Rabu, 20 Juni 2018

FF Because I Love You [Oneshoot]


Cast : Jung Yumi, Jung Joonyoung, Choi Taejoon
Author : Cuwizt K
Songfic : Ben - Like Destiny



@@@@@@@@@
Disebuah bandara, kedua orangtua tengah mengantar kepergian sang anak ke luar negeri untuk bekerja. Sang ibu begitu sedih hingga air mata nya mengalir tiada henti dan tidak rela jika anaknya pergi jauh darinya. Sedangkan sang ayah dan sang anak mencoba menenangkan ibu, namun tidak berhasil. Hingga cukup lama, dan pesawat sang anak akan berangkat. Si ayah menyuruh istrinya untuk segera membiarkan anaknya mereka pergi agar tidak ketinggalan pesawat. Akhirnya si ibu merelakan kepergian sang anak.
“jaga dirimu baik – baik disana ya nak. Jangan lupa kabari ibu jika kau sudah sampai disana. Arrasseo?” kata sang ibu. “iya bu, aku tidak akan pernah lupa. Jadi sekarang bisakah aku pergi?” tanya sang anak. Ibunya pun hanya bisa mengangguk. Dan si anak pun mulai berjalan menjauh dari orang tuanya. Hingga akhirnya...
“Joonyoung – aa! Jung Joonyoung!” panggil sang ibu ketika anaknya sudah cukup juah darinya. Sang anak pun menoleh dan ibunya segera berlari lalu memeluknya dengan erat. Si anak yang di panggil Joonyoung tadi pun hanya bisa tersenyum dan membalas pelukan si ibu dengan hangat.
@@@
Di sebuah perumahan, terlihat seorang yeoja tengah menyiram tanaman dan membersihkan halaman rumahnya. Ia begitu telaten merawat tanamannya.  Di ujung jalan orangtua yang berada di bandara tadi terlihta mulai memasuki perumahan tersebut. Dan si ayah melihat yeoja tadi tengah menyiram tanaman.
Si ayah pun berhenti di pagar rumah si yeoja, dan menyapa yeoja itu. “aigoo aigoo, menantuku rajin sekali ya menyiram tanaman.” Sapa si ayah. Yeoja itu pun sedikit tersentak sebelum akhirnya tersenyum setelah mengetahui siapa yang berkata seperti itu, ternyata itu tetangga sebelahnya. “oh paman, ku kira siapa.” Kata yeoja itu dan yeoja itu melihat istri ayah tersebut menangis dan berjalan terus sampai masuk rumahnya.
“bibi kenapa paman?” tanya si yeoja. “sudah jangan hiraukan dia. Dia memang terlalu berlebihan.” Celetuk lelaki tua itu. ”paman tidak boleh begitu, bagaimana pun juga bibi adalah istri paman. Jadi paman harus memberikan perhatian yang lebih pada bibi supaya bibi tidak sedih seperti itu.” Nasihat si yeoja itu.
“begitukah menurutmu?” tanya si lelaki tua itu. “tentu saja.” Jawab yeoja itu. “lalu apa yang harus aku lakukan sekarang?” tanya lelaki tua itu lagi. “sebaiknya paman pulang dan hibur bibi.” Jawab yeoja itu. “baiklah kalau begitu, ayah mertua pulang dulu ya nak! Lanjutkanlah pekerjaanmu merawat tanaman itu! Rawat dengan baik ya, anggap saja itu latihan merawat anak kecil.” Kata lelaki tua itu dengan disertai candaan. Dan setelah itu lelaki tua pun pulang ke rumahnya yang letaknya disebelah yeoja tadi.
Yeoja tadi pun hanya bisa tersenyum menanggapi candaan lelaki tua yang dipanggilnya paman tadi. “Yumi – aa, Jung Yumi! Dimana kau menaruh kemeja ayah yang kotak – kotak itu ?” teriak sang ayah si yeoja dari dalam rumah. Sontak yeoja itu menoleh,  “iya ayah, aku carikan!” yeoja itu pun segera masuk ke dalam rumahnya.
@@@@@@@@@@@
Keesokan harinya,  yeoja bernama Yumi itu keluar dari rumahnya. Ia akan berangkat kuliah hari ini. Setelah menutup pagar, Yumi menatap rumah di sampingnya itu yang masih tertutup dan terlihat sepi. Setelah itu ia segera berangkat kuliah.
@@@@
Malam harinya, saat di rumah Yumi sedang makan malam bersama. Yumi nampak membantu ibunya menyiapkan makan malam untuk seluruh keluarganya yang terdiri ayah, ibu, Yumi dan adik perempuannya.
“kau tau ayah? Tetangga sebelahmu itu, dia benar – benar mengesalkan. Kemarin ku dengar dia menangis tersedu –sedu karena ditinggal anaknya pergi. Tapi tadi pagi waktu belanja, ia dengan sombongnya memamerkan kemampuan anaknya yang bisa pergi bekerja di luar negeri. Aku sangat risih mendengarnya.” Kata sang ibu dari dapur kepada ayahnya.
“benarkah? Sudah biarkan saja, orang seperti itu tidak perlu diladeni bu.” Balas sang ayah. Yumi yang mendengarnya pun menatap ibunya. “ibu bicara apa sih, sudahlah bu. Mau sampai kapan ibu terus membenci keluarga Joonyoung? Mereka itu baik bu, ayah!” tiba – tiba Yumi membela keluarga Joonyoung.
“ya! Kenapa kau membela mereka huh? Apa kau menyukainya? Laki  - laki itu? Cih, ibu tidak akan setuju kalau kau benar – benar jatuh cinta padanya. Dan ibu tidak akan memberikan restu ibu padamu.” Kata sang ibu. “ayah juga.” Celetuk si ayah dari meja makan.
Yumi pun hanya bisa menghela nafasnya.”huh”
“bukan begitu bu, aku tidak menyukainya. Tapi sikap ibu juga sama saja dengannya bu jika ibu terus membicarakan keburukannya.” Kata Yumi dengan halus agar tidak menyinggung perasaan orangtuanya itu.
“memangnya kenapa bibi Jung menangis bu? Dan kenapa bibi Jung pamer kalau anaknya pergi ke luar negeri? Apa Joonyoung oppa pergi?” tanya si adik Yumi, Jung Hanbyeol.
“kemarin Joonyoung berangkat ke Jepang untuk bekerja disana. Dia lulus tes dan diterima di salah satu perusahaan besar di jepang.” Jelas sang ayah. Yumi yang sedang mengupas apel dan tidak sengaja mendengar penjelasan sang ayah, ia tidak sengaja mengiris jarinya sendiri dan membuatnya berdarah.
“ya ampun Yumi, kalau mengupas apel itu hati – hati.kau tidak lihat jarimu itu berdarah seperti itu huh?” kata sang ibu dan menyadarkan lamunan Yumi. Ia tersadar dan mengamati jarinya yang sudah berdarah.  Ia pun segera pamit ke kamar untuk mengobati jarinya.
Namun setelah pergi ke kamar, Yumi tidak juga kembali untuk makan malam. Ia kini tengah berdiri di dekat jendela dan menatap jendela kamar Joonyoung. “kau sudah berangkat rupanya, cepat sekali dari dugaanku. Kau pasti sangat senang, chukkae jung Joonyoung!” kata Yumi dengan senyum tipis.
@@@@@
Satu tahun kemudian, Yumi sudah lulus dari kuliahnya dan kini ia bekerja di salah satu rumah sakit terbesar yang ada di seoul. Ia menjadi dokter disana. Sudah 5 bulan ia bekerja disana dan ia sangat senang. Karena akhirnya ia bisa meringankan beban orangtuanya dengan sudah bekerja dan menghasilkan uang sendiri.
@@@
Kini Yumi sedang makan malam bersama keluarganya. Dan lagi – lagi, sepertinya sudah menjadi kebiasaan ibunya itu untuk membicarakan keluarga Joonyoung. “ayah, kudengar anaknya itu sudah pulang. Jadi dia tidak sempat berbelanja tadi, kurasa besok dia akan menyombongkan anaknya yang baru saja pulang dari jepang.” Kata sang ibu.
“Joonyoung pulang bu?” tanya Yumi. “emm, tadi ibu melihatnya saat sedang menyirami tanaman. Dia bahkan menyapa ibu.” Jawab ibunya. “lalu bagaimana reaksi ibu?” tanya Yumi penasaran. “tentu saja ibu juga membalasnya, meskipun ibu membenci  orangtuanya. Tapi dia tetaplah anak yang sopan santun tidak seperti orangtua nya. Tapi meskipun begitu, kau jangan pernah mempunyai pikiran untuk dekat dengannya ya. Karena ibu tetap  tidak suka, sekali tidak suka, maka selamanya akan seperti itu.” Nasihat sang ibu. “aku tidak akan menyukainya bu,kenapa ibu selalu menuduhku seperti itu sih.” Gumam Yumi.
Setelah selesaii makan malam, Yumi pergi menuju kamarnya dan menutup pintu kamarnya lalu menyenderkan tubuhnya pada pintu yang baru saja ditutupnya itu. Pandangannya tertuju pada jendelanya yang masih terbuka, ia pun berjalan menuju jendela berniat menutupnya. Namun saat baru memegang jendelanya itu, matanya menangkap sesosok orang tengah menatapnya dari seberang. Yumi pun juga menatapnya.  Dan dia adalah jung Joonyoung, yang saat ini tengah berdiri di kamarnya dan menatap datar ke arah Yumi.sedangkan Yumi nampak membeku melihatnya. Dan mereka berdua pun hanya saling menatap satu sama lain.
@@@
Pagi hari di hari minggu Yumi selalu melakukan olahraga dengan berlari – lari mengelilingi kompleks perumahan di sekitarnya.  Saat baru keluar rumah, dan hendak berlari melewati rumah Joonyoung. Yumi sedikit terkejut ketika melihat Joonyoung yang baru saja juga keluar rumah dan mengenakan pakaian olahraga.
“kau mau lari pagi?” tanya Joonyoung. Yumi mengangguk.”aku juga, mau lari bersama?” tawar Joonyoung. Yumi menatap Joonyoung mencari keseriusan di mata Joonyoung.
@@@
Sejak kejadian pagi itu, Yumi merasa heran dengan sikap Joonyoung yang berubah 180 derajat padanya. Dulu menyapa Yumi saja Joonyoung enggan. Tapi kenapa sekarang dia terus menyapanya dan menemaninya lari pagi. Joonyoung bahkan sering berkunjung juga di rumah sakit tempat Yumi bekerja hanya untuk mengajaknya makan siang dan terkadang membawakannya bunga yang membuatnya semakin bingung. Dan yang paling membuatnya bingung adalah ketika Joonyoung melamarnya seminggu yang lalu di rumah sakit inim didepan semua orang yang berhasil membuatnya malu.
Kini Yumi sedang menatap bunga dan kotak kalung yang Joonyoung gunakan untuk melamarya. Ia mengetuk – ngetukkan bolpoin ke mejanya dan berpikir keras. ‘kenapa tiba – tiba Joonyoung melakukan hal ini? Sejak pulang dari jepang, sikapnya sangat berubah.’ Pikir Yumi.
@@@
Malam harinya, Joonyoung sengaja menunggu Yumi dan mengantarnya pulang karena rumah mereka dekat jadi itu sangat menguntungkan bagi Joonyoung sebagai alasan untuk pulang bersama.
Yumi yang sudah menyelesaikan pekerjaannya berniat pulang karena hari memang sudah malam.
Ia melepas jas putihnya dan menyampirkannya.  Setelah itu ia mengambil tasnya dan keluar dari ruangannya.
Saat sudah di luar rumah sakit,  baru saja ia hendak melangkah.  Yumi melihat Joonyoung tengah duduk sendirian di bangku yang ada di luar rumah sakit.
Yumi terdiam menatap Joonyoung,  cukup lama hingga akhirnya ketika Joonyoung menoleh dan mendapati Yumi sudah berdiri di belakangnya.
Joonyoung tersenyum dan bangkit dari duduknya lalu menghampiri Yumi dan memberikanYumi bunga lagi.
"kau lagi!  Kau tidak lelah ya terus menungguku disini? "heran Yumi.  "aku tidak akan lelah, selama kamu belum memberiku jawaban, aku akan terus mengikutimu,  menunggumu,  kalau perlu aku akan menganggumu terus. "jawab Joonyoung.
"jadi,  bisakah kau memberikan jawaban padaku sekarang?  Jika kau tidak suka padaku,  kau bisa menolakku sekarang juga.  Jika kau menyukaiku,  katakan 'iya'"tambah Joonyoung.
Yumi diam dan mencerna kata-kata Joonyoung barusan.
"huh"Yumi pun menghela nafasnya. "begini Joonyoung,  kau tahu kan kalau orangtuaku tidak menyukai keluargamu? "tanya Yumi.  "aku tahu,  tapi yang mereka benci kan orangtuaku,  bukan aku.  Dan mereka tidak membenciku juga kan? "balas Joonyoung.  "mereka memang tidak membencimu,  tapi mereka tidak akan memberikan restu padaku jika aku menikah denganmu."balas Yumi dengan jengah,  karena Joonyoung sangat keras kepala dan tidak mau mendengarnya.
"aku tidak butuh restu mereka Yumi-aa,  yang kubutuhkan adalah jawabanmu saat ini.  Apakah kau menerimaku atau kau menolakku? "desak Joonyoung.
Joonyoung memegang tangan Yumi dengan hangat dan menatapnya dalam - dalam. Yumi yang diperlakukan seperti itu sedikit tersentuh.  "kenapa kau melakukan hal ini padaku Joonyoung? "Yumi kini mulai meneteskan air matanya.  "karena aku mencintaimu Yumi-aa."jawab Joonyoung dan Yumi kini seketika menghentikan air matanya dan menatap Joonyoung dalam - dalam.
@@@@@
Saat ini Yumi pulang kerumah bersama Joonyoung.  Dan kedua orangtuanya tengah menatapnya tajam. "jung Yumi, apa yang kau lakukan? Bukankah ibu sudah melarangmu untuk berhubungan dengannya?  Kenapa sekarang kau malah membawanya kemari? "marah ibu Yumi.
"..."
"ini bukan salah Yumi bi,  tapi aku yang memaksa untuk kesini."Joonyoung mencoba membantu Yumi agar tidak dimarahi. "kau diam saja,  kami sedang berbicara dengan Yumi,  bukan kamu"kata ayah Yumi. 
"tapi aku juga berhak berbicara paman,  karena aku akan segera menikah dengannya. "kata Joonyoung yang berhasil mengagetkan semua orang, begitupun dengan Yumi yang langsung menatapnya.  Joonyoung mengerti tatapan Yumi,  segera memberi penjelasan pada Yumi,  Joonyoung memegang tangan Yumi dan berkata "sudah kau tenang saja. "kata Joonyoung.
Orangtua Yumi beralih menatap Yumi,  "apa kau benar-benar berhubungan dengannya Yumi -aa? "tanya sang ibu.
"maafkan aku bu"akhirnya Yumi bersuara dengan lirih dan tidak berani menatap kedua orangtuanya.
"aigoo.. "kata ibunya.  "baiklah sekarang ayah akan memberimu kesempatan terakhir, sekarang kau pilih dia atau ayah? "tegas sang ayah Yumi.
Yumi pun kaget dengan pernyataan ayahnya itu.  "ayahh.. "lirih Yumi. "jika kau memilih laki - laki ini,  jangan harap kau bisa memanggilku ayah lagi. "tambah ayah Yumi.  Yumi pun menangis dibuatnya.  Dan Joonyoung juga kaget dengan pernyataan ayah Yumi,  ia tidak menyangka jika orangtua Yumi begitu membenci orangtuanya.
"baiklah jika itu yang ayah inginkan.  Aku memilih Joonyoung ayah,  aku ingin hidup bersama Joonyoung,  aku ingin menghabiskan waktu bersama Joonyoung. "jawab Yumi setelah ia memikirkannya dengan matang - matang. Semua orang pun menatap Yumi dengan kaget. "ya,  jung Yumi!  Apa kau sadar dengan apa yang katakan itu huh? "kata ibu Yumi.
"aku sadar bu,  dan aku benar - benar serius dengan ucapanku tadi. "balas Yumi.
"baiklah jika begitu,  maka sekarang juga kau boleh pergi dari rumah ini"usir sang ayah. "sayang,  apa kau serius?  Kau bercanda kan? "tanya istrinya.  "jika dia serius dengan ucapannya,  kenapa aku tidak? "kata si ayah denganmarah lalu pergi. 
"sayang,  tunggu.. Sayang"ibu Yumi mencoba membujuk suaminya namun sepertinya sudah terlambat. Ibunya pun menghampiri Yumi dan menatapnya tajam.  "kau tahu apa yang sudah kau lakukan huh?  Kau akanmenyesal nanti. "ibunya pun juga pergi meninggalkan Yumi.
Sedangkan Joonyoung yang masih terkejut dengan pernyataan Yumi,  terdiam di tempatnya dan menatap Yumi yang mencoba tegar menghadapi orangtuanya.
Tidak lama kemudian Yumi menoleh menatap Joonyoung dan mencoba tersenyum. "kau sudah lihat kan pengorbananku kan?  Jadi jangan sampai kau membuatku kecewa ya! "canda Yumi. Joonyoung yang masih setengah sadar dari lamunannya hanya bisa mengangguk.
@@@@
Hari pernikahan Yumi dan Joonyoung
Orangtua Yumi tidak terlihat,  hanya sang adik yang mewakili dari keluarga Yumi. Dan tidak banyak pula yang datang karena memang pernikahan itu diadakan secara tertutup di salah satu gereja dekat perumahan mereka.  Orangtua Joonyoung terlihat sangat senang,  berbeda dengan adik Yumi.  Memang ia datang,  tapi ia juga kesal dengan kakaknya itu sama seperti orangtua nya. 
@@@
Kini Yumi sudah resmi menikah dengan Joonyoung dan tinggal bersama Joonyoung dirumah Joonyoung,  yang terletak bersebalahan dengan orangtuanya. Cukup berat bagi Yumi,  tapi ia juga tidak bisa membohongi perasaannya yang mencintai Joonyoung.
@@@
Satu hari,  dua hari,  hingga satu bulan kehidupan Yumi baik - baik saja dengan keluarga Joonyoung. Walaupun tidak dengan keluarganya sendirinya.  Saat bertemu dengan ayahnya,  ayah nya langsung pergi begitu saja tidak mempedulikannya. Yumi sempat lelah dan tidak kuat jika seperti ini terus,  tapi ketika melihat wajah Joonyoung,  pemikirannya itu hilang sudah.  Dan ia menyemangati dirinya sendiri kalau ia pasti kuat.  Ia pasti bisa.
@@
Beberapa hari kemudian,  ketika ibu Joonyoung pergi berbelanja bersama Yumi dan bertemu dengan teman - temannya,  ibu Joonyoung memamerkan menantunya yang cantik,  baik dan sukses kepada teman - temannya itu.  Yumi sedikit tidak nyaman dengan perilaku ibu joonyoun itu,  tapi ia mencoba menerimanya agar mereka tidak bertengkar,  cukup ia bertengkar dengan orangtua nya saja. 
Selesai mengambil barang - barang yang ibu Joonyoung butuhkan,  mereka pergi ke kasir dan ibu Joonyoung menyuruh Yumi untuk membayarkannya.  Yumi nampak terkejut,  bukankarena ia tidak mau membayarkannya.  Tapi saat berangkat tadi ibu Joonyoung bilang kalau ia akan membelikan Yumi baju. Tapi lihatlah sekarang,  yang banyak membeli baju adalah ibumertuanya,  ibu mertuanya bahkan dari tadi tidak memilihkannya baju satupun.  Dan sekarang bahkan Yumi yangharus membayarnya. Yumi merasa ada yang tidak beres dengan ibu mertuanya itu.
Tapi bagaimanapun juga,  ia tetap membayarkannya dan segera pergi.
@@@@
Saat makan malam bersama di rumah Joonyoung,  sedari tadi ibu Joonyoung menceritakan hal - hal yang dipamerkannya kepada orang - orang,  dan ia juga bercerita kalau tadi berbelanja di belikan oleh Yumi.  Mendengar hal itu,  Joonyoung menatap Yumi. Tatapan menyiratkan kekesalan,  sedari tadi ia sudah kesal dengan perkataan ibunya karena selalu pamer, pamer dan pamer kepada orang lain. Joonyoung membenci sikap ibunya yang satunya itu.
Sedangkan Yumi yang ditatap Joonyoung berusaha mengalihkan pandangannya dari Joonyoung.
"ah iya Yumi tolong nanti ambilkan cucian di laundry ya? "perintah ibu Joonyoung. "ah ne"jawab Yumi. "ah iya sekalian nanti tolong cuci piringnya selesai makan ya. "tambah ibu Joonyoung. Joonyoung yang merasa kesal segera bangkit dan meninggalkan meja makan. Yumi melihat hal itu,  ia melihat tatapan marah di mata Joonyoung. "sepertinya ibu juga sudah selesai,  ayah juga? "tanya ibu Joonyoung pada suaminya. "iya, sebentar lagi.  Tapi Joonyoung kenapa?  Apadia sudah selesai makan? "tanya ayah Joonyoung. "biar kutanya dulu, aku pergi dulu. "kata ibu Joonyoung. "Yumi tolong bereskan semua ini ya! "perintah ibu Joonyoung.
"baik bu"jawab Yumi.
@@
Selesai makanmalam,  Yumi membereskan meja makan dan mencuci piring - piringnya. Setelah selesai,  Yumi pergi ke kamar untuk bersiap - siap pergi ke laundrymengambil cucian.  Tapi ia tidak mendapati Joonyoung disana,  ia sedikit heran.  Tadi setelah makan Joonyoung pergi ke kamar. Tapi kenapa sekarang tidak ada. Karena tidak mau kemalaman,  akhirnya Yumi segera pergi setelah selesai bersiap - siap.
Ia keluar rumah dan mendapati Joonyoung sudah berada di mobil dan duduk di bangku pengemudi. Yumi sedikit terkejut, "ayo masuk.  Sudah malam,  bahaya jika kau pergi sendiri. "kata Joonyoung datar.  Dalam hati Yumi merasa senang karena Joonyoung masih memberikan perhatiannya padanya. Yumi pun segera masuk ke dalam mobil.
@@@
Selesai mengambil pakaian di laundry. Joonyoung mengajak Yumi pergi ke taman. "kenapa kita pergi kesana? Ini kan susah malam. "heran Yumi. "aku hanya ingin mengajakmu jalan-jalan, kau terlihat sibuk sekali belakangan ini. Aku juga sibuk dan kita tidak punya waktu luang untuk pergi bersama. "jelas Joonyoung. "ah iya kau benar juga. "balas Yumi.
Kini mereka berdua berjalan berdampingan menyusuri jalan tamanseraya bergandengan tangan.
"Yumi -aa"panggil Joonyoung. "emm"sahut Yumi dan terus berjalan karena Joonyoung telah melepaskan pegangan tangannya. "apa kau tidak merindukan orangtuamu? "tanya Joonyoung dan berhasil membuat langkah Yumi berhenti, Yumi pun berbalik dan menatap Joonyoung yang kini berjarak beberapa langkah darinya.
"aku tahu kau merindukan mereka, tapi kenapa kau tidak pernah membicarakannya padaku? "tanya Joonyoung.  "aku memang merindukan mereka,  tapi kurasa aku tidak bisa membicarakan mereka di rumah. Aku takut membuat orangtua mu kecewa. "kata Yumi.  "tapi bagaimana pun mereka tetap orangtua mu kan. "kata Joonyoung lagi. "Joonyoung - aa,  sebenarnya ada yang ingin kau katakan padaku kan,  itulah kenapa kau mengajakku kesini. "balas Yumi.
"kau tidak nyaman kan dengan sikap ibuku? "tanya Joonyoung. Yumi pun berjalan kambali. "aku bisa menahannya,  kau tenang saja. "kata Yumi.  "tapi aku tidak bisa. "balaa Joonyoung dan membuat Yumi berbalik menatapnya kembali. "aku tidak bisa menahannya Yumi,  selama ini aku kesal pada sikap ibuku yang selalu pamer pada orang lain dan selalu menyuruhmu melakukan ini,  itu. Aku sangat kesal dan marah,  tapi aku tidak bisa memarahinya. "tambah Joonyoung lagi.
"akutidak apa-apa,  sungguh. Lagi pula aku ini menantunya kan,  jadi aku harus melakukannya. "jawab Yumi.  "justru karena itu,  kau itu menantunya bukan pembantunya.  Kenapa kau mau saja disuruh - suruhnya seperti itu huh? "tiba - tiba Joonyoung marah pada Yumi.
"kau marah padaku? "tanya Yumi.  "benar,  aku marah padamu karena kau sangat bodoh. Kau disuruh ibuku melakukan ini itu mau,  disuruh membelikan ini itu kau mau, disuruh membayarkan belanjaannya kau juga mau. Apa kau itubabu huh? "bentak Joonyoung lagi. "kenapa baru sekarang kau memarahiku?  Jika kau tidak suka dengan sikap ibumu,  kau bisa menasehatinya dari dulu.  Kenapa baru sekarang?  Dan kau malah memarahiku?  Tidak sadarkah kau itu juga mirip dengan ibumu huh?  Saat aku disuruh ibumu melakukan sesuatu,  kau diam saja. Aku bisa apa?  Aku tidak mungkin menolaknya, karena akutakut membuatnya marah. Aku sudah kehilanganorangtuaku,  akutidak ingin kehilangan mereka juga. "balas Yumi.
Joonyoung terdiam mendengarnya. "kau tahu pengorbananku begitu besar untuk memilihmu,  aku rela bertengkar dengan orangtuaku bahkan aku rela meninggalkan rumah demi kamu. Tapi apa?  Setelah menikah kau bahkan tidak pernah memperhatikanku lagi,  tapi aku berusaha bertahan dan berpikir mungkin kamu sibuk bekerja. Aku mencoba memahamimu dengan terus bersabar agar hubungan kita ini bisa terus berlanjut."kata Yumi.
"lalu apa kau menyesal sekarang?  Kau menyesal karena sudah meninggalkan rumah dan aku tidak bisa menjagamu lagi seperti dulu? "tanya Joonyoung. "aku tidak pernah menyesal Joonyoung - aa"jawab Yumi.  "kau memang menyesal,  tidak perlu kau jawab lagi."kata Joonyoung. "lalu siapa suruh kau mau meninggalkan rumah huh? Kenapa? Aku juga tidak pernah menyuruhmu kan? "Joonyoung sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi.
Mendengarhal itu mata Yumi mulai hangat.
"kenapa kau melakukan hal itu Yumi -aa?  Kau hanya membuat dirimu menderita, apa kau tahu itu? "kata Joonyoung. "karena aku mencintaimu Joonyoung -aa. Karena aku jung Yumi mencintai jung Joonyoung."kata Yumi yang sudah menangis. Dan Joonyoung terkejut mendengarnya.
"apa kau tidak bisa melihatnya?  Apa kau tidak bisa melihat cinta di mataku? "tanya Yumi dan kini ia juga tidak bisa lagi menahannya lagi.  Ia ingin meluapkan semua amarahnya juga.
Joonyoung diam ditempatnya, "kurasa kau tidak bisa melihatnya. Kau hanya bermain - main denganku saja selama ini. Apa aku benar? "tanya Yumi.
"kenapa kau diam saja Joonyoung?  Jawab aku! "desak Yumi disela - sela tangisnya.
@@@@
Flashback on
Setelah Joonyoung pulang dari jepang,  orangtua nya mendesaknya untuk segera menikah dengan Yumi. Joonyoung sempat heran,  karena orangtua nya dan orangtuanya Yumi todak akrab. Tapi kenapa orangtua nya menyuruhnya menikah dengan Yumi. Dan ibu Joonyoung menjelaskan kalau ia ingin memiliki menantu seorang dokter. Dan kebetulan Yumi baru lulus kuliah dan sudah bekerja di rumah sakit besar yang ada di seoul.

Ibu Joonyoung bilang,  ia akan sangat senang jika Joonyoung bisa menikah dengan Yumi. Dengan begitu ibunya bisa memamerkannya kepada semua orang kalau menantunya itu luar biasa. Hal itu langsung saja ditolak oleh Joonyoung, ia tidak ingin menikahi seseorang hanya untuk bahan pameran ibunya saja. Joonyoung menolak mentah - mentah permintaan ibunya itu.

Tapi orangtua tidak kehabisan akal untuk membuat Joonyoung setuju. Mereka membuat kehidupan Joonyoung berubah.

Pertama

Saat Joonyoung hendak sarapan,  namun ia tidak melihat piring dan kursi nya di meja makan. "bu,  kemana kursiku?  Piringku juga tidak ada? "tanya Joonyoung. "tidak ada sarapan untuk anak yang membangkang perintah orangtua nya. "jawab sang ibunda tanpa melihat Joonyoung. Joonyoung menghela nafasnya,  "baiklah baiklah,  lakukan apa yang ayah dan ibu inginkan. Aku juga tidak akan mati hanya karena tidak sarapan pagi. Aku pergi dulu. " kata Joonyoung dan ia pergi begitu saja.  Sesampainya di luar rumah,  ia kebingungan mencari kunci mobilnya. "dimana kunci mobilku?  Kurasa aku tidak meninggalkannya di kamar. " bingung Joonyoung. Dan ia seketika menyadari sesuatu, "ah,  sepertinya ini ulah mereka. " gumam Joonyoung. Dan benar saja,  didalam rumah,  orangtua Joonyoung tengah tersenyum dan kunci mobilnya Joonyoung tergeletak di meja makan dekat sang ibunda.

"geurae,  ambil saja kalau kalian mau. Aku bisa naik taxi dari sini. " teriak Joonyoung. Ia pun merogoh saku celananya mencari dompet. Dan sialnya tidak ada juga. "ayah! Ibu! " teriak Joonyoung dari luar. Dan orangtua Joonyoung lagi - lagi terkikik dan kini dompetnya ada didekat ayahnya.  "geurae,  ambil saja semua nya bu,  ayah. Aku tidak membutuhkannya. Kalian dengar itu!  Ambil saja! " teriak Joonyoung lagi.  Ia pun segera berangkat bekerja dengan kesal.

@@

Pulang kerja,  karena lembur. Joonyoung pulang larut malam,  ia sangat lelah. Hari ini benar - benar hari yang melelahkan,  dan ia ingin segera beristirahat. Namun saat membuka pintu rumah,  ia tidak bisa. Ia heran,  apa sudah dikunci? Pikirnya?

"bu,  aku sudah pulang bu! "panggil Joonyoung. "bu,  buka pintunya bu. Cepat buka bu,  aku lelah bu. " panggil Joonyoung lagi. Dan detik berikutnya pintu terbuka dan Joonyoung tersenyum. "akhirnya ibu membukanya juga. " Joonyoung pun hendak masuk namun dihadang oleh ibunya. "ada apa bu?  Aku lelah dan ingin segera istirahat bu. "kata Joonyoung. "kau tidak boleh masuk sebelum kau setuju untuk menikah dengan Yumi. Kau dengar itu!  Mulai sekarang kau harus tidur diluar! "tegas ibunya dan menutup kembali pintunya sekalian menguncinya. "bu,  jangan begitu bu. Ibu ibu! "panggil Joonyoung dengan keras seraya menggedor - gedor pintu rumahnya.

@@@

Setelah kejadian itu,  Joonyoung akhirnya menyetujui permintaan orangtuanya untuk menikah dengan Yumi. Walaupun ia tidak yakin Yumi akan menerimanya. Karena dari kecil, Joonyoung selalu menjahili Yumi sehingga Yumi membenci Joonyoung. Joonyoung bahkan sering menggoda Yumi dan Yumi semakin membencinya. Karena itulah saat ini Joonyoung tengah bingung,  bagaimana caranya dia mendekati Yumi lagi. Yumi saja sepertinya masih membencinya. Kini Joonyoung tengah berdiri didekat jendela yang menghadap kamar Yumi dan menatap kamar Yumi. Tidak lama kemudian Yumi masuk ke dalam rumah dan menutup kamarnya dan tidak sengaja ia melihat Joonyoung tengah menatapnya. Yumi pun berjalan mendekat ke jendela dan terus menatap Joonyoung.

Sedangkan Joonyoung,  semakin ia menatap Yumi semakin jantungnya berdetak kencang. Dan ia mengingat masa - masa kecilnya bersama Yumi yang selalu mengganggunya. Hingga kini Joonyoung menyadari satu hal, kalau selama ini dia menyukai Yumi. Karena itulah dulu ia selalu mengganggu Yumi dan tidak suka ketika Yumi dekat dengan teman lelakinya,  jadi karena itu Joonyoung selalu datang dan mengganggunya.

Dan sekarang, mereka berdua sudah tumbuh dewasa. Usia mereka juga sudah matang. Ia tidak rela jika suatu saat ia harus melihat Yumi menikah dengan orang lain. Jadi ia bertekad, mulai saat ini ia akan berusaha keras untuk mendapatkan Yumi. Ia pun semakin menatap Yumi dalam - dalam yang dibalas juga dengan Yumi.
@@@
Flashback off
@@@
Setelah itu Yumi dan Joonyoung pulang dan mereka saling diam. Sesampainya dirumah,  Joonyoung segera keluar mobil, menutup pintu mobil dengan keras dan meninggalkan Yumi lebih dulu. Sedangkan Yumi hanya bisa melihat Joonyoung dan iapun segera menyusul Joonyoung masuk ke dalam rumah.
@@@
Keesokan harinya, ketika Yumi bangun tidur. Ia sudah tidak melihat Joonyoung, ia sedikit merasa bersalah kepada Joonyoung karena pertengkaran semalam. Meskipun begitu,  ia akan membiarkan Joonyoung berpikir dulu. Akhirnya ia bangkit dari tidurnya.
@@@
Di rumah sakit,  setelah tidak ada pasien lagi. Yumi duduk melamun di meja kerjanya. Ia masih memikirkan Joonyoung, ia memainkan ponselnya. Ia ragu untuk menelfon Joonyoung. Ia takut Joonyoung tidak mengangkatnya.
Tiba - tiba ada yangmenyodorinya sebuah minuman dan makanan membuat Yumi menatapnya. "dokter jung,  kau tidak berubah sama sekali ya. Kukira setelah jadi dokter kau sudah berubah. Ternyata sama saja. "kata orang itu. "choi Taejoon"panggil Yumi dan ia terlihat senang dengan kedatangan Taejoon yang merupakan hoobae nya di kampus dulu.
"kau harus makan tepat waktu noona,  kau itu seorang dokter. Jika kau sampai sakit karena tidak makan tepat waktu, lalu siapa yang akan merawat pasien mu nanti huh?” canda lelaki yang dipanggilnya Taejoon tadi. Yumi tersenyum dan merasa senang bisa melihat Taejoon lagi.
“bagaimana kabarmu selama ini noona tanpaku? Apa kau baik – baik saja?” tanya Taejoon. “tentu saja baik, wae? Apa kau pikir aku akan terus – menerus menangis karena berpisah denganmu eoh? Ck, aku ini!” balas Yumi dan mereka berdua pun tertawa bersama.
“ah geundae, kenapa kamu bisa disini?” tanya Yumi dan mereka berdua pun mengobrol bersama dan saling tukar cerita.
Sedangkan di luar ruangan Yumi, Joonyoung hendak meminta maaf pada Yumi atas perkataannya semalam. Namun ia malah tidak sengaja mendengarkan percakapan Yumi dengan Taejoon. Dan ia terlihat cemburu, ia pun mengurungkan niatnya untuk menemui Yumi dan memilih pergi dari rumah sakit.
@@@
Sejak hari itu, sikap Joonyoung pada Yumi semakin dingin dan acuh tak acuh. Joonyoung bahkan seolah – olah tidak menganggap kehadiran Yumi disekitarnya. Ia selalu menyibukkan diri dengan pekerjaannya, dan pulang larut malam. Hal itu membuat Yumi mengkhawatirkan kesehatan suaminya itu, namun Joonyoung benar – benar tidak peduli dengan Yumi dan semua nasihat yang Yumi katakan padanya.
@@
Hingga suatu hari, karena Joonyoung sudah jarang mengantar dan menjemput Yumi ke rumah sakit. Taejoon pun yang juga bekerja di rumah sakit yang sama dengan Yumi, menawarkan diri untuk mengantarkan Yumi pulang. Dan Yumi menerimanya.
Saat mereka berhenti di lampu merah,  Yumi melihat Joonyoung tengah berpelukan dengan salah satu mantan  kekasihnya. Taejoon mengikuti arah pandang Yumi. "kau mengenalnya? " tanya Taejoon. "emm" jawab Yumi. "siapa dia? "tanya lagi Taejoon.
"dia suamiku dan perempuan itu adalah mantan kekasihnya " jawab Yumi yang berhasil membuat Taejoon terkejut. "aa kau bilang? "tanya Taejoon. "kenapa kau membiarkan mereka berpelukan?  Kau seharusnya memisahkan mereka! "kata Taejoon. "biarkan saja. Sebaiknya kita segera pulang. "balas Yumi.  "apa kaliab bertengkar? "tanya Taejoon dengan hati - hati. "ayo jalan,  lampunya sudah hijau. " kata Yumi. Taejoon pun segera melajukan mobilnya.
Dan dijalan,  ternyata Yumi menceritakan semuanya pada Taejoon. Tentang hubungannya dengan Joonyoung dan kehidupannya selama ini. Yumi tidak takut atau canggung menceritakannya kepada Taejoon, karena ia sudah sangat dekat dengan Taejoon dan ia mempercayai Taejoon.
@@
Kembali ke Joonyoung.
Joonyoung yang baru saja selesai berbelanja di minimarket tidak sengaja bertemu dengan mantan kekasihnya saat SMA,  dan diluar dugaan. Ternyata mantan kekasihnya itu langsung memeluk Joonyoung,  Joonyoung yang begitu terkejut tidak membalas pelukan mantan kekasihnya itu.
"Joonyoung-aa,  apa kabar? Aku senang bisa melihatmu lagi. Bagaimana? Apa kau sudah berhasil mendapatkannya? " tanya mantan kekasihnya itu seraya melepas pelukannya. "siapa maksutmu? "tanya Joonyoung tidak mengerti. "siapa lagi kalau bukan jung Yumi. Aku tahu kalau selama ini kau menyukainya. Kau berkencan denganku karena kau ingin menampik perasaanmu padanya kan?  Sudah mengaku saja, semua mantan - mantanmu juga tahu hal itu. "katanya. Dan hal itu membuat Joonyoung tersenyum dan sedikiy malu. "kau bicara apa sih,  tentu saja aku berhasil. Aku bahkan sudah menikah dengannya. " kata Joonyoung dengan bangga dan menunjukkan cincin di jari manisnya.
"hwaa,  kau pasti sangat senang ya. Selamat ya! "balas gadis itu.
@@@
Selama perjalanan pulang kerumah setelah mengantar Yumi. Taejoon berpikir keras di dalam mobil. Ia merasa kasihan dengan Yumi,  ternyata selama ini hidupnya sangat sulit. Ia bahkan meninggalkan rumah dan keluarganya tidak ada yang peduli lagi dengannya.
Taejoon pun menepikan mobilnya dan keluar untuk membeli minuman di minimarket. Namun belum sempat memasuki minimarket itu,  Taejoon melihat adik Yumi. Ia pun berhenti di depan adik Yumi. Hanbyeol, adik Yumi menatap heran pada Taejoon yang tiba - tiba berhenti di depannya. Karena tidak kenal,  Hanbyeol pun segera minggir dan berlalu meninggalkan Taejoon. Taejoon mengerutkan dahinya karena Hanbyeol menghindarinya. "hei tunggu! "Taejoon berbalik dan menahan lengan Hanbyeol. "nuguseyo?  Apa kau mengenalku?  Kenapa kau menghalangi jalanku? "tanya Hanbyeol.
"kau adik jung Yumi kan? "tanya Taejoon. "ah jadi kau teman kakakku ya? "kata Hanbyeol dan menghempaskan tangan Taejoon. "jika kau temannya, seharusnya kau menemuinya. Bukan aku! "tambah Hanbyeol. "ada sesuatu yang ingin kubicarakan mengenai kakakmu, ini sangat penting! Ayo ikut aku! " Taejoon pun berbalik dan menyuruh Hanbyeol untuk mengikutinya. Namun Hanbyeol malah berbalik arah dan menjauh dari Taejoon.
Taejoon merasa aneh, ia pun berbalik dan mendapati Hanbyeol berjalan menjauh darinya. Ia geram dan berjalan cepat ke arah Hanbyeol lalu menyeret tangannya dan mendudukkannya di gazebo yang ada di minimarket itu.
"hei kau kenapa sih?  Kenapa menyeretku kesini. Aku mau pulang, ini sudah malam dan aku tidak ingin membuat orangtua ku khawatir. " kata Hanbyeol. "nanti aku akan mengantarmu pulang,  tapi sekarang kau harus mendengarkan penjelasanku dulu. " kata Taejoon.
"aku tidak ingin mendengarnya jika itu mengenai kakak. "kata Hanbyeol. "hei,  aku tahu kau sebenarnya masih mengkhawatirkan kakakmu kan?  Sudah jangan berbohong lagi."balas Taejoon. "kau ini bicara apa sih! "Hanbyeol mengalihkan pandangannya. "dengar!  Selama ini kakakmu itu sangat menderita,  meskipun dari luar dia terlihat bahagia bersama Joonyoung. Tapi sebenarnya dia sangat merindukan keluarganya,  dia merindukan kasih sayang ayah dan ibunya,  dia juga merindukanmu. Karena dia disana tidak hidup sebagai menantu dirumah Joonyoung,  tapi dia hidup sebagai pembantu. apa kau tahu itu? " jelas Taejoon. "darimana kau tahu itu? Dan bagaimana bisa aku mempercayaimu? Kenapa juga peduli dengan kakakku?  Apa kau menyukainya huh? " tanya Hanbyeol dengan tegas. "geurae,  aku menyukai kakakmu. Wae? "jawab Taejoon. "hhh,  hhhh" mendengar jawaban Taejoon,  Hanbyeol pun tertawa terbahak - bahak. "apanya yang lucu?  Kenapa kau mentertawakanku? "tanya Taejoon. "kau bercanda ya?  Dilihat dari wajahmu,  kau sepertinya lebih muda dari pada kakakku. Yang benar saja jika kau menyukai kakakku? " kata Hanbyeol dan mencoba menghentikan tawanya.
"geurae,  itulah alasan dia menolakku. Karena dia bilang aku terlalu muda untuknya " jawab Taejoon dan menerawang jauh sambil membayangkan betapa sedihnya dia dulu saat ditolak oleh Yumi.
"bwahahaha?"Hanbyeol yang tadi sudah berhasil menghentikan tawanya,  kini kembali tertawa terbahak - bahak bahkan sampai membuat Taejoon kesal. "kau ditolak kakakku? Hahaha,  kau memang pantas ditolak,  karena kau sangat menyebalkan. Haha! "tawa Hanbyeol pun semakin lepas. "kakakku memang pintar tidak memilih laki - laki menyebalkan sepertimu ini. " kata Hanbyeol dengan tajam.
"lalu apakah Joonyoung sudah pantas untuk Yumi menurutmu?  Dia bahkan tidak bisa membuat Yumi tertawa,  dia hanya bisa membuat Yumi menangis dalam diam" balas Taejoon membuat Hanbyeol menghentikan tawanya seketika. "apa katamu? "tanya Hanbyeol.
"Yumi,  selama ini dia selalu diperlakukan seperti pembantu oleh ibu Joonyoung, Yumi tidak keberatan dengan hal itu. Tapi Joonyoung bahkan tidak berbuat sesuatu untuk Yumi,  ia membiarkan Yumi diperlakukan seperti pembantu oleh ibunya. Dia bahkan sudah tidak pernah lagi mengantar dan menjemput Yumi. Dan aku bahkan tadi melihat ia berpelukan dengan mantan kekasihnya,  Yumi tahu hal itu juga." jelas Taejoon.
"apa yang kau katakan itu sungguh - sungguh? " tanya Hanbyeol. "itu benar anak bandel"jawab Taejoon seraya menonyol - nonyol dahi Hanbyeol. Hanbyeol yang kesal pun segera mengambil tangan Taejoon dan menggigitnya. "ahh hei apa yang kau lakukan?  Kenapa kau menggigit tanganku? " kesal Taejoon. "dasar kau ini"tambahnya. "aku tidak suka ada orang yang menonyol-nonyol dahiku. Apa kau tahu itu? "balas Hanbyeol dan menonyol dahi Taejoon.
"hei kau sudah menggigit jariku itu sudah impas kan,  kenapa kau juga menonyol dahiku? " teriak Taejoon namun tidak digubris oleh Hanbyeol. Ia malah pergi begitu saja tanpa menghiraukan Taejoon.
"hei kau mau kemana?  Sudah kubilang aku akan mengantarmu kan? " teriak Taejoon namun Hanbyeol benar - benar tidak menghiraukannya. Ia berlari begitu kencang dan airmatanya sudah mengalir.  "kakak,  maafkan aku kak. Aku mohon maafkan aku. " batin Hanbyeol dan berlari begitu cepat untuk sampai dirumah Joonyoung.
Sedangkan Joonyoung,  setelah bertemu dengan mantan kekasih yang berhasil membuka hati Joonyoung lagi mengenai perasaannya pada Yumi, ia begitu senang tapi juga menyesal karena selama ini sudah menyia - nyiakan Yumi. Dan sekarang ia ingin menebus kesalahan,  ia tidak ingin semakin menyesal di kemudian hari dan kehilangan Yumi. Jadi ia bergegas pulang untuk meminta maaf pada Yumi.
Namun langkahnya berhenti saat ia melihat Hanbyeol,  adik Yumi tengah memaki - maki ibunya. Dan Yumi yang tengah istirahat di kamar karena merasa lelah,  mendengar keributan di luar membuatnya bangun dan keluar untuk melihat apa yang terjadi.
Hanbyeol terkejut melihat wajah kakaknya yang pucat. "lihatlah bu,  apa yang mereka lakukan pada kakak?  Mereka bahkan tidak peduli pada kakak, lihat wajah kakak yang pucat itu? "kata Hanbyeol pada ibunya. Dan ibu maupun ayahnya terkejut,  termasuk Joonyoung dan kedua orangtuanya.
Ibu Yumi pun menghampiri Yumi dan menariknya untuk kembali pulang ke rumah. Sedangkan Hanbyeol manghampiri Joonyoung yang tengah berdiri beberapa langkah di belakang orangtuanya. "hei kau! Bukankah tugasmu sebagai seorang suami harus menjaga istrimu dengan baik eoh? Kenapa kau malah menelantarkannya? Kau tidak peduli ya dengan istrimu? Lalu untuk apa kau menikahinya? Hanya untuk memamerkannya pada orang lain kalau kau bisa mendapatkan istri seorang dokter ya? "marah Hanbyeol. "Hanbyeol -aa apa yang kau lakukan?  Kau tidak boleh bicara kasar seperti itu pada kakak iparmu. "kata Yumi. "biarkan saja dia,  dia memang benar. "sahut ayah Yumi yang membuat Yumi heran dan menatap ayahnya. "maafkan ayah Yumi - aa,  ayah tidak tahu kalau kau selama ini menderita. " sesal ayahnya. "ayah.... "lirih Yumi. "Hanbyeol sudah menceritakan semuanya, jadi kembalilah pulang nak. Emm? Disana kau sudah tidak dihargai lagi. "kali ini ibubya angkat bicara. "tidak bisa bu,  sekarang rumah Joonyoung adalah rumahku juga. Aku tidak bisa meningalkannya begitu saja"jawab Yumi.
"kakak tidak bisa tinggal dirumah itu lagi,  ayah bawa pulang kakak. Biar aku yang menyelesaikan ini. "kata Hanbyeol. Dan orangtuanya pun membawa paksa Yumi pulang walaupun Yumi berontak berulangkali. Namun mereka berhasil membawa Yumi pulang.
"kau dengar itu sendiri kan! Kakakku masih sempat membela kalian walaupun kalian tidak memperlakukannya dengan baik. Apa kalian tidak merasa bersalah?  Jika kalian manusia,  kalian pasti merasa menyesal dan bersalah. Tapi kurasa kalian bukan manusia, hati kalian sudah beku seperti es sehingga kalian tidak bisa melihat pengorbanan kakakku. Dan ini adalah peringatan dariku! Jika kalian belum menyadari kesalahan kalian,  jangan harap kalian bisa menemui kakakku. Camkan itu baik-baik! " kata Hanbyeol dengan tajam pada keluarga jung Joonyoung. Setelah itu ia pun segera menyusul orangtuanya masuk ke dalam rumah. Sedangkan ibu Joonyoung nampak terkejut dan merasa terpukul dengan kejadian ini. Ia baru menyadari kesalahannya dan ia sudah tidak merawat Yumi dengan baik. "sudah sayang,  mari kita pikirkan baik-baik masalah ini di dalam. "ajak sang suami. "apa yang perluu dibicarakan lagi ayah,  bu! Apa?  Tidak ada,  kalian semua sudah membuatnya pergi. Kalian semua sudah membuatnya menderita. "teriak Joonyoung karwna kesal pada dirinya sendiri,  taoi ia malah menyalahkan orangtuanya. Ibu Joonyoung menangis melihat anaknya seperti itu. Ibunya semakin menderita dan sakit ketika melihat Joonyoung,  anak satu - satunya menangis tersedu - sedu dan terduduk di jalanan.
Sedangkan Yumi,  ia dikunci di kamar karena orangtua nya takut jika Yumi tidak dikunci, ia akan berlari ke rumah Joonyoung lagi. Yumi pun hanya bisa menangis di kamarnya.
@@@
Keesokan harinya, Hanbyeol menelfon Taejoon melalui ponsel kakaknya dan menyuruhnya untuk menjemput kakaknya. Tidak lama kemudian, Taejoon datang dan memencet klakson mobilnya. "kakak,  cepat! Dia sudah datang! "panggil Hanbyeol dari luar kamar Yumi. Yumi pun keluar, "siapa memangnya? "tanya Yumi heran. "choi Taejoon! "jawab Hanbyeol dengan entengnya. "mwo?  Kau menghubunginya? Wae? "tanya Yumi kesal. "jika aku tidak menghubunginya,  kakak pasti akan bertemu dengan Joonyoung lagi. Atau bahkan dia akan mengantarmu. "jelas Hanbyeol. "dan aku tidak suka itu. "tambah Hanbyeol. "aku juga tidak suka caramu yang seperti ini Hanbyeol! "balas kakaknya. "sudahlah kak,  cepat. Dia sudah menunggumu lama. "Hanbyeol pun mendorong punggung kakaknya untuk segera keluar rumah. Dan ia memaksa Yumi untuk segera masuk ke dalam mobil Taejoon. Di sebelah rumah Yumi,  Joonyoung nampak lemah sekali saat baru keluar dari rumah. Dan ia melihat Yumi sudah di dalam mobil Taejoon. Hal itu semakin membuatnya lemah.
Yumi melihat Joonyoung yang seperti itu jadi merasa bersalah. Namun ia tidak bisa menghampiri Joonyoung, karena jika orangtuanya tahu hal itu. Maka iaa pasti akan dikurung lagi. Taejoon pun menyalakan mobilnya dan segera melajukannya.
Setelah kepergian sang kakak,  Hanbyeol yang melihat Joonyoung sedikit merasa kasihan sebenarnya. Tapi jika ia mengingat bagaimana kakaknya diperlakukan oleh orangtuanya, ia jadi kesal lagi. "jika saja kau bisa menjaga kakaku, aku tidak akan sebenci ini padamu, kak Joonyoung."batin Hanbyeol sebelum ia masuk ke dalam rumah. Sedangkan Joonyoung berangkat bekerja dengan berat hati.
@@@
Siang harinya,  Taejoon menghampiri Yumi dan membawakannya makan siang. Ia masuk ke ruangan Yumi tanpa mengetuk pintu, dan saat akan memanggil Yumi ia mengurungkan niatnya karena melihat Yumi yang tengah melamun menghadap ke jendela.
Taejoon merasa iba melihatnya, ia tidak ingin mengganggu Yumi dan ia juga ingin menjernihkan pikirannya tentang Yumi. Apa yang akan ia perbuat untuk Yumi. Taejoon pun meletakkan makanan itu di meja dan segera meninggalkan ruangan Yumi.

@@@@
Setelah Yumi merasa baikan,  ia membalikkan tubuhnya dan melihat makanan di mejanya. Ia tersenyum dan segera menghampirinya, ia tahu kalau itu pasti dari Taejoon.
Tok tok
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu dan Yumi segera menyuruhnya masuk. "permisi dokter,  apa dokter Taejoon tidak ada disini? "tanya seorang ob dengan membawa senampan yang isinya secangkir kopi. "dia tidak disini, ada apa? "tanya balik Yumi. "aneh sekali, tadi dia bilang minta dibuatkan kopi dan menyuruhku untuk mengantarkannya kesini. " heran ob itu. Yumi tersenyum mendengarnya. "baiklah, kau taruh saja kopi itu disini. Nanti biar aku beritahu dia kalau kopinya sudah datang. "kata Yumi. "baiklah dokter."ob itu meletakkan kopi itu di meja Yumi, Yumi nampak menatap lama kopi itu hingga akhirnya ia meminta kopi satu cangkir lagi pada ob itu. Dan ob itupun mengiyakan sebelum sia pergi.
Yumi pun segera menyeruput kopi itu. Dan sedikit melamun lagi. Sedangkan Taejoon yang berjalan di koridor melihat ob yang disuruhnya untuk membuat kopi segera menghampirinya. "apa ini kopiku? "tanya Taejoon. "bukan dokter, ini milik dokter Yumi. Punya anda sudah saya antarkan ke ruangan dokter Yumi. "jelas ob itu. "apa kau bilang? "kaget Taejoon. "kenapa kau memberinya kopi huh?  Apa dia sudah meminumnya? "tanya Taejoon. "aku tidak tahu dokter"jawabnya. Taejoon pun segera berlari dengan kencang menuju ruangan Yumi.
"dasar bodoh!  Apa yang kau lakukan huh?  Kau ingin mati ya? "kata Taejoon seraya berlari. Sesampainya dinruangan Yumi Taejoon segera membuka pintunya dengan cepat. Dan ia sangat terkejut melihat Yumi sudah tidak sadarkan diri di mejanya. "Yumi - aa,  jung Yumi! Bangun Yumi, jung Yumi! "teriak Taejoon kepanikan.
@@@
Taejoon kini menunggu Yumi yang tengah ditangani oleh dokter seniornya. Taejoon mondar - mandir di luar ruangan. Dan ia teringat keluarga yumu,  ia pun pergi ke ruangan Yumi dan mencari ponselnya. Setelah menemukannya, Taejoon melihat daftar panggilan Yumi dan ia melihat ada banyak panggilan dari Joonyoung yang tidak diangkat oleh Yumi. Taejoon ragu, apakah ia harus menelfon Joonyoung?
Sebelum menekan tombol panggil, Hanbyeol adik Yumi sudah lebih menelfon ke ponsel kakaknya. Dan Taejoon segera mengangkatnya. "kakak, kau dimana? Aku sudah ada di depan rumah sakit tempatmy bekerja, aku membawakan makan siang untukmu. "kata Hanbyeol. "hei kalau bicara pelan-pelan. Jangan cepat seperti itu "balas Taejoon yang membuat Hanbyeol heran, "bukankah ini ponsel kakak, kenapa suara namja yang mengangkatnya. "lirih Hanbyeol dan sedikit menjauhkan ponselnya agar tidak didengar oleh orang yang mengangkat ponsel kakaknya itu, ia tidak tahu kalau yang mengangkatnya Taejoon.
"cepat beritahu orangtuamu kalau kakakmu pingsan dan sekarang belum sadarkan diri."perintah Taejoon. "apa kau bilang? Kakakku pingsan? Kenapa?  Bagaimana bisa?  Sekarang dia dimana? Aku akan segera kesana! "kata Hanbyeol panjang lebar. "hei kau ini! Sudah kubilang kalau bicara itu pelan - pelan! "balas Taejoon. "kau siapa sih?  Kenapa kau mengangkat ponsel kakakku? "tanya habyeol. "panggil orangtua mu dulu kemari, setelah itu kau akan tahu. Nanti hubungi aku jika orangtua mu sudah datang. " kata Taejoon lalu menutup ponselnya.
"halo halo, hei! " kesal Hanbyeol. "orang ini, benar - benar membuatku kesal. Tapi sepertinya aku mengenal suaranya. "heran Hanbyeol.
Ting
'sudah menghubungi orangtuamu belum? ' pesan dari Taejoon melalui ponsel Yumi. "ah iya" Hanbyeol yang teringat pun segera menghubungi ayahnya,  namun tidak bisa. "aduh, ayah kemana sih?  Kenapa tidak ada yang mengangkat. " kini Hanbyeol pun ganti menelfon ibunya namun juga sama, tidak diangkat. "aduh mereka ini kemana?  Kalau begini mereka tidak akan tahu keadaan kakak. Sebaiknya aku pulang lagi dan memanggil mereka langsung. "Hanbyeol pun memutuskan untuk kembali pulang.
@@@@
Dirumah jung Yumi
Terlihat Joonyoung sedang berlutut di depan ayah Yumi. "aku mohon paman,  beri aku kesempatan sekali lagi. Aku janji akan menjaga Yumi dengan baik. Aku mohon paman! "Joonyoung memohon kepada ayah Yumi. "apa jaminan yang bisa kau berikan padaku jika aku memberimu kesempatan huh? " kata ayah Yumi. "aku akan pergi dari rumah jika itu paman mau. Aku bisa tinggal disini atau aku akan mencari rumah baru untuk Yumi,  agar ibuku tidak bisa lagi menyuruh-nyuruhnya seperti dulu." jelas Joonyoung. "pamaan aku mohon, beri aku kesempatan. Aku benar - benar tidak bisa hidup tanpa Yumi paman. Aku benar - benar menyesal paman sudah membuat Yumi sedih. " tambahnya.
Ayah Yumi juga memikirkan bagaimana perasaan Yumi yang begitu mencintai Joonyoung. Jika Yumi disini,  pasti ia akan memohon juga padanya. Saat sedang berpikir, ayah Yumi menengadahkan kepalanya dan melihat Hanbyeol sudah ada di ambang pintu. "Hanbyeol - aa,  kenapa kau cepat sekali?"tanya ibunya. Hanbyeol tersadar dari lamunannya. "kakak pingsan ayah, ibu. Ayo kita pergi kesana! "kata Hanbyeol dengan panik. "apa kau bilang? "kaget sang ayah,  Joonyoung yang mendengarnya juga terkejut. "ayo kita segera kesana! "ibu Yumi segera menggandeng Hanbyeol dan pergi ke rumah sakit. Sedangkan Joonyoung yang sudah berdiri hendak pergi juga namun ditahan oleh ayah Yumi.
"aku akan memberimu kesempatan, asalkan kau benar - benar menepati janjimu tadi."kata ayah Yumi. "benarkah itu paman?  Iya, aku janji. Aku akan membahagiakan Yumi." kata Joonyoung dengan senang. "hei, panggil aku ayah. Aku ini ayahmu juga, kenapa kau memanggilku paman dari tadi huh! " kata ayah Yumi. Dan hal itu membuat Joonyoung terharu, iapun segera memeluk ayah Yumi. "terima kasih,  sungguh terima kasih.  Ayah. "ujar Joonyoung. ayah Yumi membalas pelukan Joonyoung."sudah sekarang ayo kita pergi, Yumi akan sangat membutuhkanmu disana. " kata ayah Yumi. Dan mereka pun menyusul Hanbyeol dan ibunya yang sudah lebih dulu pergi.
@@@
Sekarang semua nya sudah ada di ruangan dimana Yumi dirawat. Dan mereka semua menatap Yumi yang masih belum sadarkan diri. "Yumi - aa,  anakku. Apa yabg terjadi padamu nak?  Bagaimana kau bisa pingsan huh? "ibu Yumi menangis dan menggenggam tangan Yumi. Joonyoung perlahan mendekati Yumi.
"sepertinya maag nya kambuh bi, tadi Yumi minum kopi. Apa dia dirumah makan dengan teratur? "tanya Taejoon. "semalam dia tidak makan,  tadi pagi juga. Makanya aku membawakan makan siang untuknya."jelas Hanbyeol. "apa kalian selama ini tidak tahu kalau Yumi punya maag akut. Dan dia tidak bisa minum kopi, walau hanya sedikit." tambah Taejoon. "dia tidak pernah menceritakannya pada kami kalau dia punya maag."kata ayah Yumi. "Yumi - aa,  kenapa kau tidak pernah mengatakannya padaku huh,  seharusnya kau bilang agar aku bisa tahu dan menjagamu."kata Joonyoung yang sudah berlutut di samping Yumi.
"maafkan kami juga,  seharusnya kami bisa menjaga Yumi dengan baik."sesal orangtua Joonyoung yang juga berada disana.
"sudah lupakan semuanya. Sekarang yang terpenting adalah keadaan Yumi. " kata ayah Yumi. "hei apa kau yang membawanya kesini? "bisik Taejoon pada Hanbyeol seraya menunjuk Joonyoung dengan dagunya. "bukan,  saat aku pulang tadi dia sudah ada dirumahku. Jadi dia ikut kemari. Tapi jika dia tidak dirumahku pun,  aku akan memanggilnya kemari. " balas Hanbyeol juga dengan berbisik.
"anak pintar"puji Taejoon seraya mengelus-elus rambut Hanbyeol. Hanbyeol tersenyum miring dan menatap Taejoon yang tengah tersenyum padanya. Detik berikutnya, Hanbyeol segera meninju pipi Taejoon dan membuat terkejut. "hei kenapa kau memukulku? " tanya Taejoon dengan keras dan memegangi pipinya. "sudah kubilang aku tidak suka ada yang menyentuh kepalaku. Apa kau lupa ya? " balas Hanbyeol. "tapi aku kan hanya mengelus rambutmu, aku tidak menonyolnya seperti waktu itu. "jelas Taejoon. "tapi tetap saja aku tidak suka bodoh! " ujar Hanbyeol. "apa kau bilang?  Aku bodoh? Hei... "
"jika kalian ingin bertengkar diluar saja! "lerai ayah Yumi dan membuat Hanbyeol dan Taejoon diam dan meminta maaf. "kurasa tidak akan ada lelaki yang mau dengan gadis dingin ini. "kata Taejoon dengan lirih. "aku mendengarmu tahu,  asal kau tahu saja ya. Aku ini sudah mempunyai namjachingu. Dan aku ini sangat setia orangnya, aku bahkan tidak pernah jalan dengan lelaki lain selain ayahku dan juga dia. Jadi kau harus jaga jarak denganku mulai saat ini. Karena aku tidak mau namjachingu salah paham. Apa kau paham! "balas Hanbyeol. Taejoon yang hendak membalas lagi,  namun melihat ayah Yumi yang menatap tajam mengurungkan niatnya.
Tidak lama kemudian,  Yumi pun mulai membuka matanya dan ia terkejut karena semua orang menatapnya. Tangannya juga diinfus.
"Yumi - aa,  kau sudah sadar?  Apa kau baik - baik saja? " tanya Joonyoung. "kenapa kalian berada disini? " tanya Yumi dengan heran.  "Yumi - aa,  apa tadi kau meminum kopiku? Kau lupa ya kalau kau tidak boleh meminum kopi, huh? "kata Taejoon sedikit tajam. Dan Hanbyeol pun segera memukul kepala Taejoon dari belakang. "hei kau!  Kakakku baru sadar dan kau sudah menceramahinya! Nanti saja ceramahnya! "kata Hanbyeol dan membuat Taejoon benar - benar kesal. Ia pun segera pergi sebelum ia benar - benar marah pada Hanbyeol.
"astaga,  temperamentalnya benar - benar buruk. " celetuk Hanbyeol.  Dan kini orangtua Joonyoung mendekati Yumi dan meminta maaf atas perlakukan mereka selama ini pada Yumi. Mereka sadar kalau selama ini mereka sudah membuat Yumi menderita, terutama ibu Joonyoung.
"sudahlah bu,  jangan seperti itu. Aku benar - benar tidak apa. Lagipula aku kan menantu ibu, jadi sudah sewajarnya aku menuruti perintah ibu. " kata Yumi. "tapi perintah ibu sudah keterlaluan Yumi" kata ibu Joonyoung. "aku juga minta maaf Yumi - aa,  aku bahkan tidak tahu kalau kau punya penyakit maag akut." kata Joonyoung. Yumi menoleh dan menatap Joonyoung. "maafkan aku Yumi - aa,  aku hanya bisa menyusahkanmj saja selama ini. Aku tidak bisa menjagamu. Aku benar - benar menyesal,  jadi aku mohon maafkan aku. Dan kembalilah padaku,  hemm? "pinta Joonyoung dengan tulus. Yumi melihat ketulusan dari mata Joonyoung. Iapun menggenggam tangan Joonyoung. "aku bahagia asal kau berada disisiku. Itu sudah cukup. " kata Yumi,  Joonyoung senang mendengarnya dan ia juga masih merasa bersalah. Iapun segera memeluk Yumi dengan erat,  seolah ia tidak ingin melepasnya.
Semua nya pun senang bisa melihat Joonyoung dan Yumi kembali bersama. Dan kini Hanbyeol nampak mencari seseorang, "kenapa dia belum sampai, seharusnya dia kan sudah sampai! "heran Hanbyeol. "kak Joonyoung,  mulai sekarang jaga kakakku baik - baik kalau kau tidak ingin kehilangan dia lagi. Aku akan pergi mencari Jinyoung dulu."kata Hanbyeol lalu pergi. "siapa Jinyoung? "tanya Joonyoung. "dia namjachingu Hanbyeol. "jawab Yumi.  "ahh begitu. "
@@@
Taejoon kini duduk di bangku taman dan terus memegangi pipinya yang tadi dipukul Hanbyeol. "ini"tiba - tiba ada orang yang menyodorinya telur rebus. "terima kasih"Taejoon pun menerima nya dan mulai mengelus - eluskan telur rebus itu di pipinya. "aku minta maaf atas sikap yeojachinguku tadi ya. " kata orang itu membuat Taejoon sedikit bingung. "ah sebenarnya aku tadi melihatnya, saat akan masuk ruangan kak Yumi. Dia memang begitu, sedikit kasar tapi sebenarnya dia baik dan berhati lembut " jelas orang itu lagi. Akhirnya Taejoon menyadari sesuatu. "ah,  jadi kau namjachingu Hanbyeol ya? "kata Taejoon membuat orang itu tersenyum.
"tidak apa,  aku bisa memahaminya." tambahnya. "aku Jinyoung, jung Jinyoung! " oeang tadi memperkenalkan dirinya sendiri seraya mengulurkan tangannya. "aku choi Taejoon"Taejoon menjabat tangan Jinyoung. "astaga kenapa Yumi dan Hanbyeol menyukai lelaki dengan marga yang sama sih. Apa ini tradisi mereka."celetuk Taejoon dan kedua nya pun tertawa bersama.
Tidak jauh dari sana, Hanbyeol tengah melipat tangannya dan menatap tajam kearah Taejoon. Hanbyeol pun segera mendatangi mereka dan menarik tangan Jinyoung bangkit. "eoh Hanbyeol-aa! "kata Jinyoung yang sedikit terkejut karena tiba - tiba Hanbyeol menariknya.
"hei tuan bodoh!  Apa yang kau bicarakan dengan namjachingu ku huh?" tanya Hanbyeol. "memangnya aku bicara apa?  Aku tidak bicara apa-apa, dia sendiri yang mendatangiku tadi. "jelas Taejoon tidak terima. "benarkah itu? " tanya Hanbyeol pada Jinyoung. "itu benar, aku menghampirinya dan memberikannya telur rebus. "jelas Jinyoung. "lain kali, tidak usah seperti itu. Jauhi pria ini,  apa kau mengerti! " kata Jinyoung. "ya ampun,  bagaimana kau bisa tahan dengan perempuan seperti ini huh? " celetuk Taejoon dan berhasil mendapat tendangan dari Hanbyeol. "hei! " kesal Taejoon.
"Hanbyeol - aa,  jangan seperti itu. Kau itu seorang perempuan,  tidak baik bertingkah seperti itu. Kau mengerti! "nasihat Jinyoung. "aku mengerti,  tapi dengan lelaki ini pengecualian. "ujar Hanbyeol dan menatap tajam Taejoon. "Jinyoung - aa,  hubungi aku jika kau sudah putus dengannya ya. Aku akan mencarikanmu perempuan yang lebih baik darinya. " kata Taejoon dan tersenyum miring pada Hanbyeol. "apa kau bilang? Hei! "Hanbyeol yang siap memukul Taejoon lagi dicegah oleh Jinyoung. Dan Jinyoung segera menyeretnya(?) pergi. "awas kau ya!  Urusan kita belum selesai! "teriak Hanbyeol."geurae, aku menunggumu"balas Taejoon.
@@@
Malam harinya,  semua orang sudah pulang dan kini hanya Joonyoung saja yang menjaga Yumi. Ia tidak ingin meninggalkan Yumi dan menyesal lagi. Jadi ia akan menjaga Yumi disini sampai Yumi sembuh. Sekarang ia menatap Yumi yang sudah tertidur pulas.
Joonyoung memflashback kembali kenangannya bersama Yumi, atau lebih tepatnya saat ia menjahili Yumi.
Flashback on
Ketika SD,  Joonyoung diam-diam memperhatikan Yumi tanpa sepengetahuan Yumi. Namun ketika Yumi tanpa sengaja melihatnya, Joonyoung yang gelapan dan kebetulan ia membawa makanan,  ia pun pura - pura membuang sampah dan tanpa sengaja mengenai baju Yumi. Tanpa meminta maaf pun joonyoubg berlalu begitu saja. Dan Yumi berpikir, Joonyoung pasti sengaja melakukannya. Ia pasti membenci Yumi. Pikir Yumi.
@@@
Saat SMP, SMA dan Kuliah
Joonyoung dan Yumi tidak satu sekolah. Jadi mereka tidak bisa sering bertemu, hal itu membuat Joonyoung sedikit kecewa. Akhirnya ia lebih memilih untuk menunggu Yumi di depan rumahnya sendiri.
Setiap pagi Joonyoung selalu bersembunyi di belakang pagarnya dan menunggu Yumi hingga ia keluar. Ketika Yumi sudah keluar,  ia juga keluar dan berpura - pura seolah ia juga akan berangkat sekolah. Padahal dari pagi ia sudah menunggunya,  begitupun dengan pulang sekolah. Ia senantiasa menunggu Yumi di ujung perumahan. Ia juga mengikuti Yumi ketika Yumi mengerjakan tugas dengan Taejoon.
Dan sebenarnya Joonyoung ingin menyatakan perasaannya ketika lulus SMA. Waktu itu ia mengajak Yumi bermain sepak bola. Sebenarnya bukan mengajak sih,  karena yang bermain hanya Joonyoung sendiri sedangkan Yumi berdiri dipinggir lapangan. Joonyoung pura-pura tidak bisa bermain dengan sengaja memelesetkan bolanya agar tidak masuk gawang. Dan hal itu ditertawakan oleh Yumi, Joonyoung senang bisa melihat yumu tertawa seperti itu. Dan kali ini ia tersenyum dalam hati, lihat saja Yumi -aa. Batin Joonyoung.
Dan kini ia menendang bolanya dan berhasil masuk gawang. Yumi terlihat senang dan melompat - lompat. "hei,  kenapa kau masih disana?  Cepat ambilkan bolanya! "perintah Joonyoung dan membuat kesenangan Yumi hilang. "huh, jadi dia mengajakku kesinj hanya untuk jadi pesuruhnya saja ya. " kesal Yumi. "ayo cepat ambilkan! "perintah Joonyoung lagi,  dalam hatinya ia tersenyum ketika melihat Yumi menemukan kotak hadiah di dekat gawang.
Yumi pun dengan kesal berjalan ke arah gawang untuk mengambil bola. Namun baru beberapa langkah ia mendapat telfon dari seseorang dan segera pergi. "Joonyoung - aa maafkan aku. Aku harus pergi sekarang. Ada kejadian yang mendesak.bye!" setelah itu Yumi pergi meninggalkan Joonyoung yang terdiam ditempatnya.
Joonyoung pun berjalan ke arah gawang dan duduk di depan kotak itu. "padahal sudah dekat,  dan kau pergi begitu saja tanpa melihat isi hatiku. " ujar Joonyoung yang sangat kecewa. Karena sejak kejadian itu,  Joonyoung mengubur dalam - dalam perasaannya pada Yumi. Dan karena terlalu sulit, setelah lulus kuliah Joonyoung memutuskan untuk pergi ke jepang berharap perasaannya pada Yumi bisa menghilang. namun tetap tidak bisa,  meskipun ia sudah berlari menjauh dari Yumi, perasaannya tetap sama. Ia tidak bisa membohongi perasaannya sendiri, kalau ia sangat mencintai Yumi.
@@@@
Flashback off
@@@
Yumi terbangun di tengah malam dan mendapati joonyoun tertidur dalam posisi duduk dan menggenggam tangannya erat, seolah tidak ingin melepasnya. Yumi pun tersenyum. "kau tahu Joonyoung - aa. Aku juga tidak ingin melepaskan tangan ini. Mulai sekarang aku akan selalu menggenggamnya erat juga. " kata Yumi.
End??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar