu, ayah. Aku tidak membutuhkannya. Kalian dengar
itu! Ambil saja! " teriak Joonyoung
lagi. Ia pun segera berangkat bekerja
dengan kesal.
@@
Pulang kerja, karena lembur. Joonyoung pulang larut
malam, ia sangat lelah. Hari ini benar -
benar hari yang melelahkan, dan ia ingin
segera beristirahat. Namun saat membuka pintu rumah, ia tidak bisa. Ia heran, apa sudah dikunci? Pikirnya?
"bu,
aku sudah pulang bu! "panggil Joonyoung. "bu, buka pintunya bu. Cepat buka bu, aku lelah bu. " panggil Joonyoung lagi.
Dan detik berikutnya pintu terbuka dan Joonyoung tersenyum. "akhirnya ibu
membukanya juga. " Joonyoung pun hendak masuk namun dihadang oleh ibunya.
"ada apa bu? Aku lelah dan ingin
segera istirahat bu. "kata Joonyoung. "kau tidak boleh masuk sebelum
kau setuju untuk menikah dengan Yumi. Kau dengar itu! Mulai sekarang kau harus tidur diluar!
"tegas ibunya dan menutup kembali pintunya sekalian menguncinya.
"bu, jangan begitu bu. Ibu ibu!
"panggil Joonyoung dengan keras seraya menggedor - gedor pintu rumahnya.
@@@
Setelah kejadian itu, Joonyoung akhirnya menyetujui permintaan
orangtuanya untuk menikah dengan Yumi. Walaupun ia tidak yakin Yumi akan
menerimanya. Karena dari kecil, Joonyoung selalu menjahili Yumi sehingga Yumi membenci
Joonyoung. Joonyoung bahkan sering menggoda Yumi dan Yumi semakin membencinya.
Karena itulah saat ini Joonyoung tengah bingung, bagaimana caranya dia mendekati Yumi lagi.
Yumi saja sepertinya masih membencinya. Kini Joonyoung tengah berdiri didekat
jendela yang menghadap kamar Yumi dan menatap kamar Yumi. Tidak lama kemudian
Yumi masuk ke dalam rumah dan menutup kamarnya dan tidak sengaja ia melihat
Joonyoung tengah menatapnya. Yumi pun berjalan mendekat ke jendela dan terus
menatap Joonyoung.
Sedangkan Joonyoung, semakin ia menatap Yumi semakin jantungnya
berdetak kencang. Dan ia mengingat masa - masa kecilnya bersama Yumi yang
selalu mengganggunya. Hingga kini Joonyoung menyadari satu hal, kalau selama
ini dia menyukai Yumi. Karena itulah dulu ia selalu mengganggu Yumi dan tidak
suka ketika Yumi dekat dengan teman lelakinya,
jadi karena itu Joonyoung selalu datang dan mengganggunya.
Dan sekarang, mereka berdua sudah tumbuh
dewasa. Usia mereka juga sudah matang. Ia tidak rela jika suatu saat ia harus
melihat Yumi menikah dengan orang lain. Jadi ia bertekad, mulai saat ini ia
akan berusaha keras untuk mendapatkan Yumi. Ia pun semakin menatap Yumi dalam -
dalam yang dibalas juga dengan Yumi.
@@@
Flashback off
@@@
Setelah itu Yumi dan Joonyoung pulang dan
mereka saling diam. Sesampainya dirumah,
Joonyoung segera keluar mobil, menutup pintu mobil dengan keras dan
meninggalkan Yumi lebih dulu. Sedangkan Yumi hanya bisa melihat Joonyoung dan
iapun segera menyusul Joonyoung masuk ke dalam rumah.
@@@
Keesokan harinya, ketika Yumi bangun
tidur. Ia sudah tidak melihat Joonyoung, ia sedikit merasa bersalah kepada
Joonyoung karena pertengkaran semalam. Meskipun begitu, ia akan membiarkan Joonyoung berpikir dulu.
Akhirnya ia bangkit dari tidurnya.
@@@
Di rumah sakit, setelah tidak ada pasien lagi. Yumi duduk
melamun di meja kerjanya. Ia masih memikirkan Joonyoung, ia memainkan
ponselnya. Ia ragu untuk menelfon Joonyoung. Ia takut Joonyoung tidak
mengangkatnya.
Tiba - tiba ada
yangmenyodorinya sebuah minuman dan makanan membuat Yumi menatapnya.
"dokter jung, kau tidak berubah
sama sekali ya. Kukira setelah jadi dokter kau sudah berubah. Ternyata sama
saja. "kata orang itu. "choi Taejoon"panggil Yumi dan ia
terlihat senang dengan kedatangan Taejoon yang merupakan hoobae nya di kampus
dulu.
"kau harus
makan tepat waktu noona, kau itu seorang
dokter. Jika kau sampai sakit karena tidak makan tepat waktu, lalu siapa yang
akan merawat pasien mu nanti huh?” canda lelaki yang dipanggilnya Taejoon tadi.
Yumi tersenyum dan merasa senang bisa melihat Taejoon lagi.
“bagaimana kabarmu
selama ini noona tanpaku? Apa kau baik – baik saja?” tanya Taejoon. “tentu saja
baik, wae? Apa kau pikir aku akan terus – menerus menangis karena berpisah
denganmu eoh? Ck, aku ini!” balas Yumi dan mereka berdua pun tertawa bersama.
“ah geundae,
kenapa kamu bisa disini?” tanya Yumi dan mereka berdua pun mengobrol bersama
dan saling tukar cerita.
Sedangkan di luar ruangan Yumi, Joonyoung
hendak meminta maaf pada Yumi atas perkataannya semalam. Namun ia malah tidak
sengaja mendengarkan percakapan Yumi dengan Taejoon. Dan ia terlihat cemburu,
ia pun mengurungkan niatnya untuk menemui Yumi dan memilih pergi dari rumah
sakit.
@@@
Sejak hari itu, sikap Joonyoung pada Yumi
semakin dingin dan acuh tak acuh. Joonyoung bahkan seolah – olah tidak
menganggap kehadiran Yumi disekitarnya. Ia selalu menyibukkan diri dengan
pekerjaannya, dan pulang larut malam. Hal itu membuat Yumi mengkhawatirkan
kesehatan suaminya itu, namun Joonyoung benar – benar tidak peduli dengan Yumi
dan semua nasihat yang Yumi katakan padanya.
@@
Hingga suatu hari,
karena Joonyoung sudah jarang mengantar dan menjemput Yumi ke rumah sakit.
Taejoon pun yang juga bekerja di rumah sakit yang sama dengan Yumi, menawarkan
diri untuk mengantarkan Yumi pulang. Dan Yumi menerimanya.
Saat mereka
berhenti di lampu merah, Yumi melihat
Joonyoung tengah berpelukan dengan salah satu mantan kekasihnya. Taejoon mengikuti arah pandang
Yumi. "kau mengenalnya? " tanya Taejoon. "emm" jawab Yumi.
"siapa dia? "tanya lagi Taejoon.
"dia suamiku
dan perempuan itu adalah mantan kekasihnya " jawab Yumi yang berhasil
membuat Taejoon terkejut. "aa kau bilang? "tanya Taejoon.
"kenapa kau membiarkan mereka berpelukan?
Kau seharusnya memisahkan mereka! "kata Taejoon. "biarkan
saja. Sebaiknya kita segera pulang. "balas Yumi. "apa kaliab bertengkar? "tanya
Taejoon dengan hati - hati. "ayo jalan,
lampunya sudah hijau. " kata Yumi. Taejoon pun segera melajukan
mobilnya.
Dan dijalan, ternyata Yumi menceritakan semuanya pada
Taejoon. Tentang hubungannya dengan Joonyoung dan kehidupannya selama ini. Yumi
tidak takut atau canggung menceritakannya kepada Taejoon, karena ia sudah
sangat dekat dengan Taejoon dan ia mempercayai Taejoon.
@@
Kembali ke
Joonyoung.
Joonyoung yang
baru saja selesai berbelanja di minimarket tidak sengaja bertemu dengan mantan
kekasihnya saat SMA, dan diluar dugaan.
Ternyata mantan kekasihnya itu langsung memeluk Joonyoung, Joonyoung yang begitu terkejut tidak membalas
pelukan mantan kekasihnya itu.
"Joonyoung-aa, apa kabar? Aku senang bisa melihatmu lagi.
Bagaimana? Apa kau sudah berhasil mendapatkannya? " tanya mantan
kekasihnya itu seraya melepas pelukannya. "siapa maksutmu? "tanya
Joonyoung tidak mengerti. "siapa lagi kalau bukan jung Yumi. Aku tahu
kalau selama ini kau menyukainya. Kau berkencan denganku karena kau ingin
menampik perasaanmu padanya kan? Sudah
mengaku saja, semua mantan - mantanmu juga tahu hal itu. "katanya. Dan hal
itu membuat Joonyoung tersenyum dan sedikiy malu. "kau bicara apa
sih, tentu saja aku berhasil. Aku bahkan
sudah menikah dengannya. " kata Joonyoung dengan bangga dan menunjukkan
cincin di jari manisnya.
"hwaa, kau pasti sangat senang ya. Selamat ya!
"balas gadis itu.
@@@
Selama perjalanan
pulang kerumah setelah mengantar Yumi. Taejoon berpikir keras di dalam mobil.
Ia merasa kasihan dengan Yumi, ternyata
selama ini hidupnya sangat sulit. Ia bahkan meninggalkan rumah dan keluarganya tidak
ada yang peduli lagi dengannya.
Taejoon pun
menepikan mobilnya dan keluar untuk membeli minuman di minimarket. Namun belum
sempat memasuki minimarket itu, Taejoon
melihat adik Yumi. Ia pun berhenti di depan adik Yumi. Hanbyeol, adik Yumi
menatap heran pada Taejoon yang tiba - tiba berhenti di depannya. Karena tidak
kenal, Hanbyeol pun segera minggir dan
berlalu meninggalkan Taejoon. Taejoon mengerutkan dahinya karena Hanbyeol
menghindarinya. "hei tunggu! "Taejoon berbalik dan menahan lengan
Hanbyeol. "nuguseyo? Apa kau
mengenalku? Kenapa kau menghalangi
jalanku? "tanya Hanbyeol.
"kau adik
jung Yumi kan? "tanya Taejoon. "ah jadi kau teman kakakku ya?
"kata Hanbyeol dan menghempaskan tangan Taejoon. "jika kau temannya,
seharusnya kau menemuinya. Bukan aku! "tambah Hanbyeol. "ada sesuatu
yang ingin kubicarakan mengenai kakakmu, ini sangat penting! Ayo ikut aku!
" Taejoon pun berbalik dan menyuruh Hanbyeol untuk mengikutinya. Namun
Hanbyeol malah berbalik arah dan menjauh dari Taejoon.
Taejoon merasa
aneh, ia pun berbalik dan mendapati Hanbyeol berjalan menjauh darinya. Ia geram
dan berjalan cepat ke arah Hanbyeol lalu menyeret tangannya dan mendudukkannya
di gazebo yang ada di minimarket itu.
"hei kau
kenapa sih? Kenapa menyeretku kesini.
Aku mau pulang, ini sudah malam dan aku tidak ingin membuat orangtua ku
khawatir. " kata Hanbyeol. "nanti aku akan mengantarmu pulang, tapi sekarang kau harus mendengarkan
penjelasanku dulu. " kata Taejoon.
"aku tidak
ingin mendengarnya jika itu mengenai kakak. "kata Hanbyeol.
"hei, aku tahu kau sebenarnya masih
mengkhawatirkan kakakmu kan? Sudah
jangan berbohong lagi."balas Taejoon. "kau ini bicara apa sih!
"Hanbyeol mengalihkan pandangannya. "dengar! Selama ini kakakmu itu sangat menderita, meskipun dari luar dia terlihat bahagia bersama
Joonyoung. Tapi sebenarnya dia sangat merindukan keluarganya, dia merindukan kasih sayang ayah dan
ibunya, dia juga merindukanmu. Karena
dia disana tidak hidup sebagai menantu dirumah Joonyoung, tapi dia hidup sebagai pembantu. apa kau tahu
itu? " jelas Taejoon. "darimana kau tahu itu? Dan bagaimana bisa aku
mempercayaimu? Kenapa juga peduli dengan kakakku? Apa kau menyukainya huh? " tanya
Hanbyeol dengan tegas. "geurae, aku
menyukai kakakmu. Wae? "jawab Taejoon. "hhh, hhhh" mendengar jawaban Taejoon, Hanbyeol pun tertawa terbahak - bahak.
"apanya yang lucu? Kenapa kau
mentertawakanku? "tanya Taejoon. "kau bercanda ya? Dilihat dari wajahmu, kau sepertinya lebih muda dari pada kakakku.
Yang benar saja jika kau menyukai kakakku? " kata Hanbyeol dan mencoba
menghentikan tawanya.
"geurae, itulah alasan dia menolakku. Karena dia
bilang aku terlalu muda untuknya " jawab Taejoon dan menerawang jauh
sambil membayangkan betapa sedihnya dia dulu saat ditolak oleh Yumi.
"bwahahaha?"Hanbyeol
yang tadi sudah berhasil menghentikan tawanya,
kini kembali tertawa terbahak - bahak bahkan sampai membuat Taejoon
kesal. "kau ditolak kakakku? Hahaha,
kau memang pantas ditolak, karena
kau sangat menyebalkan. Haha! "tawa Hanbyeol pun semakin lepas.
"kakakku memang pintar tidak memilih laki - laki menyebalkan sepertimu
ini. " kata Hanbyeol dengan tajam.
"lalu apakah
Joonyoung sudah pantas untuk Yumi menurutmu?
Dia bahkan tidak bisa membuat Yumi tertawa, dia hanya bisa membuat Yumi menangis dalam
diam" balas Taejoon membuat Hanbyeol menghentikan tawanya seketika.
"apa katamu? "tanya Hanbyeol.
"Yumi, selama ini dia selalu diperlakukan seperti
pembantu oleh ibu Joonyoung, Yumi tidak keberatan dengan hal itu. Tapi
Joonyoung bahkan tidak berbuat sesuatu untuk Yumi, ia membiarkan Yumi diperlakukan seperti
pembantu oleh ibunya. Dia bahkan sudah tidak pernah lagi mengantar dan
menjemput Yumi. Dan aku bahkan tadi melihat ia berpelukan dengan mantan
kekasihnya, Yumi tahu hal itu juga."
jelas Taejoon.
"apa yang kau
katakan itu sungguh - sungguh? " tanya Hanbyeol. "itu benar anak
bandel"jawab Taejoon seraya menonyol - nonyol dahi Hanbyeol. Hanbyeol yang
kesal pun segera mengambil tangan Taejoon dan menggigitnya. "ahh hei apa
yang kau lakukan? Kenapa kau menggigit
tanganku? " kesal Taejoon. "dasar kau ini"tambahnya. "aku
tidak suka ada orang yang menonyol-nonyol dahiku. Apa kau tahu itu? "balas
Hanbyeol dan menonyol dahi Taejoon.
"hei kau
sudah menggigit jariku itu sudah impas kan,
kenapa kau juga menonyol dahiku? " teriak Taejoon namun tidak
digubris oleh Hanbyeol. Ia malah pergi begitu saja tanpa menghiraukan Taejoon.
"hei kau mau
kemana? Sudah kubilang aku akan
mengantarmu kan? " teriak Taejoon namun Hanbyeol benar - benar tidak
menghiraukannya. Ia berlari begitu kencang dan airmatanya sudah mengalir. "kakak,
maafkan aku kak. Aku mohon maafkan aku. " batin Hanbyeol dan
berlari begitu cepat untuk sampai dirumah Joonyoung.
Sedangkan
Joonyoung, setelah bertemu dengan mantan
kekasih yang berhasil membuka hati Joonyoung lagi mengenai perasaannya pada
Yumi, ia begitu senang tapi juga menyesal karena selama ini sudah menyia -
nyiakan Yumi. Dan sekarang ia ingin menebus kesalahan, ia tidak ingin semakin menyesal di kemudian
hari dan kehilangan Yumi. Jadi ia bergegas pulang untuk meminta maaf pada Yumi.
Namun langkahnya
berhenti saat ia melihat Hanbyeol, adik
Yumi tengah memaki - maki ibunya. Dan Yumi yang tengah istirahat di kamar
karena merasa lelah, mendengar keributan
di luar membuatnya bangun dan keluar untuk melihat apa yang terjadi.
Hanbyeol terkejut
melihat wajah kakaknya yang pucat. "lihatlah bu, apa yang mereka lakukan pada kakak? Mereka bahkan tidak peduli pada kakak, lihat
wajah kakak yang pucat itu? "kata Hanbyeol pada ibunya. Dan ibu maupun
ayahnya terkejut, termasuk Joonyoung dan
kedua orangtuanya.
Ibu Yumi pun
menghampiri Yumi dan menariknya untuk kembali pulang ke rumah. Sedangkan
Hanbyeol manghampiri Joonyoung yang tengah berdiri beberapa langkah di belakang
orangtuanya. "hei kau! Bukankah tugasmu sebagai seorang suami harus
menjaga istrimu dengan baik eoh? Kenapa kau malah menelantarkannya? Kau tidak
peduli ya dengan istrimu? Lalu untuk apa kau menikahinya? Hanya untuk
memamerkannya pada orang lain kalau kau bisa mendapatkan istri seorang dokter
ya? "marah Hanbyeol. "Hanbyeol -aa apa yang kau lakukan? Kau tidak boleh bicara kasar seperti itu pada
kakak iparmu. "kata Yumi. "biarkan saja dia, dia memang benar. "sahut ayah Yumi yang
membuat Yumi heran dan menatap ayahnya. "maafkan ayah Yumi - aa, ayah tidak tahu kalau kau selama ini
menderita. " sesal ayahnya. "ayah.... "lirih Yumi.
"Hanbyeol sudah menceritakan semuanya, jadi kembalilah pulang nak. Emm?
Disana kau sudah tidak dihargai lagi. "kali ini ibubya angkat bicara. "tidak
bisa bu, sekarang rumah Joonyoung adalah
rumahku juga. Aku tidak bisa meningalkannya begitu saja"jawab Yumi.
"kakak tidak
bisa tinggal dirumah itu lagi, ayah bawa
pulang kakak. Biar aku yang menyelesaikan ini. "kata Hanbyeol. Dan
orangtuanya pun membawa paksa Yumi pulang walaupun Yumi berontak berulangkali.
Namun mereka berhasil membawa Yumi pulang.
"kau dengar
itu sendiri kan! Kakakku masih sempat membela kalian walaupun kalian tidak
memperlakukannya dengan baik. Apa kalian tidak merasa bersalah? Jika kalian manusia, kalian pasti merasa menyesal dan bersalah.
Tapi kurasa kalian bukan manusia, hati kalian sudah beku seperti es sehingga
kalian tidak bisa melihat pengorbanan kakakku. Dan ini adalah peringatan
dariku! Jika kalian belum menyadari kesalahan kalian, jangan harap kalian bisa menemui kakakku.
Camkan itu baik-baik! " kata Hanbyeol dengan tajam pada keluarga jung
Joonyoung. Setelah itu ia pun segera menyusul orangtuanya masuk ke dalam rumah.
Sedangkan ibu Joonyoung nampak terkejut dan merasa terpukul dengan kejadian ini.
Ia baru menyadari kesalahannya dan ia sudah tidak merawat Yumi dengan baik.
"sudah sayang, mari kita pikirkan
baik-baik masalah ini di dalam. "ajak sang suami. "apa yang perluu
dibicarakan lagi ayah, bu! Apa? Tidak ada,
kalian semua sudah membuatnya pergi. Kalian semua sudah membuatnya
menderita. "teriak Joonyoung karwna kesal pada dirinya sendiri, taoi ia malah menyalahkan orangtuanya. Ibu
Joonyoung menangis melihat anaknya seperti itu. Ibunya semakin menderita dan
sakit ketika melihat Joonyoung, anak
satu - satunya menangis tersedu - sedu dan terduduk di jalanan.
Sedangkan
Yumi, ia dikunci di kamar karena
orangtua nya takut jika Yumi tidak dikunci, ia akan berlari ke rumah Joonyoung
lagi. Yumi pun hanya bisa menangis di kamarnya.
@@@
Keesokan harinya,
Hanbyeol menelfon Taejoon melalui ponsel kakaknya dan menyuruhnya untuk
menjemput kakaknya. Tidak lama kemudian, Taejoon datang dan memencet klakson
mobilnya. "kakak, cepat! Dia sudah
datang! "panggil Hanbyeol dari luar kamar Yumi. Yumi pun keluar,
"siapa memangnya? "tanya Yumi heran. "choi Taejoon! "jawab
Hanbyeol dengan entengnya. "mwo?
Kau menghubunginya? Wae? "tanya Yumi kesal. "jika aku tidak
menghubunginya, kakak pasti akan bertemu
dengan Joonyoung lagi. Atau bahkan dia akan mengantarmu. "jelas Hanbyeol.
"dan aku tidak suka itu. "tambah Hanbyeol. "aku juga tidak suka
caramu yang seperti ini Hanbyeol! "balas kakaknya. "sudahlah
kak, cepat. Dia sudah menunggumu lama.
"Hanbyeol pun mendorong punggung kakaknya untuk segera keluar rumah. Dan
ia memaksa Yumi untuk segera masuk ke dalam mobil Taejoon. Di sebelah rumah
Yumi, Joonyoung nampak lemah sekali saat
baru keluar dari rumah. Dan ia melihat Yumi sudah di dalam mobil Taejoon. Hal
itu semakin membuatnya lemah.
Yumi melihat
Joonyoung yang seperti itu jadi merasa bersalah. Namun ia tidak bisa
menghampiri Joonyoung, karena jika orangtuanya tahu hal itu. Maka iaa pasti
akan dikurung lagi. Taejoon pun menyalakan mobilnya dan segera melajukannya.
Setelah kepergian
sang kakak, Hanbyeol yang melihat Joonyoung
sedikit merasa kasihan sebenarnya. Tapi jika ia mengingat bagaimana kakaknya
diperlakukan oleh orangtuanya, ia jadi kesal lagi. "jika saja kau bisa
menjaga kakaku, aku tidak akan sebenci ini padamu, kak Joonyoung."batin
Hanbyeol sebelum ia masuk ke dalam rumah. Sedangkan Joonyoung berangkat bekerja
dengan berat hati.
@@@
Siang
harinya, Taejoon menghampiri Yumi dan
membawakannya makan siang. Ia masuk ke ruangan Yumi tanpa mengetuk pintu, dan
saat akan memanggil Yumi ia mengurungkan niatnya karena melihat Yumi yang
tengah melamun menghadap ke jendela.
Taejoon merasa iba
melihatnya, ia tidak ingin mengganggu Yumi dan ia juga ingin menjernihkan
pikirannya tentang Yumi. Apa yang akan ia perbuat untuk Yumi. Taejoon pun
meletakkan makanan itu di meja dan segera meninggalkan ruangan Yumi.
@@@@
Setelah Yumi
merasa baikan, ia membalikkan tubuhnya
dan melihat makanan di mejanya. Ia tersenyum dan segera menghampirinya, ia tahu
kalau itu pasti dari Taejoon.
Tok tok
Tiba-tiba ada yang
mengetuk pintu dan Yumi segera menyuruhnya masuk. "permisi dokter, apa dokter Taejoon tidak ada disini?
"tanya seorang ob dengan membawa senampan yang isinya secangkir kopi.
"dia tidak disini, ada apa? "tanya balik Yumi. "aneh sekali,
tadi dia bilang minta dibuatkan kopi dan menyuruhku untuk mengantarkannya
kesini. " heran ob itu. Yumi tersenyum mendengarnya. "baiklah, kau
taruh saja kopi itu disini. Nanti biar aku beritahu dia kalau kopinya sudah
datang. "kata Yumi. "baiklah dokter."ob itu meletakkan kopi itu
di meja Yumi, Yumi nampak menatap lama kopi itu hingga akhirnya ia meminta kopi
satu cangkir lagi pada ob itu. Dan ob itupun mengiyakan sebelum sia pergi.
Yumi pun segera
menyeruput kopi itu. Dan sedikit melamun lagi. Sedangkan Taejoon yang berjalan
di koridor melihat ob yang disuruhnya untuk membuat kopi segera menghampirinya.
"apa ini kopiku? "tanya Taejoon. "bukan dokter, ini milik dokter
Yumi. Punya anda sudah saya antarkan ke ruangan dokter Yumi. "jelas ob
itu. "apa kau bilang? "kaget Taejoon. "kenapa kau memberinya
kopi huh? Apa dia sudah meminumnya?
"tanya Taejoon. "aku tidak tahu dokter"jawabnya. Taejoon pun
segera berlari dengan kencang menuju ruangan Yumi.
"dasar
bodoh! Apa yang kau lakukan huh? Kau ingin mati ya? "kata Taejoon seraya
berlari. Sesampainya dinruangan Yumi Taejoon segera membuka pintunya dengan
cepat. Dan ia sangat terkejut melihat Yumi sudah tidak sadarkan diri di
mejanya. "Yumi - aa, jung Yumi!
Bangun Yumi, jung Yumi! "teriak Taejoon kepanikan.
@@@
Taejoon kini
menunggu Yumi yang tengah ditangani oleh dokter seniornya. Taejoon mondar -
mandir di luar ruangan. Dan ia teringat keluarga yumu, ia pun pergi ke ruangan Yumi dan mencari
ponselnya. Setelah menemukannya, Taejoon melihat daftar panggilan Yumi dan ia
melihat ada banyak panggilan dari Joonyoung yang tidak diangkat oleh Yumi.
Taejoon ragu, apakah ia harus menelfon Joonyoung?
Sebelum menekan
tombol panggil, Hanbyeol adik Yumi sudah lebih menelfon ke ponsel kakaknya. Dan
Taejoon segera mengangkatnya. "kakak, kau dimana? Aku sudah ada di depan
rumah sakit tempatmy bekerja, aku membawakan makan siang untukmu. "kata
Hanbyeol. "hei kalau bicara pelan-pelan. Jangan cepat seperti itu
"balas Taejoon yang membuat Hanbyeol heran, "bukankah ini ponsel
kakak, kenapa suara namja yang mengangkatnya. "lirih Hanbyeol dan sedikit
menjauhkan ponselnya agar tidak didengar oleh orang yang mengangkat ponsel
kakaknya itu, ia tidak tahu kalau yang mengangkatnya Taejoon.
"cepat
beritahu orangtuamu kalau kakakmu pingsan dan sekarang belum sadarkan
diri."perintah Taejoon. "apa kau bilang? Kakakku pingsan?
Kenapa? Bagaimana bisa? Sekarang dia dimana? Aku akan segera kesana!
"kata Hanbyeol panjang lebar. "hei kau ini! Sudah kubilang kalau
bicara itu pelan - pelan! "balas Taejoon. "kau siapa sih? Kenapa kau mengangkat ponsel kakakku?
"tanya habyeol. "panggil orangtua mu dulu kemari, setelah itu kau
akan tahu. Nanti hubungi aku jika orangtua mu sudah datang. " kata Taejoon
lalu menutup ponselnya.
"halo halo,
hei! " kesal Hanbyeol. "orang ini, benar - benar membuatku kesal.
Tapi sepertinya aku mengenal suaranya. "heran Hanbyeol.
Ting
'sudah menghubungi
orangtuamu belum? ' pesan dari Taejoon melalui ponsel Yumi. "ah iya"
Hanbyeol yang teringat pun segera menghubungi ayahnya, namun tidak bisa. "aduh, ayah kemana
sih? Kenapa tidak ada yang mengangkat.
" kini Hanbyeol pun ganti menelfon ibunya namun juga sama, tidak diangkat.
"aduh mereka ini kemana? Kalau
begini mereka tidak akan tahu keadaan kakak. Sebaiknya aku pulang lagi dan
memanggil mereka langsung. "Hanbyeol pun memutuskan untuk kembali pulang.
@@@@
Dirumah jung Yumi
Terlihat Joonyoung
sedang berlutut di depan ayah Yumi. "aku mohon paman, beri aku kesempatan sekali lagi. Aku janji
akan menjaga Yumi dengan baik. Aku mohon paman! "Joonyoung memohon kepada
ayah Yumi. "apa jaminan yang bisa kau berikan padaku jika aku memberimu
kesempatan huh? " kata ayah Yumi. "aku akan pergi dari rumah jika itu
paman mau. Aku bisa tinggal disini atau aku akan mencari rumah baru untuk Yumi, agar ibuku tidak bisa lagi menyuruh-nyuruhnya
seperti dulu." jelas Joonyoung. "pamaan aku mohon, beri aku
kesempatan. Aku benar - benar tidak bisa hidup tanpa Yumi paman. Aku benar -
benar menyesal paman sudah membuat Yumi sedih. " tambahnya.
Ayah Yumi juga
memikirkan bagaimana perasaan Yumi yang begitu mencintai Joonyoung. Jika Yumi
disini, pasti ia akan memohon juga
padanya. Saat sedang berpikir, ayah Yumi menengadahkan kepalanya dan melihat
Hanbyeol sudah ada di ambang pintu. "Hanbyeol - aa, kenapa kau cepat sekali?"tanya ibunya.
Hanbyeol tersadar dari lamunannya. "kakak pingsan ayah, ibu. Ayo kita
pergi kesana! "kata Hanbyeol dengan panik. "apa kau bilang?
"kaget sang ayah, Joonyoung yang
mendengarnya juga terkejut. "ayo kita segera kesana! "ibu Yumi segera
menggandeng Hanbyeol dan pergi ke rumah sakit. Sedangkan Joonyoung yang sudah
berdiri hendak pergi juga namun ditahan oleh ayah Yumi.
"aku akan
memberimu kesempatan, asalkan kau benar - benar menepati janjimu
tadi."kata ayah Yumi. "benarkah itu paman? Iya, aku janji. Aku akan membahagiakan
Yumi." kata Joonyoung dengan senang. "hei, panggil aku ayah. Aku ini
ayahmu juga, kenapa kau memanggilku paman dari tadi huh! " kata ayah Yumi.
Dan hal itu membuat Joonyoung terharu, iapun segera memeluk ayah Yumi.
"terima kasih, sungguh terima kasih. Ayah. "ujar Joonyoung. ayah Yumi
membalas pelukan Joonyoung."sudah sekarang ayo kita pergi, Yumi akan
sangat membutuhkanmu disana. " kata ayah Yumi. Dan mereka pun menyusul
Hanbyeol dan ibunya yang sudah lebih dulu pergi.
@@@
Sekarang semua nya
sudah ada di ruangan dimana Yumi dirawat. Dan mereka semua menatap Yumi yang
masih belum sadarkan diri. "Yumi - aa,
anakku. Apa yabg terjadi padamu nak?
Bagaimana kau bisa pingsan huh? "ibu Yumi menangis dan menggenggam
tangan Yumi. Joonyoung perlahan mendekati Yumi.
"sepertinya
maag nya kambuh bi, tadi Yumi minum kopi. Apa dia dirumah makan dengan teratur?
"tanya Taejoon. "semalam dia tidak makan, tadi pagi juga. Makanya aku membawakan makan
siang untuknya."jelas Hanbyeol. "apa kalian selama ini tidak tahu kalau
Yumi punya maag akut. Dan dia tidak bisa minum kopi, walau hanya sedikit."
tambah Taejoon. "dia tidak pernah menceritakannya pada kami kalau dia
punya maag."kata ayah Yumi. "Yumi - aa, kenapa kau tidak pernah mengatakannya padaku
huh, seharusnya kau bilang agar aku bisa
tahu dan menjagamu."kata Joonyoung yang sudah berlutut di samping Yumi.
"maafkan kami
juga, seharusnya kami bisa menjaga Yumi
dengan baik."sesal orangtua Joonyoung yang juga berada disana.
"sudah
lupakan semuanya. Sekarang yang terpenting adalah keadaan Yumi. " kata
ayah Yumi. "hei apa kau yang membawanya kesini? "bisik Taejoon pada
Hanbyeol seraya menunjuk Joonyoung dengan dagunya. "bukan, saat aku pulang tadi dia sudah ada dirumahku.
Jadi dia ikut kemari. Tapi jika dia tidak dirumahku pun, aku akan memanggilnya kemari. " balas
Hanbyeol juga dengan berbisik.
"anak
pintar"puji Taejoon seraya mengelus-elus rambut Hanbyeol. Hanbyeol
tersenyum miring dan menatap Taejoon yang tengah tersenyum padanya. Detik
berikutnya, Hanbyeol segera meninju pipi Taejoon dan membuat terkejut.
"hei kenapa kau memukulku? " tanya Taejoon dengan keras dan memegangi
pipinya. "sudah kubilang aku tidak suka ada yang menyentuh kepalaku. Apa
kau lupa ya? " balas Hanbyeol. "tapi aku kan hanya mengelus rambutmu,
aku tidak menonyolnya seperti waktu itu. "jelas Taejoon. "tapi tetap
saja aku tidak suka bodoh! " ujar Hanbyeol. "apa kau bilang? Aku bodoh? Hei... "
"jika kalian
ingin bertengkar diluar saja! "lerai ayah Yumi dan membuat Hanbyeol dan
Taejoon diam dan meminta maaf. "kurasa tidak akan ada lelaki yang mau
dengan gadis dingin ini. "kata Taejoon dengan lirih. "aku mendengarmu
tahu, asal kau tahu saja ya. Aku ini
sudah mempunyai namjachingu. Dan aku ini sangat setia orangnya, aku bahkan
tidak pernah jalan dengan lelaki lain selain ayahku dan juga dia. Jadi kau
harus jaga jarak denganku mulai saat ini. Karena aku tidak mau namjachingu
salah paham. Apa kau paham! "balas Hanbyeol. Taejoon yang hendak membalas
lagi, namun melihat ayah Yumi yang
menatap tajam mengurungkan niatnya.
Tidak lama
kemudian, Yumi pun mulai membuka matanya
dan ia terkejut karena semua orang menatapnya. Tangannya juga diinfus.
"Yumi -
aa, kau sudah sadar? Apa kau baik - baik saja? " tanya
Joonyoung. "kenapa kalian berada disini? " tanya Yumi dengan
heran. "Yumi - aa, apa tadi kau meminum kopiku? Kau lupa ya
kalau kau tidak boleh meminum kopi, huh? "kata Taejoon sedikit tajam. Dan
Hanbyeol pun segera memukul kepala Taejoon dari belakang. "hei kau! Kakakku baru sadar dan kau sudah menceramahinya!
Nanti saja ceramahnya! "kata Hanbyeol dan membuat Taejoon benar - benar
kesal. Ia pun segera pergi sebelum ia benar - benar marah pada Hanbyeol.
"astaga, temperamentalnya benar - benar buruk. "
celetuk Hanbyeol. Dan kini orangtua
Joonyoung mendekati Yumi dan meminta maaf atas perlakukan mereka selama ini
pada Yumi. Mereka sadar kalau selama ini mereka sudah membuat Yumi menderita,
terutama ibu Joonyoung.
"sudahlah
bu, jangan seperti itu. Aku benar -
benar tidak apa. Lagipula aku kan menantu ibu, jadi sudah sewajarnya aku
menuruti perintah ibu. " kata Yumi. "tapi perintah ibu sudah
keterlaluan Yumi" kata ibu Joonyoung. "aku juga minta maaf Yumi -
aa, aku bahkan tidak tahu kalau kau punya
penyakit maag akut." kata Joonyoung. Yumi menoleh dan menatap Joonyoung.
"maafkan aku Yumi - aa, aku hanya
bisa menyusahkanmj saja selama ini. Aku tidak bisa menjagamu. Aku benar - benar
menyesal, jadi aku mohon maafkan aku. Dan
kembalilah padaku, hemm? "pinta
Joonyoung dengan tulus. Yumi melihat ketulusan dari mata Joonyoung. Iapun
menggenggam tangan Joonyoung. "aku bahagia asal kau berada disisiku. Itu
sudah cukup. " kata Yumi, Joonyoung
senang mendengarnya dan ia juga masih merasa bersalah. Iapun segera memeluk
Yumi dengan erat, seolah ia tidak ingin
melepasnya.
Semua nya pun
senang bisa melihat Joonyoung dan Yumi kembali bersama. Dan kini Hanbyeol
nampak mencari seseorang, "kenapa dia belum sampai, seharusnya dia kan
sudah sampai! "heran Hanbyeol. "kak Joonyoung, mulai sekarang jaga kakakku baik - baik kalau
kau tidak ingin kehilangan dia lagi. Aku akan pergi mencari Jinyoung
dulu."kata Hanbyeol lalu pergi. "siapa Jinyoung? "tanya
Joonyoung. "dia namjachingu Hanbyeol. "jawab Yumi. "ahh begitu. "
@@@
Taejoon kini duduk
di bangku taman dan terus memegangi pipinya yang tadi dipukul Hanbyeol.
"ini"tiba - tiba ada orang yang menyodorinya telur rebus.
"terima kasih"Taejoon pun menerima nya dan mulai mengelus - eluskan
telur rebus itu di pipinya. "aku minta maaf atas sikap yeojachinguku tadi
ya. " kata orang itu membuat Taejoon sedikit bingung. "ah sebenarnya
aku tadi melihatnya, saat akan masuk ruangan kak Yumi. Dia memang begitu,
sedikit kasar tapi sebenarnya dia baik dan berhati lembut " jelas orang
itu lagi. Akhirnya Taejoon menyadari sesuatu. "ah, jadi kau namjachingu Hanbyeol ya? "kata
Taejoon membuat orang itu tersenyum.
"tidak
apa, aku bisa memahaminya."
tambahnya. "aku Jinyoung, jung Jinyoung! " oeang tadi memperkenalkan
dirinya sendiri seraya mengulurkan tangannya. "aku choi
Taejoon"Taejoon menjabat tangan Jinyoung. "astaga kenapa Yumi dan
Hanbyeol menyukai lelaki dengan marga yang sama sih. Apa ini tradisi
mereka."celetuk Taejoon dan kedua nya pun tertawa bersama.
Tidak jauh dari
sana, Hanbyeol tengah melipat tangannya dan menatap tajam kearah Taejoon.
Hanbyeol pun segera mendatangi mereka dan menarik tangan Jinyoung bangkit.
"eoh Hanbyeol-aa! "kata Jinyoung yang sedikit terkejut karena tiba -
tiba Hanbyeol menariknya.
"hei tuan
bodoh! Apa yang kau bicarakan dengan
namjachingu ku huh?" tanya Hanbyeol. "memangnya aku bicara apa? Aku tidak bicara apa-apa, dia sendiri yang
mendatangiku tadi. "jelas Taejoon tidak terima. "benarkah itu? "
tanya Hanbyeol pada Jinyoung. "itu benar, aku menghampirinya dan
memberikannya telur rebus. "jelas Jinyoung. "lain kali, tidak usah
seperti itu. Jauhi pria ini, apa kau
mengerti! " kata Jinyoung. "ya ampun,
bagaimana kau bisa tahan dengan perempuan seperti ini huh? " celetuk
Taejoon dan berhasil mendapat tendangan dari Hanbyeol. "hei! " kesal
Taejoon.
"Hanbyeol -
aa, jangan seperti itu. Kau itu seorang
perempuan, tidak baik bertingkah seperti
itu. Kau mengerti! "nasihat Jinyoung. "aku mengerti, tapi dengan lelaki ini pengecualian.
"ujar Hanbyeol dan menatap tajam Taejoon. "Jinyoung - aa, hubungi aku jika kau sudah putus dengannya
ya. Aku akan mencarikanmu perempuan yang lebih baik darinya. " kata
Taejoon dan tersenyum miring pada Hanbyeol. "apa kau bilang? Hei!
"Hanbyeol yang siap memukul Taejoon lagi dicegah oleh Jinyoung. Dan
Jinyoung segera menyeretnya(?) pergi. "awas kau ya! Urusan kita belum selesai! "teriak
Hanbyeol."geurae, aku menunggumu"balas Taejoon.
@@@
Malam
harinya, semua orang sudah pulang dan
kini hanya Joonyoung saja yang menjaga Yumi. Ia tidak ingin meninggalkan Yumi
dan menyesal lagi. Jadi ia akan menjaga Yumi disini sampai Yumi sembuh.
Sekarang ia menatap Yumi yang sudah tertidur pulas.
Joonyoung
memflashback kembali kenangannya bersama Yumi, atau lebih tepatnya saat ia
menjahili Yumi.
Flashback on
Ketika SD, Joonyoung diam-diam memperhatikan Yumi tanpa
sepengetahuan Yumi. Namun ketika Yumi tanpa sengaja melihatnya, Joonyoung yang
gelapan dan kebetulan ia membawa makanan,
ia pun pura - pura membuang sampah dan tanpa sengaja mengenai baju Yumi.
Tanpa meminta maaf pun joonyoubg berlalu begitu saja. Dan Yumi berpikir,
Joonyoung pasti sengaja melakukannya. Ia pasti membenci Yumi. Pikir Yumi.
@@@
Saat SMP, SMA dan
Kuliah
Joonyoung dan Yumi
tidak satu sekolah. Jadi mereka tidak bisa sering bertemu, hal itu membuat
Joonyoung sedikit kecewa. Akhirnya ia lebih memilih untuk menunggu Yumi di
depan rumahnya sendiri.
Setiap pagi
Joonyoung selalu bersembunyi di belakang pagarnya dan menunggu Yumi hingga ia
keluar. Ketika Yumi sudah keluar, ia
juga keluar dan berpura - pura seolah ia juga akan berangkat sekolah. Padahal
dari pagi ia sudah menunggunya,
begitupun dengan pulang sekolah. Ia senantiasa menunggu Yumi di ujung
perumahan. Ia juga mengikuti Yumi ketika Yumi mengerjakan tugas dengan Taejoon.
Dan sebenarnya
Joonyoung ingin menyatakan perasaannya ketika lulus SMA. Waktu itu ia mengajak
Yumi bermain sepak bola. Sebenarnya bukan mengajak sih, karena yang bermain hanya Joonyoung sendiri
sedangkan Yumi berdiri dipinggir lapangan. Joonyoung pura-pura tidak bisa
bermain dengan sengaja memelesetkan bolanya agar tidak masuk gawang. Dan hal
itu ditertawakan oleh Yumi, Joonyoung senang bisa melihat yumu tertawa seperti
itu. Dan kali ini ia tersenyum dalam hati, lihat saja Yumi -aa. Batin
Joonyoung.
Dan kini ia
menendang bolanya dan berhasil masuk gawang. Yumi terlihat senang dan melompat
- lompat. "hei, kenapa kau masih
disana? Cepat ambilkan bolanya!
"perintah Joonyoung dan membuat kesenangan Yumi hilang. "huh, jadi
dia mengajakku kesinj hanya untuk jadi pesuruhnya saja ya. " kesal Yumi.
"ayo cepat ambilkan! "perintah Joonyoung lagi, dalam hatinya ia tersenyum ketika melihat
Yumi menemukan kotak hadiah di dekat gawang.
Yumi pun dengan
kesal berjalan ke arah gawang untuk mengambil bola. Namun baru beberapa langkah
ia mendapat telfon dari seseorang dan segera pergi. "Joonyoung - aa
maafkan aku. Aku harus pergi sekarang. Ada kejadian yang mendesak.bye!"
setelah itu Yumi pergi meninggalkan Joonyoung yang terdiam ditempatnya.
Joonyoung pun
berjalan ke arah gawang dan duduk di depan kotak itu. "padahal sudah
dekat, dan kau pergi begitu saja tanpa
melihat isi hatiku. " ujar Joonyoung yang sangat kecewa. Karena sejak
kejadian itu, Joonyoung mengubur dalam -
dalam perasaannya pada Yumi. Dan karena terlalu sulit, setelah lulus kuliah
Joonyoung memutuskan untuk pergi ke jepang berharap perasaannya pada Yumi bisa
menghilang. namun tetap tidak bisa,
meskipun ia sudah berlari menjauh dari Yumi, perasaannya tetap sama. Ia
tidak bisa membohongi perasaannya sendiri, kalau ia sangat mencintai Yumi.
@@@@
Flashback off
@@@
Yumi terbangun di
tengah malam dan mendapati joonyoun tertidur dalam posisi duduk dan menggenggam
tangannya erat, seolah tidak ingin melepasnya. Yumi pun tersenyum. "kau
tahu Joonyoung - aa. Aku juga tidak ingin melepaskan tangan ini. Mulai sekarang
aku akan selalu menggenggamnya erat juga. " kata Yumi.
End??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar